(edisi para sahabat qulhu radliyyAllahu 'anhum kesemuanya menyukai surat ikhlash : qul huwaAllahu ahad)
Banyak dikisahkan dalam beberapa riwayat tentang orang orang yang mendawamkan/melanggengkan bacaan surat ikhlas (qulhu) baik dalam keseharian siang ataupun malam, dalam dzikir atau doa, bahkan dalam shalat setelah surat Fatihah diawal atau akhir rakaa'at suratnya selalu membaca qulhu.
Mengenai faidah bagi pencintanya, dari riwayat yang ada khususnya kisah para sahabat radliyyAllahu 'anhum yang telah mendawamkannya disebutkan ada sahabat yang jenazahnya dimandikan dan dishalati oleh 2 shaf malaikat, masing masing shaf berjumlah 70 ribu malaikat, ada yang mendapatkan pesan langsung dari Allah melalui Rasulullah ﷺ bahwa Allah juga mencintainya, dan ada riwayat yang mengkisahkan bahwa selalu membaca qulhu sebagai ungkapan cintanya kepada Allah akan memasukkannya ke dalam surga
أ). الصحابي الذي صلى عليه سبعون ألف ملك | SAHABAT NABI YANG 70 RIBU MALAIKAT MENSHALATI JENAZAHNYA
Sahabat qulhu yang pertama adalah bernama Sayyidina Mu'awwiyyah bin Mu'awwiyyah Al Laitsiy (diriwayatkan : Al Muzaniy) radliyyAllahu 'anhu
Imam Abu Fida' Ibnu Katsir Asy Syafi'iy rahimahullahu ta'ala menjelaskan dalam kitabnya As Sirah An Nabawiyyah :
ذكر الصَّلَاة على مُعَاوِيَة بن أَبى مُعَاوِيَة إِنْ صَحَّ الْخَبَرُ فِي ذَلِكَ
📓• رَوَى الْبَيْهَقِيُّ مِنْ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ هَارُونَ، أَخْبَرَنَا الْعَلَاءُ أَبُو مُحَمَّدٍ الثَّقَفِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ:
كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ بِتَبُوكَ، فَطَلَعَتِ الشَّمْسُ بِضِيَاءٍ وَشُعَاعٍ وَنُورٍ لَمْ أَرَهَا طَلَعَتْ فِيمَا مَضَى، فَأَتَى جِبْرِيلُ رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ:
" يَا جِبْرِيلُ مالى أَرَى الشَّمْسَ الْيَوْمَ طَلَعَتْ بِضِيَاءٍ وَنُورٍ وَشُعَاعٍ لَمْ أَرَهَا طَلَعَتْ فِيمَا مَضَى؟ ".
قَالَ: ذَلِكَ أَنَّ مُعَاوِيَةَ بْنَ مُعَاوِيَةَ اللَّيْثِيَّ مَاتَ بِالْمَدِينَةِ الْيَوْمَ، فَبَعَثَ اللَّهُ إِلَيْهِ سَبْعِينَ أَلْفَ مَلَكٍ يُصَلُّونَ عَلَيْهِ.
قَالَ: " وَمِمَّ ذَاكَ؟ "
قَالَ: بِكَثْرَةِ قِرَاءَته: " قل هُوَ الله أحد " بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَفِي مَمْشَاهُ وَفِي قِيَامِهِ وَقُعُودِهِ، فَهَلْ لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ أَقْبِضَ لَكَ الْأَرْضَ فَتُصَلِّيَ عَلَيْهِ؟
قَالَ: نَعَمْ.
قَالَ: فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ رَجَعَ.
📓• ثُمَّ قَالَ الْبَيْهَقِيُّ: أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ الصَّفَّارُ، حَدثنَا هِشَام بْنُ عَلِيٍّ، أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ، حَدَّثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ هِلَالٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ:
جَاءَ جِبْرِيلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّد مَاتَ مُعَاوِيَة بن أَبى مُعَاوِيَةَ الْمُزَنِيُّ، أَفَتُحِبُّ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِ؟
قَالَ: نَعَمْ.
فَضَرَبَ بِجَنَاحِهِ فَلَمْ يَبْقَ مِنْ شَجَرَةٍ وَلَا أَكَمَةٍ إِلَّا تَضَعْضَعَتْ لَهُ.
