Bismillahirrohmaanirrohiim

Tampilkan postingan dengan label MENGAMBIL UPAH DALAM IBADAH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MENGAMBIL UPAH DALAM IBADAH. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Desember 2017

*🌹🌺 أٙلْحُكْمُ بٙيْنٙ الْمُؤٙيِّدِ وٙالْمُضٙادِ فِيْ أٙخْذِ الْأُجْرٙةِ لِلْإِمٙامٙةِ وٙالتّٙأْذِيْنِ وٙتٙعْلِيْمِ الْقُرْآنِ | нυкυм ρяσ ∂αη кσηтяα мєηgαмвιℓ υραн ∂αяι мєηjα∂ι ιмαм ѕнαℓαт, тυкαηg α∂zαη, ∂αη мєηgαjαя αℓ qυя'αη💐🌼*

فقه اليوم : ٧ ديسمبر ٢٠١٧ مـ  | Edisi : Kamis legi, 18 Måùlìd 1439 H. *_ⓜⓔⓝⓖⓐⓜⓑⓘⓛ ⓤⓟⓐⓗ ⓓⓔⓝⓖⓐⓝ ⓘⓐⓓⓐⓗ_*


*ⓐ. 🌹 ⓜⓔⓝⓤⓡⓤⓣ ⓐⓛ ⓗⓐⓓⓘⓣⓢ*


1• Beberapa Riwayat Yang Menjelaskan Larangan Menerima Upah Dari Aktifitas Ibadah.

حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَ : قُلْتُ : وَقَالَ مُوسَى فِي مَوْضِعٍ آخَرَ إِنَّ عُثْمَانَ بْنَ أَبِي الْعَاصِ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْنِي إِمَامَ قَوْمِي قَالَ :

*" أَنْتَ إِمَامُهُمْ وَاقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ وَاتَّخِذْ مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا."*
{رواه ابو داود /  ٢ - كتاب الصلاة / باب أخذ الأجر على التأذين /  رقم الحديث : ٥٣١. وحكم الألباني : صحيح}.

Telah menceritakan kepada kami : Musa bin Isma'il. Telah menceritakan kepada kami : Hammad. Telah mengabarkan kepada kami : Sa'id Al-Jurairi. Dari Abu Al-'ala`. Dari Mutharrif bin Abdullah. Dari Utsman bin Abi Al-'Ash, beliau  berkata; Aku pernah berkata; Wahai Rasulullah, jadikanlah saya sebagai imam kaumku!

Beliau ﷺ 🌹 bersabda:

*"KAMU ADALAH IMAM MEREKA, DAN JADIKANLAH MAKMUM YANG TERLEMAH DI ANTARA MEREKA SEBAGAI  PERTIMBANGAN (KETIKA MENGIMAMI  SHALAT), DAN JADIKANLAH MUADZIN DARI ORANG YANG TIDAK MENGAMBIL UPAH ADZANNYA."*
{HR. Abu Dawud / 2 - Kitabu Ash Shalati / Baabu Akhdzi Al 'Ajri 'Alaa Atau Ta'dziini / No. 531. Dan Al Albaniy Tokoh Wahhabiy Menghukumi : *_SHAHIH_*}.

*💥Hadits Yang Semakna :*


حَدَّثَنَا هَنَّادٌ ، حَدَّثَنَا أَبُو زُبَيْدٍ وَهُوَ عَبْثَرُ بْنُ الْقَاسِمِ , عَنْ أَشْعَثَ ، عَنْ الْحَسَنِ ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ ، قَالَ :

" إِنَّ مِنْ آخِرِ مَا عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِ اتَّخِذْ مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا " .

قَالَ أَبُو عِيسَى : حَدِيثُ عُثْمَانَ حَسَنٌ صَحِيحٌ ،

وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ كَرِهُوا أَنْ يَأْخُذَ الْمُؤَذِّنُ عَلَى الْأَذَانِ أَجْرًا وَاسْتَحَبُّوا لِلْمُؤَذِّنِ أَنْ يَحْتَسِبَ فِي أَذَانِهِ .
{رواه الترمذي    / كِتَاب الصَّلَاةِ    / أَبْوَابُ الْأَذَانِ    / بَاب مَا جَاءَ فِي كَرَاهِيَةِ أَنْ يَأْخُذَ الْمُؤَذِّنُ لا يأخذ على أذانه أجرا / رقم الحديث: ١٩٣}.

Telah menceritakan kepada kami : Hannad, ia  berkata; Telah menceritakan kepada kami : Abu Zubaid -(yaitu Abtsar bin Al Qasim)- Dari Asy'ats. Dari Al Hasan. Dari 'Utsman bin Abu Al 'Ash, ia berkata;

*_"Amanah terakhir yang Rasulullah   ﷺ 🌺 berikan kepadaku adalah agar aku mengangkat seorang mu'adzin yang tidak mengambil upah dari adzannya tersebut."_*

Abu Isa, *_"Hadits Utsman ini derajatnya Hasan Shahih._*

Pengamalan terhadap hadits ini menurut ulama adalah :  *_Bahwa mereka memakruhkan bagi tukang adzan mengambil upah atas adzannya, dan mereka lebih menyukai jika mereka (mu'adzin) mengharapkan pahala (ihtisab)  dari adzan yang ia lakukan."_*
{HR. Tirmidzi / Kitabu Ash Shalati / Abwaabu Al Adzaani / Baabu Ma Ja'a Fi Karahiyyati An Ya'khudza Al Mu'adzdzinu La Ya'khudzu 'Alaa 'Adzaanihi Ajran / No. 193. Abu Isa At Tirmidzi berkata : *HADITS 'USTMAN HASAN SHAHIH*}.

*🌺 Hadits Yang Semakna :*

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بْنُ زِيَادٍ الْمَوْصِلِيُّ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيٍّ عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ ثَعْلَبَةَ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ :

عَلَّمْتُ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الصُّفَّةِ الْقُرْآنَ وَالْكِتَابَةَ فَأَهْدَى إِلَيَّ رَجُلٌ مِنْهُمْ قَوْسًا فَقُلْتُ لَيْسَتْ بِمَالٍ وَأَرْمِي عَنْهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ.

فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ  💐 عَنْهَا ,

*فَقَالَ : « إِنْ سَرَّكَ أَنْ تُطَوَّقَ بِهَا طَوْقًا مِنْ نَارٍ فَاقْبَلْهَا».*!
{رواه ابن ماجه / ١٢ - كتاب التجارات / ٨ - باب الأجر على تعليم القرآن / رقم الحديث : ٢١٥٧. و[حكم الالبانى]: صحيح، الصحيحة (256) ، أحاديث بيوع الموسوعة}.


Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad dan Muhammad bin Isma'il keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki', ia berkata :  Telah menceritakan kepada kami : Mughirah bin Ziyad Al Maushili. Dari 'Ubadah bin Nusai. Dari Al Aswad bin Tsa'labah. Dari 'Ubadah bin Ash Shamit, beliau  berkata :

*_"Aku mengajari Al Quran dan menulis kepada beberapa orang dari penghuni Ash Shuffah, lalu seorang dari mereka memberiku hadiah sebuah tombak. Maka aku pun berkata :  "Ini bukanlah termasuk harta, dan aku gunakan di jalan Allah._*

*_Lalu aku tanyakan hal itu kepada Rasulullah  ﷺ 🌹, beliau menjawab:_*

*"JIKA ENGKAU SUKA UNTUK DIHIMPIT API NERAKA, MAKA TERIMALAH."*
{HR. Ibnu Majah / 12 - Kitabu At Tijaaraati / 8 - Baabu Al Ajri 'Alaa Ta'liimi Al Qur'an / No. 2157. Dan Al Albani Tokoh Wahhabiy : *MENGHUKUMI SHAHIH*}.


2• Riwayat Yang Menjelaskan Bolehnya Aktifitas Ibadah Sebagai Mahar Atau Sebagai Media Meminta Upah.

Diriwayatkan sebuah hadits dari Sahl bin Sa’ad radhiyyAllahu ‘anhu, bahwa ada seorang wanita yang menawarkan untuk dinikahi Rasulullah ﷺ 💐 , namun beliau tidak tertarik dengannya. Hingga ada salah seorang lelaki yang hadir dalam majelis tersebut meminta agar beliau menikahkannya dengan wanita tersebut. Riwayat dalam kasus ini adalah :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ:

جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ  ﷺ 💐 ,

فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِي،

قَالَ: فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ  ﷺ 💐 فَصَعَّدَ النَّظَرَ فِيهَا وَصَوَّبَهُ، ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُولُ اللَّهِ  ﷺ 💐 رَأْسَهُ،

فَلَمَّا رَأَتِ المَرْأَةُ أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ فِيهَا شَيْئًا جَلَسَتْ،

فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِيهَا، فَقَالَ:

" هَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ؟ قَالَ: لاَ وَاللهِ، يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقالَ: اذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ، فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ شَيْئًا. فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ: لاَ وَاللهِ، مَا وَجَدْتُ شَيْئًا. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : انْظُرْ وَلَوْ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ. فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ، فَقَالَ: لاَ وَاللهِ، يَا رَسُوْلَ ا         للهِ، وَلاَ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ، وَلَكِنْ هَذَا إِزَارِي فَلَهَا نِصْفُهُ. فَقاَلَ رَسُوْلُ اللهِ : مَا تَصْنَعُ بِإِزَارِكَ، إِنْ لَبِسْتَهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْهَا مِنْهُ شَيْءٌ، وَإِنْ لَبِسَتْهُ لَمْ يَكُنْ عَلَيْكَ مِنْهُ شَيْءٌ. فَجَلَسَ الرَّجُلُ حَتَّى إِذَا طَالَ مَجْلِسَهُ قَامَ، فَرَآهُ رَسُوْلُ للهِ مُوَالِيًا فَأَمَرَ بِهِ فَدُعِيَ، فَلَمَّا جَاءَ قَالَ: مَاذَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ؟ قال: مَعِيْ سُوْرَةُ كَذَا وَسُوْرَة كَذَا –عَدَّدَهَا- فَقاَلَ: تَقْرَؤُهُنَّ عَنْ ظَهْرِ قَلْبِكَ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: اذْهَبْ، فَقَدْ مَلَّكْتُكَهَا بِمَا مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ.
{رواه البخاري / ٦٧ - كتاب النكاح / باب تزويج المعسر / رقم الحديث : ٥٠٨٧ | ورواه مسلم /  / ١٦ - كتاب النكاح / ١٣ - باب الصداق، وجواز كونه تعليم قرآن، وخاتم حديد، وغير ذلك من قليل وكثير، واستحباب كونه خمسمائة درهم لمن لا يجحف به /  رقم الحديث : ١٤٢٥}.

Telah menceritakan kepada kami :  Qutaibah. Telah menceritakan kepada kami :  Abdul Aziz bin Abu Hazim. Dari Bapaknya. Dari Sahl bin Sa’d As Sa’idi , beliau  berkata;

Seorang wanita datang menemui Rasulullah  ﷺ 💐 dan berkata : 

“Wahai Rasulullah, aku datang untuk menghibahkan diriku untuk Anda.”

Lalu Rasulullah  ﷺ 💐 memandangi wanita itu, beliau arahkan pandangannya ke atas dan kebawah lalu beliau menundukkkan kepalanya.

Maka wanita itu melihat bahwa Rasulullah  ﷺ 💐 tidak memberi putusan apa-apa terkait dengan dirinya, maka ia pun duduk.

Tiba-tiba seorang sahabat berdiri dan berkata : 

“Wahai Rasulullah, jika Anda tidak berhasrat kepada wanita itu maka nikahkanlah aku dengannya.”

*Maka beliau pun bertanya:*

*_“Apakah engkau punya sesuatu untuk dijadikan mahar?”_*

“Tidak demi Allah, wahai Rasulullah,” jawabnya.

“Pergilah ke keluargamu, lihatlah mungkin engkau mendapatkan sesuatu,” pinta Rasulullah  ﷺ 💐.

Laki-laki itu pun pergi, tak berapa lama ia kembali : 

“Demi Allah, saya tidak mendapatkan sesuatu pun,” ujarnya.

*Rasulullah  ﷺ 💐  bersabda :* 

*_“Carilah walaupun hanya berupa cincin besi.”_*

Laki-laki itu pergi lagi kemudian tak berapa lama ia kembali :

“Demi Allah, wahai Rasulullah! Saya tidak mendapatkan walaupun cincin dari besi, tapi ini sarung saya, setengahnya untuk wanita ini.”

“Apa yang dapat kau perbuat dengan izarmu? Jika engkau memakainya berarti wanita ini tidak mendapat sarung itu. Dan jika dia memakainya berarti kamu tidak memakai sarung itu.”

Laki-laki itu pun duduk hingga tatkala telah lama duduknya, ia bangkit. Rasulullah  ﷺ 💐  melihatnya berbalik pergi, maka beliau memerintahkan seseorang untuk memanggil laki-laki tersebut.

Ketika ia telah ada di hadapan Rasulullah  ﷺ 💐 , beliau bertanya :

*_“Apa yang kau hafal dari Al-Qur`an?”_*

*_”Saya hafal surat ini dan surat itu,” jawabnya._*

“Benar-benar engkau menghafalnya di dalam hatimu?” tegas Rasulullah ﷺ 💐.

“Iya,” jawabnya.

*_“Bila demikian, baiklah, sungguh aku telah menikahkan engkau dengan wanita ini dengan mahar berupa surat-surat Al-Qur`an yang engkau hafal,” kata Rasulullah ﷺ 💐._*
{HR. Bukhari / 67 - Kitabu An Nikahi / Baabu Tazwiiji Al Mu'siri / No. 5087.  Dan Muslim no. 1425 | Dan Muslim / 16 - Kitab An Nikahi / 13 - Baabu Ash Shidaaqi Wa Jawaazi Kaunihi Ta'liima Al Qur'an,  Wa Khootima Hadidin, Wa Ghaida Dzalika ... / No. 1425}.



*ⓑ• ⓐⓠⓦⓐⓐⓛⓤⓛ ⓤⓛⓐⓜⓐ'*

🌺🌿Ulama Syafi’iyah berpendapat dari dalil hadits *_(... sungguh aku telah menikahkan engkau dengan wanita ini dengan mahar berupa surat-surat Al-Qur`an yang engkau hafal,” kata Rasulullah ﷺ 💐),_* akan bolehnya menjadikan mahar berupa jasa mengajarkan Al Qur’an. Yaitu pengantin pria mengajukan mahar berupa pengajaran Al Qur’an. Jika ia tidak bisa, maka ia bisa menyewa orang yang bisa mengajarkan istrinya Al Qur’an.

*🌺🌿 قال الامام محمد الخطيب الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه "  الإقناع في حل ألفاظ أبي شجاع " :*

" (ويجوز أن يتزوجها على منفعة معلومة) تُستوفى بعقد الإجارة ، كتعليم فيه كلفة ، وخياطة ثوب ، وكتابة ونحوها ...... وإطلاق التعليم فيما تقدم : شامل لما يجب تعلمه ، كالفاتحة وغيرها ، والقرآن والحديث والفقه والشعر والخط وغير ذلك مما ليس بمحرم" انتهى.
{انظر كتاب " الإقناع في حل الفاظ ابي شجاع ": ج ٢ - ص ٢١٦. للامام محمد الخطيب الشافعي}.

*💐 Imam Muhammad Al Khatib Asy Syafi'iy rahimahullahu ta'ala berkata dalam Kitabnya " Al Iqna’ fii Halli Alfazhi Abi Syuja’ ":*

“(Dibolehkan menikahi seorang perempuan dengan (mahar sesuatu) kemanfaatan yang telah diketahui) dapat dipenuhi dengan akad sewa-menyewa, seperti; pengajaran yang di dalamnya terdapat kesulitan, menjahit baju, dan menulis serta hal-hal lain yang semacamnya. Ruang lingkup pengajaran sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, cakupannya menyeluruh meliputi hal-hal yang wajib untuk diajarkan, seperti mengajarkan surat al Fatihah dan lainnya, mengajarkan al Qur’an, al Hadits, fiqih, syair dan khath dan yang lain selama bukan termasuk hal-hal yang diharamkan ”.
{Disebutkan oleh Imam  Muhammad Al Khotib dalam kitabnya Al Iqna’ fii Halli Alfazhi Abi Syuja’ : juz 2 - hal 216}.

