
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
{سورة الضحى : 11}
Artinya :
Dan terhadap ni'mat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
{QS. Adl Dluhaa : 11}
عن أبى نضرة قال : " كان المسلمون يرون أن من شُكْرِ النعم أن يحدّثَ بها " انتهى .
{انظر كتاب تفسير الطبري: 24 / 489}
Imam Al Hafidz Ath Thabariy mengatakan dalam Kitab Tafsirnya :
Dari Abi Nadlrah, ia berkata : Orang-orang islam berpendapat, sesungguhnya salah satu cara mengungkapkan rasa syukur atas diberikannya nikmat-nikmat, adalah agar supaya menyebut-nyebutnya dengan rasa syukur (tahaduts binni'mah).
{Lihat Kitab Tafsir Al Qur'anu Al Adzim karya Imam Al Hafidz Ath Thabariy : 24/ 489}
Dalam hal ini termasuk nikmat Allaah yang agung bagi ummat islam adalah atas lahirnya Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama, karena dengan kehadirannya ummat islam dapat merasakan nikmatnya iman dan islam. Dan semua itu patut disyukuri dengan menyebut-nyebutnya pada setiap waktu tidak hanya disaat kelahirannya.
Terbukti ketika perangpun Para Sahabat dalam perang Khonndaq (menggali parit) waktu itu, mereka bersyair dengan gegap gempita menyebut-nyebut nama Rasulullah, karena mereka yaqin hanya Rasulullahlah yang patut ditaati dan merasakan nikmat manisnya islam yang dibawanya, hal ini disebutkan dalam hadits riwayat bukhariy :
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ جَعَلَ الْمُهَاجِرُونَ وَالْأَنْصَارُ يَحْفِرُونَ الْخَنْدَقَ حَوْلَ الْمَدِينَةِ وَيَنْقُلُونَ التُّرَابَ عَلَى مُتُونِهِمْ وَيَقُولُونَ نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدَا عَلَى الْإِسْلَامِ مَا بَقِينَا أَبَدَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجِيبُهُمْ وَيَقُولُ اللَّهُمَّ إِنَّه لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُ الْآخِرَهْ فَبَارِكْ فِي الْأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ.
{رواه البخاري رقم الحديث : 2623 ، في الجهاد}
Telah bercerita kepada kami Abu Ma'mar. Telah bercerita kepada kami 'Abdul Warits. Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz. Dari Anas radliallahu 'anhu beliau berkata ; Sahabat Muhajirin dan Anshor menggali parit di sekitar Madinah dan mengangkut tanah bebatuan yang keras sambil bersya'ir:
Kami adalah orang-orang yang telah berbai'at kepada Muhammad. Untuk (berjuang) demi Islam selagi kami hidup.
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sya'ir mereka dengan bersya'ir:
Allahumma ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan melainkan kebaikan akhirat. Maka itu berkahilah Kaum Anshor dan Muhajirin.
{HR. Bukhariy no. 2623 dlm Kitab Al Jihaad}
Allah berfirman dalam ayat lain :
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ.
{سورة يونس : 58}
Artinya :
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
{QS: Yunus Ayat: 58}
المراد بالفضل من الله سبحانه: هو تفضله على عباده في الآجل والعاجل بما لا يحيط به الحصر، والرحمة: رحمته لهم.
Yang dimaksud dengan fadlal (anugerah) dari Allah subhanahu wa ta'ala yaitu : Anugerah-Nya kepada hamba-hamba-Nya baik secara tidak langsung (berangsur-angsur) ataupun secara langsung (disegerakan) dengan anugerah yang tidak terbatas. Dan rahmat adalah diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya.
Ayat pertama menerangkan agar supaya kita menyebut-nyebut dengan rasa bersyukur nikmat-nikmat yang telah diberikan, sedangkan ayat kedua menjelaskan dengan adanya anugerah dan rahmat agar supaya bergembira, dalam hal ini acara perayaan maulid adalah bentuk nyata rasa syukur atas nikmat-Nya dengan banyak menyebutnya, sedangkan haflah (pestanya) adalah bentuk nyata yang positif dalam mewujudkan kegembiraannya.
Surat Al Anbiyaa' ayat : 107, diatas yang menjelaskan bahwa tujuan di utusnya Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wasallama adalah sebagai rahmat bagi semesta alam, erat hubungannya dengan ayat dibawah ini :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
{سورة الأنبياء : 107}
Artinya:
“Tidaklah Aku mengutus mu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.”
{QS. Al Anbiyaa' : 107}

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Imam Al Hafidz Ibn Katsir ketika menafsirkan ayat ke-107 dari Surat Anbiyaa' di atas, beliau mengetengahkan beberapa riwayat hadits :
قال الحافظ ابن عساكر : وقد رواه مالك بن سُعَير بن الْخِمْس ، عن الأعمش ، عن أبي صالح ، عن أبي هريرة مرفوعا . ثم ساقه من طريق أبي بكر بن المقرئ وأبي أحمد الحاكم ، كلاهما عن بكر بن محمد بن إبراهيم الصوفي : حدثنا إبراهيم بن سعيد الجوهري ، عن أبي أسامة ، عن إسماعيل بن أبي خالد ، عن قيس بن أبي حازم ، عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ".
