Bismillahirrohmaanirrohiim

Tampilkan postingan dengan label SIRAH BABI DAN ANJING. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SIRAH BABI DAN ANJING. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Maret 2015

وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ | HARAMNYA MEMAKAN BANGKAI, DARAH, BABI, HEWAN YANG TIDAK DISEMBELIH DENGAN NAMA ALLAH, DAN DAGING ANJING


A}» DALIL QUR'AN TENTANG HARAMNYA BANGKAI, DARAH, BABI, DAN BINATANG TERNAK YANG TIDAK DISEMBELIH ATAS NAMA ALLAH
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

قال الله  في كتابه المحكم :  قُل لَّآ أَجِدُ فِى مَآ أُوحِىَ إِلَىَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُۥٓ إِلَّآ أَن يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَّسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنزِيرٍ فَإِنَّهُۥ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ ٱللَّهِ بِهِۦ ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ.
{سورة الانعام :006/ 145}.

Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
{QS: Al-An'am : 006/ 145}

B}» DALIL QUR'AN TENTANG HARAMNYA SEGALA HAL YANG BURUK DAN KOTOR
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Memang dalam Al Qur'an Allah tidak menyebutkan keharaman anjing secara khusus seperti halnya daging babi, dideh (darah yang ditampung dalam wadah kemudian mengental) dan digoreng, orang magelang mengatakan Ati Gulu (mirip hati tapi asal umumnya dari leher yang disembelih), dan binatang ternak yang tidak disembelih dengan nama Allah, akan tetapi Allah mengharamkan anjing dengan kata-kata yang sifatnya umum Al Khobaaits (hal-hal yang buruk). Pada umumnya orang memandang anjing adalah hewan yang buruk perangainya juga buruk kwalitas dagingnya karena banyak mengandung bibit-bibit penyakit yang berbahaya bagi psikologi dan kesehatan tubuh pemakannya. Allah berfirman :

ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ.
{سورة الأعراف : 007/ 157}.

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
{QS: Al-A'raf : 007/ 157}



C}» DALIL HADITS TENTANG HARAMNYA BINATANG BUAS YANG BERTARING
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Dalam riwayat-riwayat hadits shahih dibawah ini jelas-jelas Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama melarang memakan hewan yang bertaring, melarang adanya perdagangan anjing, yang mana secara otomatis andaikata perdagangannyapun dilarang, maka yang diperdagangkan, dan hasil yang didapatkan juga dilarang. Walaupun ada sebagian ulama' yang memperbolehkan adanya perdagangan anjing akan tetapi cuma sebatas untuk berburu dan menjaga, berdasarkan rukhshoh (keringanan) yang diberikan oleh Rasulullah dalam masalah ini.

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَكْلُ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ حَرَامٌ.
{رواه مالك في الموطأ رقم الحديث : 2156}.

Telah menceritakan kepadaku Yahya. Dari Malik. Dari Ibnu Syihab. Dari Abu Idris Al Khaulani. Dari Abu Tsa’labah Al Khusyani bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama telah bersabda: “Memakan setiap binatang buas yang bertaring itu  hukumnya haram.”
{HR. Malik no. 2156}

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ عَنْ عَبِيدَةَ بْنِ سُفْيَانَ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
 : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَكْلُ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ حَرَامٌ.

قَالَ مَالِك وَهُوَ الْأَمْرُ عِنْدَنَا
{رواه مالك في الموطأ رقم الحديث : 2157}.

Telah menceritakan kepadaku. Dari Malik. Dari Isma’il bin Abu Hakim. Dari Abidah bin Sufyan Al Hadlrami. Dari Abu Hurairah bahwa Rasululloh Shalla Allohu ‘alaihi wa sallama telah bersabda: ” Memakan setiap binatang buas yang bertaring itu  hukumnya haram.”

Malik berkata; “Itu adalah pendapat yang kami pegang.”
{HR. Malik no. 2157}

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ.

تَابَعَهُ يُونُسُ وَمَعْمَرٌ وَابْنُ عُيَيْنَةَ وَالْمَاجِشُونُ عَنْ الزُّهْرِيِّ.
{رواه البخاري في  كتاب الذبائح والصيد » باب أكل كل ذي ناب من السباع، رقم الحديث : 5210}.

Telah menceritakan kepada kami Abdulloh bin Yusuf. Telah mengabarkan kepada kami Malik. Dari Ibnu Syihab. Dari Abu Idris Al Khaulani. Dari Abu Tsa’labah radliallohu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama melarang makan daging binatang buas yang bertaring.”

Hadits ini juga dikuatkan oleh riwayat Yunus, Ma’mar, Ibnu ‘Uyainah dan Al Majisyun dari Az Zuhri.
{HR. Bukhariy Fii Kitab Adz Dzabaaih Wa Shaid, Bab Aklu Kulli Dzii Naab Minasy Syibaa' no. 5210}

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَرَّمَ كُلَّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ.

{رواه الترمذي » الأطعمة » باب ما جاء في كراهية كل ذي ناب وذي مخلب، رقم الحديث :  1399، وقالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ وَهُوَ قَوْلُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ}.

Rasulullah mengharamkan setiap binatang buas yg bertaring. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan & menjadi pedoman amal menurut kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi & selain mereka, ini menjadi pendapat Abdullah bin Al Mubarak, Asy Syafi'i, Ahmad & Ishaq. [HR. Tirmidzi No.1399].

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ هِشَامٍ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سِنَانٍ وَإِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَا : حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ قَالَا : حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ عَنْ عَبِيدَةَ بْنِ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : أَكْلُ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ حَرَامٌ.
{رواه ابن ماجه رقم الحديث : }.

Telah memberitakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah. Telah memberitakan kepada kami Mu’awiyah bin Hisyam. -(dalam jalur lain disebutkan)-Telah memberitakan kepada kami Ahmad bin Sinan dan Ishaq bin Manshur keduanya berkata; Telah memberitakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi keduanya berkata; Telah memberitakan kepada kami Malik bin Anas. Dari Isma’il bin Abu Hakim. Dari ‘Abidah bin Sufyan. Dari Abu Hurairah. Dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallama beliau bersabda: “Memakan binatang buas yang bertaring adalah haram.”
{HR. Ibnu Majah}



D}» DALIL TENTANG HARAMNYA BINATANG BUAS YANG BERTARING DAN BURUNG YANG BECAKAR TAJAM.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحَكَمِ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ أَكْلِ كُلِّ ذِي نَابٍ مِنْ السِّبَاعِ وَعَنْ كُلِّ ذِي مِخْلَبٍ مِنْ الطَّيْرِ.
{رواه ابن ماجه رقم الحديث : }.

Telah memberitakan kepada kami Bakr bin Khalaf. Telah memberitakan kepada kami Ibnu Abu ‘Adi. Dari Sa’id. Dari ‘Ali bin Al Hakam. Dari Maimun bin Mihran. Dari Sa’id bin Jubair. Dari Ibnu Abbas dia berkata : “Pada hari penaklukan Khaibar, Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama melarang memakan semua jenis binatang buas yang bertaring dan setiap jenis burung yang mempunyai cakar tajam.”
{HR. Ibnu Majah}.

E}» DALIL TENTANG HARAMNYA UANG HASIL JUAL BELI ANJING, PRAKTEK PERDUKUNAN (MITUWO), DAN MELACUR.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ.
{رواه البخاري في كتاب البيوع » باب ثمن الكلب، رقم الحديث : 2122}.

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdulloh. Telah menceritakan kepada kami Sufyan. Dari Az Zuhri. Dari Abu Bakr bin Abdurrahman. Dari Abu Mas’ud radliallohu ‘anhu, ia berkata; "Nabi shallallohu ‘alaihi wasallama melarang untuk memakan hasil keuntungan dari anjing, dan dukun dan pelacur."
{HR. Bukhariy Fii Kitab Buyu', Bab Tsamanu Kalb, no. 2122}

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَوْنُ بْنُ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ وَآكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَنَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَكَسْبِ الْبَغِيِّ وَلَعَنَ الْمُصَوِّرِينَ.
{رواه البخاري في كتاب البيوع » باب ثمن الكلب، رقم الحديث : 2123}.