*🌹💐 وبعض العلماء يقيد جواز جعل تعليم القرآن مهرا بما إذا لم يكن للرجل مال ,*

جاء في فتاوى اللجنة الدائمة - ١ (١٩/٣٥) :

" يصح أن يجعل تعليم المرأة شيئا من القرآن مهرا لها عند العقد عليها إذا لم يجد مالا، لما ثبت في الصحيحين عن سهل بن سعد رضي الله عنه

*💐🌺 Sebagian ulama memberikan batasan dan ketentuan bolehnya pengajaran al Qur’an dijadikan sebagai mahar, jika memang calon suami tidak memiliki harta benda.*

Terdapat dalam Fatawa Lajnah ad Daaimah – 1 (19/35):

*“Sah hukumnya mengajarkan sesuatu dari al Qur’an kepada seorang wanita yang dijadikan sebagai mahar baginya pada saat akad nikah jika si lelaki tidak memiliki harta benda, sebagaimana yang tertuang dalam shahih Bukhari dan Muslim ; Dari Sahl bin Sa'ad As Saa'idiy ... Al Hadits.*

*💐🌴 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه " المنهاج على شرح مسلم ":*

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ دَلِيلٌ لِجَوَازِ كَوْنِ الصَّدَاقِ تَعْلِيمَ الْقُرْآنِ ، وَجَوَازُ الِاسْتِئْجَارِ لِتَعْلِيمِ الْقُرْآنِ ، وَكِلَاهُمَا جَائِزٌ عِنْدَ الشَّافِعِيِّ ، وَبِهِ قَالَ عَطَاءٌ وَالْحَسَنُ بْنُ صَالِحٍ وَمَالِكٌ وَإِسْحَاقُ وَغَيْرُهُمْ ،

وَمَنَعَهُ جَمَاعَةٌ مِنْهُمُ الزُّهْرِيُّ وَأَبُو حَنِيفَةَ ، وَهَذَا الْحَدِيثُ مَعَ الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ " إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ " يَرُدَّانِ قَوْلَ مَنْ مَنْعَ ذَلِكَ .

وَنَقَلَ الْقَاضِي عِيَاضٌ جَوَازَ الِاسْتِئْجَارِ لِتَعْلِيمِ الْقُرْآنِ عَنِ الْعُلَمَاءِ كَافَّةً سِوَى أَبِي حَنِيفَةَ .
{انظر كتاب شرح صحيح مسلم للامام النووي / كِتَابُ النِّكَاحِ / بَابُ الصَّدَاقِ ، وَجَوَازِ كَوْنِهِ تَعْلِيمَ قُرْآنٍ ، وَخَاتَمَ حَدِيدٍ /  رقم الحديث : ٢٦٤٦}.


*🌺🌴Imam Nawawi Asy Syafi'iy  rahimahullahu ta'ala sendiri menyebutkan mengenai hadits yang penulis sebutkan di atas :*

Bahwa hadits tersebut menunjukkan akan bolehnya mahar berupa pengajaran Al Qur’an dan bolehnya mengupah seseorang untuk mengajarkan Al Qur’an.

*_Keduanya dibolehkan oleh Imam Asy Syafi’i. Pendapat ini juga menjadi pendapat Atho’, Al Hasan bin Shalih, Malik, Ishaq dan selain mereka._*

*_Sekelompok Ulama selain mereka  melarang upah dari mengajarkan Al Qur’an seperti Az Zuhriy dan Abu Hanifah._*

Hadits yang dibicarakan kali ini dan hadits berikut adalah dalil penyanggah dari pendapat yang tidak membolehkan, yaitu Rasulullah ﷺ 💐 bersabda :

إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ

“Sesungguhnya yang lebih pantas untuk diambil upah adalah dari pengajaran Al Qur’an.” (HR. Bukhari no. 5737)

Al Qadhi ‘Iyadh sampai berkata bahwa yang berpendapat akan bolehnya mengambil upah dari pengajaran Al Qur’an adalah dari ulama yang mumpuni, yang menyelisihi pendapat ini adalah Abu Hanifah.
{Lihat Syarh Shahih Muslim : juz 9 - hal 192 / 16 - Kitab An Nikahi / 13 - Baabu Ash Shidaaqi Wa Jawaazi Kaunihi Ta'liima Al Qur'an,  Wa Khootima Hadidin, Wa Ghaida Dzalika ... / No. 1425}.


 *🌺💥 قال الامام      سليمان بن محمد بن عمر البُجَيْرَمِيّ المصري الشافعي رحمه الله تعالى ، مولده ووفاته :  (1131 - 1221 هـ = 1719 - 1806 م) في حاشيته :*

( وليس لأقل الصداق ولا لأكثره حد ؛ بل ضابطه : كل ما صح كونه مبيعا ، عوضا أو معوضا : صح كونه صداقا ، ومالا ، فلا [ يعني : وما لا يصح كونه مبيعا : لا يصح كونه مهرا ] !! فلو عقد بما لا يتمول ، ولا يقابَل بمتمول ، كحبتي حنطة : لم تصح التسمية ، ويرجع لمهر المثل ) انتهى.
{انظر كتاب حاشية البجيرمي : ج ٤ - ص ٤٤٤. للامام سليمان البجيرمي المصري الشافعي}.

*🌺🍀 Imam Bujairamiy Al Mishriy Asy Syafi'iy rahimahullahu ta'ala berkata dalam kitab hasyiyyahnya  (Hasyiyah al Bujairimi ‘alal Khatib):*

Dan tidak ada batasan sedikit banyaknya sebuah mahar. Bahkan ketentuannya adalah setiap sesuatu yang sah untuk diperjual-belikan, ditukar dan sebagai alat tukar, maka dia sah sebagai mahar. Sedangkan jika  tidak sah diperjual belikan maka tidak sah dan tidak layak pula dijadikan sebagai mahar. Lalu apabila melaksanakan akad nikah dengan mahar yang tidak termasuk harta benda dan tidak pula bisa ditukarkan dengan sesuatu yang berharga, seperti dua butir biji gandum ; maka tidak sah penyebutan mahar tersebut dalam akad nikah, dan perkaranya dikembalikan pada keumuman mahar yang berlaku dalam keluarga tesebut atau masyarakat secara umum.
{Lihat Hasyiyyahnya Al Bujairamiy 'Alaa Al Khatib : juz 3 - hal 444. Karya Imam Sulaiman Al Bujairamiy Asy Syafi'iy}.


*🎭🌿فساد المهر لا يفسد النكاح ، على الراجح من كلام أهل العلم :*

Tidak sesuainya mahar bukan berarti merusak pernikahan yang sah, hal ini merupakan pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama :

*🍒💥قال الامام الماوردي الشافعي وهو أبو الحسن علي بن محمد بن محمد بن حبيب البصري البغدادي، الشهير بالماوردي (المتوفى: 450هـ)، رحمه الله تعالى في كتابه " الحاوي الكبير في فقه مذهب الإمام الشافعي وهو شرح مختصر المزني ":*

" فساد الصداق لا يوجب فساد النكاح، ويكون لها مهر مثلها " انتهى.
{انظر كتاب " الحاوي الكبير في فقه مذهب الإمام الشافعي وهو شرح مختصر المزني " : ج ٩ - ص ٤٦١. للامام الماوردي الشافعي}.

*🌹🍀 Berkata Imam Al Mawardi Didalam kitabnya   " Al Hawi Al Kabir ":*

“Tidak sempurna atau tidak layaknya sebuah mahar tidak mengharuskan dan menjadikan rusaknya pernikahan, cukup baginya mahar yang sepadan dengan kondisi masyarakat pada umumnya.”
{Lihat Kitab Al Hawi Al Kabir : juz 9 - hal 461. Karya 


*🍇🌴 قال الامام الحرمين وهو عبد الملك بن عبد الله بن يوسف بن محمد الجويني، أبو المعالي، ركن الدين، الملقب بإمام الحرمين (المتوفى: 478هـ) رحمه الله تعالى في كتابه " نهاية المطلب في دراية المذهب ":*

" لا يفسد النكاح بفساد الصداق ، على المذهب الصحيح " انتهى.
{انظر كتاب " نهاية المطلب في دراية المذهب " : ج ١٤ - ص ٦.  للامام الحرمين الشافعي}.

*💐🌿 Berkata Imam Al Haramain Asy Syafi'iy Didalam Kitabnya " Nihayatul  Mathlabi Fi  Dirooyatil Madzhab ":*

 “Tidak menjadi rusak sebuah pernikahan dengan rusaknya mahar menurut madzhab yang shahih.”
{Lihat Kitab Nihayatul  Mathlabi Fi  Dirooyatil Madzhab : juz 6 - hal 13. Karya Imam Al Haramain Asy Syafi'iy}.


*🌺🌿 قال الامام الصوفي ابو حامد الغزالي رحمه الله تعالى في كتابه " الوسيط ":* 

" وقاعدة الباب : أن النكاح لا يفسد بفساد الصداق ؛ لأن المذهب الصحيح أن النكاح الخالي عن ذكر الصداق : ينعقد موجِبا للصداق ، تعبدا ؛ فلا يؤثر ذكر الصداق إلا في التعيين والتقدير ، فيفسد التعيين والتقدير ، ويبقى وجوب مهر المثل " انتهى.
{انظر كتاب " الوسيط " : ج ٥ - ٢٢٨. للامام الغزالي}.

*🌺🌴 Berkata Imam Hamid Al Ghazali Didalam Kitabnya " Al Wasiith ":*

“Dan kaidah dalam bab tersebut adalah: Sesungguhnya pernikahan tidak menjadi batal atau rusak karena rusaknya mahar; Karena menurut madzhab yang sahih sesungguhnya pernikahan yang tidak menyebutkan mahar akan mengikat diwajibkannya mahar sebagai sarana ibadah. Maka tidak akan terpengaruh penyebutan mahar melainkan dalam hal penentuan dan perkiraan, dan akan rusak penentuan dan perkiraan yang tersisa hanya kewajiban membayar mahar sesuai dengan kebiasaan mahar di sekitarnya atau mahar mitsel ”.
{Lihat Kitab Al Wasith : juz 5 - hal 228. Karangan Imam al Ghozaliy}.


*🌺 Imam As-Shan’ani menyatakan :*

ولا يخفى أنه – يعني حديث عثمان بن أبي العاص – لا يدل على التحريم وقيل: يجوز أخذها على التأذين في محل مخصوص إذ ليست على الأذان حينئذ بل على ملازمة المكان كأجرة الرصد

*🌻🍒 Imam Ash Shan'aniy dalam kitabnya " Subulu As Salam Syarhu Bulugh Al Maram " menjelaskan :*

Tidak diragukan sesungguhnya hal tersebut - yang kumaksud
Hadis Utsman bin Abil ‘Ash -  *_tidaklah menunjukkan HARAMNYA  menerima upah untuk muadzin._*

Ada yang mengatakan : 

*“BOLEH  mengambil upah untuk adzan MUADZIN dalam kondisi tertentu. Karena upahnya bukan sebatas untuk adzannya tapi untuk perjuangan dia yang selalu siaga, seperti upah untuk orang yang mengintai.”_*
{Lihat Kitab Subulus Salam Syarhu Bulugh Al Maram : juz  1 - hal 128. Karya Imam Shan'aniy}.

*🌿Ketika di sana ada tugas tambahan, yang sifatnya bukan semata mengumandangkan adzan, para ulama membolehkan muadzin digaji. Merek digaji karena telah memberikan layanan bagi kaum muslimin.*


*💐 Menurut Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy  mengatakan :*

لأن بالمسلمين حاجة إليه وقد لا يوجد متطوع به وإذا لم يدفع الرزق فيه يعطل

*_Karena kaum muslimin membutuhkan orang semacam ini. Sementara bisa jadi tidak ada orang yang mau secara suka rela melakukannya. Jika dia tidak digaji, bisa menelantarkan hidupnya._*
{Lihat Kitab Ål Mughniy : juz 1 - hal 460. Karya Imam Ibnu Qudamah Al Hanbaliy}.

Selama di tengah kaum muslimin tidak ada orang yang secara suka rela melayani kebutuhan mereka dalam menjaga aktivitas ibadah, maka boleh memperkerjakan orang untuk menjalani tugas itu dan dia digaji.


*🍒قال الامام الخطيب الشربيني، هو شمس الدين محمد بن أحمد الخطيب الشربيني الشافعي القاهري  في كتابه " مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج " :*

وَلَا يَصِحُّ الِاسْتِئْجَارُ لِلْإِمَامَةِ وَلَوْ نَافِلَةً: كَالتَّرَاوِيحِ؛ لِأَنَّ فَائِدَتَهَا مِنْ نور تَحْصِيلِ فَضِيلَةِ الْجَمَاعَةِ لَا تَحْصُلُ لِلْمُسْتَأْجِرِ بَلْ لِلْأَجِيرِ. انتهى.
{انظر كتاب مغني المحتاج إلى معرفة معاني ألفاظ المنهاج. للامام الخطيب الشربيني الشافعي}.
!
*💐Berkata Imam  Asy Syarbiniy Asy Syafi'iy dalam kitabnya " Mughni Al Muhtaj Ilaa Ma'rifati Ma'aani Al Minhaaj " :*
*_TIDAK SYAH (akadnya)_* mengambil upah karena bekerja sebagai Imam shalat, sekalipun sebagai Imam shalat Sunnah seperti : Sebagai  Imam Shalat Tarawih, karena faidah menjadi Imam shalat adalah agar memperoleh  cahaya keutamaan berjama'ah, *_Karena keutamaan jamaaah tidak bisa dimiliki penyewa tetapi  tetap jadi milik orang yang disewa."_*
{Lihat Kitab Mughni Al Muhtaj Ilaa Ma'rifati Ma'aani Al Minhaaj. Karya Imam Zariyya Al Anshaariy Asy Syafi'iy}.

*🍇 قال الامام زكريا الانصاري الشافعي في كتابه "  أسنى المطالب شرح روض الطالب ":*

( وَلَوْ اسْتَأْجَرَ ) شَخْصٌ آخَرَ ( لِلْإِمَامَةِ وَلَوْ لِنَافِلَةٍ كَالتَّرَاوِيحِ لَمْ يَصِحَّ ) لِأَنَّ فَائِدَتَهَا مِنْ تَحْصِيلِ فَضِيلَةِ الْجَمَاعَةِ لَا تَحْصُلُ لِلْمُسْتَأْجِرِ بَلْ لِلْأَجِيرِ .
{انظر كتاب : أسنى المطالب شرح روض الطالب. للامام زكريا بن محمد بن زكريا الأنصاري الشافعي}.

*🍇 Berkata Imam Zakariyya Al Anshaariy Asy Syafi'iy dalam Kitabnya " Asna Al Mathalib Syarhu Raudlotu Ath Thaalib ":*

Apabila menyewa orang lain untuk menjadi imam meski shalat sunah seperti tarawaih, *MAKA AKAD SEWA ITU TIDAK SAH*
Karena keutamaan jamaaah tidak bisa dimiliki penyewa tetapi  tetap jadi milik orang yang disewa.
{Lihat Kitab Asna Al Mathalib Syarhu Raudlotu Ath Thaalib. Karya Imam Zakariyya Al Anshaariy Asy Syafi'iy}.