{انظر كتاب تفسير ابن كثير في تفسير سورة الأنبياء أية : 107}
Al Hafidz Ibnu 'Asaakir berkata : Sungguh Malik bin Sa'ir bin Al Khumus telah meriwayatkan. Dari Al A'masy. Dari Abi Shalih. Dari Abi Hurairah secara marfu'. Kemudian meneruskannya dari jalan Abi Bakr Al Muqriy dan Abi Ahmad Al Haakim, keduanya : Dari Bakr bin Muhammad bin Ibrahim Ash Shuufiy : Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'I'd Al Jauhariy. Dari Abi Usamah. Dari Isma'il bin Abi Khalid. Dari Qais bin Abi Hazm. Dari Abi Hurairah, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
sesungguhnya aku adalah rahmat yang memberi petunjuk.
{HR. Malik bin Sa'ir, lihat Kitab Tafsir Ibni Katsir dlm Tafsir Surat Al Anbiyaa' ayat : 107}
Dalam beberapa riwayat lain yang senada disebutkan :
أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ خَلِيلٍ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنَادِيهِمْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ.
{رواه الدارمي رقم الحديث : 15}
Telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin Khalil. Telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mushir. Telah mengabarkan kepada kami Al A'masy. Dari Abi Shalih, beliau berkata : Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama memberitahukan kepada mereka :
"Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah rahmat yang memberi petunjuk.
{HR. Darimi No.15}.
حدثنا أبو بكر محمد بن جعفر المزني ، ثنا إبراهيم بن أبي طالب ، ومحمد بن إسحاق بن خزيمة ، قالا : ثنا أبو الخطاب زياد بن يحيى الحساني ، وثنا أبو الفضل محمد بن إبراهيم ، ثنا الحسين بن محمد بن زياد ، وإبراهيم بن أبي طالب ، قالا : ثنا زياد بن يحيى الحساني ، أنبأ مالك بن سعير ، ثنا الأعمش ، عن أبي صالح ، عن أبي هريرة قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وآله وسلم - : " يا أيها الناس إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
" .
{رواه الحاكم في مستدركه ، في كتاب الايمان، رقم الحديث : 107. وقال : هذا حديث صحيح على شرطهما }
Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Ja'far Al Muzaniy. Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Abi Thalib dan Muhammad bin Ishaq bin Huzaimah, mereka berdua mengatakan : Telah mengabarkan kepada kami Abu Al Khathab Ziyad bin Yahya Al Hasaaniy. Dan telah mengabarkan kepada kami Abu Al Fadlal Muhammad bin Ibrahim. Telah mengabarkan kepada kami Al Husain bin Muhammad bin Ziyad, dan Ibrahim bin Abi Thalib, mereka berdua berkata : Telah mengabarkan kepada kami Ziyad bin Yahya Al Hasaaniy. Telah mengabarkan kepada kami Malik bin Sa'ir. Telah mengabarkan kepada kami Al A'masy. Dari Abi Shalih. Dari Abi Hurairah, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wa alihi wasallama pernah bersabda : “Wahai manusia...Sesungguhnya aku adalah rahmat yang memberi petunjuk.”
{HR. Hakim dalam Kitab Mustadraknya dlm Kitabu Al Iman, no. 107, dan beliau berkata : Hadits ini Shahih atas syarat bukhari muslim}
Imam Al Hafidz Ibn Katsir juga meriwayatkan hadits :
من طريق الصَّلْت بن مسعود ، عن سفيان بن عيينة ، عن مِسْعَر ، عن سعيد بن خالد ، عن رجل ، عن ابن عمر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "إن الله بعثني رحمة مهداة ، بُعثْتُ برفع قوم وخفض آخرين" .
{انظر كتاب تفسير ابن كثير في تفسير سورة الأنبياء أية : 107. وذكره السيوطر في الجامع الصغير}
Dari jalan Ash Shaltu bin Mas'ud. Dari Sufyan bin 'Uyainah. Dari Mis'ar. Dari Sa'id bin Khalid. Dari seseorang. Dari Ibni 'Umar, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
“Alloh mengutusku sebagai rahmat yang pemberi petunjuk, mengankat suatu kaum dan menundukkan kaum yang lain.”
{Lihat Kitab Tafsir Ibni Katsir dlm Tafsir Surat Al Anbiyaa' ayat : 107. Dan Imam Suyuthiy menyebutkan dalam Kitabnya Al Jami'u Ash Shaghir}
Ayat dan dua hadits di
atas menunjukan bahwa Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wasallama adalah termasuk rahmat Allah. Allah memerintah kita (dalam surat Al Anbiyaa' ayat : 107) untuk bergembira sebab adanya rahmat Allah, tentunya dengan kegembiraan yang tidak dilarang atau melampaui batas. Oleh karena itu manusia banyak bergembira dan bersyukur atas lahirnya Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wasallama dengan cara memperingati maulid (kelahiran) beliau.
C)• PENDAPAT ULAMA'-ULAMA' TERNAMA TENTANG PERAYAAN MAULID NABI
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Beberapa Pendapat Ulama Ulama' Ternama Mengenai Diperbolehkannya Perayaan Maulid Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallama Yang Mulia diantaranya :
١- قال الشيخ ابن تيمية رحمه الله :فَتَعْظِيْمُ الْمَوْلِدِ وَاتِّخَاذُهُ مُوْسِمًا قَدْ يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ عَظِيْمٌ لِحُسْنِ قَصْدِهِ وَتَعْظِيْمِهِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ.