Telah menceritakan kepada kami Adam Telah menceritakan kepada kami Su’bah Telah menceritakan kepada kami ‘Aun bin Juhaifah dari bapaknya ia berkata; “Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam telah melaknat Al Wasyimah (wanita yang mentato) dan Al Mustausyimah (wanita yang meminta untuk ditato), orang yang memakan riba, dan orang yang memberi dari hasil riba. Dan beliau juga melarang untuk memakan hasil keuntungan dari anjing, dan pelacur. Kemudian beliau juga melaknat para tukang gambar.”
{HR. Bukhariy Fii Kitab Buyu', Bab Tsamanu Kalb, no. 2123}

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ :  قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ.

و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ عَنْ اللَّيْثِ بْنِ سَعْدٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ كِلَاهُمَا عَنْ الزُّهْرِيِّ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَفِي حَدِيثِ اللَّيْثِ مِنْ رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا مَسْعُودٍ.
{رواه مسلم في  كتاب المساقاة » باب تحريم ثمن الكلب وحلوان الكاهن ومهر البغي والنهي عن بيع السنور، رقم الحديث : 1567}.

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; saya bacakan di hadapan Malik; Dari Ibnu Syihab. Dari Abu Bakar bin Abdurrahman. Dari Abu Mas’ud Al Anshari, bahwasannya Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama melarang menggunakan uang hasil menjual anjing, hasil dari usaha pelacuran dan upah perdukunan.”

Dan telah.
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dan Muhammad bin Rumh. Dari Laits bin Sa’d. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah. Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah keduanya dari Zuhri dengan sanad-sanad ini seperti hadits tersebut. Dan dalam hadits Laits dari riwayatnya Ibnu Rumh, bahwa dia mendengar dari Abu Mas’ud.”
{HR. Muslim Fii Kitab Masaqaat, Bab Tahrimi Tsamani Kalbi Wal Hulwaan...no. 1567}

F)}» DALIL TENTANG BURUKNYA HASIL JUAL BELI ANJING, UPAH JASA PERDUKUNAN, DAN UPAH BEKAM (CANDUK, KOP)
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْقَطَّانُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ قَالَ: سَمِعْتُ السَّائِبَ بْنَ يَزِيدَ يُحَدِّثُ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : شَرُّ الْكَسْبِ مَهْرُ الْبَغِيِّ وَثَمَنُ الْكَلْبِ وَكَسْبُ الْحَجَّامِ.
{رواه مسلم في  كتاب المساقاة » باب تحريم ثمن الكلب وحلوان الكاهن ومهر البغي والنهي عن بيع السنور، رقم الحديث : 1568}.

Dan telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hatim. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id Al Qatthan. Dari Muhammad bin Yusuf dia berkata; saya mendengar As Saib bin Yazid telah menceritakan dari Rafi’ bin Khudaij berkata : “Saya mendengar Nabi shallallohu ‘alaihi wasallama bersabda: “Sejelek-jelek usaha adalah usaha pelacuran, jaul beli anjing dan usaha tukang bekam.”
{HR. Muslim Fii Kitab Masaqaat, Bab Tahrimi Tsamani Kalbi Wal Hulwaan...no. 1568}

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ قَارِظٍ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ حَدَّثَنِي رَافِعُ بْنُ خَدِيجٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :  ثَمَنُ الْكَلْبِ خَبِيثٌ وَمَهْرُ الْبَغِيِّ خَبِيثٌ وَكَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ.

حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ حَدَّثَنَا رَافِعُ بْنُ خَدِيجٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ.
{رواه مسلم في  كتاب المساقاة » باب تحريم ثمن الكلب وحلوان الكاهن ومهر البغي والنهي عن بيع السنور، رقم الحديث : 1569}.

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim. Telah mengabarkan kepada kami Al Walid bin Muslim dari Al Auza’i dari Yahya bin Katsir. Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Qaritz dari As Saib bin Yazid. Telah menceritakan kepadaku Rafi’ bin Khudaij dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama, beliau bersabda: “Hasil usaha jual beli anjing adalah buruk, hasil usaha pelacuran adalah buruk dan hasil usaha bekam juga buruk.”

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim. Telah mengabarkan kepada kami Abdurrazaq. Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar. Dari Yahya bin Abi Katsir dengan sanad-sanad ini, seperti hadits tersebut.” Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim. Telah mengabarkan kepada kami An Nadlr bin Syumail. Telah menceritakan kepada kami Hisyam. Dari Yahya bin Abi Katsir. Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Abdulloh. Dari As Saib bin Yazid. Telah menceritakan kepada kami Rafi’ bin Khadij. Dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama seperti hadits di atas.”
{HR. Muslim Fii Kitab Masaqaat, Bab Tahrimi Tsamani Kalbi Wal Hulwaan...no. 1569}

G}» DALIL TENTANG HARAMNYA UANG HASIL JUAL BELI ANJING DAN KUCING
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

حَدَّثَنِي سَلَمَةُ بْنُ شَبِيبٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَعْيَنَ حَدَّثَنَا مَعْقِلٌ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ قَالَ : سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَالسِّنَّوْرِ؟ قَالَ :   زَجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ.
{رواه مسلم في  كتاب المساقاة » باب تحريم ثمن الكلب وحلوان الكاهن ومهر البغي والنهي عن بيع السنور، رقم الحديث : 1570}.

Telah menceritakan kepadaku Salamah bin Syabib. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin A’yan. Telah menceritakan kepada kami Ma’qil. Dari Abu Az Zubair dia berkata; Saya bertanya kepada Jabir mengenai uang hasil usaha jual beli anjing dan kucing, dia menjawab, “Nabi shallallohu ‘alaihi wasallama melarang perbuatan seperti itu.”
{HR. Muslim Fii Kitab Masaqaat, Bab Tahrimi Tsamani Kalbi Wal Hulwaan...no. 1570}

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَارِظٍ عَنْ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَسْبُ الْحَجَّامِ خَبِيثٌ وَمَهْرُ الْبَغِيِّ خَبِيثٌ وَثَمَنُ الْكَلْبِ خَبِيثٌ.

قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عُمَرَ وَعَلِيٍّ وَابْنِ مَسْعُودٍ وَأَبِي مَسْعُودٍ وَجَابِرٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ عُمَرَ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ.

{رواه الترمذي في  كتاب البيوع عن رسول الله صلى الله عليه وسلم » باب ما جاء في ثمن الكلب، رقم الحديث : 1275.  وقَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ رَافِعٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ كَرِهُوا ثَمَنَ الْكَلْبِ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَقَدْ رَخَّصَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ فِي ثَمَنِ كَلْبِ الصَّيْدِ}.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi’. Telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq. Telah mengabarkan kepada kami Ma’mar. Dari Yahya bin Abu Katsir. Dari Ibrahim bin Abdulloh bin Qarizh. Dari As Sa`ib bin Yazid. Dari Rafi’ bin Khadij bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama telah bersabda: “Upah pembekam adalah kotor dan uang hasil pelacuran adalah kotor serta uang hasil penjualan anjing juga kotor.”

Ia mengatakan; Dalam hal ini ada hadits serupa dari Umar, Ali, Ibnu Mas’ud, Abu Mas’ud, Jabir, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Abdulloh bin Ja’far.

{HR. Tirmidzi Fii Kitab Buyu' 'An Rasulillah shalallaahu 'alaihi wasallama, Bab Maa Jaa'a Fii Tsamani Kalb, no. 1275. Abu Isa berkata; Hadits Rafi’ adalah hadits Hasan Shahih dan hadits menjadi pedoman amal ini menurut kebanyakan ulama; Mereka memakruhkan uang hasil penjualan anjing dan ini adalah pendapat Asy Syafi’i, Ahmad dan Ishaq serta sebagian ulama membolehkan uang hasil penjualan anjing pemburu}.

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ح و حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْمَخْزُومِيُّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ : نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ثَمَنِ الْكَلْبِ وَمَهْرِ الْبَغِيِّ وَحُلْوَانِ الْكَاهِنِ.

{رواه الترمذي في  كتاب البيوع عن رسول الله صلى الله عليه وسلم » باب ما جاء في ثمن الكلب، رقم الحديث : 1276. وهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ}.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah. Telah menceritakan kepada kami Al Laits. Dari Ibnu Syihab, -(hadits ini dialihkan kejalur lain)-. Dan telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abdurrahman Al Makhzumi dan banyak, mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah. Dari Az Zuhri. Dari Abu Bakr bin Abdurrahman. Dari Abu Mas’ud Al Anshari beliau berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama melarang uang hasil penjualan anjing, uang hasil pelacuran dan uang pemanisnya dukun.
{HR. Tirmidzi Fii Kitab Buyu' 'An Rasulillah shalallaahu 'alaihi wasallama, Bab Maa Jaa'a Fii Tsamani Kalb, no. 1276. Hadits ini Hasan Shahih}.