Terdapat dalam kitab “Maushuah Fiqh Islam Kuwait” sebagai berikut juz 1 halaman 291 :

*💐🍒 قال الدكتور وهبة الزوحيلي حفظه الله تعالى في كتابه :*

وَالأَصْلُ أَنَّ كُلَّ طَاعَةٍ يَخْتَصُّ بِهَا الْمُسْلِمُ لا يَجُوزُ الاسْتِئْجَارُ عَلَيْهَا ، كَالإِمَامَةِ وَالأَذَانِ وَالْحَجِّ , وَتَعْلِيمِ الْقُرْآنِ , وَالْجِهَادِ . وَهُوَ قَوْلُ عَطَاءٍ وَالضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ وَأَبِي حَنِيفَةَ وَمَذْهَبُ أَحْمَدَ ؛ لِمَا رَوَى عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ ، قَالَ :

" إِنَّ آخِرَ مَا عَهِدَ إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَّخِذَ مُؤَذِّنًا لا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا "  .

Pada dasarnya setiap ketaatan yang secara khusus (harus dilakukan) oleh seorang muslim tidak boleh digunakan untuk sarana  mencari upah, semisal : Bekerja mencari imbalan dengan menjadi imam shalat, tukang adzan, menghajikan orang lain, mengajarkan Al Qur'an, dan  perang jihad Fi Sabilillah. Itu adalah pendapat Imam 'Atho`, Dlohak bin Qais, dan Abu Hanifah. Berdasarkan hadits yang telah diriwayatkan oleh 'Utsman bin Abu Al 'Ash, beliau  berkata;

*_"Terakhir yang Rasulullah ﷺ 💐  ambil janjinya dariku adalah agar aku tidak mengangkat seorang mu`adzin yang meminta upah dari adzannya."_*

وَمَا رَوَاهُ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ ، قَالَ :
< عَلَّمْتُ نَاسًا مِنْ أَهْلِ الصُّفَّةِ الْقُرْآنَ وَالْكِتَابَةَ ، فَأَهْدَى إِلَيَّ رَجُلٌ مِنْهُمْ قَوْسًا . قَالَ : قُلْتُ : قَوْسٌ وَلَيْسَتْ بِمَالٍ ، أَتَقَلَّدُهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ . فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . فَقَالَ : إِنْ سَرَّكَ أَنْ يُقَلِّدَكَ اللَّهُ قَوْسًا مِنْ نَارٍ فَاقْبَلْهَا > 

Dan hadits yang 'Ubadah bin Ash Shaamit telah meriwayatkannya, beliau berkata :

*_"Aku mengajari Al Quran dan menulis kepada beberapa orang dari penghuni Ash Shuffah, lalu seorang dari mereka memberiku hadiah sebuah tombak. Maka aku pun berkata, "Ini bukanlah termasuk harta, dan aku gunakan di jalan Allah. Lalu aku tanyakan hal itu kepada Rasulullah ﷺ 💐 , beliau menjawab: "Jika engkau suka untuk dihimpit api neraka, maka terimalah."_*

وَعَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِبْلٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ :
" سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ 💐  يَقُولُ :

« اقْرَءُوا الْقُرْآنَ وَلا تَغْلُوا فِيهِ وَلا تَجْفُوا عَنْهُ وَلا تَأْكُلُوا بِهِ وَلا تَسْتَكْثِرُوا بِهِ ».

Dan dari 'Abdurrahman bin Syibl Al Anshaariy, beliau berkata : Aku mendengar Rasulullah ﷺ 💐 bersabda :

*_“Bacalah Al-Qur’an, janganlah kalian ma-kan dengannya, jangan pula memperbanyak (harta) dengannya, jangan terlalu kaku dan janganlah berlebihan di dalamnya.”_* (HR Ahmad No 14986)

وَلأَنَّ مِنْ شَرْطِ صِحَّةِ هَذِهِ الأَفْعَالِ كَوْنَهَا قُرْبَةً إِلَى اللَّهِ تَعَالَى ، فَلَمْ يَجُزْ أَخْذُ الأَجْرِ عَلَيْهَا  .

Dan dikarenakan termasuk dari  syarat shahnya amaliyah - amaliyah ini adalah bertujuan mendekatkan diri kepada Allah adanya, maka tidak boleh mengambil upah/imbalan daripadanya.

وَقَدْ نَصَّ الْحَنَفِيَّةُ عَلَى أَنَّهُ لا يَجُوزُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ بِأَجْرٍ ، وَأَنَّهُ لا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذَلِكَ ثَوَابٌ ، وَالآخِذُ وَالْمُعْطِي آثِمَانِ ، وَأَنَّ مَا يَحْدُثُ فِي زَمَانِنَا مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ بِأَجْرٍ عِنْدَ الْمَقَابِرِ وَفِي الْمَآتِمِ لا يَجُوزُ . وَالإِجَارَةُ عَلَى مُجَرَّدِ الْقِرَاءَةِ بَاطِلَةٌ ، وَأَنَّ الأَصْلَ أَنَّ الإِجَارَةَ عَلَى تَعْلِيمِهِ غَيْرُ جَائِزَةٍ. لَكِنَّ الْمُتَأَخِّرِينَ أَجَازُوا الإِجَارَةَ عَلَى تَعْلِيمِهِ اسْتِحْسَانًا  .

Pengikut Imam Abu Hanifah telah menetapkan atas dasar hal tersebut tidak diperbolehkan membaca Al Qur'an dengan meminta upah/imbalan, dan sesungguhnya hal itu menjadikan bacaan itu tidak berpahala, orang yang meminta dan yang memberi upah keduanya berdosa .
Apa yang terjadi pada zaman kita sekarang ini berupa membaca Alquran di makam-makam dan lokasi duka dengan mengambil upah adalah tidak diperbolehkan.
Akad sewa seperti itu (hanya untuk semata - mata membaca) adalah *BATHIL/TIDAK SHAH.*
Bahkan yang asli sewa untuk mengajar Alquran *juga tidak sah*, akan tetapi sebagian dari ulama' muta'akhriin mereka  memperbolehkanuntuk mengajarkannya berdasarkan prinsip istihsaan (sebagai suatu persetujuan).

وَكَذَا مَا يَتَّصِلُ بِإِقَامَةِ الشَّعَائِرِ كَالإِمَامَةِ وَالأَذَانِ لِلْحَاجَةِ
وَأَجَازَ مَالِكٌ وَالشَّافِعِيُّ أَخْذَ الأَجْرِ عَلَى قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَتَعْلِيمِهِ . وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ أَحْمَدَ . وَقَالَ بِهِ أَبُو قِلابَةَ وَأَبُو ثَوْرٍ وَابْنُ الْمُنْذِرِ ، " لأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ 💐  زَوَّجَ رَجُلا بِمَا مَعَهُ مِنَ الْقُرْآنِ ،  وَجَعَلَ ذَلِكَ يَقُومُ مَقَامَ الْمَهْرِ " ، فَجَازَ أَخْذُ الأُجْرَةِ عَلَيْهِ فِي الإِجَارَةِ .

Begitu juga dengan sesuatu yang berkaitan dengan menegakkan syiar - syiar Islam semisal : Menjadi imam shalat dan tukang adzan untuk suatu hajat/tujuan. *Imam Malik dan Imam Syafi'iy* memperbolehkan mengambil upah/imbalan dari membaca Al Qur'an dan mengajarkannya.
*Dan itu juga merupakan salah satu riwayat Imam Ahmad*. *Dan Imam Abu Qilabah, Abu Tsaur, dan Ibnu Mundzir juga  berkata dengan pendapat itu.* Karena Rasulullah ِ ﷺ 💐 pernah menikahkan seorang laki - laki dengan hafalan bacaan Al Qur'an yang berada bersamanya (yang telah dia hafalkan), dan Rasulullah menjadikannya sebagai pengganti mahar (mas kawin). *Maka DIPERBOLEHKAN HUKUMNYA memungut upah darinya (jasa membaca atau  mengajarkan Al Qur'an) dalam akad sewa.*

وَقَدْ رُوِيَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ 💐  فِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ أَنَّهُ قَالَ :
« إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا كِتَابُ اللَّهِ » .

Dan sungguh telah diriwayatkan dari Rasulillah ِﷺ 💐, dalam hadits shahih, sesungguhnya beliau telah bersabda :

*_"Sesungguhnya upah yang paling berhak kalian ambil adalah upah karena (mengajarkan) kitabullah."_*

وَلا يَكَادُ يُوجَدُ مُتَبَرِّعٌ بِذَلِكَ ، فَيُحْتَاجُ إِلَى بَذْلِ الأَجْرِ فِيهِ . وَقَدْ نَصَّ الْمَالِكِيَّةُ عَلَى كَرَاهَةِ الأُجْرَةِ عَلَى قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ بِلَحْنٍ ؛ لأَنَّ الْقِرَاءَةَ عَلَى هَذَا الْوَجْهِ مَكْرُوهَةٌ إِذَا لَمْ يَخْرُجْ عَنْ حَدِّهِ . قَالَ الصَّاوِيُّ : أَمَّا الإِجَارَةُ عَلَى أَصْلِ الْقِرَاءَةِ فَجَائِزٌ .

Dan hampir - hampir tidak diketemukan orang yang sukarela melakukan hal tersebut, maka dibutuhkan upah pengganti didalamnya. *_Pengikut Imam Malik telah menetapkan kemakruhan upah pembacaan Al Qur'an dengan lahn (yang dilagukan atau terdapat kesalahan tata bahasanya),_* karena model bacaan seperti ini dimakruhkan ketika tidak melampauhi batasnya. *Imam Ash Shaawi (Al Malikiy) berkata : Adapun mengambil upah atas keaslian bacaannya, *_maka hukumnya diperbolehkan."_*

وَصَرَّحَ الشَّافِعِيَّةُ بِجَوَازِ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ عِنْدَ الْقَبْرِ ، وَالاسْتِئْجَارِ عَلَى ذَلِكَ .
{انظر كتاب " الموسوعة الفقهية الكويتية " / المصدر : ملتقى أهل الحديث / المؤلف : وزارة الأوقاف و الشؤون الإسلامية بالكويت}.

*Dan Pengikut Imam Syafi'iy​ telah memberikan lisensi/hak/izin dengan hukum bolehnya membaca Al Qur'an diatas kuburan, dan meminta upah dari melakukan hal tersebut.*
{Lihat Kitab Ål Mausu'ah Al Fiqhiyyah / Sumber : Multaqo Ahli Al Hadits / No. 109 - 110 / Karya Wazaarah Al Auqaaf Wa Su'uun Kementrian Urusan Wakaf  Kuwait}.


*🍒🌿DENGAN DEMIKIAN JELASKAN PENDAPAT ULAMA MADZHAB BAIK YANG MEMBOLEHKAN DAN TIDAK MEMPERBOLEHKAN MENJADI SEMAKIN JELASLAH BAHWA MEMBACA QURAN DAN MENGAJARKAN NYA BESERTA DAKWAH LAINNYA ITU BOLEH MENERIMA UPAH DAN AKAD NYA SAH MENURUT MADZHAB SYAFI’I, MALIKI DAN ULAMA MUTAAKHIRIN DARI HANAFI DAN HANBALI.*




*ⓒ• ⓢⓐⓜⓟⓐⓘ ⓣⓘⓓⓐⓚⓝⓨⓐ ⓑⓐⓒⓐⓐⓝ ⓠⓤⓡ'ⓐⓝ ⓚⓔⓟⓐⓓⓐ ⓜⓐⓨⓨⓘⓣ*


*🌿1• përnÿätään ïmäm sÿäfï'ïÿ prïbädï bäċään qür'än tïdäk sämpäï këpädä mäÿÿït*

💐🌺Menurut Imam Syafi'iy pribadi bacaan qur'an, megqodlo/mengganti shalat atau puasa yang ditinggalkannya semasa masih hidup *TIDAK SAMPAI KEPADA MAYYIT*, karena  semua itu termasuk ibadah mahdloh/murni yang membutuhkan niat secara pribadi yang tidak bisa diwakilkan kepada orang lain. Dan ibadah tersebut juga harus dilakukan sendiri sebagai bentuk jerih payahnya sendiri bukan jerih payah orang lain.

*💐🌺 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى :*

*وَأَمَّا قَوْلُهُ : ( لَيْسَ فِي الصَّدَقَةِ اخْتِلَافٌ )* فَمَعْنَاهُ أَنَّ هَذَا الْحَدِيثَ لَا يُحْتَجُّ بِهِ ، وَلَكِنْ مَنْ أَرَادَ بِرَّ وَالِدَيْهِ فَلْيَتَصَدَّقْ عَنْهُمَا فَإِنَّ الصَّدَقَةَ تَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ وَيَنْتَفِعُ بِهَا بِلَا خِلَافٍ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ وَهَذَا هُوَ الصَّوَابُ .

وَأَمَّا مَا حَكَاهُ أَقْضَى الْقُضَاةِ أَبُو الْحَسَنِ الْمَاوَرْدِيُّ الْبَصْرِيُّ الْفَقِيهُ الشَّافِعِيُّ فِي كِتَابِهِ الْحَاوِي عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ الْكَلَامِ مِنْ أَنَّ الْمَيِّتَ لَا يَلْحَقُهُ بَعْدَ مَوْتِهِ ثَوَابٌ فَهُوَ مَذْهَبٌ بَاطِلٌ قَطْعًا وَخَطَأٌ بَيِّنٌ مُخَالِفٌ لِنُصُوصِ الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ وَإِجْمَاعِ الْأُمَّةِ فَلَا الْتِفَاتَ إِلَيْهِ وَلَا تَعْرِيجَ عَلَيْهِ .

وَأَمَّا الصَّلَاةَ وَالصَّوْمَ فَمَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ وَجَمَاهِيرِ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ لَا يَصِلُ ثَوَابُهُمَا إِلَى الْمَيِّتِ إِلَّا إِذَا كَانَ الصَّوْمُ وَاجِبًا عَلَى الْمَيِّتِ فَقَضَاهُ عَنْهُ وَلِيُّهُ أَوْ مَنْ أَذِنَ لَهُ الْوَلِيُّ فَإِنَّ فِيهِ قَوْلَيْنِ لِلشَّافِعِيِّ أَشْهَرُهُمَا عَنْهُ أَنَّهُ لَا يَصِحُّ وَأَصَحُّهُمَا عِنْدَ مُحَقِّقِي مُتَأَخِّرِي أَصْحَابِهِ أَنَّهُ يَصِحُّ وَسَتَأْتِي الْمَسْأَلَةُ فِي كِتَابِ الصِّيَامِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ .

وَأَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ فَالْمَشْهُورُ مِنْ مَذْهَبِ الشَّافِعِيِّ أَنَّهُ لَا يَصِلُ ثَوَابُهَا إِلَى الْمَيِّتِ وَقَالَ بَعْضُ أَصْحَابِهِ : يَصِلُ ثَوَابُهَا إِلَى الْمَيِّتِ .
وَذَهَبَ جَمَاعَاتٌ مِنَ الْعُلَمَاءِ إِلَى أَنَّهُ يَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ ثَوَابُ جَمِيعِ الْعِبَادَاتِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّوْمِ وَالْقِرَاءَةِ وَغَيْرِ ذَلِكَ ، وَفِي صَحِيحِ الْبُخَارِيِّ فِي بَابِ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ نَذْرٌ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَمَرَ مَنْ مَاتَتْ أُمُّهَا وَعَلَيْهَا صَلَاةٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَنْهَا .

وَحَكَى صَاحِبُ الْحَاوِي عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ وَإِسْحَاقَ بْنِ رَاهَوَيْهِ أَنَّهُمَا قَالَا بِجَوَازِ الصَّلَاةِ عَنِ الْمَيِّتِ .

وَقَالَ الشَّيْخُ أَبُو سَعْدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ هِبَةِ اللَّهِ بْنِ أَبِي عَصْرُونَ مِنْ أَصْحَابِنَا الْمُتَأَخِّرِينَ فِي كِتَابِهِ الِانْتِصَارُ إِلَى اخْتِيَارِ هَذَا ،

وَقَالَ الْإِمَامُ أَبُو مُحَمَّدٍ الْبَغَوِيُّ مِنْ أَصْحَابِنَا فِي كِتَابِهِ التَّهْذِيبُ : لَا يَبْعُدُ أَنْ يُطْعَمَ عَنْ كُلِّ صَلَاةٍ مُدٌّ مِنْ طَعَامٍ وَكُلُّ هَذِهِ الْمَذَاهِبِ ضَعِيفَةٌ .