{كتاب اقتضاء الصراط المستقيم في مخلافة أصحاب الجحيم : ج 1 / ص 297}
01)• Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta'ala (Ulama' Yang Dianut Oleh Gerakan Wahhabiy) berkata :
Mengagungkan kelahiran Nabi dan merayakannya setiap tahun (musim), telah dilakukan oleh sebagian halayak, dan ada didalamnya pahala yang besar, karena bagus niat tujuannya, dan karena pengagungannya terhadap Rasulillah shalallaahu 'alaihi wasallama, keluarga beliau, dan para sahabat-sahabat beliau.
{Kitab Iqtidlaau Al Shiraath Al Mustaqiim Fii Mukhaalafati Ashaabi Al Jahiim Karya Ibnu Taimiyyah : 1/ 297}
٢- قَالَ اْلاِمَامُ أَبُوْ شَامَةَ شَيْخُ الْمُصَنِّفِ (أي الإمام النووي) رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: وَمِنْ أَحْسَنِ مَا ابْتُدِعَ فِي زَمَانِنَا مَا يُفْعَلُ فِي كُلِّ عَامٍ فِي الْيَوْمِ الْمُوَافِقِ لِيَوْمِ مَوْلِدِهِ : مِنَ الصَّدَقَاتِ وَالْمَعْرُوْفِ وَإِظْهَارِ الزِّيْنَةِ وَالسُّرُوْرِ، فَإِنَّ ذَلِكَ مَعَ مَا فِيْهِ مِنَ اْلاِحْسَانِ إِلَى الْفُقَرَاءِ يُشْعِرُ بِمَحَبَّةِ النَّبِي وَتَعْظِيْمِهِ وَجَلَالَتِهِ فِي قَلْبِ فَاعِلِ ذَلِكَ، وَشُكْرِ اللهِ تَعَالَى عَلَى مَا مَنَّ بِهِ مِنْ إِيْجَادِ رَسُوْلِهِ الَّذِي أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ .
{كتاب إعانة الطالبين شرح فتح المعين : – ج 1 / ص ا33. وكتاب السيرة الحلبية لعلي برهان الدّين الحلبي : 1/ 83-84}
02)• Imam Al Hafidz Abu Syamah, Guru dari Imam Nawawi berkata :
Dan seindah-indahnya hal baru yang dibuat dizaman (masaku) adalah perihal yang dilakukan pada setiap tahun dalam sebuah hari, dimana pada hari tersebut bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wasallama, mulai dari mengeluarkan sedekah-sedekah pada hari itu, berbuat kebajikkan, memperlihatkan keindahan-keindahan dan rasa gembira, karena semuanya (sedekah-sedekah) dapat memberi kebaikkan bagi kaum faqir miskin, memperlihatkan kecintaan kepada Nabi shalallaahu 'alaihi wa alihi wasallama, menumbuhkan rasa pengagungan didalam hati orang yang merayakannya, dan memperlihatkan rasa syukur kepada Allah atas anugerah yang telah diberikan, dimana Allah telah mengutus Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wa alihi wasallama sebagai rahmat (anugerah) bagi seluruh alam.
{Kitab Al Siirah Al Halabiyyah Karya Asy Syaikh 'Aliy bin Burhanuddin Al Halabiy : 1/ 83-84. Dan Kitab I'anatu Ath Thalibin Syarh Fathu Al Mu'in : 1/ 331}
٣- قَالَ الْحَافِظُ أَبُوْ الْخَيْرِ السَّخَاوِي – رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى – فِي فَتَاوِيْهِ: عَمَلُ الْمَوْلِدِ الشَّرِيْفِ لَمْ يُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ فِي الْقُرُوْنِ الثَّلَاثَةِ الْفَاضِلَةِ، وَإِنَّمَاَ حَدَثَ بَعْدُ، ثُمَّ لَا زَالَ أَهْلُ اْلإِسْلَامِ فِي سَائِرِ اْلأَقْطَارِ وَالْمُدُنِ الْكِبَارِ يَحْتَفِلُوْنَ فِي شَهْرِ مَوْلِدِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَمَلِ الْوَلَائِمِ الْبَدِيْعَةِ الْمُشْتَمِلَةِ عَلَى اْلأُمُوْرِ الْبَهْجَةِ الرَّفِيْعَةِ وَيَتَصَدَّقُوْنَ فِي لَيَالِيْهِ بِأَنْوَاعِ الصَّدَقَاتِ وَيُظْهِرُوْنَ السُّرُوْرَ وَيَزِيْدُوْنَ فِي الْمَبَرَّاتِ وَيَعْتَنُوْنَ بِقِرَاءَةِ مَوْلِدِهِ الْكَرِيْمِ وَيَظْهَرُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَرَكَاتِهِ كُلَّ فَضْلٍ عَمِيْمٍ.
{كتاب سبل الهدى والرشاد في سيرة خير العباد – 1 / 362}
03)• Al-Hafidz As-Sakhawiy berkata dalam Fatwanya:
Amaliyah Maulid tidak diriwayatkan dari seorang ulama Salaf dalam 3 kurun yang utama. Amaliyah ini dilakukan sesudahnya, kemudian umat Islam di seluruh penjuru dan kota besar selalu merayakannya di bulan kelahiran Nabi Saw, dengan perayaan yang indah dan agung, mereka bersedekah di malam harinya, menampakkan rasa suka cita, menambah belanjanya, dan membaca kelahiran Nabi Saw. Dan tampak kepada mereka berkahnya-Nabi dengan merata”.
