┏─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫━━━━━━━━━━━━━┓
᪇ 💫﷽💫᪇ DZIKIR SIRRI (LIRIH) DAN DZIKIR MA'TSUROH YANG LANGSUNG DIAJARKAN OLEH NABI -ﷺ-SETELAH SHALAT
┗━━━━━━━━━━━━━💫᪇𖧷۪۪ᰰ⃟ꦽ⃟ ┛
(Diinti sarikan dari kitab Ahaditsu Ash Shalat dan Kaifa Tushalli karya Murobbi Ruhina KH. Muhammad Ihya' 'Ulumiddin Alumnus pertama Prof. DR. Al Muhadits Abuya As Sayyid Muhammad 'Alawiy Al Malikiy Al Hasaniy Rushaifah - Makkah)
*꧁࿐A]• DASAR HADITS
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ :
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -ﷺ- فَكُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ -ﷺ- يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّهُ مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ
[رواه البخاري / كتاب الجهاد والسير / باب ما يكره من رفع الصوت في التكبير / حديث رقم: ٢٩٩٢].
Telah bercerita kepada kami ; Muhammad bin Yusuf. Telah bercerita kepada kami : Sufyan. Dari 'Ashim. Dari Abu 'Utsman. Dari Abu Musa Al Asy'ariy radliyaAllahu 'anhu beliau berkata;
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah -ﷺ- dan apabila menaiki bukit kami bertalbiyah dan bertakbir dengan suara yang keras. Maka Nabi -ﷺ- bersabda:
"Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya".
[HR. Bukhariy No. 2992. Dan Muslim No. 2704).
Hal ini menunjukkan bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah suka dengan suara keras saat dzikir dan do’a.
أَخبَرنا ابْنُ قُتَيْبَةَ، قَالَ: حَدثنا حَرْمَلَةُ، قَالَ: حَدثنا ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: أَخبَرنا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَبِيبَةَ حَدَّثَهُ، أَنَّ سَعْدَ بْنَ أَبِي وَقَّاصٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ -ﷺ- يَقُولُ:
"خَيْرُ الذِّكْرِ الْخَفِيُّ، وَخَيْرُ الرِّزْقِ، أَوِ الْعَيْشِ، مَا يَكْفِي".
[رواه ابن حبان وصححه / النوع الثاني ذكر البيان بأن ذكر العبد ربه جل وعلا بينه وبين نفسه / أفضل من ذكره بحيث يسمع صوته / رقم الحديث : ٤٤٢. لكن ضعفه ابن معين كما في مجمع الزوائد10/81 قال النووي: ليس بثابت]
“Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi dan sebaik-baik rezki ialah yang cukup.”
[HR. Ibnu Hibban Dan Dia MENSHAHIHKANNYA No. 442. Didlo'ifkan Oleh Ibnu Ma'in. Dan Imam An Nawawiy Berkata : Tidak Tetap].
حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفَاعِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يُفَضِّلُ الصَّلَاةَ الَّتِي يَسْتَاكُ لَهَا عَلَى الصَّلَاةِ الَّتِي لَا يَسْتَاكُ سَبْعِينَ ضِعْفًا. وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ- يُفَضِّلُ الذِّكْرَ الْخَفِيَّ الَّذِي لَا يَسْمَعُهُ الْحَفَظَةُ سَبْعِينَ ضِعْفًا.
فَيَقُولُ: " إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ وَجَمَعَ اللَّهُ الْخَلَائِقَ لِحِسَابِهِمْ، وَجَاءَتِ الْحَفَظَةُ بِمَا حَفَظُوا وَكَتَبُوا. قَالَ اللَّهُ لَهُمُ: انْظُرُوا. هَلْ بَقِيَ لَهُ مِنْ شَيْءٍ؟ فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا مَا تَرَكْنَا شَيْئًا مِمَّا عَلِمْنَاهُ وَحَفِظْنَاهُ إِلَّا وَقَدْ أَحْصَيْنَاهُ وَكَتَبْنَاهُ. فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ: إِنَّ لَكَ عِنْدِي خَبْئًا لَا تَعْلَمُهُ وَأَنَا أَجْزِيكَ بِهِ، وَهُوَ الذِّكْرُ الْخَفِيُّ
[رواه أبو يعلى في مسنده واللفظ له / ١١٢ - مسند عائشة / رقم الحديث: ٤٧٣٨. والبيهقي في الشعب. والديلمي في الفردوس. وقال أبو داود والنسائي : ضعيف . وقال ابن عدي : عامة رواياته فيها نظر ].
Dari 'Aisyah radliyyAllahu 'anha beliau berkata :
Rasulullah -ﷺ- lebih mengutamakan shalat yang bersiwak untuknya daripada shalat yang tidak bersiwak untuknya sebanyak 70 kali lipat. Rasulullah -ﷺ- LEBIH MENYUKAI DZIKIR TERSEMBUNYI yang tidak dapat didengar oleh para penghafal sebanyak 70 kali lipat. Dan beliau bersabda :
“Ketika hari kiamat tiba dan Allah mengumpulkan makhluk-makhluk untuk mereka pertanggungjawabkan, dan datanglah para penghafal dengan apa yang telah mereka hafal dan tuliskan. Allah berfirman kepada mereka: Lihatlah. Apakah masih ada tersisa baginya? Lalu mereka berkata: Ya Tuhan, tidak ada sesuatu pun yang kami tinggalkan dari apa yang kami ketahui dan simpan, kecuali yang kami hitung dan tuliskan. Kemudian Allah Tabaraka Wa Ta'ala berfirman kepadanya: Sesungguhnya itu milikmu, Aku mempunyai sesuatu yang tersembunyi yang engkau lakukan, yang engkau tidak mengetahuinya, dan Aku akan membalasnya kepadamu, DAN ITU ADALAH DZIKIR YANG TERSEMBUNYI.
[HR. Abu Ya'la Dalam Musnadnya Teks Miliknya. Dan Baihaqiy Dalam Syu'abu Al Iman. Dan Dailamiy Dalam Al Firdaus. Abu Dawud Dan Nasa'i Mengatakan : HADITS DLO'IF. Dan Ibnu 'Adiy Mengatakan : Keumuman Periwayatan Didalamnya Masih Dipertanyakan].
وقال أبو بكر أحمد بن الحسين البيهقي (٣٨٤ - ٤٥٨ هـ) في كتابه الشعب الايمان / ١٠ - محبة الله عز وجل / فصل في إدامة ذكر الله عز وجل (ج ٢ ص ٨٢):
قال (الحليمي في "المنهاج" (١/ ٥٠٤)): ومنها الذكر الخفي وهو ضربان أحدهما: الذكر في النفس وقد قال الله عز وجل: {واذكر ربك في نفسك تضرعا وخيفة} ((سورة الأعراف : ٧/ ٢٠٥)).
والآخر: ما دار به اللسان ولم يسمعه إلا صاحبه قال النبي -ﷺ-: "خير الذكر الخفي وخير الرزق ما يكفي".
*꧁࿐Imam Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqiy (384 - 458 H) mengatakan dalam Kitabnya Syu'abu Al-Iman / 10 - Cinta Kepada Allah Yang Maha Esa / Bab Mengabadikan Dzikir Kepada Allah Yang Maha Esa (Vol. 2, Hal. 82):
(Al-Halimi dalam “Al-Minhaj" : 1/504) mengatakan: Diantaranya adalah dzikir tersembunyi (khofiy), yang ada dua jenis, yang (Salahsatunya) : adalah dzikir dalam jiwa, dan Allah SWT telah berfirman: {Dan ingatlah Tuhan yang ada dalam dirimu, dengan rendah hati dan takut} ((Surat Al-A'raf: 007/ 205)).
(Yang kedua): apa yang diucapkan lidah dan tidak ada yang mendengarnya kecuali orang yang mengucapkannya.Nabi -ﷺ- bersabda: “SEBAIK BAIK DZIKIR ADALAH YANG TERSEMBUNYI dan rezeki yang paling baik adalah yang mencukupi.”
وقال الدهلوي في شرح سنن ابن ماجه (ج ١ ص ٢٦) في شرح حديث:
كان يذكر الله على كل أحواله.
قال: لَا يتَصَوَّر هَذَا الذّكر الا بِالْقَلْبِ ...
*꧁࿐Syaikh Al-Dahlawiy berkata dalam Syarah Sunan Ibnu Majah (jilid 1, hal. 26), menjelaskan sebuah hadits:
Beliau selalu mengingat Allah dalam segala keadaannya.
Beliau berkata: Dzikir ini tidak bisa digambarkan KECUALI DENGAN HATI (SEMBUNYI SEMBUNYI) ...
*꧁࿐B]• MENURUT ULAMA'
*★᭄࿐1)- MENURUT IMAM SYAFI'IY DAN SYAFI'IYYAH
IMAM SYAFI'IY PRIBADI DAN MAYORITAS ULAMA' YANG LAINNYA berpendapat boleh melakukan dzikir jahr, namun hanya dalam rangka ta’lim atau pengajaran, bukan kebiasaan yang terus menerus.
BAGI IMAM DAN MA'MUM SETELAH MENGAKHIRI SHALAT DAN MEREKA MELIRIHKAN DZIKIRNYA, kecuali bagi seorang imam yang darinya seseorang wajib belajar kepadanya
قال الإمام أبو عبد الله محمد بن إدريس الشافعي (١٥٠ - ٢٠٤ هـ) في كتابه " الأم " / كتاب الصلاة / باب كلام الإمام وجلوسه بعد السلام (ج ١ ص ١٥٠ - ١٥١):
وَأَخْتَارُ لِلْإِمَامِ وَالْمَأْمُومِ أَنْ يَذْكُرَا اللَّهَ بَعْدَ الِانْصِرَافِ مِنْ الصَّلَاةِ وَيُخْفِيَانِ الذِّكْرَ إلَّا أَنْ يَكُونَ إمَامًا يَجِبُ أَنْ يُتَعَلَّمَ مِنْهُ فَيَجْهَرَ حَتَّى يَرَى أَنَّهُ قَدْ تُعُلِّمَ مِنْهُ، ثُمَّ يُسِرُّ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ: {وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا} يَعْنِي وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ الدُّعَاءَ وَلَا تَجْهَرْ تَرْفَعْ وَلَا تُخَافِتْ حَتَّى لَا تُسْمِعَ نَفْسَك،
وَأَحْسَبُ مَا رَوَى ابْنُ الزُّبَيْرِ مِنْ تَهْلِيلِ النَّبِيِّ -ﷺ- وَمَا رَوَى ابْنُ عَبَّاسٍ مِنْ تَكْبِيرِهِ كَمَا رَوَيْنَاهُ.