وَدَلِيلُهُمُ الْقِيَاسُ عَلَى الدُّعَاءِ وَالصَّدَقَةِ وَالْحَجِّ فَإِنَّهَا تَصِلُ بِالْإِجْمَاعِ وَدَلِيلُ الشَّافِعِيِّ وَمُوَافِقِيهِ قَوْلُ اللَّهِ : تَعَالَى : وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى وَقَوْلُ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

وَاخْتَلَفَ أَصْحَابُ الشَّافِعِيِّ فِي رَكْعَتَيِ الطَّوَافِ فِي حَجِّ الْأَجِيرِ هَلْ تَقَعَانِ عَنِ الْأَجِيرِ أَمْ عَنِ الْمُسْتَأْجِرِ ؟
 وَاللَّهُ أَعْلَمُ .
{انظر شرح صحيح مسلم للامام النووي : ج - ص  / المُقدِّمة /  بَابُ قول النَّبِيِّ ﷺ 💐  بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ /  رقم الحديث : ٢٨}.

*🍒💐 Imam Nawawi Asy Syafi'iy Rahimahullaahu ta'ala berkata lagi :*

*Adapun ungkapan (tidak ada perselisihan didalam sedekah dari mayyit).* Maknanya : Sesungguhnya Hadits ini tidak boleh dibuat hujjah/dalil, akan tetapi barangsiapa yang ingin berbuat baik kepada orang tuanya maka ia bershadaqahkan untuk mereka berdua. Sesungguhnya (pahala) shadaqah sampai kepada mayyit dan bermanfaat baginya tanpa ada khilaf (perselisihan)  diantara kaum Muslimin. *_Inilah pendapat yang terbaik._*

“Adapun mengenai yang dikisahkan oleh Qadli dari pada qadli Abul Hasan al-Mawardi al-Bashriy al-Faqih asy-Syafi’i didalam kitabnya (al-Hawiy) *_tentang sebagian ahli bicara yang menyatakan bahwa mayyit tidak bisa menerima pahala setelah kematiannya, itu adalah pendapat yang bathil secara qath’i dan kekeliruan diantara mereka berdasarkan nash-nash al-Qur’an, as-Sunnah dan kesepakatan (ijma’) umat Islam, maka tidak ada toleransi bagi mereka dan tidak perlu di hiraukan._*

Adapun mengenai shalat dan puasa, maka bagi Madzhab Asy-Syafi’i dan jumhur Ulama menyatakan bahwa sesungguhnya pahalanya tidak sampai kepada mayyit kecuali bila shalat yang memang wajib (bagi mayyit). Maka (boleh) diqadha’ (diganti)  oleh walinya atau orang (lain) yang diizinkan oleh walinya, sesungguhnya dalam hal ini ada dua qaul (pendapat) didalam madzhab Asy-Syafi’i yang lebih masyhur (menyatakan) *_hal ini tidak bisa_* dan pendapat yang lebih shahih menurut muhaqqiq  mutaakhir (peneliti - peneliti akhir) madzhab Asy-Syafi’i *_itu sesungguhnya bisa_* dan nanti akan ku perjelas masalah ini dalam kitab (bab) Puasa, InsyaAllah ta’alaa”.

*_"Adapun bacaan al-Qur'an, maka yang masyhur dari madzhab Syafi'i adalah pahala bacaannya tidak sampai kepada mayat."_* Dan sebagian ulama madzhab syafi'i berpendapat bahwa pahala bacaannya sampai kepada mayat,

*_didalam kitab Shahih al-Bukhari pada bab orang yang meninggal yang memiliki tanggungan nadzar, sesungguhnya Ibnu ‘Umar memerintahkan kepada seseorang yang ibunya wafat sedangkan masih memiliki tanggungan shalat supaya melakukan shalat atas ibunya,_*

*_Dan diceritakan oleh pengarang kitab al-Hawi (Imam Al Mawardi Asy Syafi'iy) dari ‘Atha’ bin Abu Ribah dan Ishaq bin Ruwaihah bahwa keduanya mengatakan kebolehan shalat dari mayyit (pahalanya untuk mayyit)_*

Asy-Syaikh Abu Sa’ad Abdullah bin Muhammad Hibbatullah bin Abu ‘Ishrun dari kalangan syafi’iyyah mutaakhhirin (pada masa Imam an-Nawawi) didalam kitabnya al-Intishar ilaa ikhtiyar adalah seperti pembahasan ini.

Imam al-Mufassir Muhammad al-Baghawiy dari anshabus syafi’i didalam kitab at-Tahdzib berkata ; tidak jauh (tidaklah melenceng) agar memberikan makanan dari setiap shalat sebanyak satu mud, dan setiap hal ini izinnya sempurna, dan dalil mereka adalah qiyas atas do’a, shadaqah dan haji, sesungguhnya itu
sampai berdasarkan ijma’.”

Dan sekumpulan ulama' berpendapat sesungguhnya hal tersebut, pahala seluruh bentuk ibadah dari (mengganti) shalat, puasa, pembacaan Al Qur'an, dan selain itu semua  bisa sampai kepada mayyit.

*_Dan dalil Imam Asy-Safi'i dan para ulama yang sepakat dengannya adalah firman Allah ("Tidaklah manusia itu memperoleh, kecuali apa yg diusahakannya saja") dan sabda Nabi ﷺ 🌹: (Jika telah meninggal anak Adam, maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya)._*

Dan pengikut Imam Syafi'iy berbeda pendapat dalam masalah shalat Sunnah  dua rakaat thawwaf pada ibadah haji yang dilakukan oleh ajir (orang yang disewa jasanya), apakah (pahala)  keduanya jatuh kepada orang yang disewa ataukah kepada orang yang menyewa jasanya? Wallahu a'lam.
{Lihat Syarh Shahih Muslim Karya Imam An Nawawiy : juz 1 - hal 90 / Al Muqaddimah / Baabu Qauli An Nabiy ﷺ 💐 Buniya Al Islaamu 'Alaa Khamsin / No. 28}.


*💐🌺 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى :*

وَأَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ وَجَعْلُ ثَوَابِهَا لِلْمَيِّتِ وَالصَّلَاةُ عَنْهُ وَنَحْوُهُمَا فَمَذْهَبُ الشَّافِعِيِّ وَالْجُمْهُورِ أَنَّهَا لَا تَلْحَقُ الْمَيِّتَ وَفِيهَا خِلَافٌ
{انظر كتاب شرح صحيح مسلم للامام النووي : ج ١١ - ج ٥٨ /  ٢٥ - كتاب الوصية / ٣ - باب ما يلحق الإنسان من الثواب بعد وفاته /  رقم الحديث : ١٦٣١}.

*💐🌺Al-Imam An-Nawawi Asy Syafi'iy  rahimahullah ta'ala berkata :*

"Adapun membaca Al-Qur'an dan menjadikan pahalanya untuk mayat, sholat atas mayat dan juga yang semisal keduanya maka madzhab Asy-Syafi'i dan mayoritas ulama berpendapat bahwasanya *_hal-hal tersebut tidak akan sampai kepada mayat"._* dan didalamnya terdapat perbedaan pendapat ulama...
{Lihat Kitab Al-Minhaaj Syarh Shahih Muslim : juz 11 - hal 58 / 25 - Kitabu Al Washiyyah / 3 - Baabu Ma Yalhaqu Al Insaanu  Min Ats Tsawaabi Ba'da Wafaatihi / No. 1631 / Karya Imam An Nawawiy Asy Syafi'iy}.

*🌿💐Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan :*

وحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَائِشَةَ :

 أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ ﷺ 💐 فَقَالَ:

يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
{رواه مسلم / ١٢ - كتاب الزكاة / ١٥ - باب وصول ثواب الصدقة عن الميت إليه / رقم الحديث : ١٠٠٤}.

Dan telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin 'Abdillah bin Numair. Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Bisyr. Telah menceritakan kepada kami : Hisyaam. Dari Bapaknya. Dari 'Aisyah :

“Sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Nabi َّﷺ 💐,  kemudian ia berkata ;

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia (mendadak) namun ia belum sempat berwasiat, dan aku menduga seandainya sempat berkata-kata ia akan bershadaqah, apakah ia akan mendapatkan pahala jika aku bershadaqah atas beliau ?,

Nabi kemudian menjawab ;

“Iya (maka bershadaqahlah, riwayat lain)”
{HR. Muslim no. 1004 (12 - Kitabu Az Zakaati, 15 -  Bab sampainya pahala shadaqah dari mayyit atas dirinya). Dan no. 3083 (Bab sampainya pahala shadaqah kepada mayyit), dalam bab ini Imam Muslim mencantum beberapa hadits lainnya yang redaksinya mirip ; Mustakhraj Abi ‘Awanah no. 4701)}.

*🍒🌺 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى :*

 وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّ الصَّدَقَةَ عَنِ الْمَيِّتِ تَنْفَعُ الْمَيِّتَ وَيَصِلُهُ ثَوَابُهَا وَهُوَ كَذَلِكَ بِإِجْمَاعِ الْعُلَمَاءِ وَكَذَا أَجْمَعُوا عَلَى وُصُولِ الدُّعَاءِ وَقَضَاءِ الدِّينِ بِالنُّصُوصِ الْوَارِدَةِ فِي الْجَمِيعِ وَيَصِحُّ الْحَجُّ عَنِ الْمَيِّتِ إِذَا كَانَ حَجَّ الْإِسْلَامِ وَكَذَا إِذَا وَصَّى بِحَجِّ التَّطَوُّعِ عَلَى الأصح عندنا واختلف العلماء في الصوم إِذَا مَاتَ وَعَلَيْهِ صَوْمٌ فَالرَّاجِحُ جَوَازُهُ عَنْهُ لِلْأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ فِيهِ.
{انظر شرح صحيح مسلم للامام النووي : ج ٣ - ص ٤٤٤ / ١٢ - كتاب الزكاة / ١٥ - باب وصول ثواب الصدقة عن الميت إليه / رقم الحديث : ١٠٠٤}.

*🍒🌺Ketika mengomentari hadits ini, Imam an-Nawawi rahimahullahu ta'ala  mengatakan :*

“Pengertian dalam hadits ini adalah *_bahwa shadaqah dari mayyit bermanfaat dan pahalanya sampai kepada mayyit,_* dan hal itu dengan ijma’ ulama, sebagaimana juga ulama ber-ijma’ atas sampainya pahala do’a dan membayar hutang berdasarkan nas-nas yang telah warid didalam keseluruhannya, dan juga sah berhaji atas mayyit apabila haji Islam, dan seperti itu juga ketika berwasiat haji sunnah berdasarkan pendapat yang ashah (lebih sah), dan Ulama
berbeda pendapat  tentang pahala orang yang meninggal dunia namun memiliki tanggungan puasa, pendapat yang rajih (lebih unggul) memperbolehkannya (berpuasa atas namanya) berdasarkan hadits-hadits shahih tentang hal itu”.
{Lihat  Syarah Shahih Muslim : juz 3 - hal 444. Karya Imam Nawawi / 12 - Kitabu Az Zakaati / 15 - Baabu Wushuuli Tsawaabi Ash Shadaqoti 'Alaa Al Mayyit 'Ilaihi / No. 1004}.

*🌺🍒 Diceritakan tentang Imam Ibnu Abdissalam yang semula mengingkari sampainya pahala bacaan Al-Qur’an kepada mayyit sewaktu beliau masih hidup dalam fatwanya.

*💐🌿 قال السيد الشيخ البكري محمد شطا الدمياطي الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه " إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين ":*

وقال ابن عبد السلام في بعض فتاويه :*

لا يجوز أن يجعل ثواب القراءة للميت لأنه تصرف في الثواب من غير إذن الشارع
    وحكى القرطبي في التذكرة أنه رؤي في المنام بعد وفاته فسئل عن ذلك فقال كنت أقول ذلك في الدنيا والآن بان لي أن ثواب القراءة يصل إلى الميت

وحكى المصنف في شرح مسلم والأذكار وجها أن ثواب القراءة يصل إلى الميت كمذهب الأئمة الثلاثة

واختاره جماعة من الأصحاب منهم ابن الصلاح والمحب الطبري وابن أبي الدم وصاحب الذخائر وابن أبي عصرون وعليه عمل الناس وما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن

وقال السبكي والذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه نفعه
{انظر كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين : ج ٣ - ص ٢٥٨. السيد الشيخ البكري الشافعي}.


*💐🌿 Berkata As Sayyid Asy Syaikh Al Bakriy Muhammad Syatho Ad Dimyathi didalam Kitabnya " I'anatu Ath Thaalib ":*

“Imam Ibnu Abdissalam berkata dalam sebagian fatwa-fatwanya :*

Tidak boleh menjadikan pahala bacaan Al-Qur’an kepada mayyit karena sesungguhnya menghadiahkan pahala bagian tidak ada izin asy-Syari’. dan diriwayatkan dari Al-Imam Qurthubi didalam kitab At-Tadzkirah (At-Tadzkirah fi Ahwal al-Mauta wa Umur al-Akhirah) sesungguhnya melihat didalam mimpi setelah wafatnya (Imam Ibnu Abdissalam ), maka bertanya tentang yang demikian, kemudian berkata, aku berkata yang demikian itu (tidak sampai) ketika berada di dunia, dan sekarang sesungguhnya bagiku pahala bacaan Al-Qur’an itu sampai kepada mayyit.

“Dan diriwayatkan oleh mushannif didalam Syarah Muslim dan Al-Adzkar, pendapat yang mengatakan sampainya pahala bacaan Al-Qur’an kepada mayyit seperti (pendapat) Madzhab Imam 3 (Hanafiyah, Malikiyah, Hanabilah) dan pendapat ini dipilih oleh jamaah dari para sahabat (ulama-ulama kalangan Syafi’iyyah) diantara mereka Imam Ibnu Shalah, Al-Muhib Ath-Thabariy, Imam Ibnu Abi Dam, sahabat Al-Dzakhair, Imam Ibnu Abi ‘Ishrun dan atasnya amal manusia dan apa yang dipandang baik oleh kaum Muslimin maka disisi Allah juga baik”

"Dan Imam As-Subki berkata, dan yang menunjukkan atasnya yaitu khabar dengan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an apabila di niatkan (diqashad) dengannya akan memberi manfaat kepada mayat (mayyit) dan meringankan apa yang ada padanya niscaya bermanfaat (bagi mayyit)”.
{Lihat Kitab I'anatu Ath Thaalibiin : juz 3 - hal 258. Karya Sayyid Syaikh Al Bakriy Muhammad Syatho Ad Dimyathi Asy Syafi'iy}.

*🌺🌿 قال الامام ابن كثير رحمه الله تعالى في تفسيره " سورة النجم : ٠٥٣/ ٣٩ " :*

(وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى) سورة النجم : ٠٥٣/ ٣٩.

أَيْ كَمَا لَا يُحْمَل عَلَيْهِ وِزْر غَيْره كَذَلِكَ لَا يُحَصِّل مِنْ الْأَجْر إِلَّا مَا كَسَبَ هُوَ لِنَفْسِهِ وَمِنْ وَهَذِهِ الْآيَة الْكَرِيمَة اِسْتَنْبَطَ الشَّافِعِيّ رَحِمَهُ اللَّه وَمَنْ اِتَّبَعَهُ أَنَّ الْقِرَاءَة لَا يَصِل إِهْدَاء ثَوَابهَا إِلَى الْمَوْتَى لِأَنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَمَلهمْ وَلَا كَسْبهمْ وَلِهَذَا لَمْ يَنْدُب إِلَيْهِ رَسُول اللَّه ﷺ 💐 أُمَّته وَلَا حَثَّهُمْ عَلَيْهِ وَلَا أَرْشَدَهُمْ إِلَيْهِ بِنَصٍّ وَلَا إِيمَاء وَلَمْ يُنْقَل ذَلِكَ عَنْ أَحَد مِنْ الصَّحَابَة رَضِيَ اللَّه عَنْهُمْ وَلَوْ كَانَ خَيْرًا لَسَبَقُونَا إِلَيْهِ وَبَاب الْقُرُبَات يُقْتَصَر فِيهِ عَلَى النُّصُوص وَلَا يُتَصَرَّف فِيهِ بِأَنْوَاعِ الْأَقْيِسَة وَالْآرَاء فَأَمَّا الدُّعَاء وَالصَّدَقَة فَذَاكَ مُجْمَع عَلَى وُصُولهمَا وَمَنْصُوص مِنْ الشَّارِع عَلَيْهِمَا .
{انظر كتاب تفسير ابن كثير : ج ٧ - ص ٤٦٥. تفسير سورة النجم : ٠٥٣/ ٣٩. للامام ابن كثير الشافعي}.