{Kitab Subul al-Huda Wa Ar-Rasyad : 1/362}.
_ قال الإمام السّخاوي رحمه الله : ( لم يفعله أحد من السّلف في القرون الثلاثة , وإنّما حدث بعد , ثمّ لا زال أهل الإسلام من سائر الأقطار والمدن يعملون المولد , ويتصدّقون في لياليه بأنواع الصّدقات , ويعتنون بقراءة مولده الكريم , ويظهر عليهم من بركاته كلّ فضل عميم .
{كتاب السيرة الحلبية لعلي بن برهان الدّين الحلبي (1/83- 84)}
- Imam As-Sakhawiy rahimahullah berkata :
"Sambutan kelahiran Baginda Nabi tidak pernah dilakukan oleh salafus soleh pada tiga kurun pertama, tetapi dilakukan generasi sesudahnya, kemudian berlanjut dilakukan oleh masyarakat Islam dari pelbagai pelosok bumi dan bandar (kota) menganjurkan majlis maulid, mereka memberi sedekah pada malam kelahiran baginda dengan pelbagai bentuk sedekah dan juga memberi perhatian dengan pembacaan maulid yang mulia, lalu dengan keberkatan itu terpancarlah karunia yang menyeluruh kepada masyarakat awam".
{Kitab Al Sirah Al Halabiyyah karya Imam Aliy bin Burhanuddin Al Halabiy : 1/ 83-84}
٤- قال الإمام ابن الجزري رحمه الله : ( من خواصِّه أنّه أمان في ذلك العام , وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام .
{كتاب السيرة الحلبية لعلي بن برهان الدّين الحلبي (1/83- 84)}
04)• Imam Ibnu Al-Jazariy rahimahullah berkata :
" Di antara keistimewaan sambutan maulid itu, seseorang yang menyambutnya akan aman pada tahun itu, dan diberikan berita gembira yang disegerakan (langsung) kepada mereka yaitu mendapat ketinggian dan kemuliaan".
{Kitab Al Sirah Al Halabiyyah karya Imam Aliy bin Burhanuddin Al Halabiy : 1/ 83-84}
٥- قال الإمام السّيوطي رحمه الله : ( هو من البدع الحسنة التي يثاب عليها صاحبها ؛ لما فيه من تعظيم قدر النبيّ صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف.
{كتاب الحاوي للفتاوي (1/292)}
05)• Imam As-Suyuthiy rahimahullah ta'ala berkata :
"Sambutan maulid itu merupakan bid'ah yang baik bahkan akan diberi pahala orang yang melakukannya, kerana di situ terdapat usaha mengagungkan nilai ketinggian Nabi Sallallahu Alaihi Waalihi Wa Sohbihi Wassalama dengan menunjukkan kegembiraan dan mengajak orang lain untuk menghidup-hidupkan (meramaikan) dengan kelahiran Baginda Nabi".
{Kitab Al Hawi Lil Fatawiy : 1/ 292}
٦- وقال أيضاً : ( يستحبُّ لنا إظهار الشكر بمولده صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم , والاجتماع , وإطعام الطعام , ونحو ذلك من وجوه القربات , وإظهار المسرّات.
{كتاب الحاوي للفتاوي (1/292)}
06)• Imam As-Suyuthi juga berkata lagi:
"Disunnahkan bagi kita menunjukkan rasa syukur dengan hari kelahiran Baginda dengan berkumpul, memberi makanan (kepada faqir miskin) dan sebagainya yang termasuk dalam perkara yang mendekatkan diri kepada ALLAH serta menunjukkan kegembiraan akan perkara itu".
{Kitab Al Hawi Lil Fatawiy : 1/ 292}
٧- وقال أيضاً : ( ما من بيت أو محلّ أو مسجد قُرِئ فيه مولد النبيّ صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم إلا حفّت الملائكة أهل ذلك المكان , وعمهم الله تعالى بالرحمة والرضوان ) {الوسائل في شرح المسائل للسّيوطي}
07)• Beliau (Imam Suyuthiy) juga menambah:
"Tidak ada suatu rumah atau tempat atau masjid yang dibacakan didalamnya tentang kelahiran Baginda Nabi Salallahu Alaihi Wa Alihi Wasohbihi Wassalama melainkan tempat ahli masyarakat tersebut akan dikelilingi para malaikat dan Allah akan melimpahkan mereka dengan rahmat serta keridlaan-Nya"
{Kitab Al Wasaail Fii Syarhi Al Masaail karya Imam Suyuthiy)
Imam Suyuthiy juga mengetengahkan sebuah jawaban berkenaan dengan adanya perayaan Maulid Nabi, beliau menjawab :
الْجَوَابُ : عِنْدِي أَنْ أَصْلَ عَمَلِ الْمَوْلِدِ الَّذِي هُوَ اجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآَنِ وَرِوَايَةُ اْلأَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فِي مَبْدَأِ أَمْرِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِي مَوْلِدِهِ مِنَ اْلآيَاتِ ثُمَّ يُمَدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ هُوَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِي يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارُ الْفَرَحِ وَاْلاِسْتِبْشَارِ بمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
{كتاب الحاوي للفتاوي للسيوطي – ج 1 / ص 272}
“Jawab: Menurut saya, bahwa subtansi dari maulid yang berupa berkumpulnya banyak orang, membaca al Quran, membaca kisah-kisah Nabi Muhammad mulai beliau diutus menjadi Rasul dan hal-hal yang terjadi saat kelahirannya yang terdiri dari tanda-tanda kenabian, dilanjutkan dengan suguhan hidangan untuk makan bersama kemudian selesai tanpa ada tambahan lagi, maka hal ini tergolong bidah yang baik, yang pelakunya mendapatkan pahala karena ia mengagungkan derajat Nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wasallama, menampakkan rasa senang dan kebahagiaan dengan kelahirannya yang mulia”.