(قَالَ الشَّافِعِيُّ): وَأَحْسَبُهُ إنَّمَا جَهَرَ قَلِيلًا لِيَتَعَلَّمَ النَّاسُ مِنْهُ وَذَلِكَ؛ لِأَنَّ عَامَّةَ الرِّوَايَاتِ الَّتِي كَتَبْنَاهَا مَعَ هَذَا وَغَيْرِهَا لَيْسَ يُذْكَرُ فِيهَا بَعْدَ التَّسْلِيمِ تَهْلِيلٌ وَلَا تَكْبِيرٌ
وَقَدْ يُذْكَرُ أَنَّهُ ذَكَرَ بَعْدَ الصَّلَاةِ بِمَا وَصَفْت وَيُذْكَرُ انْصِرَافُهُ بِلَا ذِكْرٍ وَذَكَرَتْ أُمُّ سَلَمَةَ مُكْثَهُ وَلَمْ يُذْكَرْ جَهْرًا وَأَحْسَبُهُ لَمْ يَمْكُثْ إلَّا لِيَذْكُرَ ذِكْرًا غَيْرَ جَهْرٍ
*꧁࿐Imam Abu Abdullah Muhammad bin Idris Al-Syafi'iy (150-204 H) mengatakan dalam Kitabnya “Al Umm” / Kitab Shalat / Bab Petkataan Imam Dan Duduknya Setelah Salam (Vol. 1, Hal. 150-151 ):
Aku memilih bagi imam dan ma'mum setelah mengakhiri shalat dan mereka melirihkan dzikirnya, kecuali dia seorang imam yang darinya seseorang harus belajar kepadanya, sampai dia melihat bahwa kamu telah belajar darinya, kemudian melirihkan karena Allah Taala berfirman: {Dan janganlah kamu bersuara keras, dan jangan berdiam diri di dalamnya} (QS. Al Isro’: 110). artinya, dan Allah Ta'ala Maha Mengetahui doa, dan jangan mengeraskannya terlalu keras, dan jangan berdiam diri sehingga dirimu sendiri tidak mendengarnya.
Dan aku menganggap apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Zubair dan Ibnu 'Abbas radliyaAllahu 'anhum dari bacaan takbirnya seperti kami telah meriwayatkannya.
(Asy Syafi'iy berkata): Aku menganggap bahwa Rasulullah -ﷺ- menjahrkan (MENGERASKAN) SUARANYA SEDIKIT UNTUK MENGAJARI PARA SAHABAT. Karena kebanyakan riwayat yang aku tulis dan riwayat lainnya menyebutkan bahwa beliau tidak berdzikir dengan tahlil dan takbir setelah salam.
Boleh disebutkan bahwa setelah shalat dia menyebutkan apa yang dijelaskan, dan dia menyebutkan bahwa beliau pergi tanpa menyebutkannya, dan Ummu Salamah menyebutkan bahwa beliau diam dan tidak menyebutkannya dengan suara keras, dan dia mengira itu karena beliau tidak tinggal berdiam diri, kecuali untuk berdzikir, dengan dzikir, dengan selain suara keras.
*꧁࿐Kesimpulannya Imam Syafi’i berpendapat bahwa asal dzikir adalah dengan suara lirih (tidak dengan jaher), berdalil dengan ayat,
وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula terlalu merendahkannya” (QS. Al Isro’: 110). Imam Syafi’i rahimahullah berkata tentang ayat tersebut, “JANGANLAH MENJAHRKAN, YAITU MENGERASKAN SUARA TERLALU KERAS DAN JANGAN PULA TERLALU MERENDAHKAN SEHINGGA ENGKAU TIDAK BISA MENDENGARNYA SENDIRI.”
قال الإمام زكريا، يحيى بن شرف النواوي الشافعي (٦٣١ - ٦٧٦ هـ) في كتابه حلية الأبرار وشعار الأخيار في تلخيص الدعوات والأذكار المستحبة في الليل والنهار المعروف = الأذكار النواوية / باب أذكار اليوم والليلة / فصل في كيفية الذكر (ص ٣٩):
الذكر يكون بالقلب، ويكون باللسان، والأفضل منه ما كان بالقلب واللسان جميعا، فإن اقتصر على أحدهما فالقلب أفضل،
ثم لا ينبغي أن يترك الذكر باللسان مع القلب خوفا من أن يظن به الرياء، بل يذكر بهما جميعا ويقصد به وجه الله تعالى،
قال الفضيل رحمه الله: إن ترك العمل لأجل الناس رياء، ولو فتح الإنسان عليه باب ملاحظة الناس والاحتراز من تطرق ظنونهم الباطلة لانسد عليه أكثر أبواب الخير، وضيع على نفسه شيئا عظيما من مهمات الدين.
༄❁⊱•Imam Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syaraf Al-Nawawiy Al-Syafi'iy dalam Kitabnya Al Adzkar An Nawawiyyah / Babu Adkaru Al Yaum Wa Al Lailah / Pasal Fi Kaifiyyati Adz Dzikri (Hal. 39):
Dzikir boleh saja di hati atau di lidah, tetapi yang terbaik adalah yang ada di hati dan di lidah. Jika dibatasi pada salah satunya saja, maka lebih baik di hati.
Kemudian seyogyanya janganlah dia melalaikan dzikir dengan lisan dan hati karena takut dianggap riya' (pamer), melainkan hendaknya dia mengingat dengan keduanya (hati dan lisan) dan niatkan dengannya hanya karena Allah Yang Maha Esa.
Al-Fudayl, rahimahullahu berkata : Meninggalkan pekerjaan demi kepentingan manusia adalah riya', meskipun seseorang membukakan pintu baginya untuk memperhatikan manusia dan berhati-hati agar tidak menyentuh prasangka palsu mereka, sebagian besar pintu kebaikan akan tertutup baginya, dan dia akan kehilangan sebagian besar kewajiban agamanya.
وقال الإمام أبو حامد محمد بن محمد الغزالي الطوسي الشافعي (ت ٥٠٥هـ) في كتابه إحياء علوم الدين / الركن الثالث في تمام التوبة وشروطها ودوامها إلى آخر العمر / بيان ما ينبغي أن يبادر إليه التائب إن جرى عليه ذنب إما عن قصد وشهوة غالبة أو عن إلمام بحكم الاتفاق (ج ٤ ص ٤٨):
الِاسْتِغْفَارَ بِاللِّسَانِ أَيْضًا حَسَنَةٌ ، إِذْ حَرَكَةُ اللِّسَانِ بِهَا عَنْ غَفْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ حَرَكَةِ اللِّسَانِ فِي تِلْكَ السَّاعَةِ بِغَيْبَةِ مُسْلِمٍ ، أَوْ فُضُولِ كَلَامٍ ، بَلْ هُوَ خَيْرٌ مِنَ السُّكُوتِ عَنْهُ فَيَظْهَرُ فَضْلُهُ بِالْإِضَافَةِ إِلَى السُّكُوتِ عَنْهُ ، وَإِنَّمَا يَكُونُ نُقْصَانًا بِالْإِضَافَةِ إِلَى عَمَلِ الْقَلْبِ...(الى ان قال)...
فَإِنَّ تَعَوُّدَ الْجَوَارِحِ لِلْخَيْرِ حَتَّى يَصِيرَ لَهَا ذَلِكَ كَالطَّبْعِ يَدْفَعُ جُمْلَةً مِنَ الْمَعَاصِي. انتهى.
╾─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali Al-Thusiy Al-Syafi'iy (w. 505 H) mengatakan dalam Kitabnya Ihya' Ulumiddin / Pilar Ketiga Taubat Lengkap, Syaratnya, dan Kekekalannya Sampai Akhir Kehidupan / Menerangkan apa yang harus segera dilakukan oleh orang yang bertaubat jika dilakukan dosa terhadap dirinya, baik dengan sengaja, karena keinginan yang berlebihan, atau karena pengetahuannya Dengan persetujuan (Vol. 4, Hal. 48):
Meminta ampunan dengan lidah juga baik; Menggerakkan lidah pada saat itu karena kelalaian lebih baik daripada menggerakkan lidah pada saat itu karena tidak adanya seorang muslim atau tidak dapat berbicara, melainkan lebih baik dari pada berdiam diri, sehingga muncul keutamaannya. selain diam saja mengenai hal itu, padahal itu merupakan kekurangan dengan disandarkan pada pekerjaan hati ...(sampai ia berkata)...
Jika anggota tubuh dibiasakan berbuat baik sehingga menjadi tabiat baginya, maka akan terhindar dari sejumlah dosa.