قَالَ: فَصَلَّى وَخَلْفَهُ صَفَّانِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِي كُلِّ صَفٍّ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ،
قَالَ قُلْتُ:
" يَا جِبْرِيلُ بِمَ نَالَ هَذِهِ الْمَنْزِلَةَ مِنَ اللَّهِ؟ "
قَالَ: بِحُبِّهِ " قل هُوَ الله أحد " يَقْرَؤُهَا قَائِمًا وَقَاعِدًا، وَذَاهِبًا وَجَائِيًا، وَعَلَى كُلِّ حَالٍ.
[انظر كتاب السيرة النبوية (من البداية والنهاية لابن كثير) : ج ٤ ص ٢٦ / ذكر الصلاة على معاوية بن أبى معاوية إن صح الخبر في ذلك / للامام أبو الفداء إسماعيل بن كثير الشافعي (٧٠١ - ٧٧٤ هـ) / الناشر: عيسى البابي الحلبي، القاهرة، عام النشر: ١٣٩٥ هـ - ١٩٧٦ مـ].
Menyebutkan shalat jenazah atas Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah, jika kabar itu benar.
📓•AL BAIHAQIY TELAH MERIWAYATKAN : Dari hadits Yazid bin Harun. Telah mengabarkan kepada kami : Al 'Ala` Abu Muhammad Ats Tsaqafiy, ia berkata : Aku mendengar Anas bin Malik radliyyAllahu 'anhu, beliau berkata :
Kami bersama Rasulullah ﷺ, di Tabuk, dan matahari terbit dengan kecerahan pancaran dan cahaya yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ, kemudian Rasulullah ﷺ bertanya :
Wahai Jibril, mengapa aku melihat matahari hari ini terbit dengan kecemerlangan, cahaya dan pancaran yang belum pernah aku lihat sebelumnya?
Jibril menjawab: Itu karena Mu'awwiyyah bin Muawiyah Al-Laitsiy meninggal di Madinah hari ini, maka Allah mengutus 70 ribu malaikat untuk menshalatinya.
Rasulullah ﷺ bertanya : sebab apa gerangan dengan semua itu?
Jibril menjawab : Dengan sebab banyaknya membaca : qul huwaAllahu ahad (qulhu) pada malam dan siang hari, pada perjalanannya, dalam berdiri dan duduknya,
Bolehkah saya mengambil bumi untuk Anda, wahai Rasulullah, sehingga Anda dapat shalat di atasnya?
Nabi ﷺ menjawab : Ya
Rawi berkata : beliaupun shalat diatasnya kemudian kembali.
📓•KEMUDIAN IMAM AL BAIHAQIY berkata : Telah mengabarkan kepada kami : 'Aliy bin Ahmad bin 'Abdan. Telah mengabarkan kepada kami : Ahmad bin 'Ubaid Ash Shaffar. Telah menceritakan kepada kami : Hisyam bin 'Aliy. Telah mengabarkan kepada kami : 'Utsman bin Al Haitsam. Telah Menceritakan kepada kami : Mahbub bin Hilal. Dari 'Atho` bin Abi Maimunah. Dari Anas radliyyAllahu 'anhu, beliau berkata :
Jibril datang, kemudian ia berkata : Ya Muhammad Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah meninggal hari ini, apakah anda ingin menshalatinya?
Rasulullah ﷺ menjawab : Ya.
Kemudian dia menggeleparkan dengan sayapnya, dan tidak ada satupun pohon atau bukit yang tersisa kecuali tunduk padanya (dan diangkat tempat berbaring jenazah Sayyidina Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy radliyyAllahu 'anhu yang berada di Madinah sehingga terlihat oleh Nabi ﷺ yang sedang berada ditabuk).
Perawi berkata : kemudian beliau shalat dan dibelakang beliau berbaris 2 shaf dari para malaikat dan pada setiap shafnya berisi 70 ribu malaikat.
Rawi berkata : (Aku Rasulullah ﷺ) bertanya :
Wahai Jibril dengan sebab apa dia memperoleh maqom/kedudukan seperti ini dari Allah?
Jibril menjawab : Dia (Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy) menyukai qul huwaAllahu ahad (qulhu) yang ia baca ketika berdiri, ketika duduk, ketika bepergian, ketika kembali dari bepergian, dan pada setiap keadaan/kesempatan.