{Kitab Al-Hawi Lil Fatawa karya Imam As-Suyuthi : 1/727).
٨- قال الإمام ابن الحاج رحمه الله : ( فكان يجب أن نزداد يوم الاثنين الثاني عشر في ربيع الأول من العبادات , والخير شكراً للمولى على ما أولانا من هذه النعم العظيمة ؛ وأعظمها ميلاد المصطفى صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم.
{كتاب المدخل (1/361)}
08)• Al Imam Ibn Al-Haj (Bermadzhab Malikiy) rahimahullah berkata :
Maka wajiblah pada setiap kali hari senin tanggal 12 Rabiul Awal untuk menambahkan pelbagai bentuk ibadah dan kebaikan sebagai bukti bersyukur kepada ALLAH yang telah mengaruniakan kepada kita nikmat ini, dan di antara nikmat yang terbesar itu ialah kelahiran baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wassalama".
{Kitab Al Mudkhal : 1/ 361}
٩- قال الإمام زيني دحلان رحمه الله : ( ومن تعظيمه صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم الفرح بليلة ولادته , وقراءة المولد.
{كتاب الدّرر السنيّة (190)}
09)• Al-Imam Zaini Dahlan (Mufti Madzhab Syafi'i Makkah) rahimahullah berkata :
"Di antara bentuk mengagungkan baginda Nabi Sallallahu Alaihi Wassalama ialah bergembira pada malam hari kelahiran baginda dan membaca maulid".
{Kitab Al Duraru Al Sanniyyah : 190}
١٠- قال الإمام العراقي رحمه الله : ( إنّ اتخاذ الوليمة , وإطعام الطعام مُستحبٌّ في كلّ وقت , فكيف إذا انضمَّ إلى ذلك الفرح والسرور بظهور نور النبيّ صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم في هذا الشهر الشريف , ولا يلزم من كونه بدعة كونه مكروهاً , فكم من بدعة مستحبّة بل قد تكون واجبة .
{ شرح المواهب اللدنّيّة للزرقاني}
10)• Al Imam Al-Iraqi rahimahullah berkata:
"Apabila kita membuat pesta perkawinan (walimatul 'ursy) dan memberi makanan hukumnya adalah sunat pada setiap waktu, bagaimana jika kegembiraan dan suka cita tersebut kita selenggarakan ketika kemunculan cahaya (kelahiran) Baginda Nabi Sallallahu Alahi Waalihi Wa Sohbihi Wassalama pada bulan yang mulia ini. Dan tidaklah melazimi (menutup kemungkinan) apabila suatu perkara itu dikatakan bid'ah, ia juga dikatakan makruh, dan banyak juga perkara bid'ah yang sunnah dilakukan bahkan ada kalanya wajib pula dilakukan".
{Kitab Al Mawahib Al Ladunniyyah Karya Imam Az Zurqaniy Al Malikiy)
١١- قال الإمام ابن حجر العسقلاني رحمه الله :أَصْلُ عَمَلِ الْمَوْلِدِ بِدْعَةٌ لَمْ تُنْقَلْ عَنْ أَحَدٍ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ مِنَ الْقُرُوْنِ الثَّلاَثَةِ وَلَكِنَّهَا مَعَ ذَلِكَ قَدِ اشْتَمَلَتْ عَلَى مَحَاسِنَ وَضِدِّهَا فَمَنْ تَحَرَّى فِي عَمَلِهَا الْمَحَاسِنَ وَتَجَنَّبَ ضِدَّهَا كَانَ بِدْعَةً حَسَنَةً، وَالٌا فلا , وقد ظهر لي تخريجها على أصل ثابت في الصحيحين من أنَّ النبيّ صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء , فسألهم فقالوا : هو يوم أغرق الله فيه فرعون , ونجّى موسى , فنحن نصومه شكراً لله تعالى , فيستفاد منه الشّكر لله على ما منَّ به في يوم معيّن من إسداء نعمة , أو دفع نقمة , ويعاد ذلك في نظير ذلك اليوم من كلّ سنة , والشكر لله يحصل بأنواع العبادة كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة , وأيّ نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبيّ نبي الرحمة في ذلك اليوم , وعلى هذا فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفهم الشكر لله تعالى من التلاوة , والإطعام , وإنشاد شيء من المدائح النبويّة المحرّكة للقلوب إلى فعل الخير والعمل للآخرة , وأمّا ما يتبع ذلك من السماع واللهو وغير ذلك فينبغي أن يقال : : ما كان من ذلك مباحاً بحيث يقتضي السرور لا بأس بإلحاقه به , وما كان حراماً أو مكروهاً فيمنع , وكذا ما كان خلاف الأولى )
{ كتاب الفتاوى الكبرى (1/196. وكتاب الحاوي للفتاوي للسيوطي – ج 1 / ص 272)}
11)•Al-Imam Ibnu Hajar Asqolaniy Al Mishriy Asy Syafi'i (Ahli Hadits Bermadzhab Syafi'i) rahimahullah ta'ala berkata :