وقال الحافظ أحمد بن علي بن حجر العسقلاني الشافعي (٧٧٣ - ٨٥٢ هـ) في كتابه فتح الباري شرح صحيح البخاري/ ٨٠ - كتاب الدعوات / ٦٦ - باب فضل ذكر الله (ج ٩ ص ٢٠٩):
وَلَا يُشْتَرَطُ اسْتِحْضَارُهُ لِمَعْنَاهُ وَلَكِنْ يُشْتَرَطُ أَنْ لَا يَقْصِدَ بِهِ غَيْرَ مَعْنَاهُ وَإِنِ انْضَافَ إِلَى النُّطْقِ الذِّكْرُ بِالْقَلْبِ فَهُوَ أَكْمَلُ
╾─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫Imam Al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalaniy Al-Syafi'iy (773-852 H) mengatakan dalam Kitabnya Fathu Al-Bariy Syarhu Shahih Al-Bukhariy / 80 - Kitab Al-Dawa'at /66 - Bab Keutamaan Dzikrullah (Vol. 9, Hal. 209):
Tidak disyaratkan harus menghadirkan maknanya, melainkan disyaratkan supaya tidak menyengaja dengannya pada selain maknanya, dan JIKA DZIKIR DISANDARKAN PADA UCAPAN DENGAN HATI, MAKA ITU AKAN LEBIH SEMPURNA.
وحَدِيثَ أَبِي مُوسَى: كُنَّا إِذَا أَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ هَلَّلْنَا وَكَبَّرْنَا ارْتَفَعَتْ أَصْوَاتُنَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا ، إِنَّهُ مَعَكُمْ إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ ، تَبَارَكَ اسْمُهُ وَتَعَالَى جَدُّهُ.
[رواه البخاري / كتاب الجهاد والسير / باب ما يكره من رفع الصوت في التكبير / رقم الحديث: ٢٨٥٩].
Diriwayatkan: Dari Abu Musa Al Asy'ariy radliyaAllahu 'anhu neliau berkata;
Kami pernah bepergian bersama Rasulullah -ﷺ- dan apabila menaiki bukit kami bertalbiyah dan bertakbir dengan suara yang keras. Maka Nabi -ﷺ- bersabda:
"Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan juga bukan Dzat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Maha suci nama-Nya dan Maha Tinggi kebesaran-Nya".
[HR. Bukhariy No. 2859]
وقال الإمام الحافظ أحمد بن علي بن حجر العسقلاني الشافعي (٧٧٣ - ٨٥٢ هـ) في كتابه فتح الباري شرح صحيح البخاري / ٥٦ - كتاب الجهاد والسير / ١٣١ - باب ما يكره من رفع الصوت في التكبير (ج ٦ ص ١٣٥):
قَالَ الطَّبَرِيُّ: فِيهِ كَرَاهِيَةُ رَفْعِ الصَّوْتِ بِالدُّعَاءِ وَالذِّكْرِ، وَبِهِ قَالَ عَامَّةُ السَّلَفِ مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ انْتَهَى. اِنْتَهَى
╾─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫Imam Al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalaniy Al-Syafi'iy (773-852 H) mengatakan dalam Kitabnya Fathu Al-Bariy Syarhu Shahih Al-Bukhariy / 56 - Kitabu Al Jihad Wa As Siyar / 131 - Babu Ma Yukrahu Min Rof'i Ash Shouti Fi At Takbir (Vol. 6 Hal. 135):
“Hadits ini menunjukkan DIMAKRUHKANNYA MENGERASKAN SUARA PADA DO’A DAN DZIKIR. Demikianlah yang dikatakan para salaf yaitu para sahabat dan tabi’in.”
وقال الإمام علاء الدين، أبو بكر بن مسعود الكاساني الحنفي الملقب بـ «بملك العلماء» (ت ٥٨٧ هـ) في كتابه بدائع الصنائع في ترتيب الشرائع / كتاب الأيمان / فصل في الحلف على الإظهار والإفشاء والإعلان ونحوها (ج ٣ ص ٥٥):
الْقِرَاءَةُ لَا تَكُونُ إلَّا بِتَحْرِيكِ اللِّسَانِ بِالْحُرُوفِ وَلَمْ يُوجَدْ.أَلَا تَرَى أَنَّ الْمُصَلِّيَ الْقَادِرَ عَلَى الْقِرَاءَةِ إذَا لَمْ يُحَرِّكْ لِسَانَهُ بِالْحُرُوفِ لَا تَجُوزُ صَلَاتُهُ.
╾─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫Imam Alaauddin Abu Bakr bin Mas'ud Al-Kasaniy Al-Hanafiy yang dijuluki “Raja Para Ulama” (w. 587 H), mengatakan dalam Kitabnya Bada'i' Al-Shana'i' Fi Tartibi Al-Syara'i' /Kitab Iman / Bab Sumpah Yang Harus Diwujudkan, Diungkapkan, Diumumkan Dan Sejenisnya (Vol. 3, Hal. 55):
“Membaca (berdzikir) harus dengan menggerakkan lisan (mengucapkan) huruf-huruf. Jika engkau melihat seseorang shalat, ia mampu membaca akan tetapi ia tidak menggerakkan lisannya (mengucapkan) huruf-huruf, maka tidak sah shalatnya.”
*★᭄࿐2)- MENURUT MALIKIYYAH
UKURAN LIRIH YANG PALING BAWAH ADALAH MENGGERAKKAN LISAN, dan yang paling tinggi hanya didengar oleh diri sendiri
قال الإمام صالح بن عبد السميع الآبي الأزهري المالكي (ت ١٣٣٥هـ) في كتابه الثمر الداني شرح رسالة ابن أبي زيد القيرواني / باب صفة العمل في الصلوات المفروضة وما يتصل بها من النوافل والسنن (ص ٣٧):
والقراءة التي يسر بها في الصلاة كلها" بالرفع تأكيد للقراءة "هي بتحريك اللسان" هذا أدنى السر وأعلاه أن يسمع نفسه فقط واحترز بتحريك اللسان من أن يقرأ في الصلاة بقلبه فإنها لا تجزئه
•⊰❁༄ Imam Saleh bin Abdussami' Al-Abiy Al-Azhariy Al-Malikiy (w. 1335 H) mengatakan dalam Kitabnya Ats-Tsamaru Al-Daniy Syarhu Risalatu Ibnu Abi Zaid Al-Qayrawaniy / Bab Ciri-Ciri Amalan dalam Sholat Wajib dan Terkait Nawafil dan Sunnah (Hal. 37):
Bacaan yang dimudahkan dalam keseluruhan shalat, yaitu dengan meninggikan bacaan, adalah pengukuhan bacaan, yakni dengan menggerakkan lisan, inilah ukuran lirih yang paling rendah, dan yang paling tinggi baginya hanya didengar oleh dirinya sendiri. Dan mencegah menggerakkan lisan, dari membaca dalam shalat, dengan menggunakan hati, hal itu saja tidak mencukupi (tidak sah) baginya.
نقل الإمام زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي الشافعي (ت ٦٧٦هـ) في كتابه المنهاج شرح صحيح مسلم ابن الحجاج عن قول القاضي عياض المالكي / كتاب الذكر والدعاء والتوبة والاستغفار / باب فضل مجالس الذكر قوله -ﷺ- إن (ج ١٧ ص ١٥ - ١٦):
قَالَ الْقَاضِي عِيَاض - رَحِمَهُ اللَّه - : وَذِكْر اللَّه تَعَالَى ضَرْبَانِ : ذِكْر بِالْقَلْبِ ، وَذِكْر بِاللِّسَانِ ،
وَذِكْر الْقَلْب نَوْعَانِ . أَحَدهمَا : وَهُوَ أَرْفَع الْأَذْكَار وَأَجَلّهَا الْفِكْر فِي عَظَمَة اللَّه تَعَالَى وَجَلَاله وَجَبَرُوته وَمَلَكُوته وَآيَاته فِي سَمَاوَاته وَأَرْضِهِ ، وَمِنْهُ الْحَدِيث : " خَيْر الذِّكْر الْخَفِيّ " وَالْمُرَاد بِهِ هَذَا .
وَالثَّانِي : ذِكْره بِالْقَلْبِ عِنْد الْأَمْر وَالنَّهْي ، فَيَمْتَثِل مَا أُمِرَ بِهِ وَيَتْرُك مَا نُهِيَ عَنْهُ ، وَيَقِف عَمَّا أَشْكَلَ عَلَيْهِ . وَأَمَّا ذِكْر اللِّسَان مُجَرَّدًا فَهُوَ أَضْعَف الْأَذْكَار ، وَلَكِنْ فِيهِ فَضْل عَظِيم كَمَا جَاءَتْ بِهِ الْأَحَادِيث ، قَالَ : وَذَكَرَ اِبْن جَرِير الطَّبَرِيُّ وَغَيْره اِخْتِلَاف السَّلَف فِي ذِكْر الْقَلْب وَاللِّسَان أَيّهمَا أَفْضَل ؟
قَالَ الْقَاضِي : وَالْخِلَاف عِنْدِي إِنَّمَا يُتَصَوَّر فِي مُجَرَّد ذِكْر الْقَلْب تَسْبِيحًا وَتَهْلِيلًا وَشِبْههمَا ، وَعَلَيْهِ يَدُلّ كَلَامهمْ لَا أَنَّهُمْ مُخْتَلِفُونَ فِي الذِّكْر الْخَفِيّ الَّذِي ذَكَرْنَاهُ ، وَإِلَّا فَذَلِكَ يُقَارِبهُ ذِكْر اللِّسَان ، فَكَيْف يُفَاضِلهُ ، وَإِنَّمَا الْخِلَاف ذِكْر الْقَلْب بِالتَّسْبِيحِ الْمُجَرَّد وَنَحْوه ، وَالْمُرَاد بِذِكْرِ اللِّسَان مَعَ حُضُور الْقَلْب ، فَإِنْ كَانَ لَاهِيًا فَلَا ، وَاحْتَجَّ مَنْ رَجَّحَ ذِكْر الْقَلْب بِأَنَّ عَمَل السِّرّ أَفْضَل ، وَمَنْ رَجَّحَ اللِّسَان قَالَ : لِأَنَّ الْعَمَل فِيهِ أَكْثَر ، فَإِنْ زَادَ بِاسْتِعْمَالِ اللِّسَان اِقْتَضَى زِيَادَة أَجْر ،
قَالَ الْقَاضِي : وَاخْتَلَفُوا هَلْ تَكْتُب الْمَلَائِكَة ذِكْر الْقَلْب ؟ فَقِيلَ : تَكْتُبهُ وَيَجْعَل اللَّه تَعَالَى لَهُمْ عَلَامَة يَعْرِفُونَهُ بِهَا ، وَقِيلَ : لَا يَكْتُبُونَهُ ؛ لِأَنَّهُ لَا يَطَّلِع عَلَيْهِ غَيْر اللَّه ، قُلْت : الصَّحِيح أَنَّهُمْ يَكْتُبُونَهُ ، وَأَنَّ ذِكْر اللِّسَان مَعَ حُضُور الْقَلْب أَفْضَل مِنْ الْقَلْب وَحْده . وَاَللَّه أَعْلَم .