[Lihat Kitab As Sirah An Nabawiyyah : juz 4 hal 26. Karya Imam Abu Fida' Ibnu Katsir Asy Syafi'iy].
📓•وفي رواية أخرى: مُعَاوِيَةُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْمُزَنِيُّ " تُوُفِّيَ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ - ﷺ - ، وَرُفِعَتْ جَنَازَتُهُ لِرَسُولِ اللَّهِ - ﷺ - فَصَلَّى عَلَيْهِ " .
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ صَالِحٍ الشِّيرَازِيُّ ، ثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ الْمُؤَذِّنُ ، ثَنَا مَحْبُوبُ بْنُ هِلَالٍ الْمُزَنِيُّ ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ :
نَزَلَ جِبْرِيلُ - عَلَيْهِ السَّلَامُ - عَلَى النَّبِيِّ - ﷺ - ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ مَاتَ مُعَاوِيَةُ بْنُ مُعَاوِيَةَ الْمُزَنِيُّ ، أَتُحِبُّ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَيْهِ ؟ ،
قَالَ : " نَعَمْ " ،
فَضَرَبَ بِجَنَاحَيْهِ فَلَمْ تَبْقَ شَجَرَةٌ ، وَلَا أَكَمَةٌ إِلَّا تَضَعْضَعَتْ ، وَرَفَعَ لَهُ سَرِيرَهُ حَتَّى نَظَرَ إِلَيْهِ ، فَصَلَّى عَلَيْهِ وَخَلْفَهُ صَفَّانِ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِي كُلِّ صَفٍّ سَبْعُونَ أَلْفًا ،
فَقَالَ النَّبِيُّ - ﷺ - لِجِبْرِيلَ :
" يَا جِبْرِيلُ مَا بَلَّغَ هَذَا هَذِهِ الْمَنْزِلَةَ مِنَ اللَّهِ ؟ " ،
قَالَ : بِحُبِّهِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَقِرَاءَتِهِ إِيَّاهَا جَائِيًا وَذَاهِبًا وَقَائِمًا وَقَاعِدًا وَعَلَى كُلِّ حَالٍ .
[رواه الطبراني في معجم الكبير / باب الميم / من اسمه معاوية / معاوية بن معاوية المزني / رقم الحديث : ١٠٤٠].
Dalam sebuah riwayat lain : Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy radliyyAllahu 'anhu meninggal pada zaman Rasulullah ﷺ dan diangkat sarir jenazahnya sehingga terlihat oleh Rasulullah ﷺ, kemudian beliau menshalati jenazahnya.
Telah menceritakan kepada kami : Ibrahim bin Shalih Asy Syairoziy. Telah menceritakan kepada kami : 'Utsman bin Al Haitsam Al Mu'adzin. Telah menceritakan kepada kami : Mahbub bin Hilal Al Muzaniy. Dari 'Atho` bin Maimunah. Dari Anas bin Malik radliyyAllahu 'anhu, beliau berkata :
Jibril -'Alaihimussalam- turun menemui Nabi ﷺ, kemudian ia berkata : Wahai Muhammad, Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy meninggal hari ini, apakah anda ingin menshalatinya?
Rasulullah ﷺ menjawab : Ya.
Kemudian Jibril menggeleparkan dengan sayapnya sehingga tidak ada pohon dan bukit yang merunduk, dan diangkat baginya sarir jenazah Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy keatas sehingga Rasulullah ﷺ melihatnya, lalu beliau menshalati jenazahnya dan bermakmum dibelakang beliau 2 shaf dari para malaikat, setiap shaf terdiri dari 70 ribu malaikat,
Nabi ﷺ bertanya kepada Jibril : wahai Jibril apa yang membua sampai seperti ini, maqom/kedudukan ini dari Allah?
Jibril menjawab : Sebab cintanya, kepada qul huwaAllahu ahad (qulhu), dan membacaannya, ketika dia datang dan pergi, ketika dia berdiri dan duduk, dan membacanya dalam setiap kondisi.
[HR. Thabaraniy Dalam Mu'jam Al Kabir / Babu Al Mim / Man Ismuhu Mu'awwiyyah / Mu'awwiyyah bin Abi Mu'awwiyyah Al Muzaniy / No. Hadits : 1040].