H}» PENDAPAT PARA ULAMA' MENGENAI STATUS DAGING ANJING.
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Dalam Kitab Fiqih pegangan Madzhab Malikiy ada dijelaskan mengenai perbedaan pendapat tentang status daging anjing didalam tubuh madzhab mereka sendiri :

فلا يجوز أكل لحوم الكلاب عند عامة العلماء بمن في ذلك المذهب المالكي على ما صححه محققوه ففي حاشية الدسوقي على الشرح الكبير على مختصر خليل في الفقه المالكي: الَّذِي حَصَّلَهُ الحطاب فِي الْكَلْبِ قَوْلَانِ: الْحُرْمَةُ, وَالْكَرَاهَةُ, وَصَحَّحَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ التَّحْرِيمَ، قَالَ الحطاب: وَلَمْ أَرَ فِي الْمَذْهَبِ مَنْ نَقَلَ إبَاحَةَ أَكْلِ الْكِلَابِ. انتهى بتصرف يسير.
{انظر حاشية الدسوقي 2 / 117 }.

Tidak boleh memakan daging anjing menurut ulama' umum dengan beberapa ulama' dari madzhab malikiy yang mensahkan dan membenarkannya, didalam hasyiyyah (catatan pinggir) Kitab Ad Dasuuqiy 'Alaa Asy Syarhu Al Kabiir 'Alaa Mukhtashar Khalil Fii Al Fiqhi Al Malikiy : Sesuatu yang disimpulkan Imam Al Hithab dalam masalah anjing ada dua pendapat : Haram dan makruh. Imam Ibnu Abdi Al Barr mensahkan akan keharamannya (makan daging anjing). Imam Al Hathaab berkata : Tidak ada satupun pendapat ulama' madzhab, yang memperbolehkan memakan daging anjing.
{Lihat Hasyiyyah Ad Dasuqiy : 2/ 117 dengan ringkas}

Sedangkan dalam Kitab Fiqih pegangan Madzhab Syafi'i dengan jelas disebutkan status keharaman daging anjing, diqiyaskan dengan khobaist atau hal-hal yang bersifat buruk dan kotor yang telah diharamkan dalam Al Qur'an :

و لايؤكل الكلب لانه من الخبائث و كذا الخنزير للاية و فى السنور خلاف. والصحيح التحريم و ان كان وحشيا.
{انظر كتاب كفاية الاخيار : 2/ 235}.

Daging Anjing itu haram hukumnya sebab termasuk khobaits, begitu juga dengan babi (celeng : jawa) berdasarkan dalil ayat Alqur'an. Dan dalam masalah kucing terdapat khilaf (perbedaan pendapat), akan tetapi pendapat yang paling shahih (benar) adalah haram hukumnya, walaupun liar.
{Lihat Kitab Kifayatul Akhyaar : 2/ 235}

ويحرم عليهم الخبائث ~ والكلب من الخبائث ~ والدليل عليه قوله صلى الله عليه وسلم : الكلب خبيث خبيث ثمنه.
{انظر كتاب المهذب: 1/ 246، في باب الاطعمة}.

Dan telah mengharamkan atas kamu sekalian hal-hal yang buruk, dan anjing termasuk hal yang buruk. Dan dalilnya adalah sabda Nabi : Anjing itu buruk, dan buruk hasil dari memperjual belikannya.
{Lihat Kitab Al Muhadzab : 1/ 246, Bab Ath'imah}.

يرى جمهور الفقهاء حرمة أكل لحم كل ذي ناب يفترس به ، سواء أكانت أهلية كالكلب والسنور الأهلي ، أم وحشية كالأسد والذئب .استدلوا لذلك بحديث أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : كل ذي ناب من السباع فأكله حرام. وللمالكية في أكل لحم الكلب قولان : الحرمة ، والكراهة ، وصحح ابن عبد البر التحريم ، قال الحطاب ولم أر في المذهب من نقل إباحة أكل الكلاب .
{انظر كتاب مواهب الجليل : 3 / 236 ، وحاشية الدسوقي :  2 / 117 }.

Jumhur Fuqahaa' berpendapat haram memakan daging semua binatang  bertaring yang memburu, menerkam, mangsanya dengan taringnya tersebut, baik berupa hewan piaraan seperti anjing dan kucing, ataupun hewan liar seperti singa (harimau) dan srigala, mereka berhujjah dengan hadits Abi Hurairah radliyyallaahu 'anhu, bahwasannya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda : "Semua binatang bertaring dari jenis binatang buas, maka memakannya adalah haram."  
Menurut pengikut Madzhab Malikiy dalam masalah memakan daging anjing ada dua pendapat : Haram dan makruh. Imam Ibnu Abdil Bar mensahkan akan keharamannya (hukum memakan daging anjing). Sedangkan Imam Al Hathab berkata : Tidak ada satupun pendapat ulama' madzhab, yang menukil akan diperbolehkannya  memakan daging anjing.
{Lihat Kitab Mawaahibu Al Jaliil : 3/ 236. Dan Hasyiyyah Ad Dasuuqiy : 2/ 117}.

وفي أضواء البيان للشيخ محمد الأمين الشنقيطي: وَمِنْ ذَلِكَ الْكَلْبُ: فَإِنَّ أَكْلَهُ حَرَامٌ عِنْدَ عَامَّةِ الْعُلَمَاءِ، وَعَنْ مَالِكٍ قَوْلٌ ضَعِيفٌ جِدًّا بِالْكَرَاهَةِ.

وَلِتَحْرِيمِهِ أَدِلَّةٌ كَثِيرَةٌ، مِنْهَا: مَا تَقَدَّمَ فِي ذِي النَّابِ مِنَ السِّبَاعِ; لِأَنَّ الْكَلْبَ سَبُعٌ ذُو نَابٍ، وَمِنْهَا: أَنَّهُ لَوْ جَازَ أَكْلُهُ لَجَازَ بَيْعُهُ، وَقَدْ ثَبَتَ النَّهْيُ عَنْ ثَمَنِهِ فِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، مَقْرُونًا بِحُلْوَانِ الْكَاهِنِ، وَمَهْرِ الْبَغِيِّ، وَأَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ مِنْ حَدِيثِ أَبِي جُحَيْفَةَ، وَأَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ مِنْ حَدِيثِ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ - رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - بِلَفْظِ: " ثَمَنُ الْكَلْبِ خَبِيثٌ"، الْحَدِيثَ، وَذَلِكَ نَصٌّ فِي التَّحْرِيمِ لِقَوْلِهِ تَعَالَى: "وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ"{الأعراف:157}.

Dalam Kitab Adlwaa' Al Bayaan karya Imam Muhammad Al Amin Asy Syinqithiy : Dan dari semua itu, masalah anjing, sesungguhnya memakannya menurut ulama' umum (mayoritas) adalah haram hukumnya, dan sebuah pendapat dari Imam Malik yang statusnya sangat lemah.

Dan tentang hukum keharamannya banyak dalil yang menjelaskannya. Diantaranya : Dalil yang telah lampau masalah binatang buas yang bertaring. Karena anjing adalah termasuk binatang buas yang bertaring. Dan sebagian dalil yang lain : Kalau memakannya diperbolehkan, maka boleh juga dijual belikan, dan sudah ditetapkan akan dilarangnya hasil jual beli anjing dalam Kitab Shahih Bukhariy dan Shahih Muslim, dari Abi Mas'ud Al Anshariy : Yang dibarengkan dengan (dilarangnya) uang hasil pemanis (amplopane, mahare : jawa) dukun, dan uang hasil bekerja melacur. Imam Bukhariy meriwayatkan dari Ibnu Juhaifah, sedangkan Imam Muslim meriwayatkan dari Rafi' bin Khadij radliyyallaahu 'anhu dengan lafadz : Uang hasil penjualan anjing adalah buruk...al hadits. Dan semua hal itu terdapat nash keharamannya berdasarkan firman Allah Ta'ala :...dan mengharamkan segala hal yang buruk...(QS. Al A'raaf : 007/ 145).

مسألة نجاسة الكلب ـ قد اختلف فيها أهل العلم، قال شيخ الإسلام رحمه الله: أما الكلب: فللعلماء فيه ثلاثة أقوال معروفة:

أحدها: أنه نجس كله حتى شعره كقول الشافعي وأحمد في إحدى الروايتين عنه.