*꧁࿐Imam Zakariyya Muhyiddin Yahya bin Syaraf Al-Nawawiy Al-Syafi'iy (w. 676 H) mengutip didalam Kitabnya Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim Ibnu Al-Hajjaj tentang Ungkapan Al Qadli 'Iyyadl al-Malikiy / Kitab Zikir , Doa, Taubat, dan Meminta Maaf / Bab Keutamaan Perkumpulan Majlis Dzikir, Sabdanya -ﷺ- Bahwa (Vol. 17, Hal. 15 - 16):
Al Qadli 'Iyad (Al Malikiy) rahimahullah berkata: Dzikir kepada Allah SWT ada dua macam, yaitu dzikir hati dan dzikir lisan, DAN DZIKIR HATI ADA DUA JENIS.
(Salah satunya): dzikir yang paling tinggi dan paling mulia, yaitu renungan tentang kebesaran Allah Yang Maha Esa, keagungan-Nya, keperkasaan-Nya, kerajaan-Nya, dan tanda-tanda kekuasaan-Nya di langit dan bumi-Nya, dan dari situlah hadits: “Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi” dan yang dimaksud dengannya adalah ini.
(Yang kedua): dzikir dengan hati akan perintah dan larangan, sehingga ia menaati apa yang diperintahkan kepadanya, meninggalkan apa yang dilarang, dan menjauhi apa yang dirasa membingungkan. Adapun dzikir dengan lisan saja termasuk yang paling lemah dari dzikir, namun mempunyai keutamaan yang besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis-hadis. Beliau bersabda: Ibnu Jarir Al-Thabariy dan lain-lain menyebutkannya secara berbeda. Para pendahulu dalam menyebutkan hati dan lidah, mana yang lebih baik?
Al Qodli berkata: Perbedaan pendapat menurut saya adalah bahwa dzikir hati semata-mata dibayangkan sebagai pengagungan, memuji Allah, dan sejenisnya, dan atasnya menunjukkan pada perkataan mereka bukan mereka berbeda dalam dzikir yang tersembunyi seperti yang telah kami sebutkan, dan jika tidak demikian, maka semua itu mendekatinya dengan dzikir lisan, maka bagaimana bisa lebih diutamakan dengan itu, melainkan yang membedakannya adalah dzikir hati dengan bacaan tasbih belaka, dan sejenisnya, dan apa yang dimaksud dengan dzikir lisan dengan kehadiran hati? Jika dia terganggu, maka tidak, dan orang yang lebih megutamakan dzikir hati berpendapat bahwa amalan yang sembunyi-sembunyi lebih baik, dan orang yang lebih mengutamakan dzikir lisan berkata: Karena mengerjakannya didalamnya lebih banyak, jika menambah pengamalannya dengan lisan, maka menunjukkan bertambahnya pahala.
Al Qodli berkata: Dan mereka berselisih paham: Apakah para Mereka mencatat dzikir hati? Dikatakan: Malaikat menuliskannya, lalu Allah SWT menjadikan bagi mereka sebuah tanda yang dengannya mereka mengenali-Nya, dan dikatakan: Mereka tidak menuliskannya. Karena tidak ada seorangpun yang dapat mengetahuinya kecuali Allah. Aku berkata: Yang benar adalah mereka menuliskannya, DAN BERDZIKIR DENGAN LISAN DENGAN KEHADIRAN HATI LEBIH BAIK DARI PADA DENGAN HATI SAJA. Wallahu a'lam.
وقال الإمام الوليد محمد بن أحمد بن رشد القرطبي المالكي (ت ٥٢٠هـ) في كتابه البيان والتحصيل والشرح والتوجيه والتعليل لمسائل المستخرجة / كتاب الصلاة الثالث / مسألة: يقرأ في نفسه في الصلاة لا يسمع أحدا (ج ١ ص ٤٩٠ - ٤٩١):
عن الإمام مالك رحمه الله أنه سئل عن الذي يقرأ في الصلاة ، لا يُسْمِعُ أحداً ولا نفسَه ، ولا يحرك به لساناً . فقال :
” ليست هذه قراءة ، وإنما القراءة ما حرك له اللسان ” انتهى .
*꧁࿐Imam Al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd Al-Qurtubiy Al-Malikiy (w. 520 H) mengatakan dalam Kitabnya Al-Bayan Wa Al-Tahshil Al-Syarhu Al-Tawjih dan Al-Ta'lil Li Masal'ili Al- Mustakhrijah / Kitab Shalat Ketiga / Masalah: Membaca Dalam Dirinya Sendiri Tanpa Seorangpun Mendengarnya (Vol. 1, Hal. 490-491):
“Imam Malik rahimahullah ditanya mengenai orang yang membaca dalam shalat (termasuk berdzikir), suaranya tidak didengar oleh seorangpun dan tidak juga dirinya, ia tidak menggerakkan lisannya,
maka Imam Malik berkata :
“Ini bukan termasuk membaca (berdzikir), berdzikir itu dengan menggerakkan lisan”
*★᭄࿐2)- MENURUT HANABILLAH
وقال شيخ الإسلام أحمد ابن تيمية الحنبلي في كتابه مجموع الفتاوى الكبرى / الجزء ١ علم السلوك / من أسباب الاعتقادات الفاسدة: الخروج على الشرع والمنهاج (ج ١٠ ص ٥٦٦):
فَإِنَّ النَّاسَ فِي الذِّكْرِ أَرْبَعُ طَبَقَاتٍ:
(إحْدَاهَا) الذِّكْرُ بِالْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَهُوَ الْمَأْمُورُ بِهِ.
(الثَّانِي) الذِّكْرُ بِالْقَلْبِ فَقَطْ فَإِنْ كَانَ مَعَ عَجْزِ اللِّسَانِ فَحَسَنٌ وَإِنْ كَانَ مَعَ قُدْرَتِهِ فَتَرْكٌ لِلْأَفْضَلِ.
(الثَّالِثُ) الذِّكْرُ بِاللِّسَانِ فَقَطْ وَهُوَ كَوْنُ لِسَانِهِ رَطْبًا بِذِكْرِ اللَّهِ وَفِيهِ حِكَايَةُ الَّتِي لَمْ تَجِدْ الْمَلَائِكَةُ فِيهِ خَيْرًا إلَّا حَرَكَةَ لِسَانِهِ بِذِكْرِ اللَّهِ. وَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: {أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ} .
(الرَّابِعُ) عَدَمُ الْأَمْرَيْنِ وَهُوَ حَالُ الْخَاسِرِينَ.
•⊰❁༄ Syaikh Al-Islam Ahmad Ibnu Taymiyyah Al-Hanbaliy mengatakan dalam Kitabnya Majmu' Al-Fatawa Al-Kubra / Bagian 1, Ilmu Perilaku / Di antara Penyebab Keyakinan yang Rusak: Penyimpangan dari Syariah dan Metodenya (Vol. 10, Hal.566):
Sesungguhnya manusia didalam dzikir terbagi menjadi empat golongan :
(Salah satunya) dzikir dengan hati dan lisan, itulah yang diperintahkan.
(Kedua) Dzikir dengan hati saja, jika dengan tidak adanya kemampuan lisan maka baik, dan jika dengan kemampuan lisannya maka tinggalkan untuk yang lebih baik.
(Ketiga) Dzikir dengan lidah saja, yaitu lidah seseorang yang basah karena mengingat Allah, dan di dalamnya terdapat kisah yang di dalamnya para malaikat tidak menemukan sesuatu yang baik kecuali gerakan lisannya. Dan Allah Yang Maha Esa berfirman: {Sesungguhnya Aku bersama hambaKu, selama dia mengingatKu dan MENGGERAKKAN KEDUA BIBIRnya dengan (menyebut)Ku}.
(Keempat) Ketiadaan kedua hal tersebut, adalah keadaan orang orang yang dirugikan.
قال الإمام محمد بن أبي بكر بن أيوب بن سعد شمس الدين ابن قيم الجوزية الحنبلي (ت ٧٥١هـ) في كتابه الوابل الصيب من الكلم الطيب / ولنذكر فصولا نافعة تتعلق بالذكر تكميلا للفائدة / الفصل الثاني الذكر أفضل من الدعاء (ص : ٨٩):
وإنما كان ذكر القلب وحده أفضل من ذكر اللسان وحده لأن ذكر القلب يثمر المعرفة ويهيج المحبة ويثير الحياء ويبعث على المخافة ويدعو إلى المراقبة ويزع عن التقصير في الطاعات والتهاون في المعاصي والسيئات، وذكر اللسان وحده لا يوجب شيئاً منها فثمرته ضعيفة.