“Pokok utama dalam amaliyah Maulid adalah bid’ah yang tidak diriwayatkan dari ulama salaf as shalih dari tiga generasi (sahabat, tabi’in, dan atba’ at tabi’in). Akan tetapi, Maulid tersebut mengandung kebaikan-kebaikan dan sebaliknya. Maka barangsiapa yang berusaha meraih kebaikan dalam Maulid dan menjauhi yang buruk, maka termasuk bid’ah yang baik (bid’ah hasanah). Jika tidak, maka disebut bid’ah yang buruk”. Dan keadaan ini telahku temui dari sumber yang kukuh yang terdapat dalam hadis-hadis shohih iaitu:
Bahawasanya Baginda Nabi setelah tiba di Madinah, baginda mendapati kaum yahudi berpuasa pada Hari Asyura lalu baginda bertanya hal tersebut, mereka menjawab : "Pada hari ini ALLAH telah tenggelamkan Fir'aun, dan telah selamatkan Musa, maka kami berpuasa pada hari ini sebagai tanda bersyukur pada ALLAH TAALA")
Hasil dari itu,ia adalah sebagai tanda bersyukur pada ALLAH dengan nikmat kurniaan itu pada hari tersebut yang merupakan bukti kecukupan nikmat atau menolak bala.
Hari yang sama itu juga akan berulang pada setiap tahun. Dan kesyukuran pada ALLAH itu perlu diterjemahkan dengan melakukan pelbagai jenis ibadat seperti sujud, puasa, sedekah, membaca Al-Quran. Persoalannya, apakah nikmat yang paling agung dengan kemunculan baginda Nabi, Nabi pembawa rahmat dapat dibandingkan pada hari tersebut.
Maka dengan ini, kita ringkaskan kefahaman untuk bersyukur pada ALLAH dengan melakukan pembacaan Al-Quran, memberi makanan, melaungkan beberapa puji-pujian kepada Nabi bagi menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan beramal untuk akhirat.
Adapun perkara yang melibatkan nyanyian dan hiburan dan sebagainya, maka sewajarnya kita katakan:
"Jika perkara itu dianggap harus dengan mendatangkan kegembiraan, maka tiada masalah dengan kita selitkan bersamanya, adapun jika perkara itu haram atau makruh, maka itu sama sekali tertegah termasuklah jika perkara itu bercanggah dengan keutamaan yang sebenar ( khilaful aula)".
{Kitab Al Fatawiy Al Kubra : 1/ 196. Dan Kitab Al-Hawi Lil Fatawa karya Imam As-Suyuthiy : 1/727}
١٢- قال الإمام ابن عابدين رحمه الله في شرحه على مولد ابن حجر : ( اعلم أنّ من البدع المحمودة عمل المولد الشريف من الشهر الذي ولد فيه صلّى الله عليه وآله وصحبه وسلّم ) وقال أيضاً :
فالاجتماع لسماع قصّة صاحب المعجزات عليه أفضل الصّلوات وأكمل التّحيات من أعظم القربات لما يشتمل عليه من المعجزات وكثرة الصّلوات.
{كتاب شرح ابن العابدين على مولد ابن حجر}
12)• Al-Imam Ibnu 'Abidin Al Hanafiy (Bermadzhab Hanafiy) rahimahullah dalam syarahnya atas Maulid Ibnu Hajar berkata :
"Ketahuilah bahawa bid'ah yang terpuji itu ialah melakukan amal maulid yang mulia pada bulan kelahiran Baginda Nabi Sallallahu Alaihi Waalihi Wa Sohbihi Wassalam"
Beliau berkata lagi:
"Adapun perkumpulan untuk mendengar kisah dari pemilik mukjizat Baginda (sebaik-baik selawat dan kesempurnaan ucapan) adalah merupakan seagung-agung perkara dalam mendekatkan diri kepada ALLAH yang padanya terdapat pelbagai mukjizat dan memperbanyakkan selawat".
{Imam Ibnu 'Abidin Al Hanafiy dalam Syarah Maulid Ibnu hajar}
١٣-قال الحبيب الدكتور المحدث الشريف محمد بن علوي المالكي الحسني حفظه الله تعالى : أن العيد لا يعود إلاٌ مرٌة واحدة في السنة، وأمٌا الاحتفال بمولده صلى الله عليه وسلم، والاعتناء بذكره وسيرته، فيجب أن يكون دائما لا يتقيد بزمان ولا مكان.
13)• Abuya Prof. Dr. Syarif Muhammad bin Alwi Al Malikiy Al Hasaniy berkata :
Sesungguhnya hari raya itu tidak bisa diulang kecuali hanya satu kali pada setiap tahunnya, dan adapun mengadakan perayaan dengan kelahiran Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, memperhatikannya dengan selalu menyebut namanya, memperhatikan bagaimana sejarah perilakunya, maka hal itu adalah wajib melanggengkannya (secara continew, istiqamah) tidaklah dibatasi (ditentukan) oleh zaman dan juga tempat.