والثاني: أنه طاهر حتى ريقه كقول مالك في المشهور عنه.

والثالث: أن ريقه نجس وأن شعره طاهر، وهذا مذهب أبي حنيفة المشهور عنه، وهذه هي الرواية المنصورة عند أكثر أصحابه، وهو الرواية الأخرى عن أحمد، وهذا أرجح الأقوال.

فإذا أصاب الثوب أو البدن رطوبة شعره لم ينجس بذلك، وإذا ولغ في الماء أريق. انتهى.

Masalah najisnya anjing disini ulama' berbeda pendapat. Syaikh Al Islam Ibnu Taimiyyah berkata : Adapun masalah anjing menurut ulama' ada tiga pendapat yang diketahui :

Pertama : Hukumnya semuanya najis sampai pada bulu-bulunya, seperti pendapat Imam Syafi'i dan Imam Ahmad dalam salah satu dari dua riwayat darinya.

Kedua : Anjing hukumnya suci hingga air liurnya, seperti pendapat Imam Malik, dalam pendapat yang masyhur darinya.

Ketiga : Pendapat yang masyhur dari Imam Abu Hanifah adalah air liurnya najis, dan bulunya tidak najis. Dan ini merupakan riwayat yang dimenangkan oleh kebanyakkan sahabat-sahabat beliau. Dan riwayat lain dari Imam Ahmad, dan ini merupakan pendapat yang paling unggul.

Maka ketika bulunya yang basah mengenai pakaian atau badan tidak dihukumi najis dengan hal itu. Dan ketika menjilati wadah (perkakas) maka tumpahkanlah.

Syaikh Asy-Syarbini Asy Syafi'i mengatakan :

(وما نجس ) من جامد ولو بعضا من صيد أو غيره ( بملاقاة شيء من كلب ) سواء في ذلك لعابه وبوله وسائر رطوباته وأجزائه الجافة إذا لاقت رطبا ( غسل سبعا إحداهن ) في غير أرض ترابية ( بتراب )

“...Dan apa yang najis – dari sesuatu yang padat walaupun sebagiannya dari buruan atau lainnya – karena besentuhan dengan bagian anjing – sama ada itu air liurnya atau kencingnya dan semua bagiannya yang basah dan anggota tubuhnya yang yang kering jika menyentuh sesuatu yang basah – maka mensucikannya tujuh kali saah satunya dengan tanah. “
{Lihat Kitab Mughniy Al Muhtaj : 1/ 239}.

Walhasil  jika menyentuh anjing salah satu dari tubuh, pakaian atau tempat dalam keadaan basah, maka menjadi najis dan mensucikannnya tujuh kali cucian salah satunya dicampur dengan debu. Secara otomatis jika keduanya tidak basah, maka tidaklah najis.

Imam An-Nawawi Asy Syafi'i dalam kitabnya Al Majmu' Syarh Al Muhadzab berkata :

مذهبنا أن الكلاب كلها نجسة، المُعَلَّم وغيره، الصغير والكبير، وبه قال الأوزاعي وأبو حنيفة وأحمد وإسحاق وأبو ثور وأبو عبيد

“Madzhab kami, mengatakan bahwa anjing seluruh bagiannya adalah najis, sama aja anjing terlatih atau bukan, kecil ataupun besar. Pendapat ini juga dikatakan oleh al-Awza’i, Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal, Ishaq, Abu Tsaur dan Abu Ubaid “.
{Lihat Kitab Al Majmu' Syarh Al Muhadzab karya Imam Nawawiy : 2/ 585}

Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari Asy Syafi'i mengatakan :

والكلب ولو معلما لخبر الصحيحين «إذا ولغ الكلب في إناء أحدكم فليرقه ثم ليغسله سبع مرات» ولخبر مسلم «طهور إناء أحدكم إذا ولغ فيه الكلب أن يغسله سبع مرات أولاهن بالتراب»وجه الدلالة أن الماء لو لم يكن نجسا لما أمر بإراقته لما فيها من إتلاف المال المنهي عن إضاعته وأن الطهارة إما عن حدث أو نجس ولا حدث على الإناء فتعينت طهارة النجس فثبت نجاسة فمه وهو أطيب أجزائه بل هو أطيب الحيوان نكهة لكثرة ما يلهث فبقيتها أولى

“…(najis juga) anjing walaupun terlatih karena ada dua hadits sahih, “ Jika anjing menjilat bejana salah seorang kalian, maka tumpahkanlah dan cuicilah tujuh kali “, dan juga hadits Muslim : ““Sucinya bejana di antara kalian yaitu apabila anjing menjilatnya adalah dengan dicuci tujuh kali dan awalnya dengan tanah.” Sisi pendalilannya adalah sesungguhnya air itu tidak menjadi najis, maka niscaya tidak akan diperintahkan menumpahkannya karena termasuk membuang harta yang terlarang untuk dihilangkan. Dan sesungguhnya bersuci itu adakalanya karena sebab hadats atau najis, sedangkan tidak ada istilah hadats pada bejana, maka menjadi nyata bahwa itu adalah membersihkan dari najis. Maka nyatalah kenajisan mulut anjing tersebut, dan mulut adalah anggota tubuh yang paling bagus bahkan ia paling bagusnya bau mulut hewan karena seringnya menjulurkan lidahnya, maka anggota tubuh lainnya lebih utama (untuk dihukumi najis) “.
{Lihat Kitab Syarh Al Bahjah Al Mardliyyah : 1/ 135}

I}» DALIL HADITS TENTANG TATACARA MENSUCIKAN NAJIS ANJING
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Termasuk mu'jizat Nabi yaitu beliau mengetahui jarooim (mikrobat-mikrobat) penyakit yang tidak kasat mata, oleh karena itu Syaari'u Al Hakim (Rasulullaah) shalallaahu 'alaihi wasallama memerintahkan menumpahkan air yang anjing ikut meminum darinya, dan dicuci sebanyak tujuh kali, cucian yang kedelapan atau salah satu dari tujuh cuciannya disertakan debu.

Tanah mengandung desinfektan (Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya), dan bahwasanya air liur anjing mengandung patogen (bakteri merugikan) yang tidak dapat dibersihkan kecuali dengan mencucinya dengan air dan dengan tanah.

Fakta Ilmiah : Para ilmuwan telah mengungkapkan fakta yang menakjubkan, yaitu adanya zat desinfektan pada tanah. Ketika para ilmuwan mempelajari susunan kandungan tanah, mereka menemukan bahwasanya tanah mengandung bahan (zat) yang jika dicampur dengan bakteri dan kuman, zat tersebut akan membunuh bakteri dan kuman tersebut dengan segera. Dan air liur anjing, membawa (mengandung) patogen bagi manusia, dan ia tidak dapat dimatikan kecuali dengan tanah.

Berikut beberapa riwayat hadits yang menjelaskannya :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا شَرِبَ الْكَلْبُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْسِلْهُ سَبْعًا.
{رواه البخاري رقم الحديث : 167}.

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullaah bin Yusuf. Dari Malik. Dari Abi Az Zinaad. Dari Al A'raaj. Dari Abi Hurairah radliyyallaahu 'anhu, beliau berkata : Sesungguhnya Rasulallaahu  shalallaahu 'alaihi wasallama, telah bersabda :

"Jika anjing menjilat bejana seorang dari kalian, maka hendaklah ia cuci hingga tujuh kali".
{HR. Bukhari No.167}.

و حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَهُورُ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ أَنْ يَغْسِلَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ بِالتُّرَابِ.
{رواه مسلم رقم الحديث : 420}.

Dan telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb. Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ibrahim. Dari Hisyam bin Hassan. Dari Muhammad bin Sirin. Dari Abu Hurairah dia berkata : “Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallama bersabda: “Sucinya bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah.”
{HR. Muslim no. 420}

J}» KERINGANAN (RUKHSHAH) MEMELIHARA ANJING PEMBURU DAN PENJAGA
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

قَالَ:  حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنِ ابْنِ مُغَفَّلٍ :  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ : مَا لَهُمْ وَلَهَا فَرَخَّصَ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ وَفِي كَلْبِ الْغَنَمِ. قَالَ :  وَإِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مِرَارٍ وَالثَّامِنَةَ عَفِّرُوهُ بِالتُّرَابِ.
{رواه أحمد رقم الحديث : 16190}.