💫᪇𖧷۪۪ᰰ⃟ꦽ⃟ ─╸Imam Muhammad bin Abi Bakar bin Ayyub bin Saad Syamsuddin Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Al-Hanbaliy (w. 751 H) berkata dalam Kitabnya Al-Waabil Al-Shayyib Min Al-Kalami al-Thayyib / Akan Kita Sebutkan Bab-bab Yang Bermanfaat Berkaitan Dengan Dzikir Guna Menambah Manfaat / Bab Dua: Dzikir Lebih Baik Dari Doa Permohonan (Hlm. 89):
Dzikir dengan fokus dan refleksi akan meningkatkan pengetahuan seseorang tentang Allah dan cintanya kepada-Nya; Hal ini akan membuatnya merasa malu dihadapan-Nya dan menimbulkan rasa takut akan adzab-Nya, dan hal ini akan menyadarkan dia bahwa Allah senantiasa mengawasinya, yang akan mencegahnya dari kegagalan dalam menjalankan ibadah atau lalai dalam berbuat maksiat dan berbuat maksiat. .
DZIKIR YANG HANYA DENGAN LISAN TIDAK AKAN MEMBAWA MANFAAT APAPUN, dan jika memang mengarah pada salah satu dari itu, maka kurang.”
*꧁࿐C]•DZIKIR MA'TSUROH YANG LANGSUNG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH -ﷺ- SETELAH SHALAT
*꧁1)- VERSI MA'HAD PENGEMBANGAN DAN DAKWAH NURUL HAROMAIN NGROTO PUJON MALANG JATIM
أ]• أَسْتَغْفِرُ اللَّـهَْ (٣×).
ب]• اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا دَاوُدُ بْنُ رُشَيْدٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ أَبِي عَمَّارٍ اسْمُهُ شَدَّادُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ- إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ : اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
[رواه مسلم / كتاب المساجد ومواضع الصلاة / باب استحباب الذكر بعد الصلاة، وبيان صفة / حديث رقم: ١٣٣٤].
Dari Tsauban radliyyAllahu 'anhu beliau berkata;
"Jika Rasulullah -ﷺ- selesai shalat, beliau akan meminta ampunan 3 kali dan memanjatkan doa ALLAAHUMMA ANTAS SALAAM WAMINKAS SALAAM TABAARAKTA DZAL JALAALIL WAL IKROOM (Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang memberi keselamatan, dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik kebesaran dan kemuliaan."
Kata Walid; maka kukatakan kepada Auza'i "Lalu bagaimana bila hendak meminta ampunan?" Jawabnya; 'Engkau ucapkan saja ASTAGHFIRULLAH, ASTAGHFIRULLAH."
[HR. Muslim No. 1334]
*꧁💫Dalam sebuah riwayat selesai membaca istighfar 3x dan doa ini DISUNNAHKAN IMAM BERBALIK KEARAH JAMA'AH yang rutin dilakukan Rasulullah -ﷺ-disebelah kanan, namun kadang dari sebelah kiri.
ج]• لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ -بِيَدِهِ الْخَيْرُ- يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (عَشْرَ مَرَّاتٍ)
*꧁💫Dibaca 10 x khusus setelah shalat Maghrib dan Subuh dan duduknya belum berubah dari duduk tasyahud akhir
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي حُسَيْنٍ الْمَكِّيُّ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ عَنْ النَّبِيِّ -ﷺ- أَنَّهُ قَالَ :
مَنْ قَالَ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ وَيَثْنِيَ رِجْلَهُ مِنْ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ وَالصُّبْحِ :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (عَشْرَ مَرَّاتٍ) كُتِبَ لَهُ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ وَكَانَتْ حِرْزًا مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ وَحِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ وَلَمْ يَحِلَّ لِذَنْبٍ يُدْرِكُهُ إِلَّا الشِّرْكَ فَكَانَ مِنْ أَفْضَلِ النَّاسِ عَمَلًا إِلَّا رَجُلًا يَفْضُلُهُ يَقُولُ أَفْضَلَ مِمَّا قَالَ
[رواه أحمد في مسنده / مسند الشاميين / حديث عبد الرحمن بن غنم الأشعري / رقم الحديث: ١٧٩٩٠. حسن لغيره. قال المنذري: رواه أحمد, ورجاله رجال الصحيح، غير شهر بن حوشب, وعبد الرحمن بن غنم مختلف في صحبته, وقد روي هذا الحديث عن جماعة من الصحابة - رضي الله عنهم -. اهـ].
Dari 'Abdurrahman bin Ghanm radliyyAllahu 'anhu. Dari Nabi -ﷺ- bahwa beliau bersabda:
"Barangsiapa sebelum bergeser dan melangkahkan kakinya dari shalat Maghrib dan Shubuh mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU BIYADIHIL KHAIRU YUHYII WAYUMIITU WA HUWA 'ALAA KULLI SYA`IN QADIIR (Tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah seluruh kerajaan dan segala pujian. Di tangan-Nya segala kebaikkan, Dzat Yang menghidupkan dan mematikan. Dia adalah Maha kuasa atas segala sesuatu) ' sebanyak 10 kali, maka akan ditulis baginya pada setiap kata sepuluh kebaikkan dan dihapuskan dari sepuluh kesalahan. Akan diangkat sepuluh derajat serta menjadi pelindung baginya dari kesulitan dan dari setan yang terkutuk. Ia tidak akan ditimpa siksa dari dosanya kecuali dari perbuatan syirik. Dan ia termasuk manusia yang paling utama amalannya kecuali orang yang berkata dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang ia katakan."
[HR. Ahmad No. 17990. HADITS HADAN LIGHOIRIHI]
*꧁ HADITS YANG SENADA :
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مَعْبَدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو الرَّقِّيُّ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَبِي أُنَيْسَةَ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ غَنْمٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ :
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -ﷺ- قَالَ:
" مَنْ قَالَ فِي دُبُرِ صَلَاةِ الفَجْرِ وَهُوَ ثَانٍ رِجْلَيْهِ قَبْلَ أَنْ يَتَكَلَّمَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (عَشْرَ مَرَّاتٍ)، كُتِبَتْ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، وَمُحِيَ عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئَاتٍ، وَرُفِعَ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ، وَكَانَ يَوْمَهُ ذَلِكَ كُلَّهُ فِي حِرْزٍ مِنْ كُلِّ مَكْرُوهٍ، وَحُرِسَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَلَمْ يَنْبَغِ لِذَنْبٍ أَنْ يُدْرِكَهُ فِي ذَلِكَ اليَوْمِ إِلَّا الشِّرْكَ بِاللَّهِ ": «هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ»
[رواه الترمذي / ٤٥ - أبواب الدعوات باب / رقم الحديث : ٣٤٧٤. وقال المنذري: رواه الترمذي, واللفظ له، وقال: حديث حسن غريب صحيح, والنسائي وزاد فيه: "بيده الخير", وزاد فيه أيضًا: "وكان له بكل واحدة قالها عتق رقبة مؤمنة]
Dari Abu Dzar radhiyallahu `anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah -ﷺ- bersabda :
”Siapa yang mengatakan di setelah shalat fajar (subuh) sedangkan ia masih bersandar kepada kedua kakinya (yakni dalam duduk tasyahud sebelum pergi), sebelum berbicara : "LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU (DALAM RIWAYAT : BIYADIHIL KHAIRU) YUHYII WAYUMIITU WA HUWA 'ALAA KULLI SYA`IN QADIIR ((Tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, hanya Dia semata, tidak ada baginya sekutu, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia mampu atas segala sesuatu.’ Sepuluh kali, maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan, dan dihapuskan darinya sepuluh keburukan, ditinggikan untuknya sepuluh derajat, dan ia di harinya itu semuanya dalam penjagaan dari seluruh perkara yang dibenci (dari bencana-benacana) dan dijaga dari syaitan, dan tidak boleh ada dosa yang ia kerjakan mencelakakannya dan membatalkan amalan-amalannya di hari itu, kecuali syirik kepada Allah)).”
[HR. Tirmidziy No. 2474 Dan Ia Mengatakan : INI ADALAH HADITS HASAN SHAHIH GHARIB].
د]• ١)- اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ (سَبْعَ مَرَّاتٍ بعد الصبح)
٢)- اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ (سَبْعَ مَرَّاتٍ بعد المغرب)
*꧁💫Dibaca 7x khusus waktu setelah shalat Maghrib dan Subuh
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ عَبْدِ رَبِّهِ قَالَ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ حَسَّانَ الْكِنَانِيِّ أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ مُسْلِ5 حَدَّثَهُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ-:
إِذَا صَلَّيْتَ الصُّبْحَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ : اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ (سَبْعَ مَرَّاتٍ) فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ يَوْمِكَ ذَلِكَ كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَكَ جِوَارًا مِنْ النَّارِ
وَإِذَا صَلَّيْتَ الْمَغْرِبَ فَقُلْ قَبْلَ أَنْ تُكَلِّمَ أَحَدًا مِنْ النَّاسِ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِنْ النَّارِ (سَبْعَ مَرَّاتٍ) فَإِنَّكَ إِنْ مِتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ تِلْكَ كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَكَ جِوَارًا مِنْ النَّارِ
[رواه أحمد في مسنده / مسند الشاميين / حديث الحارث التميمي / رقم الحديث : ١٨٠٥٤. قال الحافظ في "تهذيبه": صحح البخاري (التاريخ الكبير : ٧/٢٥٣) وأبو حاتم وأبو زرعة الرازيان (الجرح والتعديل : ٣/٨٧-٨٨)].
Telah menceritakan kepada kami : Yazid bin Abdu Rabbih, ia berkata, Telah menceritakan kepada kami : Al Walid bin Muslim. Dari 'Abdurrahman bin Hassan Al Kinani bahwa Al Harits bin Muslim bin Al Harits At Tamimi telah menceritakan kepadanya. Dari Bapaknya ia berkata : "Rasulullah -ﷺ- bersabda kepadaku:
"Jika kamu telah usai menunaikan shalat subuh, sebelum kamu bercakap-cakap dengan seseorang, maka ucapkanlah, 'ALLAHUMMA AJIRNII MINAN NAAR (Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka) ' sebanyak tujuh kali. Karena jika kamu mati pada hari itu, maka Allah akan menetapkanmu sebagai orang yang terpelihara dari api neraka.