{Syarif Muhammad Alwiy Al Malikiy Al Hasaniy}
D)• BEBERAPA CONTOH KARANGAN KITAB-KITAB MAULID NABI
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
١-الحافظ عبد الرحيم العراقي: توفي 808 هـ، له مولد باسم "المورد الهني في المولد السني".
01)• Kitab Maulid bernama : Al Maurud Al Haniy Fii Al Maulid As Saniy. Karya Imam Al Hafidz Abdur Rahim Al 'Iraqiy wafat th. 808 H.
٢-الحافظ ابن كثير: توفي 774 هـ، وله مولد طبع بتحقيق صلاح الدين المنجد.
02)• Kitab Maulid yang dicetak dan ditahqiq oleh Shalahuddin Al Munjid. Karya Imam Al Hafidz Ibnu Katsir wafat th. 774 H.
٣- الحافظ السخاوي: توفي 902 هـ، وله مولد باسم "الفخر العلوي في المولد النبوي".
03)• Kitab Maulid bernama : Al Fajru Al 'Alawiy Fii Al Maulid An Nabawiy. Karya Imam Al Hafidz As Sakhawiy wafat th. 902 H.
٤- الحافظ ابن الجوزي: توفي 597 هـ، وله مولد باسم "العروس"، وقد طبع في مصر.
04)• Kitab Maulid bernama : Al 'Arus. Karya Imam Al Hafidz Ibnu Al Jauziy wafat th. 597 H.
٥- الحافظ أبو الخطاب عمر بن علي بن محمد المعروف بابن دحية الكلبي: توفي 633 هـ، وله مولد باسم "التنوير في مولد البشير النذير".
05)• Kitab Maulid bernama : At Tanwir Fii Maulidi Al Basyiir An Nadziir. Karya Imam Al Hafidz Abu Al Khathab Umar bin Aliy bin Muhammad yang tersohor dengan nama : Ibnu Dihyah Al Kalbiy wafat th. 633 H.
٦- شمس الدين ابن ناصر الدين الدمشقي: توفي 842 هـ، وله مولد باسم "المورد الصاوي في مولد الهادي" وكذلك "جامع الآثار في مولد المختار" و"اللفظ الرائق في مولد خير الخلائق".
06)• Kitab Maulid bernama : Al Maurud Ash Shafiy Fii Maulidi Al Hadiy, dan Jaami'u Al Atsar Fii Maulidi Al Mukhtar, dan Al Lafdzu Ar Ra'iq Fii Maulidi Khairi Al Khalaaiq. Karya Imam Syamsuddin bin Nashiruddin Ad Dimsyaqiy wafat th. 842 H.
٧- الحافظ شمس الدين ابن الجزري: توفي 660 هـ، إمام القراء، وله مولد باسم "عرف التعريف بالمولد الشريف".
07)• Kitab Maulid bernama : 'Urfu At Ta'rif Bi Maulidi Asy Syarif. Karya Imamu Al Quraa' Al Hafidz Syamsuddin Ibn Al Jazariy wafat th. 660 H.
٨- علي زين العابدين السمهودي: توفي 911 هـ، وله مولد اسمه "الموارد الهنية في مولد خير البرية".
08)• Kitab Maulid bernama : Al Mawarid Al Haniyyah Fii Maulidi Khairi Al bariyyah. Karya Imam Aliy Zainal Abidin As Samhuudiy wafat th. 911 H.
٩- الحافظ محمد الشيباني المعروف بابن الديبع: توفي 944 هـ.
09)• Kitab Maulid bernama : Ad Dibaa'. Karya Imam Al Hafidz Muhammad Asy Syaibaaniy yang tersohor dengan nama : Ibnu Ad Dibaa'i wafat th. 944 H.
١٠- ابن حجر الهيتمي: توفي 974 هـ، وله مولد باسم "إتمام النعمة على العالم بمولد سيد ولد آدم".
10)• Kitab Maulid bernama : Itmaamu An Ni'mati 'Ala Al 'Alimi Bi Maulidi Sayyidi Waladi Adam. Karya Imam Ibnu Hajar Al Haitamiy Al Makkiy wafat th. 974 H.
١١- الخطيب الشربيني: توفي 1014 هـ، وله مولد باسم "المولد الروي في المولد النبوي".
11)• Kitab Maulid bernama : Al Maulidu Ar Rawiy Fii Al Maulidi An Nabawiy. Karya Imam Al Khathiib Asy Syarbiniy wafat th. 1014 H.
١٢- المحدث جعفر بن حسن البرزنجي: توفي 1177 هـ، وله مولد باسم "عقد الجوهر في مولد النبي الأزهر"، وهو من أكثر الموالد انتشارًا في البلاد الإسلامية.
12)• Kitab Maulid bernama : 'Aqdu Al Jauhari Fii Maulidi An Nabiy Al Azhari (Maulid Al Barzanjiy), ini adalah kitab maulid yang banyak tersebar di negara-negara islam. Karya Al Muhaddits Ja'far bin Hasan Al Barzanjiy wafat th. 1177 H.