*🍒🌿Al-Imam Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah ta'ala –dalam tasirnya- berkata :*

*(Firman Allah:  "Tidaklah manusia itu memperoleh, KECUALI apa yg diusahakannya saja". [QS. An-Najm: 053/ 39],)*

Yaitu sebagaimana ia tidaklah memikul dosa orang lain, demikian juga ia tidak akan memperoleh pahala kecuali dari amalannya sendiri.

Dari ayat yang mulia ini, Imam Syafi'iy-rohimahulloh- dan ulama yang mengikuti pendapatnya menyimpulkan bahwa *_'amalan membaca' tidak bisa sampai kepada mayit kiriman pahalanya, karena itu bukan termasuk amalan para mayit, bukan pula termasuk usaha para mayit._*

Oleh karena itulah :

Rasulullah ﷺ 🌹 tidak mengajak umatnya kepada amalan itu.

Beliau juga tidak menganjurkan umatnya untuk melakukannya.

Bahkan beliau tidak mengarahkan umatnya kepada amalan itu, baik secara tegas, maupun secara isyarat.

Hal itu juga tidak pernah dinukil dari satupun sahabat Nabi -rodliyyAllohu anhum-, *_seandainya amalan itu suatu kebaikan, tentunya mereka telah mendahului kita dalam melakukannya._*

Dan di dalam ranah ibadah taqarrub, itu hanya boleh diambil dari sumber nash-nash saja, dia tidak boleh diambil dari sumber qiyas (analogi) dan pendapat-pendapat manusia".

*_"Akan tetapi, berkenaan dengan doa dan sedekah (yang pahalanya dihadiahkan buat mayat), maka hal ini telah disepakati oleh para ulama, bahwa pahala keduanya dapat sampai kepada mayat, dan juga ada nas dari Asy Syaari' (Rasulullah ﷺ 💐) yang menyatakan keduanya."_*
{Lihat Kitab Tafsir Ibnu Katsir: juz  7 - hal 465. Tafsir Surah An Najm : 053/ 39. Karya Imam Ibnu Katsir Asy Syafi'iy}.


*🌹🍀 اما قول الامام الشافعي رحمه الله تعالى الاخرى في كتابه " الأم ":*

يَلْحَقُ الْمَيِّتَ من فِعْلِ غَيْرِهِ وَعَمَلِهِ ثَلَاثٌ حَجٌّ يُؤَدَّى عنه وَمَالٌ يُتَصَدَّقُ بِهِ عنه أو يُقْضَى وَدُعَاءٌ فَأَمَّا ما سِوَى ذلك من صَلَاةٍ أو صِيَامٍ فَهُوَ لِفَاعِلِهِ دُونَ الْمَيِّتِ
{انظر كتاب " الأم " : ج ٤ - ص ١٢٠. للامام محمد بن ادريس الشافعي}.

*🌹🌿 Adapun pernyataan langsung Imam Syafi'iy  rahimahullahu ta'ala yang lain  dalam kitabnya Al-Umm:*

"Perbuatan dan amalan orang lain akan sampai kepada mayat berupa tiga perkara, (1) haji yang dikerjakan atas nama sang mayat (2) harta yang disedekahkan atas namanya atau yang dibayarkan atasnya dan (3) doa. Adapun selain hal ini seperti sholat atau puasa maka untuk pelakunya bukan untuk mayat.
{Lihat Kitab Al-Umm : juz 4 - hal 120. Karya Imam Syafi'iy}.



*🍀2• përnÿätään pårâ ïmäm mådzhâb dän pënġïkütnÿä bäġäïmänä ċäränÿä bäċään qür'än bïsä sämpäï këpädä mäÿÿït*


*ï• måÐzhåß ïmåm åßµ håñï£åh*

*🌿🍒 قال الامام ابن نجيم الحنفي رحمه الله تعالى في كتابه "  البحر الرائق شرح كنز الدقائق " :*

وٙلٙا بٙأْسٙ بِقِرٙاءٙةِ الْقُرْآنِ عِنْدَ الْقُبُورِ وَرُبَّمَا تَكُونُ أَفْضَلَ مِنْ غَيْرِهِ وَيَجُوزُ أَنْ يُخَفِّفَ اللَّهُ عَنْ أَهْلِ الْقُبُورِ شَيْئًا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ يَقْطَعَهُ عِنْدَ دُعَاءِ الْقَارِئِ وَتِلَاوَتِهِ وَفِيهِ وَرَدَ آثَارُ «مَنْ دَخَلَ الْمَقَابِرَ فَقَرَأَ سُورَةَ يس خَفَّفَ اللَّهُ عَنْهُمْ يَوْمئِذٍ وَكَانَ لَهُ بِعَديهَا حَسَنَاتٌ» . اهـ
{انظر كتاب البحر الرائق شرح كنز الدقائق : ج ٢ - ٢١٠. للامام زين الدين بن إبراهيم بن محمد، المعروف بابن نجيم المصري (المتوفى: 970هـ) وفي آخره: تكملة البحر الرائق لمحمد بن حسين بن علي الطوري الحنفي القادري (ت بعد 1138 هـ)}.

*🌺🌿 Berkata Imam Ibnu Nujaim Al Hanafiy Rahimahullaahu ta'ala, dalam Kitabnya " Al Bahru Ar Raaiq Syarhu Kanzu Al Daqaaiq " :*

“Tidak mengapa membaca al-Qur’an di kuburan, dan bisa jadi itu lebih afdhal dari tempat-tempat lain, dan Allah s.w.t. bisa meringankan –karena dibacakan- adzabnya bagi ahli kubur, atau bahkan menghilangkannya –adzab- ketika pelayat berdoa dan membacakan al-Qur’an. Dalam hal ini ada atsar ‘siapa yang datang ke kuburan lalu membaca surat Yasin, Allah s.w.t. ringankan adzabnya hari itu. Dan bagi yang membaca mendapat kebaikan sejumlah mayit yang diahadiahkan. siapa yang datang ke kuburan lalu membaca surat Yasin, Allah s.w.t. ringankan adzabnya hari itu. Dan bagi yang membaca mendapat kebaikan sejumlah mayit yang diahadiahkan’.”
{Lihat Kitab al-Bahru al-Raiq Syarhu Kanz al-Daqaiq : juz  2 - hal 210. Karya Ibnu Nujaim Al Hanafiy}.

*🌺🌿 قال الامام ابن عابدين الحنفي (وهو محمد أمين بن عمر بن عبد العزيز عابدين الدمشقي الحنفي (المتوفى: 1252هـ)  رحمه الله تعالى في كتابه "  رد المحتار على الدر المختار " :*

وصرح الحٙصْكٙفِيْ :

لا يُكْرَهُ الدَّفْنُ لَيْلا وَلا إجْلاسُ الْقَارِئِينَ عِنْدَ الْقَبْرِ وَهُوَ الْمُخْتَارُ.
{انظر كتاب رد المحتار على الدر المختار " : ج ١ - ص ٦٠٧. للامام  ابن عابدين، محمد أمين بن عمر بن عبد العزيز عابدين الدمشقي الحنفي (المتوفى: 1252هـ)}.

*🍒💐 Berkata Syaikh Ibnu 'Abidiin Al Hanafiy Rahimahullaahu ta'ala dalam Kitabnya " Raddu Al Muhtar 'Alaa Ad Durri Al Mukhtar ":*

Imam al-Hashfaki menyebutkan:

“Tidak dimakruhkan menguburkan mayit di malam hari, dan tidak dimakruhkan juga mendudukan para pembaca quran di kuburan. dan itu pendapat yang terpilih (dalam madzhab).”
{Lihat Kitab Radd al-Muhtar ‘ala al-Durr al-Mukhtar : juz  1 - hal 607. Karya Syaikh Ibnu 'Abidiin Al Hanafiy}.


*ïï• måÐzhåß ïmåm målïk*

*🍒🌿 قال الامام الدردير المالكي وهو      أحمد بن أحمد بن أبي حامد العدوي المالكي الأزهري الخلوتي (الميلاد     1127 هـ / 1715م ~ الوفاة     6 ربيع الأول سنة 1201 هـ، الموافق 27 ديسمبر سنة 1786م)، رحمه الله تعالى في كتابه " حاشية الدسوقي على الشرح الكبير ":*

كُرِهَ قِرَاءَةٌ (بَعْدَهُ) أَيْ بَعْدَ مَوْتِهِ (وَعَلَى قَبْرِهِ) لِأَنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَمَلِ السَّلَفِ لَكِنْ الْمُتَأَخِّرُونَ عَلَى أَنَّهُ لَا بَأْسَ بِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَالذِّكْرِ وَجَعْلِ ثَوَابِهِ لِلْمَيِّتِ وَيَحْصُلُ لَهُ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ وَهُوَ مَذْهَبُ الصَّالِحِينَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ.
{انظر كتاب " حاشية الدسوقي على الشرح الكبير " : ج ١ - ص ٤٢٣. للامام احمد الدردير المالكي}.


*🌺💥 Berkata Syaikh Ahmad Al Dardir Al Malikiy dalam Kitabnya " Hasyiyyahnya Ad Dasuuqiy 'Alaa Al Syarhi Al Kabir ":*

“Dimakruhkan membaca al-Quran setelah kematian di kuburannya, karena itu bukanlah pekerjaan para salaf, akan tetapi ulama mutaakhirin (belakangan) membolehkan membaca al-Quran dan dzikir lalu menghadiahkan pahalanya untuk mayit, dan ia mendapatkan pahalanya insyaAllah, dan ini adalah madzhabnya ornag-orang shalih dari kalangan ahl al-Kasyf (ahli mengungkap tabir rahasia)."
{Lihat Hasyiyah al-Dusuqi ‘ala al-Syarhi al-Kabir : juz 1 - hal 423. Karya Imam Ahmad Al Dardir Al Malikiy}.


*ïïï• måÐzhåß ïmåm §¥å£ï'ï¥*

*_🌺💐Menurut Imam Syafi'iy pribadi_* memang pahala membaca Qur'an, mengqadlo/mengganti shalat dan puasa mayyit tidak akan sampai kepada mayyit. Adapun sebagian dari  para pengikutnya semua itu bisa sampai kepada mayyit apabila ada qashdu/niat pahalanya dihadiahkan kepada mayyit, dan pendapat ini masyhur dikalangan Madzhab Hanbali. Berikut penjelasannya :

*💐🌺 قال الامامان  الشيخ شهاب الدين  قليوبي وشهاب الدين عميرة رحمهما الله تعالى :*

(وَلِيُسَلِّمَ) أَيْ الزَّائِرُ لِقُبُورِ الْمُسْلِمِينَ، وَيَحْرُمُ عَلَى الْكُفَّارِ، وَيُنْدَبُ اسْتِقْبَالُ وَجْهِ الْمَيِّتِ حَالَ الْقِرَاءَةِ وَالدُّعَاءِ، وَأَنْ يَكُونَ قَائِمًا، وَأَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ إلَى السَّمَاءِ. قَوْلُهُ: (وَيَقْرَأُ) أَيْ شَيْئًا مِنْ الْقُرْآنِ وَيُهْدِي ثَوَابَهُ لِلْمَيِّتِ وَحْدَهُ أَوْ مَعَ أَهْلِ الْجَبَّانَةِ، وَمِمَّا وَرَدَ عَنْ السَّلَفِ أَنَّهُ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْإِخْلَاصِ إحْدَى عَشَرَةَ مَرَّةً، وَأَهْدَى ثَوَابَهَا إلَى الْجَبَّانَةِ غُفِرَ لَهُ ذُنُوبٌ بِعَدَدِ الْمَوْتَى فِيهَا. وَرَوَى السَّلَفُ عَنْ عَلِيٍّ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – أَنَّهُ يُعْطَى لَهُ مِنْ الْأَجْرِ بِعَدَدِ الْأَمْوَاتِ.
{انظر كتاب الحاشيتان : ج ١ - ص ٤١٢. للامامان شهاب الدين قليوبي شهاب الدين وعميرة}.

*🍒💥 Berkata Imam Syihabuddin Qulyubiy Dan Imam Syihabuddin 'Amiirah rahimahumallahu ta'ala dalam kitab mereka " Al Hasyiyataani " :*

“Dan dianjurkan memberi salah bagi peziarah kuburan muslim, tapi diharamkan jika itu kuburan kafir, dan dianjurkan menghadap kuburan tersebut ketika membaca al-Qur’an dan berdoa, dan hendaknya berdiri serta mengangkat tangannya ketika berdoa ke langit. *_Serta membaca sesuatu dari al-Quran dan menghadiahkan pahalanya untuk mayit (yang ada di depannya) atau untuk semua mayit yang di kuburan tersebut,_* sebagaimana telah nyata dari salaf bahwa *_siapa yang membaca surat al-ikhlas 11 kali dan menghadiahkan pahalanya untuk ahli kubur, diampuni dosanya sebanyak mayit di kuburan tersebut. Dan ulama salaf meriwayatkan dari sayyidina Ali r.a., bahwa ia (yang membaca di kuburan) diberikan pahala sebanyak jumlah mayit”._*
{Lihat Kitab Hasiyataan : juz 1 - hal 412. Karya Imam  Al-Qalyubiy wa ‘Amirah}.

*💐🌿 Keterangan yang selanjutnya :*

*🌹🍒 قال شيخ الاسلام الامام ابن حجر الهيثمي المكي  الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه " الفتاوى الفقهية الكبرى ":*

وكلام الشافعي – رضي الله عنه – هذا تأييد للمتأخرين في حملهم مشهور المذهب على ما إذا لم يكن بحضرة الميت أو لم يدع عقبه

*💐🍒Syaikhul Islam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami Asy Syafi'iy didalam Kitabnya al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubraa berkata :*

“Dan perkataan Imam asy-Syafi’i ini (bacaan al-Qur’an disamping mayyit/kuburan) memperkuat pernyataan ulama-ulama Mutaakhkhirin dalam membawa pendapat masyhur diatas pengertian apabila tidak dihadapan mayyit atau apabila tidak mengiringinya dengan do’a”.
{Lihat Kitab al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubraa : juz 2 - hal 27.  Karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami Asy Syafi'iy}.

*🌹🍒 قال شيخ الاسلام الامام ابن حجر الهيثمي المكي  الشافعي رحمه الله تعالى أيضا في كتابه " تحفة المحتاج على شرح المنهاج ":*

قال عنه المصنف في شرح مسلم: إنه مشهور المذهب على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو القارئ ثواب قراءته له أو نواه ولم يدع له.
{انظر كتاب تحفة المحتاج في شرح المنهاج : ج ٧ - ص ٧٤. للامام  أحمد بن محمد بن علي بن حجر الهيتمي المكي الشافعي}.

*💐🍒Syaikhul Islam al-Imam Ibnu Hajar al-Haitami Asy Syafi'iy didalam Kitabnya " Tuhfatul Al Muhtaj 'Alaa Syarhi Al Minhaaj " berkata lagi :*

“Sesungguhnya pendapat masyhur adalah diatas pengertian apabila pembacaan bukan dihadapan mayyit (hadlirnya mayyit), pembacanya tidak meniatkan pahala bacaannya untuk mayyit atau meniatkannya, dan tidak mendo’akannya untuk mayyit”.
{Lihat Kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhi al-Minhaj : juz 7 - hal 74.  Karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami Asy Syafi'iy}.