Dan setelah kamu usai menunaikan shalat Maghrib dan sebelum kamu bercakap-cakap dengan seorang pun, maka ucapkanlah, 'ALLAHUMMA INNII AS`ALUKAL JANNAH, ALLAHUMMA AJIRNII MINAN NAAR (Ya Allah, saya meminta surga kepada-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari api neraka) ' sebanyak tujuh kali. Karena jika kamu meninggal di malam itu, maka Allah 'azza wajalla akan menetapkanmu sebagai orang yang terpelihara dari dari neraka."
[HR. Ahmad No. 18054. Dan Abu Dawud]
هـ]• اللهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا الْمُقْرِئُ، حَدَّثَنَا حَيْوَةُ قَالَ: سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ مُسْلِمٍ التُّجِيبِيَّ يَقُولُ: حَدَّثَنِي أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيُّ، عَنْ الصُّنَابِحِيّ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ :
أَنَّ النَّبِيَّ -ﷺ- أَخَذَ بِيَدِهِ يَوْمًا، ثُمَّ قَالَ:
" يَا مُعَاذُ إِنِّي لَأُحِبُّكَ ".
فَقَالَ لَهُ مُعَاذٌ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللهِ وَأَنَا أُحِبُّكَ. قَالَ:
" أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولَ:
"اللهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ "
قَالَ: وَأَوْصَى بِذَلِكَ مُعَاذٌ: الصُّنَابِحِيَّ، وَأَوْصَى الصُّنَابِحِيُّ: أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَأَوْصَى أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ: عُقْبَةَ بْنَ مُسْلِمٍ
[رواه أحمد في مسنده / تتمة مسند الأنصار / حديث معاذ بن جبل / رقم الحديث: ٢٢١١٩. إسناده صحيح، رجاله ثقات رجال الصحيح غير عقبة بن مسلم، فقد روى له البخاري في "الأدب المفرد" وأبو داود والترمذي والنسائي، وهو ثقة].
Dari Mu'adz bin Jabal radliyyAllahu 'anhu bahwa Rasulullah -ﷺ- menggandeng tangannya pada suatu hari, kemudian bersabda:
"Wahai Mu'adz, demi Allah, aku mencintaimu."
Kemudian Mu'adz menjawab : "Demi ayah dan ibuku, wahai Rasulallah aku juga mencintaimu.
Kemudian beliau bersabda: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah engkau tinggalkan SETIAP SELESAI SHALAT untuk mengucapkan, "ALLAAHUMMA A'INNII 'ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBAADATIK" (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.)
Perawi berkata : Mu'adz mewasiatkan dengan hal tersebut kepada Ash Shunabihi dan Ash Shunabihi mewasiatkan hal tersebut kepada Abdurrahman, dan Abu 'Abdurrahman mewasiatkan hal tersebut kepada 'Uqbah bin Muslim.
[HR. Ahmad Dalam Musnadnya Teks Miliknya No. 22119. Dan Abu Dawud. SANADNYA SHAHIH].
و]• ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٞ وَلَا نَوۡمٞۚ لَّهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٖ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
*꧁ DASAR HADITS
أخبرنَا الْحُسَيْن بن بشر بطرسوس كتبنَا عَنهُ (قَالَ) آح حَدثنَا مُحَمَّد بن (حمير) قَالَ حَدثنَا مُحَمَّد بن زِيَاد عَن أبي أُمَامَة قَالَ : قَالَ رَسُول الله -ﷺ- :
من قَرَأَ آيَة الْكُرْسِيّ فِي دبر كل صَلَاة مَكْتُوبَة لم يمنعهُ من دُخُول الْجنَّة إِلَّا أَن يَمُوت
[رواه النسائي واللفظ له في عمل اليوم وااليلة / ثواب من قرأ آية الكرسي دبر كل صلاة / رقم الحديث: ١٠٠. والطبراني وابن حبان والحاكم].
Dari Abu Umamah radliyyAllahu 'anhu beliau berkata : Rasulullah -ﷺ- pernah bersabda :
“ Siapa membaca Ayat Kursi setiap selesai Shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Syurga selain kematian ”.
[HR. An Nasa'i Dalam 'Amalu Al Yaum Wa Al Lailah Teks Miliknya No. 100. Dan Ibnu Hibban. Dan Hakim].
*꧁ DASAR HADITS YANG SENADA
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ هَاشِمٍ الْبَغَوِيُّ، ثنا كَثِيرُ بْنُ يَحْيَى، ثنا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ الرَّقَاشِيُّ، ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ حَسَنِ بْنِ حَسَنٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ -ﷺ- :
«مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ كَانَ فِي ذِمَّةِ اللهِ إِلَى الصَّلَاةِ الْأُخْرَى»
[رواه الطبراني في معجم الكبير / باب الحاء / حسن بن حسن بن علي عن أبيه رضي الله عنه / رقم الحديث : ٢٧٣٣].
Dari Abdullah bin Hasan bin Hasan. Dari Bapaknya radliyyAllahu 'anhu. Dari kakeknya radliyyAllahu 'anhu beliau berkata: Rasulullah -ﷺ-bersabda :
“Barangsiapa membaca ayat kursi setelah salat wajib, maka dia berada dalam perlindungan Allah hingga shalat berikutnya.”
[HR. Thabaraniy Dalam Mu'jam Al Kabir No. 2733].
ز]• قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ . اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ :
كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ فَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ لَهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَقَرَأَ بِهَا افْتَتَحَ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ثُمَّ يَقْرَأُ بِسُورَةٍ أُخْرَى مَعَهَا وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا إِنَّكَ تَقْرَأُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى قَالَ مَا أَنَا بِتَارِكِهَا إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِهَا فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ وَكَانُوا يَرَوْنَهُ أَفْضَلَهُمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ يَا فُلَانُ مَا يَمْنَعُكَ مِمَّا يَأْمُرُ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ أَنْ تَقْرَأَ هَذِهِ السُّورَةَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ-: إِنَّ حُبَّهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ ثَابِتٍ وَرَوَى مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ هَذِهِ السُّورَةَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَقَالَ إِنَّ حُبَّكَ إِيَّاهَا يُدْخِلُكَ الْجَنَّةَ حَدَّثَنَا بِذَلِكَ أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ الْأَشْعَثِ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ بِهَذَا
[رواه الترمذي / أبواب فضائل القرآن / باب ما جاء في سورة الإخلاص (حديث رقم: 2901 )
Dari Anas bin Malik radliyyAllahu 'anhu beliau berkata;
"Seorang sahabat Anshar mengimami mereka di Masjid Quba`, setiap kali mengawali untuk membaca surat (setelah al fatihah -pent) dalam shalat, ia selalu memulainya dengan membaca QUL HUWALLAHU AHAD hingga selesai, lalu ia melanjutkan dengan surat yang lain, dan ia selalu melakukannya di setiap rakaat. Lantas para sahabatnya berbicara padanya, kata mereka; "Kamu membaca surat itu lalu menurutmu itu tidak mencukupimu, hingga kamu melanjutkannya dengan surat yang lain, bacalah surat tersebut atau tinggalkan lalu bacalah surat yang lain!." Sahabat Anshar itu berkata; "Aku tidak akan meninggalkannya, bila kalian ingin aku menjadi imam kalian dengan membacanya, maka aku akan melakukannya dan bila kalian tidak suka, aku akan meninggalkan kalian." Sementara mereka menilainya sebagai orang yang paling mulia di antara mereka, maka mereka tidak ingin diimami oleh orang lain. Saat Nabi -ﷺ- mendatangi mereka, mereka memberitahukan masalah itu, lalu beliau bersabda: "Hai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan yang diperintahkan teman-temanmu dan apa yang mendorongmu membaca surat itu disetiap rakaat?" ia menjawab; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukainya." Rasulullah -ﷺ- bersabda:
"Sesungguhnya mencintainya akan memasukkanmu ke dalam surga."
Abu Isa berkata; HADITS INI HASAN GHARIB, SHAHIH dari jalur ini dari hadits 'Ubaidullah bin Umar dari Tsabit. [Mubarak bin Fadlalah] meriwayatkan dari [Tsabit] dari [Anas] bahwa seseorang berkata; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai surat ini, yaitu QUL HUWALLAAHU AHAD." Beliau bersabda: "Sesungguhnya mencintainya akan memasukkanmu ke dalam surga." Telah menceritakan kepada kami [Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy'ats] seperti itu, telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid] telah menceritakan kepada kami [Mubarak bin Fadlalah] seperti ini.
[HR. Tirmidziy No. 2901. Dia Berkata : HADITS HASAN GHARIB SHAHIH]
ح]• بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ : قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ (١) مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (٢) وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (٣) وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ (٤) وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (٥).
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
: قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ (١) مَلِكِ ٱلنَّاسِ (٢) إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ (٣) مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ (٤) ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ (٥) مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ (٦).
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبَاحٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، قَالَ:
«أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ- أَنْ أَقْرَأَ بِالمُعَوِّذَتَيْنِ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ»: «هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ»
[رواه الترمذي / ٤٢ - أبواب فضائل القرآن / باب ما جاء في المعوذتين / رقم الحديث : ٢٩٠٣].
Telah menceritakan kepada kami : Qutaibah. Telah menceritakan kepada kami : Ibnu Lahi'ah. Dari Yazid bin Abu Habib. Dari 'Ali bin Rabah. Dari 'Uqbah bin Amir radhiyyAllahu 'anhu beliau berkata;
"Rasulullah -ﷺ- memerintahkan kepadaku agar aku membaca AL MU'AWWIDZATAIN (surat Al Falaq dan An Naas) setiap selesai shalat."
Abu Isa (At Tirmidzi) berkata; HADITS INI HASAN GHARIB.