Berkata Ahmad : Telah menceritakan kepada kami Yahya. Dari Syu'bah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu At Tayyaah. Dari Mutharrif. Dari Ibni Mughaffal : Sesungguhnya Rasulallaah shalallaahu 'alaihi wasallama menyuruh membunuh anjing, lalu beliau bersabda :

"Apa gunanya anjing bagi mereka?
Lalu beliau memberi keringanan pada anjing untuk berburu & anjing untuk menjaga kambing. Beliau bersabda:

"Jika anjing menjilat pada suatu bejana (wadah, perkakas), maka cucilah tujuh kali & yg ke delapannya gosoklah dengan tanah".
{HR. Ahmad No.16190}.

حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ فَضَالَةَ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم " مَنْ أَمْسَكَ كَلْبًا فَإِنَّهُ يَنْقُصُ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطٌ، إِلاَّ كَلْبَ حَرْثٍ أَوْ مَاشِيَةٍ ". قَالَ ابْنُ سِيرِينَ وَأَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم " إِلاَّ كَلْبَ غَنَمٍ أَوْ حَرْثٍ أَوْ صَيْدٍ ". وَقَالَ أَبُو حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم " كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ مَاشِيَةٍ ".
{رواه البخاري ف  كتاب المزارعة، رقم الحديث : 2322}.

Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadhalah. Telah menceritakan kepada kami Hisyam. Dari Yahya bin Abi Katsir. Dari Abu Salamah. Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallama bersabda: "Siapa yang menyentuh anjing berarti sepanjang hari itu dia telah menghapus amalnya sebanyak satu qirath kecuali menyentuh anjing ladang atau anjing jinak".

Berkata, Ibnu Sirin dan Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallama : "Kecuali anjing untuk mengembalakan kambing atau ladang atau anjing pemburu". Dan berkata, Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallama : "Anjing pemburu atau anjing yang jinak".
{HR. Bukhariy Fii Kitaab Al Muzaara'ah no. 2322}


Cara berburu dengan anjing pemburu, dan hasil buruannya yang boleh dimakan :

حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ قَالَ :  حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ ابْنِ أَبِي السَّفَرِ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : إِذَا أَرْسَلْتَ كَلْبَكَ الْمُعَلَّمَ فَقَتَلَ فَكُلْ وَإِذَا أَكَلَ فَلَا تَأْكُلْ فَإِنَّمَا أَمْسَكَهُ عَلَى نَفْسِهِ قُلْتُ أُرْسِلُ كَلْبِي فَأَجِدُ مَعَهُ كَلْبًا آخَرَ قَالَ  : فلَا تَأْكُلْ فَإِنَّمَا سَمَّيْتَ عَلَى كَلْبِكَ وَلَمْ تُسَمِّ عَلَى كَلْبٍ آخَرَ.
{رواه البخاري رقم الحديث : 169}.

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin 'Umar, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Syu'bah. Dari Ibni Abi As Safar. Dari Asy Sya'biy. Dari 'Adiy bin Haatim, ia berkata : Aku bertanya kepada Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, lantas beliau bersabda :

"Jika kamu melepas anjing buruanmu yg telah terlatih lalu ia mendapatkan hasil buruan, maka makanlah hasil buruannya. Jika anjing itu memakannya maka kamu jangan memakannya, sebab ia menangkap untuk dirinya sendiri".

Aku lalu bertanya lagi, Aku melepas anjing buruanku, lalu aku mendapati anjing lain bersama dengan anjingku?
Beliau menjawab: Jangan kamu makan, karena kamu membaca basmalah untuk anjingmu & tidak (membaca basmalah) untuk anjing yg lain.
{HR. Bukhari No.169}.

و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ سَمِعَ مُطَرِّفَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ الْمُغَفَّلِ قَالَ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ : مَا بَالُهُمْ وَبَالُ الْكِلَابِ ثُمَّ رَخَّصَ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ وَكَلْبِ الْغَنَمِ وَقَالَ : إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَعَفِّرُوهُ الثَّامِنَةَ فِي التُّرَابِ.
و حَدَّثَنِيهِ يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ كُلُّهُمْ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي رِوَايَةِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ مِنْ الزِّيَادَةِ وَرَخَّصَ فِي كَلْبِ الْغَنَمِ وَالصَّيْدِ وَالزَّرْعِ وَلَيْسَ ذَكَرَ الزَّرْعَ فِي الرِّوَايَةِ غَيْرُ يَحْيَى.
{رواه مسلم رقم الحديث : 422}.

Dan telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Mu’adz. Telah menceritakan kepada kami bapakku. Telah menceritakan kepada kami Syu’bah. Dari Abu at-Tayyah dia mendengar Mutharrif bin Abdulloh menceritakan : Dari Ibnu al-Mughaffal dia berkata : “Rasululloh memerintahkan membunuh anjing, kemudian beliau bersabda: “Ada apa antara mereka dengan anjing?” Kemudian beliau memberikan keringanan pada anjing pemburu dan anjing (penjaga) kambing seraya bersabda: “Apabila seekor anjing menjilat pada suatu wadah, maka kalian cucilah ia tujuh kali, dan gosoklah dengan tanah pada pencucian yang kedelapan’.”

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi. Telah menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Walid. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far semuanya : Dari Syu’bah dalam sanad ini dengan semisalnya, hanya saja dalam riwayat Yahya bin Sa’id ada tambahan : ‘Dan beliau memberikan keringanan pada anjing (penjaga) kambing dan anjing pemburu serta penjaga tanaman’. Dan dia tidak menyebutkan ‘anjing penjaga tanaman’, pada riwayat tersebut selain Yahya.”
{HR. Muslim no. 422}

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ، قَالَ :  سَمِعْتُ مُطَرِّفًا، يُحَدِّثُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلاَبِ ثُمَّ قَالَ  " مَا لَهُمْ وَلِلْكِلاَبِ " . ثُمَّ رَخَّصَ لَهُمْ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ .
{رواه الترمذي رقم الحديث : }.

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah. Telah menceritakan kepada kami Syababah. Dari Syu'bah. Dari Abi At Tayyaah, ia berkata : Aku mendengar Mutharrif menceritakan dari Abdillah bin Mughoffal : Sesungguhnya Rasulallaahu shalallaahu 'alaihi wasallama memerintahkan membunuh anjing, kemudian beliau bersabda: “Ada apa antara mereka dengan anjing?” Kemudian beliau memberikan keringanan pada anjing pemburu".
{HR. Tirmidz no. }

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلاَبِ إِلاَّ كَلْبَ صَيْدٍ أَوْ كَلْبَ مَاشِيَةٍ . قَالَ قِيلَ لَهُ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَقُولُ أَوْ كَلْبَ زَرْعٍ . فَقَالَ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ لَهُ زَرْعٌ .
{رواه الترمذي رقم الحديث :  وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ}.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah. Telah menceritakan kepada kami Hammaad bin Zaid. Dari 'Amr bin Diinaar. Dari Ibni 'Umar : Sesungguhnya Rasulallaah shalallaahu 'alaihi wasallama memerintahkan membunuh anjing kecuali anjing pemburu atau anjing yang jinak".
{HR. Tirmidzi no. Abu Isa Tirmidzi berkata : Ini adalah Hadits Hasan Shahih}

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَا : حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ :  سَمِعْتُ مُطَرِّفًا عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ :  أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ :  مَا لَهُمْ وَلِلْكِلَابِ ثُمَّ رَخَّصَ لَهُمْ فِي كَلْبِ الزَّرْعِ وَكَلْبِ الْعِينِ.

قَالَ بُنْدَارٌ الْعِينُ حِيطَانُ الْمَدِينَة.
{رواه ابن ماجه في كتاب الصايد  رقم الحديث :3192} .

Telah menceritakan kepada kami Muahammad bin Basyar. Telah menceritakan kepada kami 'Utsman bin 'Umar-(riwayat dari jalur lain)- Dan Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Waliid. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far, keduanya berkata : Telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dari Abi At Tayyaah, ia berkata : Aku mendengar Mutharrif dari Abdillaah bin Mughoffal : Sesungguhnya Rasulallaah shalallaahu 'alaihi wasallama memerintahkan untuk membunuh anjing, kemudian beliau bersabda : "Apa manfaat mereka memelihara anjing.' Kemudian beliau memberi keringanan bagi mereka anjing penjaga tanaman & anjing penjaga ternak".

Bundar berkata, Al 'Ain artinya dinding pembatas kota.
{HR. Ibnu Majah Fii Kitaab Shayid No.3192}.