*🌿💥 Penjelasan yang selanjutnya :*

*🍒🌴وقد نقل الإمام النووي في الأذكار ورياض الصالحين عن الإمام الشافعي رحمه الله قوله:*

قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللهُ: وَيُسْتَحَبُّ أنْ يُقْرَأ عِنْدَهُ شَيْءٌ مِنَ القُرآنِ، وَإنْ خَتَمُوا القُرآنَ عِنْدَهُ كَانَ حَسَنَاً

*🌹🍇 Imam Nawawiy menukil perkataan Imam Syafi'iy dalam Kitabnya " Al Adzkaar dan Riyadlu Ash Shaalihiin ":*

“Asy-Syafi’i rahimahullah berkata : Disukai untuk dibacakan di sisi mayat sesuatu dari al-Qur’an, kalau mereka mengkhatamkan al-Qur’an di sisinya maka itu baik”
{Imam Syafi'iy}.


🌿💥Perhatikan perkataan Asy-Syafi’i *_"di sisi mayat”,_* jadi pembahasannya adalah mengenai yang dianjurkan setelah mayat dikuburkan, selain berdoa baginya, memohon ampunan baginya, dan membaca al-Qur’an di sisinya”.


*💐💥 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه " روضة الطالبين " :*

وَسُئِلَ الْقَاضِي أَبُو الطَّيِّبِ عَنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فِي الْمَقَابِرِ فَقَالَ: الثَّوَابُ لِلْقَارِئِ، وَيَكُونُ الْمَيِّتُ كَالْحَاضِرِ، تُرْجَى لَهُ الرَّحْمَةُ وَالْبَرَكَةُ
{انظر كتاب روضة الطالبين : ج ٢ - ص ١٣٩. للامام النووي الشافعي}.

“Dan Al-Qodhi Abu At-Toyyib ditanya tentang membaca al-Qur’an di kuburan, maka ia berkata : “Pahalanya untuk yang membaca, dan mayat seperti yang hadir diharapkan baginya rahmat dan keberkahan”.
{Lihat Kitab Roudotu Ath  Tholibin : juz 2 - hal 139. Karya Imam An Nawawiy Asy Syafi'iy}.


*🌺🌿 قال الامام كمال الدين ابو البقاء الشافعي رحمه الله تعالى :*

قال: (ويقرأ ويدعو)؛ لرجاء الإجابة. ويكون الميت كالحاضر ترجى له الرحمة والبركة. وأما ثواب القراءة .. فللقارئ.

قال الإمام الشافعي رضي الله عنه: رأيت من أوصى بالقراءة عند القبر, وهو عندنا حسن, والرحمة تنزل عند ختم القرآن.
{انظر كتاب " النجم الوهاج في شرح المنهاج " : ج ٣ - ص ١١٤. للامام كمال الدين، محمد بن موسى بن عيسى بن علي الدَّمِيري أبو البقاء الشافعي (المتوفى: 808هـ)}.

*🌺🌿 Imam Kamaluddin Abul Baqoo’ Asy-Syafi’iy Rahimahullaahu ta'ala (wafat 808 H) berkata:*

(Dan ia membaca al-Qur’an dan berdoa) agar diterima. Jadi mayat seperti orang yang hadir, diharapkan untuk mendapatkan rahmat dan berkah. Dan adapaun pahala bacaan al-Qur’an adalah untuk yang  membacanya.


*🌹Al-Imam Asy-Syafi’iy  radliyyAllahu ‘anhu berkata :*

“Aku melihat orang yang berwasiat untuknya di kuburannya. Dan ini menurut kami baik, dan rahmat turun tatkala khatam al-Qur’an”.
{Lihat Kitab An-Najmu Al Wahhaaj fi Syarhi Al Minhaaj : juz 3 - hal 114. Karya Imam Abu Al Baqoo' Asy Syafi'iy}.


*🌺🌿 قال الامام زكريا الانصاري الشافعي رحمه الله تعالى :*

قَالَ النَّوَوِيُّ وَيُسْتَحَبُّ الْإِكْثَارُ مِنْ الزِّيَارَةِ وَأَنْ يُكْثِرَ الْوُقُوفَ عِنْدَ قُبُورِ أَهْلِ الْخَيْرِ وَالْفَضْلِ (وَالْأَجْرُ لَهُ) أَيْ لِلْقَارِئِ (وَالْمَيِّتُ كَالْحَاضِرِ تُرْجَى لَهُ الرَّحْمَةُ) وَالْبَرَكَةُ
{انظر كتاب أسنى المطالب : ج ١ - ص ٣٣١. للامام زكريا الانصاري الشافعي}

*🌺🌿 Imam Zakariya Al-Anshori Asy  Syafi'iy rahimahullahu ta'ala berkata :*

“An-Nawawi berkata : Dan dianjurkan untuk memperbanyak ziaroh dan memperbanyak berdiri di kuburan orang-orang yang baik dan mulia. Dan pahala untuknya yaitu (pahala baaan al-Qur’an-pen) untuk yang membaca. Dan mayat seperti orang yang hadir diharapkan baginya rahmat dan berkah”.
{Lihat Kitab Asna Al-Mathoolib : juz  1 - hal 331. Karya Imam Zakariyya Al Anshaariy Asy Syafi'iy}.

Jadi Amalan Kaum Sunni itu sampai atau tidaknya berhubungan dengan kondisi dan hal-hal tertentu, seperti perkataan beliau Imam Syafi’i :

قال الشافعى : وأحب لو قرئ عند القبر ودعى للميت

“asy-Syafi’i berkata : aku menyukai sendainya dibacakan al-Qur’an disamping qubur dan dibacakan do’a untuk mayyit” Demikianlah dalam memahami Perkataan seorang Pembesar Agama Islam sekaliber Imam Syafi,i melalui para Ulama yang lain, entahlah jika Mereka Mendaulat Dirinya Setara Dengan Imam Syafi,i? Juga disebutkan oleh al-Imam al-Mawardi, al-Imam an-Nawawi, al-Imam Ibnu ‘Allan dan yang lainnya dalam kitab masing-masing yang redaksinya sebagai berikut :

قَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمهُ اللَّه: ويُسْتَحَبُّ أنْ يُقرَأَ عِنْدَهُ شيءٌ مِنَ القُرآنِ، وَإن خَتَمُوا القُرآن عِنْدهُ كانَ حَسناً

“Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata : disunnahkan agar membaca sesuatu dari al-Qur’an disisi quburnya, dan apabila mereka mengkhatamkan al-Qur’a disisi quburnya maka itu bagus”

Kemudian hal ini dijelaskan oleh ‘Ulama Syafi’iyah lainnya seperti Syaikhul Islam al-Imam Zakariyya al-Anshari dalam dalam Fathul Wahab :

أما القراءة فقال النووي في شرح مسلم المشهور من مذهب الشافعي أنه لا يصل ثوابها إلى الميت وقال بعض أصحابنا يصل وذهب جماعات من العلماء إلى أنه يصل إليه ثواب جميع العبادات من صلاة وصوم وقراءة وغيرها وما قاله من مشهور المذهب محمول على ما إذا قرأ لا بحضرة الميت ولم ينو ثواب قراءته له أو نواه ولم يدع بل قال السبكي الذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت نفعه وبين ذلك وقد ذكرته في شرح الروض

“Adapun pembacaan al-Qur’an, Imam an-Nawawi mengatakan didalam Syarh Muslim, yakni masyhur dari madzhab asy-Syafi’i bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak sampai kepada mayyit, sedangkan sebagian ashhab kami menyatakan sampai, dan kelompok-kelompok ‘ulama berpendapat bahwa sampainya pahala seluruh ibadah kepada mayyit seperti shalat, puasa, pembacaan al-Qur’an dan yang lainnya. Dan apa yang dikatakan sebagai qaul masyhur dibawa atas pengertian apabila pembacaannya tidak di hadapan mayyit, tidak meniatkan pahala bacaannya untuknya atau meniatkannya, dan tidak mendo’akannya bahkan Imam as-Subkiy berkata ; “yang menunjukkan atas hal itu (sampainya pahala) adalah hadits berdasarkan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an apabila diqashadkan (ditujukan) dengan bacaannya akan bermanfaat bagi mayyit dan diantara yang demikian, sungguh telah di tuturkannya didalam syarah ar-Raudlah”.
*🎭🌿 ولذلك قال الشيخ سليمان الجمل الشافعي رحمه الله تعالى أيضا في كتابه " فتوحات الوهاب / حاشية الجمل " :*

والتحقيق أن القراءة تنفع الميت بشرط واحد من ثلاثة أمور إما حضوره عنده أو قصده له، ولو مع بعد أو دعاؤه له، ولو مع بعد أيضا اهـ.
{انظر كتاب فتوحات  الوهاب / حاشية الجمل :  ج ٢ - ص ٢١٠. للامام سليمان بن عمر بن منصور العجيلي الأزهري، المعروف بالجمل الشافعي}.



*🎭🍒 Oleh karena itu Syaikh Sulaiman al-Jamal didalam Futuuhat al-Wahab (Hasyiyatul Jamal) mengatakan pula sebagai berikut :*

“Dan tahqiq (penyelidikkan, investigasi)  bahwa bacaan al-Qur’an memberikan manfaat bagi mayyit dengan memenuhi salah satu syarat dari 3 syarat yakni apabila dibacakan dihadapan (disisi) orang mati, atau apabila di qashadkan (diniatkan/ditujukan) untuk orang mati walaupun jaraknya jauh, atau mendo’akan (bacaaannya) untuk orang mati walaupun jaraknya jauh juga. Intahaa”.
{Lihat Kitab  Futuhaat al-Wahab / Hasyiyyah Al Jamal : juz 2 - hal 210. Karya Syaikh Sulailman al-Jamal Asy Syafi'iy}.


*🌺💐 قال الشيخ سليمان الجمل الشافعي رحمه الله تعالى أيضا في كتابه " فتوحات الوهاب / حاشية الجمل " :*

فرع : ثواب القراءة للقارئ ويحصل مثله أيضا للميت لكن إن كانت بحضرته، أو بنيته أو يجعل ثوابها له بعد فراغها على المعتمد في ذلك …. (قوله: أما القراءة إلخ) قال م ر: ويصل ثواب القراءة إذا وجد واحد من ثلاثة أمور؛ القراءة عند قبره والدعاء له عقبها ونيته حصول الثواب له
{انظر كتاب فتوحات  الوهاب / حاشية الجمل :  ج ٤ - ص ٦٧. للامام سليمان بن عمر بن منصور العجيلي الأزهري، المعروف بالجمل الشافعي}.


*🎭🍒 Syaikh Sulaiman al-Jamal didalam Futuuhat al-Wahab (Hasyiyatul Jamal) mengatakan pula sebagai berikut :*

“(Cabang) pahala bacaan al-Qur’an adalah bagi si pembaca dan pahalanya itu juga bisa sampai kepada mayyit apabila dibaca dihadapan orang mati, atau meniatkannya, atau menjadikan pahalanya untuk orang mati setelah selesai membaca menurut pendapat yang kuat (muktamad) tentang hal itu,…. Frasa (adapun pembacaan al-Qur’an –sampai akhir-), Imam Ramli berkata : pahala bacaan al-Qur’an sampai kepada mayyit apabila telah ada salah satu dari 3 hal : membaca disamping quburnya, mendo’akan untuknya mengiringi pembacaan al-Qur’an dan meniatkan pahalanya sampai kepada orang mati.”
{Lihat Kitab  Futuhaat al-Wahab / Hasyiyyah Al Jamal : juz 4 - hal 67. Karya Syaikh Sulailman al-Jamal Asy Syafi'iy}.

*🌺🍀 قال الامام النووي الشافعي رحمه الله تعالى في كتابه " الأذكار ":*

فالاختيار أن يقول القارئ بعد فراغه: اللهمّ أوصلْ ثوابَ ما قرأته إلى فلانٍ؛ والله أعلم
{انظر كتاب الأذكار المنتخب من كلام سيد الأبرار  : ص  ٢٩٣. للامام النووي الشافعي}.

*🌺🍀Imam an-Nawawi Asy-Syafi’iy  rahimahullahu ta'ala dalam Kitabnya " Al Adzkaar Al Muntakhob Min Kalaami Sayyidi Al Abroor " :*

“Dan yang dipilih (qaul mukhtar) agar berdo’a setelah pembacaan al-Qur’an : “ya Allah sampaikan (kepada Fulan) pahala apa yang telah aku baca”, wallahu a’lam”.
{Lihat Kitab al-Adzkar : hal 293. Karya Imam Nawawi Asy Syafi'iy}.


*🌺🍀 قال الامام النووي رحمه الله تعالى ايضا في كتابه " المجموع شرح المهذب ":*

والمختار الوصول إذا سأل الله أيصال ثواب قراءته، وينبغى الجزم به لانه دعاء، فإذا جاز الدعاء للميت بما ليس للداعى، فلان يجوز بما هو له أولى، ويبقى الامر فيه موقوفا على استجابة الدعاء، وهذا المعنى لا يخص بالقراء بل يجرى في سائر الاعمال، والظاهر أن الدعاء متفق عليه انه ينفع الميت والحى القريب والبعيد بوصية وغيرها
{انظر كتاب المجموع شرح المهذب : ج ٥ - ص ٥٢٢. للامام النووي الشافعي}.

*🌺🍀Imam an-Nawawi Asy-Syafi’iy  rahimahullahu ta'ala dalam Kitabnya " Al Majmu' Syarhu Al Muhadzab " :*

“Dan pendapat yang dipilih (qaul mukhtar) adalah sampai, apabila memohon kepada Allah menyampaikan pahala bacaannya, dan selayaknya melanggengkan dengan hal ini karena sesungguhnya ini do’a, sebab apabila boleh berdo’a untuk orang mati dengan perkara yang bukan bagi yang berdo’a, maka kebolehan dengan hal itu bagi mayyit lebih utama, dan makna pengertian semacam ini tidak hanya khusus pada pembacaan al-Qur’an saja saja, bahkan juga pada seluruh amal-amal lainnya, dan faktanya do’a, ulama telah sepakat bahwa itu bermanfaat bagi orang mati maupun orang hidup, baik dekat maupun jauh, baik dengan wasiat atau tanpa wasiat”.
{Lihat Kitab al-Majmu’ syarah al-Muhadzdzab : juz 15 - hal 522. Karya Imam  Nawawiy Asy Syafi'iy}.


*🍒🎭 Al-Imam al-Bujairamiy Asy Syafi'iy  didalam kitabnya " Tuhfatul Habib " berkata :*

قوله: (لأن الدعاء ينفع الميت) والحاصل أنه إذا نوى ثواب قراءة له أو دعا عقبها بحصول ثوابها له أو قرأ عند قبره حصل له مثل ثواب قراءته وحصل للقارئ أيضا الثواب

*🍒🎭 Al-Imam al-Bujairamiy Asy Syafi'iy  didalam kitabnya " Tuhfatul Habib " berkata :*

*_“Ungkapan : (karena sesungguhnya do’a bermanfaat bagi mayyit),_* walhasil sesungguhnya apabila pahala bacaan al-Qur’an diniatkan untuk mayyit atau di do’akan menyampainya pahala bacaan al-Qur’an kepada mayyit mengiringi bacaan al-Qur’an atau membaca al-Qur’an disamping qubur niscaya sampai pahala bacaan al-Qur’an kepada mayyit dan bagi si qari (pembaca) juga mendapatkan pahala”.
{Lihat Kitab  Tuhfatul Habib (Hasyiyah al-Bujairami alaa al-Khatib) : juz 2 - hal 303. Karya Imam Bujairamiy Asy Syafi'iy}.


