Sholat mrpkn sarana komunikasi seorg hamba kpd Allah. Mampukah berkomunikasi dg baik kpd Allah tnp mengerti makna bacaan yg diucapkan? Bukankah mengerti dn memahami bacaan sholat sangat mempengaruhi kekhusyu'an sholat se2org. Sebuah syair mengatakan:
فَكَمْ مِنْ مُصَلَّ مَالَهُ مِنْ صَلاَتِهِ
Fakam min mushallin maa lahu min sholaatihi | Bnyk sekali org yg sholat namun tak ada baginya dr sholatnya.
سِوَى رُؤْيَةِ الْمِحْرَابِ وَالْخَفْضِ والرَفْعِ
Siwa ru'yatil mihraabi wal khofdlzi war rof'i | Kecuali hny meliht mihrab, turun dn bangkit.
تَرَاهُ عَلَى سُطْحِ الحَصِيْرَةِ قَائِمًا
Taraahu 'alaa suthhil hashiirati qaaiman | Engkau melht dia berada diatas tikar dlm keadaan berdiri (sholat).
وَهِمَّتُهُ فِى السُّوْقِ فِى الاَخْذِ وَالدَّفْع
Wahimmatuhu fis suuqi fil akhdzi wad daf'i | Namun hatinya tertuju pd perniagaan dipasar.
Dlm Surat An-Nisaa' ayat: 43 Allah berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَقْرَبُواْ الصَّلاَةَ وَأَنتُمْ سُكَارَى حَتَّىَ تَعْلَمُواْ مَا تَقُولُونَ﴾
[سورة النساء : 4/ 43]
Wahai org2 yg beriman, janganlah kalian mendekat (mengerjakan) sholat sedang kalian dlm keadaan mabuk, sehingga kalian mengetahui (menyadari) apa2 yg kalian katakan ... Al-Ayah.
[QS. An-Nisaa 4/43]
Ayat diatas menunjukkan larangan mengerjakan shalat dlm keadaan mabuk. Udzur mabuk ini dikarenakan ketidaktahuan (ketidaksadaran) akan apa2 yg diucapkan.
[Lihat Kitab Rawai'ul Bayan li Syaikh Muhammad Aliy Ash-Shobuniy: 1/482]
أَخْبَرَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ النَّوْمَ وَهُوَ يُصَلِّي فَلْيَنَمْ حَتَّى يَذْهَبَ نَوْمُهُ فَإِنَّهُ عَسَى يُرِيدُ أَنْ يَسْتَغْفِرَ فَيَسُبَّ نَفْسَهُ.
{رواه مالك في الموطأ رقم : 182، 258. واحمد في مسنده : 23732، 25091، 25127، 25642.والبخاري : 207. ومسلم : 1315. وأبو داود : 1117. والترمذي : 323. والنسائي في الكبرى : 151، وفي الصغرى : 162. وابن ماجه : 1360. وابن حبان : 26498، 2649. والبيعقي في الكبرى : 4345. والطبرني في الأوسط : 8359. والبغوي في شرح السنن : 929. وابن الخزيمة في صحيحه : 871. وعبد الرزاق في المصنّف : 4090. والدارمي واللفظ له رقم الحديث : 1348}
Telah mengabarkan kepadaku Al Hajjaj bin Minhalin, telah mengabarkan kepadaku Hammad bin Salamata, dari Hisyam bin 'Urwah, , dari bapaknya, dari Sayyidatna Aisyah, Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam beliau telah bersabda :
Apabila mengantuk salah seorang diantara kalian padahal dia (sedang atau akan) sholat, maka hendaklah dia tidur smp hilang kantuknya, krn sesungghnya salah satu diantra kalian apabila mengerjakan sholat sedang dia dalam keadaan mengantuk, dia tidak tahu barangkali dia (kelihatannya) memohon ampun kepada Allah, padahal (krn kantuknya, ketidaksadarannya, yang sebenarnya dengan ucapan-ucapan dalam sholatnya) dia malah sedang memaki dirinya sendiri.
[HR. Malik. Ahmad. Bukhari. Muslim. Abu Dawud. Tirmidzi. Nasa'i. Ibnu majah. Ibnu Hibban. Baihaqiy. Ibnu Huzaimah. Baghowiy. Thobaroniy. Thohawiy. Abdur rozaq. Dan teks hadits milik Darimi No.1348]
Hadits ini menunjukkan larangan mengerjakan shalat dlm keadaan mengantuk. Udzur disini, juga dikarenakan tdk mengerti (tdk menyadari) apa2 yg dia ucapkn dlm sholatnya. Dg kata lain, org yg sholat hrs mengerti arti dn maksud bacaan2 dlm sholatnya. Tdk mengerti dn tdk memahami arti bacaan2 dlm sholatnya mungkn sama artinya dg org yg mengerjakan sholat dlm keadaan mabuk atau mengantuk.
Alhamdulillah.. syukron
BalasHapus