Imam an-Nawawi Asy Syafi'i mengatakan dalam kitab syarahnya Al Majmu' 'Alaa Syarh Al Muhadzab :

رخص النبي صلى الله عليه وسلم في كلب الصيد وكلب الغنم، وفي الرواية الأخرى وكلب الزرع ونهى عن اقتناء غيرها، وقد اتفق أصحابنا وغيرهم على أنه يحرم اقتناء الكلب لغير حاجة، مثل أن يقتني كلباً إعجاباً بصورته أو للمفاخرة به، فهذا حرام بلا خلاف

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringangan pada anjing buruan dan anjing penjaga ternak, dalam riwayat yang lain, anjing penjaga tanaman dan melarang memelihara anjing dari selain tujuan itu. Para sahabat kami dan lainnya telah sepakat bahwa haram memelihara anjing tanpa ada hajat (keperluan) seperti memelihara anjing karena kagum dengan bentuknya atau karena untuk bangga-banggaan, maka ini semua haram tanpa khilaf “.
{Lihat Kitab Al Majmu' Syarhu Al Muhadzab karya Imam An Nawawiy : 2/ 599}



Add caption
K}» CARA MENCUCI BEKAS JILATAN ANJING DAN KUCING
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

حَدَّثَنَا سَوَّارُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَال : سَمِعْتُ أَيُّوبَ يُحَدِّثُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : يُغْسَلُ الْإِنَاءُ إِذَا وَلَغَ فِيهِ الْكَلْبُ سَبْعَ مَرَّاتٍ أُولَاهُنَّ أَوْ أُخْرَاهُنَّ بِالتُّرَابِ وَإِذَا وَلَغَتْ فِيهِ الْهِرَّةُ غُسِلَ مَرَّةً .
{رواه الترمذي في كتاب الطهارة عن رسول الله صلى الله عليه وسلم » باب ما جاء في سؤر الكلب، رقم الحديث :  91. وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ هَذَا وَلَمْ يُذْكَرْ فِيهِ إِذَا وَلَغَتْ فِيهِ الْهِرَّةُ غُسِلَ مَرَّةً وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ}.

Telah menceritakan kepada kami Sawwar bin Abdillaah Al 'Anbariy. Telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir bin Sulaiman, ia berkata : Aku mendengar Ayyub menceritakan dari Muhammad bin Siiriin. Dari Abi Hurairah. Dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, beliau pernah bersabda : "Jika bejana (wadah, perkakas) dijilat oleh anjing maka harus dicuci tujuh kali, yg salah satunya atau yg terakhir dengan tanah. Namun jika bejana tersebut dijilat oleh kucing cukup dicuci sekali".

{HR. Tirmidzi Fii Kitaab Thaharah, Bab Maa Jaa'a Fii Su'ri Kalb, no. 91. Dan Abu Isa berkata; Hadits ini derajatnya adl hasan shahih.Ini adalah pendapat Syafi'i, Ahmad & Ishaq. Hadits ini juga dirwayatkan dgn jalur lain dari Abu Hurairah, dari Nabi seperti ini. Hanya saja, tak disebutkan di dalamnya, Jika bejana tersebut dijilat oleh kucing cukup dicuci sekali. Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abdullah bin Mughaffal}.

Dalam riwayat yang lain ada juga yang menyebutkan, bahwa debu dicampurkan dengan air pada basuhan (cucian) yang kedelapan :

قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ شُعْبَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنِ ابْنِ مُغَفَّلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ مَا لَهُمْ وَلَهَا فَرَخَّصَ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ وَفِي كَلْبِ الْغَنَمِ قَالَ وَإِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مِرَارٍ وَالثَّامِنَةَ عَفِّرُوهُ بِالتُّرَابِ.
{رواه أحمد رقم الحديث : 16190}.

Berkata Ahmad : Telah menceritakan kepada kami Yahya. Dari Syu'bah, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu At Tayyaah. Dari Mutharrif. Dari Ibni Mughaffal : Sesungguhnya Rasulallaah shalallaahu 'alaihi wasallama menyuruh membunuh anjing, lalu beliau bersabda :

"Apa gunanya anjing bagi mereka?
Lalu beliau memberi keringanan pada anjing untuk berburu & anjing untuk menjaga kambing. Beliau bersabda:

"Jika anjing menjilat pada suatu bejana (wadah, perkakas), maka cucilah tujuh kali & yg ke delapannya gosoklah dengan tanah".
{HR. Ahmad No.16190}.

و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ سَمِعَ مُطَرِّفَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ الْمُغَفَّلِ قَالَ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْلِ الْكِلَابِ ثُمَّ قَالَ : مَا بَالُهُمْ وَبَالُ الْكِلَابِ ثُمَّ رَخَّصَ فِي كَلْبِ الصَّيْدِ وَكَلْبِ الْغَنَمِ وَقَالَ : إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ وَعَفِّرُوهُ الثَّامِنَةَ فِي التُّرَابِ.
و حَدَّثَنِيهِ يَحْيَى بْنُ حَبِيبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ الْحَارِثِ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ كُلُّهُمْ عَنْ شُعْبَةَ فِي هَذَا الْإِسْنَادِ بِمِثْلِهِ غَيْرَ أَنَّ فِي رِوَايَةِ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ مِنْ الزِّيَادَةِ وَرَخَّصَ فِي كَلْبِ الْغَنَمِ وَالصَّيْدِ وَالزَّرْعِ وَلَيْسَ ذَكَرَ الزَّرْعَ فِي الرِّوَايَةِ غَيْرُ يَحْيَى.
{رواه مسلم رقم الحديث : 422}.

Dan telah menceritakan kepada kami Ubaid bin Mu’adz. Telah menceritakan kepada kami bapakku. Telah menceritakan kepada kami Syu’bah. Dari Abu at-Tayyah dia mendengar Mutharrif bin Abdulloh menceritakan : Dari Ibnu al-Mughaffal dia berkata : “Rasululloh memerintahkan membunuh anjing, kemudian beliau bersabda: “Ada apa antara mereka dengan anjing?” Kemudian beliau memberikan keringanan pada anjing pemburu dan anjing (penjaga) kambing seraya bersabda: “Apabila seekor anjing menjilat pada suatu wadah, maka kalian cucilah ia tujuh kali, dan gosoklah dengan tanah pada pencucian yang kedelapan’.”

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib al-Haritsi. Telah menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu al-Harits. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin al-Walid. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far semuanya : Dari Syu’bah dalam sanad ini dengan semisalnya, hanya saja dalam riwayat Yahya bin Sa’id ada tambahan : ‘Dan beliau memberikan keringanan pada anjing (penjaga) kambing dan anjing pemburu serta penjaga tanaman’. Dan dia tidak menyebutkan ‘anjing penjaga tanaman’, pada riwayat tersebut selain Yahya.”
{HR. Muslim no. 422}

أَخْبَرَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِذَا وَلَغَ الْكَلْبُ فِي الْإِنَاءِ فَاغْسِلُوهُ سَبْعَ مِرَارٍ وَالثَّامِنَةَ عَفِّرُوهُ فِي التُّرَابِ.
{رواه الدارمي في  كتاب الطهارة » باب في ولوغ الكلب، رقم الحديث : 730}.

Telah mengabarkan kepada kami Wahb bin Jarir. Telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dari Abi At Tayyaah. Dari Mutharrif. Dari 'Abdillaah bin Mughaffal : Sesungguhnya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, telah bersabda : "Apabila seekor anjing menjilat sebuah bejana, hendaklah kalian mencucinya sebanyak tujuh kali, & untuk basuhan ke delapan gunakanlah debu.
{HR. Darimi Fii Kitab Thaharah, Bab Fii Wuluughil Kalb No.730}.