*🌹🍒 قال العلامة      العلامة محمد الزهري الغمراوي (تاريخ الوفاة     بعد ١٣٣٧ هـ) حفظه الله تعالى في كتابه " السراج الوهاج على متن المنهاج ":*

وتنفع الميت صدقة عنه ووقف مثلا ودعاء من وارث وأجنبي كما ينفعه ما فعله من ذلك في حياته ولا ينفعه غير ذلك من صلاة وقراءة ولكن المتأخرون على نفع قراءة القرآن وينبغي أن يقول اللهم أوصل ثواب ما قرأناه لفلان بل هذا لا يختص بالقراءة فكل أعمال الخير يجوز أن يسأل الله أن يجعل مثل ثوابها للميت فان المتصدق عن الميت لا ينقص من أجره شيء
{انظر كتاب السراج الوهاج على متن المنهاج : ج ١ - ص ٣٤٤. العلامة محمد الزهري الغمراوي}.

*🌹🌺Al-‘Allamah Muhammad Az-Zuhri Al Ghomrawiy hafidzahullaahu ta'ala didalam Kitabnya " As-Siraaj Al Wahhaaj   'Alaa Matni Al Minhaaj " :*

“Bermanfaat bagi mayyit yakni shadaqah mengatas namakan mayyit, misalnya waqaf, dan (juga bermanfaat bagi mayyit yakni) do’a dari ahli warisnya dan orang lain, sebagaimana bermanfaatnya perkara yang dikerjakannya pada masa hidupnya, namun yang lainnya tidak memberikan manfaat seperti shalat dan membaca al-Qur’an, akan tetapi ulama mutakhkhirin menetapkan atas bermanfaatnya pembacaan al-Qur’an, oleh karena itu sepatutnya berdo’a : “ya Allah sampaikanlah pahala apa yang telah kami baca kepada Fulan”, bahkan hal semacam ini tidak hanya khusus pembacaan al-Qur’an saja tetapi seluruh amal-amal kebajikan lainnya juga boleh dengan cara memohon kepada Allah agar menjadikan pahalanya untuk mayyit, dan sesuangguhnya orang yang bershadaqahas-Sirajul mengatas namakan mayyit pahalanya tidak dikurangi”.
{Lihat Kitab  Wahaj ‘alaa Matni al-Minhaj : juz 1 - hal 344.  Karya ‘Allamah Muhammad az-Zuhriy}.


*🌺🍒قال الشيخ الدكتور وهبة الزوحيلي حفظه الله تعالى في كتابه " الفقه الاسلامي وأدلته ":*

وبذلك يكون مذهب متأخري الشافعية كمذاهب الأئمة الثلاثة: أن ثواب القراءة يصل إلى الميت، قال السبكي: والذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه، نفعه ... الى ان قال ...

وقد جوز القاضي حسين الاستئجار على قراءة القرآن عند الميت.

قال ابن الصلاح: وينبغي أن يقول: *«اللهم أوصل ثواب ما قرأنا لفلان»*

فيجعله دعاء، ولا يختلف في ذلك القريب والبعيد، وينبغي الجزم بنفع هذا؛ لأنه إذا نفع الدعاء وجاز بما ليس للداعي، فلأن يجوز بما له أولى، وهذا لا يختص بالقراءة، بل يجري في سائر الأعمال
{انظر كتاب الفقه الاسلامي وأدلته : ج ٢ - ص ٦٩٢. للشيخ الدكتور وهبة الزحيلي}.

*🌺🍒 Berkata Asy-Syaikh DR. Wahbah Zuhailiy hafidzahullaahu  didalam kitab beliau " Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu " ;*

*_Dan dengan yang demikian itu madzhab  mutaakhkhir Syafi’iyyah sebagaimana Madzhab Imam 3, bahwa sesungguhnya pahala bacaan al-Qur’an sampai kepada mayat,_*

*_Imam As-Subki berkata ; dan yang menunjukkan atasnya yaitu khabar dengan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an apabila dimaksudkan/ditujukan (diqashad) dengannya bermanfaat bagi mayyit dan meringankan apa yang ada padanya, bermanfaat baginya._* ... (sampai pada perkataan beliau) ...

*_"Dan Qodli Al  Husein membolehkan pembayaran atas pembacaan al-Qur’an disisi mayyit. Imam Ibnu Shalah berkata :  sepatutnya mengaturkan do’a :_*

*أٙللّٰهُمّٙ أٙوْصِلْ ثٙوٙابٙ مٙا قٙرٙأْنٙا لِفُلٙانٍ ...*

*Allaahumma aushil tsawaaba maa qoro'naa li ... (sebutkan nama orang yang hidup/mati yang hendak dikirimi  pahala bacaan Qur'an).*

*_“ya Allah sampaikan pahala apa yang kami baca kepada Fulan”_*

*_“Maka menjadikannya sebagai do’anya, dan tidak ada khilaf pada yang demikian itu baik dekat ataupun jauh, dan sepatutnya menyakini dengan manfaat ini, karena sesungguhnya apabila do’a bermanfaat dan diperbolehkan dengan yang lainnya bagi seseorang maka kebolehan dengan perkara tersebut lebih utama, dan ini tidak hanya khusus dengan pembacaan al-Qur’an bahkan juga pembayaran untuk seluruh amal”._*
{Lihat Kitab Al-Fiqh Al-Islamiy wa Adillatuhu : juz 2 - hal 692. Cet. Dar El-Fikr, Suriyah – Damsyiq. Karya Asy-Syaikh DR. Wahbah Zuhailiy}.


*_🌹🌺 DAPAT DISIMPULKAN :_*

*"DARI BEBERAPA KETERANGAN ULAMA-ULAMA SYAFI’IYYAH DIATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA QAUL MASYHUR PUN SEBENARNYA MENYATAKAN SAMPAI APABILA AL-QUR’AN DIBACA HADAPAN MAYYIT TERMASUK MEMBACA DISAMPING QUBUR, JUGA SAMPAI APABILA MENIATKAN PAHALANYA UNTUK ORANG MATI YAKNI PAHALANYA DITUJUKAN UNTUK ORANG MATI, DAN JUGA SAMPAI APABILA MENDO’AKAN BACAAN AL-QUR’AN YANG TELAH DIBACA AGAR DISAMPAIKAN KEPADA ORANG YANG MATI.*


*ïv• måÐzhåß ïmåm åhmåÐ*

*💐🍀 قال الامام البهوتي الحنبلي رحمه الله تعالى (وهو أبو السعادات منصور بن يونس بن صلاح الدين بن حسن بن أحمد بن علي بن إدريس البهوتي الحنبلي المصري القاهري (1000 - 1051 هـ / 1591 - 1641م) شيخ الحنابلة بمصر) ،
 في كتابه " الروض المربع شرح زاد المستقنع ":*

ولا تكره القراءة على القبر لما روى أنس مرفوعا قال: “من دخل المقابر فقرأ فيها يس خفف عنهم يومئذ وكان له بعددهم حسنات” وصح عن ابن عمر أنه أوصى إذا دفن أن يقرأ عنده بفاتحة البقرة وخاتمتها
{انظر كتاب الروض المربع شرح زاد المستقنع : ج ١ - ص ١٩١. للامام أبو السعادات منصور بن يونس بن صلاح الدين بن حسن بن أحمد بن علي بن إدريس البهوتي الحنبلي المصري القاهري}.


*💐🍒 Berkata Imam Al Bahuutiy Al Hanbaliy rahimahullahu ta'ala dalam Kitabnya " Al Roudl Al Murbi' Syarhu Zaada Al Mustaqni' " :*

“Tidak dimakruhkan membaca al-quran di kuburan sebagaimana riwayat Anas secara marfu’: ‘siapa yang datang ke kuburan lalu membaca surat Yasin, Allah s.w.t. ringankan adzabnya hari itu. Dan bagi yang membaca mendapat kebaikan sejumlah mayit yang diahadiahkan. siapa yang datang ke kuburan lalu membaca surat Yasin, Allah s.w.t. ringankan adzabnya hari itu. Dan bagi yang membaca mendapat kebaikan sejumlah mayit yang diahadiahkan’. Dan telah benar adanya diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau berwasiat jika dikuburkan, untuk dibacakan di kuburnya pembuka surat al-baqarah dan penutup surat tersebut.”
{Lihat Kitab Al-Raudh al-Murbi’ : juz 1 - hal 191. Karya Imam Al Bahuutiy Al Hanbaliy}.


*💐💥 Menurut Madzhab Hambali* dalam  menunjukkan atas hal itu (sampainya pahala) adalah hadits berdasarkan istinbath *_bahwa sebagian al-Qur’an apabila diqashadkan (ditujukan pahalanya) dengan bacaannya akan bermanfaat bagi mayyit_* dan diantara yang demikian, sungguh telah di tuturkannya didalam syarah ar-Raudlah”.

🍒🌿Dalam kitabnya al-Mughni dalam  Kitab Al Janaaiz ,Imam Ibnu Qudamah menceritakan bahwa awalnya Imam Ahmad melarang orang membaca qur’an di kuburan karena termasuk perbuatan bid’ah, akan tetapi kemudian beliau (Imam Ahmad) merujuk kembali fatwanya tersebut lalu membolehkan.

*🌿💐 قال الامام ابن قدامة المقدسي الحنبلي رحمه الله تعالى في كتابه " المغني " :*

وَلَا بَأْسَ بِالْقِرَاءَةِ عِنْدَ الْقَبْرِ، وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَحْمَدَ أَنَّهُ قَالَ: إذَا دَخَلْتُمْ الْمَقَابِرَ اقْرَءُوا آيَةَ الْكُرْسِيِّ وَثَلَاثَ مَرَّاتٍ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، ثُمَّ قُلْ: اللَّهُمَّ إنَّ فَضْلَهُ لِأَهْلِ الْمَقَابِرِ. وَرُوِيَ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: الْقِرَاءَةُ عِنْدَ الْقَبْرِ بِدْعَةٌ، وَرُوِيَ ذَلِكَ عَنْ هُشَيْمٍ،

قَالَ أَبُو بَكْرٍ: نَقَلَ ذَلِكَ عَنْ أَحْمَدَ جَمَاعَةٌ، ثُمَّ رَجَعَ رُجُوعًا أَبَانَ بِهِ عَنْ نَفْسِهِ، فَرَوَى جَمَاعَةٌ أَنَّ أَحْمَدَ نَهَى ضَرِيرًا أَنْ يَقْرَأَ عِنْدَ الْقَبْرِ، وَقَالَ لَهُ: إنَّ الْقِرَاءَةَ عِنْدَ الْقَبْرِ بِدْعَةٌ. فَقَالَ لَهُ مُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ الْجَوْهَرِيُّ: يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ: مَا تَقُولُ فِي مُبَشِّرٍ الْحَلَبِيِّ؟ قَالَ: ثِقَةٌ. قَالَ: فَأَخْبَرَنِي مُبَشِّرٌ، عَنْ أَبِيهِ، أَنَّهُ أَوْصَى إذَا دُفِنَ يُقْرَأُ عِنْدَهُ بِفَاتِحَةِ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتِهَا، وَقَالَ: سَمِعْت ابْنَ عُمَرَ يُوصِي adaبِذَلِكَ. قَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ: فَارْجِعْ فَقُلْ لِلرَّجُلِ يَقْرَأُ.

وَقَالَ الْخَلَّالُ: حَدَّثَنِي أَبُو عَلِيٍّ الْحَسَنُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْبَزَّارُ، شَيْخُنَا الثِّقَةُ الْمَأْمُونُ، قَالَ: رَأَيْت أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ يُصَلِّي خَلْفَ ضَرِيرٍ يَقْرَأُ عَلَى الْقُبُورِ.
{انظر كتاب المغني للامام بن قدامة    المقدسي الحنبلي : ج ٢ - ص ٤٢٢ / كتاب الجنائز     /  مسألة لا بأس أن يزور الرجل المقابر    / فصل القراءة عند القبر}.

*🎭🍒 Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy rahimahullahu ta'ala didalam Kitabnya " Al Mughniy ":*

“Tidak mengapa membaca al-Qur’an di kuburan, dan itu diriwayatkan dari Imam Ahmad, beliau mengatakan: ‘siapa yang datang ke kuburan, maka bacalah ayat kursi 3 kali, dan qulhu, kemudian ia berdoa: Ya Alla jadikanlah fadhilat (pahala) bacaan ini untuk ahli kubur’. Dan diriwayatkan juga dari Imam Ahmad bahwa beliau mengatakan: ‘Membaca al-Quran di kuburan itu bid’ah!’, itu diriwayatkan dari Husyaim.

*_🌹Abu bakr berkata:_* ‘pendapat itu (baca quran di kuburan bidah) dinukil dari Imam Ahmad oleh banyak orang, kemudian beliau (Imam Ahmad) merujuk pendapatnya tersebut. Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad melarang seorang yang buta yang sedang membaca quran di kuburan, beliau mengatakan: membaca qur’an di kuburan itu bidah. Kemudian Muhammad bin Qudamah al-Jauhari mengatakan kepada Imam Ahmad: ‘wahai Abu Abdullah, bagaimana kau melihat Mubasysyir al-Halabiy?’ Imam Ahmad menjawab: ‘Tsiqah (kuat/terpercaya)’. Muhammad bin QUdamah al-Jauhari berkata: ‘Mubasysyir meriwayatkan kepadaku dari bapaknya bahwasanya ia berwasiat kalau dikuburkan untuk dibacakan di kuburnya pembuka surat al-Baqarah dan penutupnya. Dan aku juga mendengar Ibnu Umar berwasiat demikian juga’. Imam Ahmad berkata: ‘kembalilah dan katakana kepada orang itu (orang buta) untuk membaca (quran di kuburan)

*_💐Al-Khallal berkata:_* ‘Abu Ali al-Hasan bin al-Haitsam al-Bazzar berkata kepadaku, guru kami al-Ma’mun berkata: aku melihat Imam Ahmad bin Hanbal shalat di belakang orang buta yang membaca quran di kuburan itu’.”
{Lihat Kitab al-Mughni Karya Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy : juz 2 - hal 422 / Kitabu Al Janaaiz / Mas'alah : La Ba'sa An Yazuuro Ar Rojulu Al Maqoobiro / Fashl : Al Qiroo'atu 'Inda Al Qåbrì}.