ب]• الصحابي أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ بحبه قل هو الله احد | SAHABAT YANG ALLAH MENCINTAINYA KARENA CINTANYA KEPADA QULHU
Diriwayatkan Sahabat yang mencintai qulhu dan langsung mendapatkan kabar lewat Rasulullah ﷺ bahwa Allah juga mencintainya karena ia mencintai qulhu (qul huwaAllahu ahad, surat ikhlash), ada beberapa kandidat yang disebutkan oleh Ulama' ada yang mengatakan beliau adalah :
1). Kultsum bin Al Hidmi radliyyAllahu 'anhu
2). Qatadah bin An Nu'man radliyyAllahu 'anhu
3). Maktum bin Hidmin radliyyAllahu 'anhu
4). Kurzun bin Hidmin radliyyAllahu 'anhu
Adapun sumber riwayatnya terdapat dalam beberapa riwayat hadits
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ حَدَّثَنَا عَمِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلَالٍ أَنَّ أَبَا الرِّجَالِ مُحَمَّدَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَهُ عَنْ أُمِّهِ عَمْرَةَ بِنْتِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَكَانَتْ فِي حَجْرِ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ ﷺ عَنْ عَائِشَةَ:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ بَعَثَ رَجُلًا عَلَى سَرِيَّةٍ وَكَانَ يَقْرَأُ لِأَصْحَابِهِ فِي صَلَاتِهِمْ فَيَخْتِمُ "بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ" فَلَمَّا رَجَعُوا ذُكِرَ ذَلِكَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ
فَقَالَ :
سَلُوهُ لِأَيِّ شَيْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ؟
فَسَأَلُوهُ فَقَالَ :
لِأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ »
[رواه مسلم / كتاب صلاة المسافرين وقصرها / باب فضل قراءة قل هو الله أحد (حديث رقم: ١٤٥٥].
Telah menceritakan kepada kami : Ahmad bin Abdurrahman bin Wahb. Telah menceritakan kepada kami : pamanku -(yaitu Abdullah bin Wahb)-. Telah menceritakan kepada kami : Amru bin Harits. Dari Sa'id bin Abu Hilal, bahwa Abu Rijal Muhammad bin Abdurrahman, telah menceritakan kepadanya dari ibunya Amrah binti Abdurrahman, saat itu ia berada di rumah Aisyah, isteri Nabi ﷺ . Dari Aisyah radliyyAllahu 'anha :
Bahwa Rasulullah ﷺ mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan "QUL HUWALLAHU AHAD." Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah ﷺ , maka beliau bersabda:
"Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?"
Lalu merekapun menanyakan kepadanya.
Ia menjawab : "Karena didalamnya terdapat sifat Ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya."
Mendengar itu Rasulullah ﷺ bersabda:
"Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga mencintainya."
[HR. Muslim / Kitabu Shalati Al Musafirin Wa Qashriha / Babu Fadli Qira'ati Qul HuwaAllahu Ahad / No. Hadits : 1345].
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ :
كَانَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءَ فَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ لَهُمْ فِي الصَّلَاةِ فَقَرَأَ بِهَا افْتَتَحَ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ثُمَّ يَقْرَأُ بِسُورَةٍ أُخْرَى مَعَهَا وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا إِنَّكَ تَقْرَأُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِسُورَةٍ أُخْرَى قَالَ مَا أَنَا بِتَارِكِهَا إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِهَا فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ وَكَانُوا يَرَوْنَهُ أَفْضَلَهُمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ ﷺ أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ فَقَالَ :
يَا فُلَانُ مَا يَمْنَعُكَ مِمَّا يَأْمُرُ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ أَنْ تَقْرَأَ هَذِهِ السُّورَةَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ
فَقَالَ :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّهَا،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«إِنَّ حُبَّهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ»
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ صَحِيحٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ ثَابِتٍ وَرَوَى مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ :
أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُحِبُّ هَذِهِ السُّورَةَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ فَقَالَ إِنَّ حُبَّكَ إِيَّاهَا يُدْخِلُكَ الْجَنَّةَ
حَدَّثَنَا بِذَلِكَ أَبُو دَاوُدَ سُلَيْمَانُ بْنُ الْأَشْعَثِ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا مُبَارَكُ بْنُ فَضَالَةَ بِهَذَا
[رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَأَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ تَعْلِيقًا].
Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Isma'il. Telah menceritakan kepada kami : Isma'il bin Abu Uwais. Telah menceritakan kepada kami : Abdul Aziz bin Muhammad. Dari 'Ubaidullah bin Umar. Dari Tsabit Al Bunanni. Dari Anas bin Malik radliyyAllahu 'anhu, beliau berkata;
"Seorang sahabat Anshar mengimami mereka di Masjid Quba`, setiap kali mengawali untuk membaca surat (setelah al fatihah -pent) dalam shalat, ia selalu memulainya dengan membaca QUL HUWALLAHU AHAD hingga selesai, lalu ia melanjutkan dengan surat yang lain, dan ia selalu melakukannya di setiap rakaat. Lantas para sahabatnya berbicara padanya, kata mereka;
"Kamu membaca surat itu lalu menurutmu itu tidak mencukupimu, hingga kamu melanjutkannya dengan surat yang lain, bacalah surat tersebut atau tinggalkan lalu bacalah surat yang lain!."
Sahabat Anshar itu berkata; "Aku tidak akan meninggalkannya, bila kalian ingin aku menjadi imam kalian dengan membacanya, maka aku akan melakukannya dan bila kalian tidak suka, aku akan meninggalkan kalian."
Sementara mereka menilainya sebagai orang yang paling mulia di antara mereka, maka mereka tidak ingin diimami oleh orang lain. Saat Nabi ﷺ mendatangi mereka, mereka memberitahukan masalah itu, lalu beliau bersabda:
"Hai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan yang diperintahkan teman-temanmu dan apa yang mendorongmu membaca surat itu disetiap rakaat?"
ia menjawab; "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukainya."
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya mencintainya akan memasukkanmu ke dalam surga."
Abu Isa (At Tirmidziy) berkata; HADITS INI HASAN GHARIB, shahih dari jalur ini dari hadits 'Ubaidullah bin Umar dari Tsabit. Mubarak bin Fadlalah meriwayatkan. Dari Tsabit. Dari Anas bahwa seseorang berkata;
"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menyukai surat ini, yaitu QUL HUWALLAAHU AHAD."
Beliau bersabda:
"Sesungguhnya mencintainya akan memasukkanmu ke dalam surga."
Telah menceritakan kepada kami : Abu Dawud Sulaiman bin Al Asy'ats seperti itu, telah menceritakan kepada kami : Abu Al Walid. Telah menceritakan kepada kami : Mubarak bin Fadlalah seperti ini.
[HR. Tirmidziy]
وجاء في كتاب نيل الأوطار للإمام الشوكاني :
الْحَدِيثُ قَالَ التِّرْمِذِيُّ : حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ ، وَأَخْرَجَهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ وَالطَّبَرَانِيُّ . قَوْلُهُ : ( كَانَ رَجُلٌ ) هُوَ كُلْثُومُ بْنُ الْهِدْمِ ذَكَرَهُ ابْنُ مَنْدَهْ فِي كِتَابِ التَّوْحِيدِ . وَقِيلَ : قَتَادَةُ بْنُ النُّعْمَانِ ، وَقِيلَ : مَكْتُومُ بْنُ هِدْمٍ ، وَقِيلَ : كُرْزُ بْنُ هِدْمٍ .
قَوْلُهُ : ( افْتَتَحَ بِ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } ) تَمَسَّكَ بِهِ مَنْ قَالَ لَا يُشْتَرَطُ قِرَاءَةُ الْفَاتِحَةِ . وَأُجِيبُ بِأَنَّ الرَّاوِيَ لَمْ يَذْكُرْ الْفَاتِحَةَ لِلْعِلْمِ بِأَنَّهُ لَا بُدَّ مِنْهَا فَيَكُونُ مَعْنَاهُ افْتَتَحَ سُورَةً بَعْدَ الْفَاتِحَةِ أَوْ أَنَّ ذَلِكَ قَبْلَ وُرُودِ الدَّلِيلِ عَلَى اشْتِرَاطِ الْفَاتِحَةِ .