[HR. Tirmidziy No. 2903]
ط]• سُبْحَانَ اللَّـهُ (٣٣×). وَالْحَمْدُ لِلَّـهِ (٣٣×). أَللَّـهُ أَكْبَرُ، (٣٣×) - (تَمَامَ الْمِائَةِ) : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
*꧁💫Membaca Tasbih 33x Membaca Tahmid 33x Membaca Takbir 33x dan disempurnakan hitungan ke 100 membaca doa : Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنِي عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ بَيَانٍ الْوَاسِطِيُّ أَخْبَرَنَا خَالِدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ الْمَذْحِجِيِّ قَالَ مُسْلِم أَبُو عُبَيْدٍ مَوْلَى سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -ﷺ- ؛
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -ﷺ-
[رواه مسلم واللفظ له/ كِتَابُ الْمَسَاجِدِ وَمَوَاضِعِ الصَّلَاةَ / بَابُ اسْتِحْبَابِ الذِّكْرِ بَعْدَ الصَّلَاةِ وَبَيَانِ صِفَتِهِ / حديث رقم ؛ ٩٨٢. وابو داود. والترمذي]
Dari Abu Hurairah radhiyyAllahu 'anhu. Dari Rasulullah -ﷺ- beliau bersabda:
"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis shalat sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33 kali, hingga semuanya berjumlah sembilan puluh sembilan, -dan beliau menambahkan- DAN KESEMPURNAAN 100 adalah membaca: Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir,
maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan."
Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shabh. Telah menceritakan kepada kami : Ismail bin Zakariya. Dari Suhail. Dari Abu 'Ubaid. Dari Atha`. Dari Abu Hurairah radhiyyAllahu 'anhu beliau berkata; Rasulullah -ﷺ- bersabda seperti hadits di atas.
[HR. Muslim No. 983. Teks Miliknya. Dan Abu Dawu. Dan Tirmidziy]
ي]• اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
*꧁ DASAR HADITS
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، وَابْنُ بَكْرٍ، قَالَا: أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، وحَدَّثَنَا رَوْحٌ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدَةُ بْنُ أَبِي لُبَابَةَ، أَنَّ وَرَّادًا مَوْلَى الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ الْمُغِيرَةَ بْنَ شُعْبَةَ كَتَبَ إِلَى مُعَاوِيَةَ كَتَبَ الْكِتَابَ لَهُ وَرَّادٌ: إِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ -ﷺ- يَقُولُ حِينَ يُسَلِّمُ:
" لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ " قَالَ وَرَّادٌ: "
ثُمَّ وَفَدْتُ بَعْدَ ذَلِكَ عَلَى مُعَاوِيَةَ، فَسَمِعْتُهُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَأْمُرُ النَّاسَ بِذَلِكَ الْقَوْلِ، وَيُعَلِّمُهُمُوهُ
[رواه أحمد واللفظ له / مسند الكوفيين / حديث المغيرة بن شعبة / رقم الحديث: ١٨١٣٩. والبخاري].
Telah menceritakan kepada kami : Abdurrazaq dan Ibnu Bakr keduanya berkata : Telah memberitakan kepada kami : Ibnu Juraij. Dan telah menceritakan kepada kami : Rauh. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij. Telah mengabarkan kepadaku : Abdah bin Abu Lubabah bahwa Warrad budak Al Mughirah bin Syu'bah mengabarkan kepadanya, bahwa [Al Mughirah bin Syu'bah] telah menulis kepada Mu'awiyah, namun yang menuliskan surat untuk Mu'awiyah itu adalah Warrad :
"Saya telah mendengar Nabi -ﷺ- berdo'a selepas salam: 'LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAHU LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU, ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMAA A'THAITA WALAA MU'THIYA LIMAA MANA'TA WALAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tiada illah yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala pujian dan kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engaku cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bila dibandingkan dengan-Mu)."
Warrad berkata, "Seteah itu saya diutus untuk menemui Mu'awiyah, kemudian saya mendengarnya berkata di atas mimbar memerintahkan manusia untuk mengamalkan bacaan itu dan mengajarkannya."
[HR. Ahmad No. 18139 Teks Miliknya. Dan Bukhariy]
*꧁ DASAR HADITS YANG LAIN
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا سَلَّمَ لَا يَقْعُدُ إِلَّا مِقْدَارَ مَا يَقُولُ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْفَزَارِيُّ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَاصِمٍ الْأَحْوَلِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ وَقَالَ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ ثَوْبَانَ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَالْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رَوَى خَالِدٌ الْحَذَّاءُ هَذَا الْحَدِيثَ مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ نَحْوَ حَدِيثِ عَاصِمٍ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ -ﷺ- أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ بَعْدَ التَّسْلِيمِ :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
وَرُوِيَ عَنْهُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
[رواه الترمذي / أبواب الصلاة / باب ما يقول إذا سلم / حديث رقم: ٢٩٨].
Dari 'Aisyah radliyyAllahu 'anha beliau berkata;
"Jika Rasulullah -ﷺ- telah selesai salam beliau tidak duduk kecuali sekadar ucapan: "ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM DZAL JALAALI WAL IKRAAM (Ya Allah, Engkau adalah keselamatan dan dari-Mu keselamatan itu, Engkaulah pemberi berkah dan Dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan)."
Telah menceritakan kepada kami : Hannad Ibnu As Sari berkata; Telah menceritakan kepada kami : Marwan bin Mu'awiyah Al Fazari dan Abu Mu'awiyah. Dari 'Ashim Al Ahwal dengan sanad yang serupa, beliau mengucapkan: "TABAARAKTA YA DZAL JALAALI WAL IKRAM (Engkau Maha Pemberi berkah, wahai Dzat yang mempunyai keagungan dan kemuliaan)."
Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Tsauban, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abu Sa'id, Abu Hurairah dan Al Mughirah bin Syu'bah."
Abu Isa berkata; "HADITS 'AISYAH INI DERAJATNYA HASAN SHAHIH. [Khalid] juga telah meriwayatkan hadits ini dari hadits 'Aisyah dari Abdullah bin Al Harits sebagaimana hadits riwayat 'Ashim. Telah diriwayatkan dari Nabi -ﷺ- bahwasanya setelah salam beliau mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLAALLAH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYII WA YUMIT WA HUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QADIIR,
ALLAHUMMA LAA MAANI'A LIMA A'THAITA WA LAA MU'THIA LIMAA MANA'TA WA LAA YANFA'U DZAL JADDI MINKAL JADDU (Tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selian Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Baginya segala kekuasaan dan pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wahai Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan, serta tidak ada yang bisa memberi sesutau yang Engkau halangi, serta tidak bermanfaat kekayaan di sisi-Mu, karena hanya dari-Mu lah kekayaan)."
Diriwayatkan juga darinya bahwa Rasulullah mengucapkan: "SUBHAANA RABBIKA RABBIL 'IZZATI 'AMMA YASHIFUUN WA SALAAMUN 'ALAL MURSALIIN WAL HAMDULILLAHI RABBIL 'ALAMIIN (Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka (orang-orang kafir) sifatkan. Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada para utusan Allah, dan segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam)."
[HR. Tirmidziy No. 298]
ك]• الدعاء
*꧁Berdoa Setelah Shalat Fardlu
روي : عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ :
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ -ﷺ- أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي ذَرٍّ وَابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرُ الدُّعَاءُ فِيهِ أَفْضَلُ أَوْ أَرْجَى أَوْ نَحْوَ هَذَا
[رواه الترمذي / أبواب الدعوات / باب / حديث رقم: ٣٤٩٩].
*꧁RIWAYAT HADITS LAIN
عَبْد رَبِّهِ عَنْ كاتب المغيرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كَانَ النَّبِيُّ -ﷺ- يَدْعُو في دبر صلاته -
[رواه البخاري في تاريخ الكبير / باب العين / ١٧٧٢- عبد ربه]
*꧁💫 Abdurrabbih. Dari penulis Al-Mughirah radhiyyAllahu 'anhu:
NABI-ﷺ- BIASA BERDOA DI AKHIR SHALATNYA.
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Tarikh Al-Kabir / Bab Al-Ain / 1772 - Abd Rabbih]
*꧁💫RIWAYAT TENTANG BERDOA SETELAH SHALAT OLEH ULAMA' MADZHAB
1)• ULAMA' HANAFIYYAH
في البحر الرائق لأبن نجيم 1/349 :
(وعن أبي إمامة قال قيل يا رسول الله أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الأخير ودبر الصلوات المكتوبات رواه الترمذي وحسنه، والدبر يطلق على ما قبل الفراغ منها أي الوقت الذي يليه وقت الخروج منها وقد يراد به وراءه وعقبه أي الوقت الذي يلي وقت الخروج ولا يبعد أن يكون كل من الوقتين أوفق لاستماع الدعاء فيه وأولى باستحبابه) اهـ.
2)• ULAMA' MALIKIYYAH
في مواهب الجليل 2/126 :
( ولا خلاف في مشروعية الدعاء خلف الصلاة فقد قال عليه الصلاة والسلام اسمع الدعاء جوف الليل وأدبار الصلوات المكتوبات ) اهـ ، وفي المدخل لابن الحاج 2/280: ( والسنة الماضية ألا يترك الذكر والدعاء عقيب الصلاة..)اهـ.
3)• ULAMA' SYAFI'IYYAH
قال الإمام النووي في المجموع 3/448 :
(اتفق الشافعي والأصحاب وغيرهم رحمهم الله على أنه يستحب ذكر الله تعالى بعد السلام، ويستحب ذلك للإمام والمأموم والمنفرد والرجل والمرأة والمسافر وغيره ، ويستحب أن يدعو أيضا بعد السلام بالاتفاق وجاءت في هذه المواضع أحاديث كثيرة صحيحة في الذكر والدعاء قد جمعتها في كتاب الأذكار ) اهـ.