Selesai : Selasa pon, 19 Des 2017 M | 30 Maulid 1439 H


*💐🌺 نقلها ورتبها " طالب العلم " محمد عبد الحكيم الجاوي. ربنا تقبل منا ، واقبلنا بسر الفاتحة :*


PALING DIMINATI

Kategori

SHALAT (8) HADITS (5) WANITA (5) ADAB DAN HADITS (3) FIQIH HADIST (3) WASHIYYAT DAN FAWAID (3) 5 PERKARA SEBELUM 5 PERKARA (2) AQIDAH DAN HADITS (2) CINTA (2) PERAWATAN JENAZAH BAG VII (2) SIRAH DAN HADITS (2) TAUSHIYYAH DAN FAIDAH (2) TAWAJUHAT NURUL HARAMAIN (2) (BERBHAKTI (1) 11 BAYI YANG BISA BICARA (1) 12 BINATANG YANG MASUK SURGA (1) 25 NAMA ARAB (1) 7 KILOGRAM UNTUK RAME RAME (1) ADAB DAN AKHLAQ BAGI GURU DAN MURID (1) ADAB DAN HADITS (SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI BAPAK DAN IBU) (1) ADAT JAWA SISA ORANG ISLAM ADALAH OBAT (1) AIR KENCING DAN MUNTAHAN ANAK KECIL ANTARA NAJIS DAN TIDAKNYA ANTARA CUKUP DIPERCIKKI AIR ATAU DICUCI (1) AJARAN SUFI SUNNI (1) AKIBAT SU'UDZON PADA GURU (1) AL QUR'AN (1) AMALAN KHUSUS JUMAT TERAKHIR BULAN ROJAB DAN HUKUM BERBICARA DZIKIR SAAT KHUTBAH (1) AMALAN NISFHU SYA'BAN HISTORY (1) AMALAN SUNNAH DAN FADHILAH AMAL DIBULAN MUHARRAM (1) AMALAN TANPA BIAYA DAN VISA SETARA HAJI DAN UMRAH (1) APAKAH HALAL DAN SAH HEWAN YANG DISEMBELIH ULANG? (1) AQIDAH (1) ASAL MULA KAUM KHAWARIJ (MUNAFIQ) DAN CIRI CIRINYA (1) ASAL USUL KALAM YANG DISANGKA HADITS NABI (1) AYAT PAMUNGKAS (1) BELAJAR DAKWAH YANG BIJAK MELALUI BINATANG (1) BERITA HOAX SEJARAH DAN AKIBATNYA (1) BERSENGGAMA ITU SEHAT (1) BERSIKAP LEMAH LEMBUT KEPADA SIAPA SAJA KETIKA BERDAKWAH (1) BIRRUL WALIDAIN PAHALA DAN MANFAATNYA (1) BOLEH SHALAT SUNNAH SETELAH WITIR (1) BOLEHNYA MENDEKTE IMAM DAN MEMBAWA MUSHAF DALAM SHALAT (1) BOLEHNYA MENGGABUNG DUA SURAT SEKALIGUS (1) BOLEHNYA PATUNGAN DAN MEWAKILKAN PENYEMBELIHAN KEPADA KAFIR DZIMMI ATAU KAFIR KITABI (1) BULAN ROJAB DAN KEUTAMAANNYA (1) DAGING KURBAN AQIQAH UNTUK KAFIR NON MUSLIM (1) DAN FAKHR (1) DAN YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA) (1) DARIMANA SEHARUSNYA UPAH JAGAL DAN BOLEHKAH MENJUAL DAGING KURBAN (1) DASAR PERAYAAN MAULID NABI (1) DEFINISI TINGKATAN DAN PERAWATAN SYUHADA' (1) DO'A MUSTAJAB (1) DO'A TIDAK MUSTAJAB (1) DOA ASMAUL HUSNA PAHALA DAN FAIDAHNYA (1) DOA DIDALAM SHALAT DAN SHALAT DENGAN SELAIN BAHASA ARAB (1) DOA ORANG MUSLIM DAN KAFIR YANG DIDZALIMI MUSTAJAB (1) DOA SHALAT DLUHA MA'TSUR (1) DONGO JOWO MUSTAJAB (1) DURHAKA (1) FADHILAH RAMADHAN DAN DOA LAILATUL QADAR (1) FAIDAH MINUM SUSU DIAWWAL TAHUN BARU HIJRIYYAH (1) FENOMENA QURBAN/AQIQAH SUSULAN BAGI ORANG LAIN DAN ORANG MATI (1) FIKIH SHALAT DENGAN PENGHALANG (1) FIQIH MADZAHIB (1) FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN SERANGGA (1) FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN TERNAK YANG DIBERI MAKAN NAJIS (1) FIQIH QURBAN SUNNI (1) FUNGSI ZAKAT FITRAH DAN CARA IJAB QABULNYA (1) GAYA BERDZIKIRNYA KAUM CERDAS KAUM SUPER ELIT PAPAN ATAS (1) HADITS DAN ATSAR BANYAK BICARA (1) HADITS DLO'IF LEBIH UTAMA DIBANDINGKAN DENGAN PENDAPAT ULAMA DAN QIYAS (1) HALAL BI HALAL (1) HUKUM BERBUKA PUASA SUNNAH KETIKA MENGHADIRI UNDANGAN MAKAN (1) HUKUM BERKURBAN DENGAN HEWAN YANG CACAT (1) HUKUM BERSENGGAMA DIMALAM HARI RAYA (1) HUKUM DAN HIKMAH MENGACUNGKAN JARI TELUNJUK KETIKA TASYAHUD (1) HUKUM FAQIR MISKIN BERSEDEKAH (1) HUKUM MEMASAK DAN MENELAN IKAN HIDUP HIDUP (1) HUKUM MEMELIHARA MENJUALBELIKAN DAN MEMBUNUH ANJING (1) HUKUM MEMUKUL DAN MEMBAYAR ONGKOS UNTUK PENDIDIKAN ANAK (1) HUKUM MENCIUM MENGHIAS DAN MENGHARUMKAN MUSHAF AL QUR'AN (1) HUKUM MENGGABUNG NIAT QODLO' ROMADLAN DENGAN NIAT PUASA SUNNAH (1) HUKUM MENINGGALKAN PUASA RAMADLAN MENURUT 4 MADZHAB (1) HUKUM MENYINGKAT SHALAWAT (1) HUKUM PUASA SYA'BAN (NISHFU SYA'BAN (1) HUKUM PUASA SYAWWAL DAN HAL HAL YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA (1) HUKUM PUASA TARWIYYAH DAN 'ARAFAH BESERTA KEUTAMAAN - KEUTAMAANNYA (1) HUKUM SHALAT IED DIMASJID DAN DIMUSHALLA (1) HUKUM SHALAT JUM'AT BERTEPATAN DENGAN SHALAT IED (1) IBADAH JIMA' (BERSETUBUH) DAN MANFAAT MANFATNYA (1) IBADAH TERTINGGI PARA PERINDU ALLAH (1) IBRANI (1) IMAM YANG CERDAS YANG FAHAM MEMAHAMI POSISINYA (1) INDONESIA (1) INGAT SETELAH SALAM MENINGGALKAN 1 ATAU 2 RAKAAT APA YANG HARUS DILAKUKAN? (1) ISLAM (1) JANGAN GAMPANG MELAKNAT (1) JUMAT DIGANDAKAN 70 KALI BERKAH (1) KAIFA TUSHLLI (XX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (III) - MENEPUK MENARIK MENGGESER DALAM SHALAT SETELAH TAKBIRATUL IHRAM (1) KAIFA TUSHOLLI (XV) - SOLUSI KETIKA LUPA DALAM SHALAT JAMAAH FARDU JUM'AH SENDIRIAN MASBUQ KETINGGALAN (1) KAIFA TUSHOLLI (I) - SAHKAH TAKBIRATUL IHROM DENGAN JEDA ANTARA KIMAH ALLAH DAN AKBAR (1) KAIFA TUSHOLLI (II) - MENEMUKAN SATU RAKAAT ATAU KURANG TERHITUNG MENEMUKAN SHALAT ADA' DAN SHALAT JUM'AT (1) KAIFA TUSHOLLI (IV) - SOLUSI KETIKA LUPA MELAKUKAN SUNNAH AB'ADH DAN SAHWI BAGI IMAM MA'MUM MUNFARID DAN MA'MUM MASBUQ (1) KAIFA TUSHOLLI (IX) - BASMALAH TERMASUK FATIHAH SHALAT TIDAK SAH TANPA MEMBACANYA (1) KAIFA TUSHOLLI (V) - (1) KAIFA TUSHOLLI (VI) - TAKBIR DALAM SHALAT (1) KAIFA TUSHOLLI (VII) - MENARUH TANGAN BERSEDEKAP MELEPASKANNYA ATAU BERKACAK PINGGANG SETELAH TAKBIR (1) KAIFA TUSHOLLI (VIII) - BACAAN FATIHAH DALAM SHOLAT (1) KAIFA TUSHOLLI (XI) - LOGAT BACAAN AMIN SELESAI FATIHAH (1) KAIFA TUSHOLLI (XII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XIV) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XIX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XVI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XVII) - BACAAN TASBIH BAGI IMAM MA'MUM DAN MUNFARID KETIKA RUKU' (1) KAIFA TUSHOLLI (XVIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XX1V) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXIX) - BACAAN SALAM SETELAH TASYAHUD MENURUT PENDAPAT ULAMA' MADZHAB MENGUSAP DAHI ATAU WAJAH DAN BERSALAM SALAMAN SETELAH SHALAT DIANTARA PRO DAN KONTRA (1) KAIFA TUSHOLLI (XXV) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVI) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXVIII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXX) - (1) KAIFA TUSHOLLI (XXXI) - DZIKIR JAHRI (KERAS) MENURUT ULAMA' MADZHAB (1) KAIFA TUSHOLLI (XXXII) - (1) KAIFA TUSHOLLI (x) - (1) KEBERSIHAN DERAJAT TINGGI DALAM SHALAT (1) KEMATIAN ULAMA' DAN AKIBATNYA (1) KEPADA ORANGTUA (1) KESUNNAHAN TAHNIK/NYETAKKI ANAK KECIL (1) KEUTAMAAN ILMU DAN ADAB (1) KEWAJIBAN SABAR DAN SYUKUR BERSAMAAN (1) KHUTBAH JUM'AT DAN YANG BERHUBUNGAN (1) KIFARAT SUAMI YANG MENYERUBUHI ISTRI DISIANG BULAN RAMADHAN (1) KISAH INSPIRATIF AHLU BAIT (SAYYIDINA IBNU ABBAS) DAN ULAMA' BESAR (SAYYIDINA ZAID BIN TSABIT) (1) KISAH PEMABUK PINTAR YANG MEMBUAT SYAIKH ABDUL QADIR AL JAILANIY MENANGIS (1) KRETERIA UCAPAN SUNNAH MENJAWAB KIRIMAN SALAM (1) KULLUHU MIN SYA'BAN (1) KURBAN DAN AQIQAH UNTUK MAYYIT (1) LARANGAN MENYINGKAT SHALAWAT NABI (1) LEBIH UTAMA MANA GURU DAN ORANGTUA (1) MA'MUM BOLEH MEMBENARKAN BACAAN IMAM DAN WAJIB MEMBENARKAN BACAAN FATIHAHNYA (1) MA'MUM MEMBACA FATIHAH APA HUKUMNYA DAN KAPAN WAKTUNYA? (1) MACAM DIALEK AAMIIN SETELAH FATIHAH (1) MACAM MACAM NIAT ZAKAT FITRAH (1) MAKAN MINUM MEMBUNUH BINATANG BERBISA MEMAKAI PAKAIAN BERGAMBAR DAN MENJAWAB PANGGILAN ORANGTUA DALAM SHALAT (1) MALAIKAT SETAN JIN DAPAT DILIHAT SETELAH MENJELMA SELAIN ASLINYA (1) MELAFADZKAN NIAT NAWAITU ASHUMU NAWAITU USHALLI (1) MELEPAS TALI POCONG DAN MENEMPELKAN PIPI KANAN MAYYIT KETANAH (1) MEMBAYAR FIDYAH BAGI ORANG ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA (1) MEMPERBANYAK DZIKIR SAMPAI DIKATAKAN GILA/PAMER (1) MENDIRIKAN SHALAT JUM'AT DALAM SATU DESA KARENA KAWATIR TERSULUT FITNAH DAN PERMUSUHAN (1) MENGAMBIL UPAH DALAM IBADAH (1) MENGHADIAHKAN MITSIL PAHALA AMAL SHALIH KEPADA NABI ﷺ (1) MENGIRIM MITSIL PAHALA KEPADA YANG MASIH HIDUP (1) MERAWAT JENAZAH MENURUT QUR'AN HADITS MADZAHIB DAN ADAT JAWS (1) MUHASABATUN NAFSI INTEROPEKSI DIRI (1) MUTIARA HIKMAH DAN FAIDAH (1) Manfaat Ucapan Al Hamdulillah (1) NABI DAN RASUL (1) NIAT PUASA SEKALI UNTUK SEBULAN (1) NISHFU AKHIR SYA'BAN (1) ORANG GILA HUKUMNYA MASUK SURGA (1) ORANG SHALIHPUN IKUT TERKENA KESULITAN HUJAN DAN GEMPA BUMI (1) PAHALA KHOTMIL QUR'AN (1) PENIS DAN PAYUDARA BERGERAK GERAK KETIKA SHALAT (1) PENYELEWENGAN AL QUR'AN (1) PERAWATAN JENAZAH BAG I & II & III (1) PERAWATAN JENAZAH BAG IV (1) PERAWATAN JENAZAH BAG V (1) PERAWATAN JENAZAH BAG VI (1) PREDIKSI LAILATUL QADAR (1) PUASA SUNNAH 6 HARI BULAN SYAWAL DISELAIN BULAN SYAWWAL (1) PUASA SYAWWAL DAN PUASA QADLO' (1) QISHOH ISLAMI (1) RAHASIA BAPAK PARA NABI DAN PILIHAN PARA NABI DALAM TASYAHUD SHALAT (1) RAHASIA HURUF DHOD PADA LAMBANG NU (1) RESEP MENJADI WALI (1) SAHABAT QULHU RADLIYYALLAHU 'ANHUM (1) SANAD SILSILAH ASWAJA (1) SANG GURU ASLI (1) SEDEKAH SHALAT (1) SEDEKAH TAK SENGAJA (1) SEJARAH TAHNI'AH (UCAPAN SELAMAT) IED (1) SERBA SERBI PENGGUNAAN INVENTARIS MASJID (1) SETIAP ABAD PEMBAHARU ISLAM MUNCUL (1) SHADAQAH SHALAT (1) SHALAT DAN FAIDAHNYA (1) SHALAT IED DIRUMAH KARENA SAKIT ATAU WABAH (1) SHALAT JUM'AT DISELAIN MASJID (1) SILSILAH SYAIKH JUMADIL KUBRA TURGO JOGJA (1) SIRAH BABI DAN ANJING (1) SIRAH DAN FAIDAH (1) SIRAH DZIKIR BA'DA MAKTUBAH (1) SIRAH NABAWIYYAH (1) SIRAH NIKAH MUT'AH DAN NIKAH MISYWAR (1) SIRAH PERPINDAHAN QIBLAT (1) SIRAH THAHARAH (1) SIRAH TOPI TAHUN BARU MASEHI (1) SUHBAH HAQIQAH (1) SUM'AH (1) SUNNAH MENCERITAKAN NIKMAT YANG DIDAPAT KEPADA YANG DIPERCAYA TANPA UNSUR RIYA' (1) SURGA IMBALAN YANG SAMA BAGI PENGEMBAN ILMU PENOLONG ILMU DAN PENYEBAR ILMU HALAL (1) SUSUNAN MURAQIY/BILAL SHALAT TARAWIH WITIR DAN DOA KAMILIN (1) SYAIR/DO'A BAGI GURU MUROBBI (1) SYAIR/DO'A SETELAH BERKUMPUL DALAM KEBAIKKAN (1) SYARI'AT DARI BID'AH (1) TA'JIL UNIK LANGSUNG BERSETUBUH TANPA MAKAN MINUM DAHULU (1) TAAT PADA IMAM ATAU PEMERINTAH (1) TAKBIR IED MENURUT RASULULLAH DAN ULAMA' SUNNI (1) TALI ALLAH BERSATU DAN TAAT (1) TATACARA SHALAT ORANG BUTA ATAU BISU DAN HUKUM BERMAKMUM KEPADA KEDUANYA (1) TEMPAT SHALAT IED YANG PALING UTAMA AKIBAT PANDEMI (WABAH) CORONA (1) TIDAK BOLEH KURBAN DENGAN KUDA NAMUN HALAL DIMAKAN (1) TREND SHALAT MEMAKAI SARUNG TANGAN DAN KAOS KAKI DAN HUKUMNYA (1) T̳I̳P̳ ̳C̳E̳P̳E̳T̳ ̳J̳A̳D̳I̳ ̳W̳A̳L̳I̳ ̳A̳L̳L̳O̳H̳ (1) UCAPAN HARI RAYA MENURUT SUNNAH (1) UCAPAN NATAL ANTARA YANG PRO DAN KONTRA (1) ULANG TAHUN RASULILLAH (1) URUTAN SILSILAH KETURUNAN ORANG JAWA (1) Ulama' Syafi'iyyah Menurut Lintas Abadnya (1) WAJIB BERMADZHAB UNTUK MENGETAHUI MATHLA' TEMPAT MUNCULNYA HILAL (1) YAUMU SYAK) (1) ZAKAT DIBERIKAN SEBAGAI SEMACAM MODAL USAHA (1) ZAKAT FITRAH 2 (1) ZAKAT FITRAH BISA UNTUK SEMUA KEBAIKKAN DENGAN BERBAGAI ALASAN (1)
Back To Top