قَوْلُهُ : ( فَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ) لَفْظُ الْبُخَارِيِّ { فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ وَقَالُوا إنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّورَةِ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى فَإِمَّا أَنْ تَقْرَأَ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى ،
فَقَالَ : مَا أَنَا بِتَارِكِهَا إنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ ذَلِكَ تَرَكْتُكُمْ ، وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ
فَلَمَّا أَتَاهُمْ النَّبِيُّ ﷺ أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ
فَقَالَ : يَا فُلَانٌ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ } . . . إلَخْ
قَوْلُهُ: (مَا يَحْمِلُكَ) إجَابَةٌ عَنْ الْحَامِلِ عَلَى الْفِعْلِ بِأَنَّهُ الْمَحَبَّةُ وَحْدَهَا.
قَوْلُهُ: (أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ) التَّبْشِيرُ لَهُ بِالْجَنَّةِ يَدُلُّ عَلَى الرِّضَا بِفِعْلِهِ
[انظر كتاب نيل الأوطار : ج ٢ ص ٢٦٤ / أبواب صفة الصلاة / باب قراءة سورتين في كل ركعة / للإمام محمد بن علي بن محمد بن عبد الله الشوكاني اليمني (ت ١٢٥٠هـ) / الناشر: دار الحديث، مصر، الطبعة: الأولى، ١٤١٣هـ - ١٩٩٣مـ].
Terdapat dalam kitab Nailu Al Author karya Imam Asy Syaukaniy rahimahullahu ta'ala :
Al Hadits Al-Tirmidzi mengatakan: Hassan Sahih Gharib, dan dikeluarkan oleh Al-Bazzar, Al-Bayhaqi dan Al-Tabaraniy.
Perkataannya: (Dia adalah seorang sahabat laki-laki radliyyAllahu 'anhu): adalah Kultsum bin Al-Hidmi, disebutkan oleh Ibnu Mandah dalam Kitab Tauhid. Dikatakan: Qatadah bin Al-Numan, dan dikatakan: Maktum bin Hidmi, dan dikatakan: Kurzun bin Hidmi.
Perkataannya: Dia membuka shalatnya dengan qul huwaAllahu ahad (qulhu) berpegang teguh dengannya. orang yang mengatakan: Membaca Al-Fatihah bukanlah syarat, dan saya menjawab bahwa perawi tidak menyebutkan Al-Fatihah karena sudah dimengerti bahwa hal tersebut adalah bagian dari Fatihah, yang artinya dia membuka surah setelah membaca Al-Fatihah, atau hal itu terjadi sebelum ditetapkan dalil/hujjah atas disyaratkan membaca Al Fatihah,
(Perkataannya : dia membuat hal tersebut (membaca qulhu) dalam setiap rakaat) dan teks Bukhariy :
{Akhirnya) para sahabatnya berbicara kepadanya, mereka berkata:
“Sesungguhnya engkau memulai bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”.
Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tidak suka maka aku tidak mengimami kalian,” dan mereka berpendapat bahwa ia adalah orang yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya.
Sehingga tatkala Nabi ﷺ mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu),
(Sabdanya): “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?” ... Al Akhir.
Sabdanya: (apa yang membawamu) sebagai tanggapan atas pelaku bahwa itu sebagai bentuk cinta saja
Sabdanya: (Dia akan memasukkanmu ke surga) Kabar gembira surga baginya menunjukkan bahwa beliau (Rasulullah ﷺ) ridlo/tidak melarang dengan apa yang telah dia lakukan (dengan membaca qulhu dalam setiap rakaat setelah membaca Fatihah).
[Lihat Kitab Nailu Al Author : juz 2 hal 264. Karya Imam Asy Syaukaniy].