E). ANJING-PUN MENJADI MARAH KETIKA RASULULLAAH DIHINA
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
قال الحافظ ابن حجر العسقلانيّ رحمه الله :- (( ذات مرة توجه جماعة من كبار النصارى ؛ لحضور حفل مغوليّ كبير عُقد بسبب تنصر أحد أمراء المغول ، فأخذ واحد من دعاة النصارى في شتم النبيّ صلّى الله عليه وسلّم ، وكان هناك كلب صيد مربوط ؛
Al-Haafidz Ibnu Hajar Al-Asqalaani -rahimahullah- berkata, "Pernah suatu hari sekelompok orang dari kalangan pembesar Nashrani menghadiri sebuah perayaan seorang pemimpin Mongol yang murtad dari agamanya (menjadi Nashrani). Maka pada waktu itu ada salah seorang pendeta yang menghina Nabi shalallahu 'alaihi wa alihi wasallam, sedangkan di sana ada seekor anjing pemburu yang terikat.
فلما بدأ هذا الصليبيّ الحاقد في سب النبيّ صلّى الله عليه وسلّم زمجر الكلب وهاج ثم وثب على الصليبيّ وخمشه بشدة ، فخلّصوه منه بعد جهد ، فقال بعض الحاضرين : هذا بكلامك في حق محمد عليه الصلاة والسلام ، فقال الصليبيّ: كَلاَّ ، بل هذا الكلب عزيز النفس رآني أشير بيدي فظن أني أريد ضربه
Maka saat si penyembah salib yang dengki ini mulai mencela Nabi shalallahu 'alaihi wa alihi wasallam, anjing tersebut menyalak dengan keras, kemudian menerkam si Nashrani itu dan mencakar wajahnya dengan sadis. Maka orang-orang pun segera berusaha menyelamatkannya. Lantas sebagian orang yang hadir berkata, "Itu gara-gara celotehanmu tentang Muhammad -'alaihisshalaatu was salaam-". Lantas si Nashrani berkata, "Tidak! anjing ini hanya cepat merespon, karena melihat isyarat tanganku, disangkanya aku ingin memukulnya.
ثم عاد لسب النبيّ وأقذع في السب ، عندها قطع الكلب رباطه ووثب على عنق الصليبيّ ، وقلع زوره في الحال أي: - أعلى صدره - فمات الصليبيّ من فوره ، فعندها أسلم نحو أربعين ألفاً من المغول )) (كتاب الدرر الكامنة (٣ / ٢٠٢) وذكر الذهبيّ هذه القصة في معجم الشيوخ (٣٨٧)بإسناد صحيح)
Namun kemudian si Nashrani ini mengulang kembali celaannya terhadap Nabi dengan perkataannya yang keji. Maka si anjing pun berhasil lepas dari ikatannya dan langsung saja menyambar leher si Nashrani itu dan merobek hingga bagian dadanya yang paling atas. Orang itu pun mati seketika. Karena kejadian ini, ada sekitar 40.000 orang Mongol masuk Islam.
{Kitab Ad-Durarul Kaaminah 3/202, Al-Imam Adz-Dzahabi menyebut kisah ini dalam "Mu'jamus Syuyuukh" 387 dengan sanad yang shahih }
F)• PENUTUP
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
ان فيما قال افذاذ علماء الامة المأتمنون في نقلهم للشرع المصون .. وهم كثرة لايحصون وهم السواد الاعظم في الامة وقد تلقت الامة دينها عنهم بطريق الاسناد الذي لاشك فيه الى الصحب الكرام الى المعلم الاعظم صلى الله عليه وسلم ..وهم اهل الو رع والخشية فهل جميع هؤلاء الرجال الاكابر الفطاحلة في العلم المشهود لهم بالصلاح اجتمعوا على باطل ! سبحان الله ! فمن اين نأخذ ديننا اذاً ومن نثق فيه اذا كان السابقين على باطل وهم من وصل ديننا عن طريقمهم ، عليهم رضوان الله وجزاههم عن الامة خير الجزاء ، وفيما قالوا من بيان لهذا المسألة غنية وكفاية للمتأمل الباحث عن الحق المتخلي عن هواه والله الموفق والهادي ..
Semua perkara yang telah diungkapkan oleh para ulama ummah yang dipercayai telah mereka naqalkan melalui syara'.
Jumlah mereka terlalu banyak hingga tak terkira dan merekalah pengikut yang banyak dalam ummat.
Dan para ummat telah mengambil agama dari mereka melalui sanad yang tidak syak (diragukan) lagi bersambung dengan pemilik mulia kepada guru yang agung Sallallahu 'Alaihi Wassalama. Merekalah golongan yang wara' dan takut.
Adakah mereka semua para ulama ini yang dikagumi ilmu mereka, tambahan pula mereka yang dikenali dengan kesolehannya, mereka berkumpul untuk perkara bathil?
Subhanallah.
Lalu dari mana kita mengambil agama ini dan kepada siapa harus kita percayai jika golongan terdahulu dalam kesesatan. Merekalah yang telah menyampaikan agama kepada kita.
Bagi mereka, mudah-mudahan mendapat ridla ALLAH dan ummat mengucapkan jutaan jasa baik kepada mereka.
Adapun semua pandangan mereka dengan penerangan masalah ini adalah sangat berharga dan memadai bagi mereka yang mencari kebenaran yang jauh dari hawa nafsu
Dan Allah Maha memberi taufik dan hidayah kpd sesiapa yg dikehendaki-Nya.
Magelang selasa legi, 27/01/2015 H | Jam. 01.47 dini hari.