PALING DIMINATI

Kategori

SHALAT (8) HADITS (5) WANITA (5) ADAB DAN HADITS (3) FIQIH HADIST (3) WASHIYYAT DAN FAWAID (3) 5 PERKARA SEBELUM 5 PERKARA (2) AQIDAH DAN HADITS (2) CINTA (2) PERAWATAN JENAZAH BAG VII (2) SIRAH DAN HADITS (2) TAUSHIYYAH DAN FAIDAH (2) TAWAJUHAT NURUL HARAMAIN (2) (BERBHAKTI (1) 11 BAYI YANG BISA BICARA (1) 12 BINATANG YANG MASUK SURGA (1) 25 NAMA ARAB (1) 7 KILOGRAM UNTUK RAME RAME (1) ADAB DAN AKHLAQ BAGI GURU DAN MURID (1) ADAB DAN HADITS (SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI BAPAK DAN IBU) (1) ADAT JAWA SISA ORANG ISLAM ADALAH OBAT (1) AIR KENCING DAN MUNTAHAN ANAK KECIL ANTARA NAJIS DAN TIDAKNYA ANTARA CUKUP DIPERCIKKI AIR ATAU DICUCI (1) AJARAN SUFI SUNNI (1) AKIBAT SU'UDZON PADA GURU (1) AL QUR'AN (1) AMALAN KHUSUS JUMAT TERAKHIR BULAN ROJAB DAN HUKUM BERBICARA DZIKIR SAAT KHUTBAH (1) AMALAN NISFHU SYA'BAN HISTORY (1) AMALAN SUNNAH DAN FADHILAH AMAL DIBULAN MUHARRAM (1) AMALAN TANPA BIAYA DAN VISA SETARA HAJI DAN UMRAH (1) APAKAH HALAL DAN SAH HEWAN YANG DISEMBELIH ULANG? (1) AQIDAH (1) ASAL MULA KAUM KHAWARIJ (MUNAFIQ) DAN CIRI CIRINYA (1) ASAL USUL KALAM YANG DISANGKA HADITS NABI (1) AYAT PAMUNGKAS (1) BELAJAR DAKWAH YANG BIJAK MELALUI BINATANG (1) BERITA HOAX SEJARAH DAN AKIBATNYA (1) BERSENGGAMA ITU SEHAT (1) BERSIKAP LEMAH LEMBUT KEPADA SIAPA SAJA KETIKA BERDAKWAH (1) BIRRUL WALIDAIN PAHALA DAN MANFAATNYA (1) BOLEH SHALAT SUNNAH SETELAH WITIR (1) BOLEHNYA MENDEKTE IMAM DAN MEMBAWA MUSHAF DALAM SHALAT (1) BOLEHNYA MENGGABUNG DUA SURAT SEKALIGUS (1) BOLEHNYA PATUNGAN DAN MEWAKILKAN PENYEMBELIHAN KEPADA KAFIR DZIMMI ATAU KAFIR KITABI (1) BULAN ROJAB DAN KEUTAMAANNYA (1) DAGING KURBAN AQIQAH UNTUK KAFIR NON MUSLIM (1) DAN FAKHR (1) DAN YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA) (1) DARIMANA SEHARUSNYA UPAH JAGAL DAN BOLEHKAH MENJUAL DAGING KURBAN (1) DASAR PERAYAAN MAULID NABI (1) DEFINISI TINGKATAN DAN PERAWATAN SYUHADA' (1) DO'A MUSTAJAB (1) DO'A TIDAK MUSTAJAB (1) DOA ASMAUL HUSNA PAHALA DAN FAIDAHNYA (1) DOA DIDALAM SHALAT DAN SHALAT DENGAN SELAIN BAHASA ARAB (1) DOA ORANG MUSLIM DAN KAFIR YANG DIDZALIMI MUSTAJAB (1) DOA SHALAT DLUHA MA'TSUR (1) DONGO JOWO MUSTAJAB (1) DURHAKA (1) FADHILAH RAMADHAN DAN DOA LAILATUL QADAR (1) FAIDAH MINUM SUSU DIAWWAL TAHUN BARU HIJRIYYAH (1) FENOMENA QURBAN/AQIQAH SUSULAN BAGI ORANG LAIN DAN ORANG MATI (1) FIKIH SHALAT DENGAN PENGHALANG (1) FIQIH MADZAHIB (1) FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN SERANGGA (1) FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN TERNAK YANG DIBERI MAKAN NAJIS (1) FIQIH QURBAN SUNNI (1) FUNGSI ZAKAT FITRAH DAN CARA IJAB QABULNYA (1) GAYA BERDZIKIRNYA KAUM CERDAS KAUM SUPER ELIT PAPAN ATAS (1) HADITS DAN ATSAR BANYAK BICARA (1) HADITS DLO'IF LEBIH UTAMA DIBANDINGKAN DENGAN PENDAPAT ULAMA DAN QIYAS (1) HALAL BI HALAL (1) HUKUM BERBUKA PUASA SUNNAH KETIKA MENGHADIRI UNDANGAN MAKAN (1) HUKUM BERKURBAN DENGAN HEWAN YANG CACAT (1) HUKUM BERSENGGAMA DIMALAM HARI RAYA (1) HUKUM DAN HIKMAH MENGACUNGKAN JARI TELUNJUK KETIKA TASYAHUD (1) HUKUM FAQIR MISKIN BERSEDEKAH (1) HUKUM MEMASAK DAN MENELAN IKAN HIDUP HIDUP (1) HUKUM MEMELIHARA MENJUALBELIKAN DAN MEMBUNUH ANJING (1) HUKUM MEMUKUL DAN MEMBAYAR ONGKOS UNTUK PENDIDIKAN ANAK (1) HUKUM MENCIUM MENGHIAS DAN MENGHARUMKAN MUSHAF AL QUR'AN (1) HUKUM MENGGABUNG NIAT QODLO' ROMADLAN DENGAN NIAT PUASA SUNNAH (1) HUKUM MENINGGALKAN PUASA RAMADLAN MENURUT 4 MADZHAB (1) HUKUM MENYINGKAT SHALAWAT (1) HUKUM PUASA SYA'BAN (NISHFU SYA'BAN (1) HUKUM PUASA SYAWWAL DAN HAL HAL YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA (1) HUKUM PUASA TARWIYYAH DAN 'ARAFAH BESERTA KEUTAMAAN - KEUTAMAANNYA (1) HUKUM SHALAT IED DIMASJID DAN DIMUSHALLA (1) HUKUM SHALAT JUM'AT BERTEPATAN DENGAN SHALAT IED (1) IBADAH JIMA' (BERSETUBUH) DAN MANFAAT MANFATNYA (1) IBADAH TERTINGGI PARA PERINDU ALLAH (1) IBRANI (1) IMAM YANG CERDAS YANG FAHAM MEMAHAMI POSISINYA (1) INDONESIA (1) INGAT SETELAH SALAM MENINGGALKAN 1 ATAU 2 RAKAAT APA YANG HARUS DILAKUKAN? (1) ISLAM (1) JANGAN GAMPANG MELAKNAT (1) JUMAT DIGANDAKAN 70 KALI BERKAH (1) KAIFA TUSHLLI (XX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (III) - MENEPUK MENARIK MENGGESER DALAM SHALAT SETELAH TAKBIRATUL IHRAM (1) KAIFA TUSHOLLI (XV) - SOLUSI KETIKA LUPA DALAM SHALAT JAMAAH FARDU JUM'AH SENDIRIAN MASBUQ KETINGGALAN (1) KAIFA TUSHOLLI (I) - SAHKAH TAKBIRATUL IHROM DENGAN JEDA ANTARA KIMAH ALLAH DAN AKBAR (1) KAIFA TUSHOLLI (II) - MENEMUKAN SATU RAKAAT ATAU KURANG TERHITUNG MENEMUKAN SHALAT ADA' DAN SHALAT JUM'AT (1) KAIFA TUSHOLLI (IV) - SOLUSI KETIKA LUPA MELAKUKAN SUNNAH AB'ADH DAN SAHWI BAGI IMAM MA'MUM MUNFARID DAN MA'MUM MASBUQ (1) KAIFA TUSHOLLI (IX) - BASMALAH TERMASUK FATIHAH SHALAT TIDAK SAH TANPA MEMBACANYA (1) KAIFA TUSHOLLI (V) - (1) KAIFA TUSHOLLI (VI) - TAKBIR DALAM SHALAT (1) KAIFA TUSHOLLI (VII) - MENARUH TANGAN BERSEDEKAP MELEPASKANNYA ATAU BERKACAK PINGGANG SETELAH TAKBIR (1) KAIFA TUSHOLLI (VIII) - BACAAN FATIHAH DALAM SHOLAT (1) KAIFA TUSHOLLI (XI) - LOGAT BACAAN AMIN SELESAI FATIHAH (1) KAIFA TUSHOLLI (XII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XIV) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XIX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XVI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XVII) - BACAAN TASBIH BAGI IMAM MA'MUM DAN MUNFARID KETIKA RUKU' (1) KAIFA TUSHOLLI (XVIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XX1V) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXIX) - BACAAN SALAM SETELAH TASYAHUD MENURUT PENDAPAT ULAMA' MADZHAB MENGUSAP DAHI ATAU WAJAH DAN BERSALAM SALAMAN SETELAH SHALAT DIANTARA PRO DAN KONTRA (1) KAIFA TUSHOLLI (XXV) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXXI) - DZIKIR JAHRI (KERAS) MENURUT ULAMA' MADZHAB (1) KAIFA TUSHOLLI (XXXII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (x) - (1) KEBERSIHAN DERAJAT TINGGI DALAM SHALAT (1) KEMATIAN ULAMA' DAN AKIBATNYA (1) KEPADA ORANGTUA (1) KESUNNAHAN TAHNIK/NYETAKKI ANAK KECIL (1) KEUTAMAAN ILMU DAN ADAB (1) KEWAJIBAN SABAR DAN SYUKUR BERSAMAAN (1) KHUTBAH JUM'AT DAN YANG BERHUBUNGAN (1) KIFARAT SUAMI YANG MENYERUBUHI ISTRI DISIANG BULAN RAMADHAN (1) KISAH INSPIRATIF AHLU BAIT (SAYYIDINA IBNU ABBAS) DAN ULAMA' BESAR (SAYYIDINA ZAID BIN TSABIT) (1) KISAH PEMABUK PINTAR YANG MEMBUAT SYAIKH ABDUL QADIR AL JAILANIY MENANGIS (1) KRETERIA UCAPAN SUNNAH MENJAWAB KIRIMAN SALAM (1) KULLUHU MIN SYA'BAN (1) KURBAN DAN AQIQAH UNTUK MAYYIT (1) LARANGAN MENYINGKAT SHALAWAT NABI (1) LEBIH UTAMA MANA GURU DAN ORANGTUA (1) MA'MUM BOLEH MEMBENARKAN BACAAN IMAM DAN WAJIB MEMBENARKAN BACAAN FATIHAHNYA (1) MA'MUM MEMBACA FATIHAH APA HUKUMNYA DAN KAPAN WAKTUNYA? (1) MACAM DIALEK AAMIIN SETELAH FATIHAH (1) MACAM MACAM NIAT ZAKAT FITRAH (1) MAKAN MINUM MEMBUNUH BINATANG BERBISA MEMAKAI PAKAIAN BERGAMBAR DAN MENJAWAB PANGGILAN ORANGTUA DALAM SHALAT (1) MALAIKAT SETAN JIN DAPAT DILIHAT SETELAH MENJELMA SELAIN ASLINYA (1) MELAFADZKAN NIAT NAWAITU ASHUMU NAWAITU USHALLI (1) MELEPAS TALI POCONG DAN MENEMPELKAN PIPI KANAN MAYYIT KETANAH (1) MEMBAYAR FIDYAH BAGI ORANG ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA (1) MEMPERBANYAK DZIKIR SAMPAI DIKATAKAN GILA/PAMER (1) MENDIRIKAN SHALAT JUM'AT DALAM SATU DESA KARENA KAWATIR TERSULUT FITNAH DAN PERMUSUHAN (1) MENGAMBIL UPAH DALAM IBADAH (1) MENGHADIAHKAN MITSIL PAHALA AMAL SHALIH KEPADA NABI ﷺ (1) MENGIRIM MITSIL PAHALA KEPADA YANG MASIH HIDUP (1) MERAWAT JENAZAH MENURUT QUR'AN HADITS MADZAHIB DAN ADAT JAWS (1) MUHASABATUN NAFSI INTEROPEKSI DIRI (1) MUTIARA HIKMAH DAN FAIDAH (1) Manfaat Ucapan Al Hamdulillah (1) NABI DAN RASUL (1) NIAT PUASA SEKALI UNTUK SEBULAN (1) NISHFU AKHIR SYA'BAN (1) ORANG GILA HUKUMNYA MASUK SURGA (1) ORANG SHALIHPUN IKUT TERKENA KESULITAN HUJAN DAN GEMPA BUMI (1) PAHALA KHOTMIL QUR'AN (1) PENIS DAN PAYUDARA BERGERAK GERAK KETIKA SHALAT (1) PENYELEWENGAN AL QUR'AN (1) PERAWATAN JENAZAH BAG I & II & III (1) PERAWATAN JENAZAH BAG IV (1) PERAWATAN JENAZAH BAG V (1) PERAWATAN JENAZAH BAG VI (1) PREDIKSI LAILATUL QADAR (1) PUASA SUNNAH 6 HARI BULAN SYAWAL DISELAIN BULAN SYAWWAL (1) PUASA SYAWWAL DAN PUASA QADLO' (1) QISHOH ISLAMI (1) RAHASIA BAPAK PARA NABI DAN PILIHAN PARA NABI DALAM TASYAHUD SHALAT (1) RAHASIA HURUF DHOD PADA LAMBANG NU (1) RESEP MENJADI WALI (1) SAHABAT QULHU RADLIYYALLAHU 'ANHUM (1) SANAD SILSILAH ASWAJA (1) SANG GURU ASLI (1) SEDEKAH SHALAT (1) SEDEKAH TAK SENGAJA (1) SEJARAH TAHNI'AH (UCAPAN SELAMAT) IED (1) SERBA SERBI PENGGUNAAN INVENTARIS MASJID (1) SETIAP ABAD PEMBAHARU ISLAM MUNCUL (1) SHADAQAH SHALAT (1) SHALAT DAN FAIDAHNYA (1) SHALAT IED DIRUMAH KARENA SAKIT ATAU WABAH (1) SHALAT JUM'AT DISELAIN MASJID (1) SILSILAH SYAIKH JUMADIL KUBRA TURGO JOGJA (1) SIRAH BABI DAN ANJING (1) SIRAH DAN FAIDAH (1) SIRAH DZIKIR BA'DA MAKTUBAH (1) SIRAH NABAWIYYAH (1) SIRAH NIKAH MUT'AH DAN NIKAH MISYWAR (1) SIRAH PERPINDAHAN QIBLAT (1) SIRAH THAHARAH (1) SIRAH TOPI TAHUN BARU MASEHI (1) SUHBAH HAQIQAH (1) SUM'AH (1) SUNNAH MENCERITAKAN NIKMAT YANG DIDAPAT KEPADA YANG DIPERCAYA TANPA UNSUR RIYA' (1) SURGA IMBALAN YANG SAMA BAGI PENGEMBAN ILMU PENOLONG ILMU DAN PENYEBAR ILMU HALAL (1) SUSUNAN MURAQIY/BILAL SHALAT TARAWIH WITIR DAN DOA KAMILIN (1) SYAIR/DO'A BAGI GURU MUROBBI (1) SYAIR/DO'A SETELAH BERKUMPUL DALAM KEBAIKKAN (1) SYARI'AT DARI BID'AH (1) TA'JIL UNIK LANGSUNG BERSETUBUH TANPA MAKAN MINUM DAHULU (1) TAAT PADA IMAM ATAU PEMERINTAH (1) TAKBIR IED MENURUT RASULULLAH DAN ULAMA' SUNNI (1) TALI ALLAH BERSATU DAN TAAT (1) TATACARA SHALAT ORANG BUTA ATAU BISU DAN HUKUM BERMAKMUM KEPADA KEDUANYA (1) TEMPAT SHALAT IED YANG PALING UTAMA AKIBAT PANDEMI (WABAH) CORONA (1) TIDAK BOLEH KURBAN DENGAN KUDA NAMUN HALAL DIMAKAN (1) TREND SHALAT MEMAKAI SARUNG TANGAN DAN KAOS KAKI DAN HUKUMNYA (1) T̳I̳P̳ ̳C̳E̳P̳E̳T̳ ̳J̳A̳D̳I̳ ̳W̳A̳L̳I̳ ̳A̳L̳L̳O̳H̳ (1) UCAPAN HARI RAYA MENURUT SUNNAH (1) UCAPAN NATAL ANTARA YANG PRO DAN KONTRA (1) ULANG TAHUN RASULILLAH (1) URUTAN SILSILAH KETURUNAN ORANG JAWA (1) Ulama' Syafi'iyyah Menurut Lintas Abadnya (1) WAJIB BERMADZHAB UNTUK MENGETAHUI MATHLA' TEMPAT MUNCULNYA HILAL (1) YAUMU SYAK) (1) ZAKAT DIBERIKAN SEBAGAI SEMACAM MODAL USAHA (1) ZAKAT FITRAH 2 (1) ZAKAT FITRAH BISA UNTUK SEMUA KEBAIKKAN DENGAN BERBAGAI ALASAN (1)
Back To Top