وجاء في كتاب صحيح البخاري للإمام محمد بن إسماعيل البخاري :
وَقَالَ عُبَيْدُ اللهِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ :
كَانَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ يَؤُمُّهُمْ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ وَكَانَ كُلَّمَا افْتَتَحَ سُورَةً يَقْرَأُ بِهَا لَهُمْ فِي الصَّلَاةِ مِمَّا يُقْرَأُ بِهِ افْتَتَحَ بِ {قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ} حَتَّى يَفْرُغَ مِنْهَا ثُمَّ يَقْرَأُ سُورَةً أُخْرَى مَعَهَا وَكَانَ يَصْنَعُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ
فَكَلَّمَهُ أَصْحَابُهُ فَقَالُوا: إِنَّكَ تَفْتَتِحُ بِهَذِهِ السُّورَةِ ثُمَّ لَا تَرَى أَنَّهَا تُجْزِئُكَ حَتَّى تَقْرَأَ بِأُخْرَى فَإِمَّا تَقْرَأُ بِهَا وَإِمَّا أَنْ تَدَعَهَا وَتَقْرَأَ بِأُخْرَى
فَقَالَ : مَا أَنَا بِتَارِكِهَا إِنْ أَحْبَبْتُمْ أَنْ أَؤُمَّكُمْ بِذَلِكَ فَعَلْتُ وَإِنْ كَرِهْتُمْ تَرَكْتُكُمْ وَكَانُوا يَرَوْنَ أَنَّهُ مِنْ أَفْضَلِهِمْ وَكَرِهُوا أَنْ يَؤُمَّهُمْ غَيْرُهُ
فَلَمَّا أَتَاهُمُ النَّبِيُّ ﷺ أَخْبَرُوهُ الْخَبَرَ
فَقَالَ: يَا فُلَانُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ
فَقَالَ : إِنِّي أُحِبُّهَا
فَقَالَ : حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ
[رواه البخاري معلقا / كتاب الاذان / بَابُ الْجَمْعِ بَيْنَ السُّورَتَيْنِ فِي الرَّكْعَةِ وَالْقِرَاءَةِ بِالْخَوَاتِيمِ وَبِسُورَةٍ قَبْلَ سُورَةٍ وَبِأَوَّلِ سُورَةٍ / للإمام أبو عبد الله، محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة ابن بردزبه البخاري الجعفي الشافعي / الطبعة: السلطانية، بالمطبعة الكبرى الأميرية - ببولاق مصر، ١٣١١ هـ].
Terdapat dalam kitab Shahih Al Bukhariy karya Imam Muhammad bin Isma'il Al Bukhariy menyebutkan catatan kaki :
Berkata 'Ubaidullah. Dari Tsabit. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu: “Seseorang (sahabat) dari Al Anshar mengimami (shalat) mereka (para shahabat) di Masjid Quba. Setiap ia memulai bacaan (di dalam shalatnya), ia membaca sebuah surat dari surat-surat (lainnya) yang ia (selalu) membacanya. Ia membuka bacaan surat di dalam shalatnya dengan:
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
sampai ia selesai membacanya, kemudian ia lanjutkan dengan membaca surat lainnya bersamanya. Ia pun melakukan hal demikan itu di setiap raka’at (shalat)nya. (Akhirnya) para sahabat berbicara kepadanya, mereka berkata: “Sesungguhnya engkau memulai bacaanmu dengan surat ini, kemudian engkau tidak menganggap hal itu telah cukup bagimu sampai (engkau pun) membaca surat lainnya. Maka, (jika engkau ingin membacanya) bacalah surat itu (saja), atau engkau tidak membacanya dan engkau (hanya boleh) membaca surat lainnya”.
Ia berkata: “Aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian suka untuk aku imami kalian dengannya, maka aku lakukan. Namun, jika kalian tidak suka maka aku tidak mengimami kalian,” dan mereka berpendapat bahwa ia adalah orang yang paling utama di antara mereka, sehingga mereka pun tidak suka jika yang mengimami (shalat) mereka adalah orang selainnya.
Sehingga tatkala Nabi ﷺ mendatangi mereka, maka mereka pun menceritakan kabar (tentang itu),
lalu beliau (Nabi) ﷺ bersabda: “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk melakukan sesuatu yang telah diperintahkan para sahabatmu? Dan apa pula yang membuatmu selalu membaca surat ini di setiap raka’at (shalat)?”
Dia menjawab : "Sesungguhnya aku mencintai surat ini,”
lalu Rasulullah ﷺ bersabda :
”Cintamu kepadanya akan memasukkanmu ke dalam surga”.
[HR. Bukhariy / kitab Al-Adzan / bab al-Jam’u Baina As-Surotaini fi ar-Rok’ah. Karya Imam Muhammad Bin Isma'il Al Bukhariy].
Selesai dinukil hari Sabtu pahing
Dikradenan selatan 003 001 Kradenan Srumbung Magelang Jateng 56483
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
١٠ رمضان ١٤٤٤ هـ
O1 April 2023 M