وقال الإمام النووي في المجموع أيضا 3/452 :
(قد ذكرنا استحباب الذكر والدعاء للإمام والمأموم والمنفرد وهو مستحب عقب كل الصلوات بلا خلاف ، وأما ما اعتاده الناس أو كثير منهم من تخصيص دعاء الإمام بصلاتي الصبح والعصر فلا أصل له، وإن كان قد أشار إليه صاحب الحاوي فقال : إن كانت صلاة لا يتنفل بعدها كالصبح والعصر واستدبر القبلة واستقبل الناس ودعا، وإن كانت مما يتنفل بعدها كالظهر والمغرب والعشاء فيختار أن يتنفل في منزله، وهذا الذي أشار إليه من التخصيص لا أصل له ، بل الصواب استحبابه في كل الصلوات ، ويستحب أن يقبل على الناس فيدعو . والله أعلم ) اهـ.
4)• ULAMA' HANABILLAH
وفي الفروع لابن مفلح 1/399 :
(ويدعو الإمام بعد الفجر والعصر لحضور الملائكة فيهما فيؤمنون على الدعاء والأصح وغيرهما جزم به صاحب المحرر وغيره ولم يستحبه شيخنا بعد الكل لغير أمر عارض كاستسقاء واستنصار ) اهـ
*꧁DISUNNAHKAN MENGANGKAT TANGAN KETIKA BERDOA
وقال في تدريب الراوي 2/280 :
( ومنه ما تواتر معناه كأحاديث رفع اليدين في الدعاء فقد ورد عنه صلى الله عليه وسلم نحو مائة حديث فيه رفع يديه في الدعاء وقد جمعتها في جزء لكنها في قضايا مختلفة فكل قضية منها لم تتواتر والقدر المشترك فيها وهو الرفع عند الدعاء تواتر باعتبار المجموع) اهـ
*꧁💫2)- VERSI UMUM (TERUTAMA KAUM NAHDLIYYIN) DAN ORANG ORANG YANG MASIH MAU WIRID/DZIKIR SETELAH SHALAT
1). Membaca istighfar 3 kali (tetap mempertahankan posisi kaki):
َأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْم
02)• Membaca sifat Allah dan bertobat:
الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ المَعَاصِي وَالذُّنُوبِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ
03)• Membaca kalimat ini sebanyak 10 kali:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
04)• Lalu membaca doa perlindungan dari neraka sebanyak 7 kali:
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـي (أَجِرْنَا) مِنَ النَّارِ
05)• Membaca doa keselamatan:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.
(Setelah membaca doa ini, diperkenan mengubah posisi kaki menjadi duduk bersila menghadap jamaah yang rutin dilakukan Rasulullah -ﷺ-dari sebelah kanan, namun kadang beliau juga dari sebelah kiri)
06)• Membaca Surat Al-Fatihah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ. غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ. آمِيْنَ
07)• Membaca Surat Al-Ikhlas: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
08)• Membaca Surat Al-Falaq:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ.وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ.
09)• Membaca Surat An-Nas:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. إِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.
10)• Membaca awal Surat Al-Baqarah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. الۤمّۤ ۚ. ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
11)• Membaca Ayat Kursi:
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
12)• Membaca Surat Al-Baqarah ayat 284:
لِلهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
13)• Membaca akhir Surat Al-Baqarah:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
14)• Membaca beberapa ayat pada awal Surat Ali Imran:
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ إِلَهِيْ يَا رَبِّ
15)• Membaca tasbih sebanyak 33 kali:
سُبْحَانَ اللهِ
16)• Mengakhiri tasbih dengan lafal tasbih berikut ini:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا
17)• Membaca tahmid sebanyak 33 kali:
اَلْحَمْدُ لِلهِ
18)•Mengakhiri tahmid dengan lafal tahmid berikut ini:
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ
19)• Membaca takbir sebanyak 33 kali:
اَللهُ اَكْبَرُ
20)• Kemudian mengakhiri takbir denga lafal takbir panjang berikut ini:
اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ
21)• Membaca doa berikut ini:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَادَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
22)• Membaca shalawat berikut ini:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الغَافِلُوْنَ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ
23)• Memuji Allah dengan lafal berikut ini:
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلُ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ
24)• Membaca istighfar satu kali:
َأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْم
25)• Membaca lafal berikut ini dua kali:
يَا لَطِيْفُ يَا كَافِي يَا حَفِيْظُ يَا شَافِي
26)• Membaca lafal berikut ini satu kali:
يَا لَطِيْفُ يَا وَافِي يَا اللهُ يَا كَرِيْمُ أَنْتَ اللهُ
27)• Membaca tahlil 10 kali:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ
28)• Membaca dua kalimat syahadat berikut ini:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيِهَا نَحْيَى وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَكَرَمِهِ
29)• Membaca Surat Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
30)• Membaca Surat Al-Fatihah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ. آمين
31)• Membaca istighfar sebanyak 3 kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمَ
32)• Membaca doa singkat berikut ini:
الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ
33)• Membaca doa lainnya yang lazim dibaca sesudah shalat wajib
┏─⃟ꦽ⃟𖧷۪۪ᰰ᪇ 💫━━━━━━━━━━━━━┓
᪇ 💫﷽💫᪇ قـَدْ تمَّــمَ اللهْ مَقــَاصِـــدْنـَا | SUNGGUH SEMPURNA
┗━━━━━━━━━━━━━💫᪇𖧷۪۪ᰰ⃟ꦽ⃟ ┛
قـَدْ تمَّــمَ اللهْ مَقــَاصِـــدْنـَا وَزَالْ مِنـّـَــا جَمِيـْـع ْالهَـــمْ
Sungguh Allah telah menyempurnakan maqsud dan tujuan kami
Hilanglah semua kesusahan kami
بـِبَرْكةِ النـُّوْر شَافِــــــعْنـَا جُـوْدُهْ وَفضْـلهْ عَليْنـَا عـَـمْ
Dengan barokahnya Annur pemberi syafaat kami,
Kemurahan dan anugerah Nya, kepada kami memang sudah banyak
طـَابَتْ بذِكـِرهْ مَشـَــاِربْنـَا وَكمْ مِـــنـَنْ لهْ عَـليْنــَا كـَمْ
Dengan mengingatnya, terasa lezat semua minuman kami, sudah banyak /
tidak terhitung pemberiannya kepada kami.
وَكـَمْ تفـَضَّـلْ وَكـَمْ أغـْـنـَى وَكمْ تـَـكرَّمْ وَكـَـمْ أنـْـــــعَمْ
Sudah banyak memberi anugerah, banyak memberi kekayaan
Banyak memberi kemuliaan, banyak memberi keni'matan.
ذ ا وَعَدْ جَانـَا بـِلا سَهْنــَا سُبْحَانْ مَــوْلايْ مَنْ ألـْـــهَمْ
Dia ini berjanji, akan datang kepada kami tanpa sulit,
Maha suci Allah yang memberi Ilham.
مَبْنـَى ْالهَوَى عِنـْدَنـَا مَبْنـَى باِلشَّانْ دَاخِــلهْ انْ يَّسْـــلـَمْ
Bangunan cinta, memang kami yang punya.
Siapa saja yang mau masuk pasti damai, terserah/ apa maunya,
وَلـُهْ حَقِيـْــقـَة وَلهْ مَــعْنـَى قلِيـْـل تِلحَقـُــْه مَنْ ترْجَـــمْ
Bangunan itu ada Haqiqoh ada arti, sedikit sekali yang bisa mengartikannya.
لـَيْلة صَفـَا قدْ صَفـَتْ مَعْنـَـى وَنـُوْرُهـَا بَيِننـَـا يُقـْسَــــمْ
Malam yang indah , juga indah maknanya, cahayanya di bagi i
antara kita semua.
وَضَرْبْة الطـَّــبْل تـُطِربْنـَا وَرَاجِي اللهْ مَـا يُحـْــــــرَمْ
Ada lantunan irama berdendang untuk kita. Memang semua yang berharap kepada Allah tidak akan di halang halangi.
حَاشـَــــااِلهـِيْ يُخَيـِّــــبْنـَا وَلـُهْ مَوَاهِـبْ عَليْنـَــا جـَــــمْ
Semoga Allah Tuhanku, tidak menyia nyiakan kita.
Dia mempunyai pemberian- pemberian amat banyak kepada kita.
حُسْـــنُ الرَّجَا فِيْه قائِدْنـَا لِلخـَــيْر فِيْ ذِهْ كذا فِيْ ثـَــــمْ
Harapan yang baik adalah Nabi penuntun kita, menuju kebaikan di dunia ini dan di akhirat kelak.
عَسَى بـِفـَضْـلِه يُعَامِـلنـَا مِنَ العَطبْ وَالغَضَبْ نسْـــلـَمْ
Semoga Allah memperlakukan kita dengan anugerah-Nya. Kita selamat dari kehancuran dan kemurkaan.
فِيْ جَنـَّــةِ الخُلدْ يُدْخِلنـَـا مَعَ النـَّبـِي ْالمُصْطفى الاكـْرَمْ
Memasukkan kita ke dalam Sorga abadi, beserta Annabi Amustofa termulia.
وَعَاقِبَتنــَــا تـَقــَعْ حُسْـنـَى فِيْ حِـْين مَاعُمْرنـَا يُخْـتــَـمْ
Semoga akhir kita menjadi baik, ketika umur kita di tutup/ husnul khotimah.
صَلـُّوْاعَلـَى مَنْ بهِ سُدْنـَا عَـلـَى فـَصِيـْــحٍ كـَذاأعْجَــــمْ
Bersholawatlah kepada Nabi, perantara beliau kita bisa memimpin yang fasih atau yang ajam.
مَا حَرَّكَ الطـَّبْل مَنْ غَنـَّى وَنـَاحْ بـِالصَّــوْت وَتـَــرَنـَّمْ
Selama suara gendang mampu menggerakkan pembawa lagu,
selama lantunan suara dan iramanya masih bergema.
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
Kradenan Srumbung Magelang :
١١ جمادى الأخيرة ١٤٤٥ هـ
25 Desember 2023 M
