A¶ 🌻🌹 SIKAP PEMBERI ILMU KEPADA SANTRI
🎭🌾• Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama memerintahkan agar menyambut baik kedatangan para santri (pencari ilmu) tidak boleh menelantarkan, mengabaikan, dan mempersulit mereka akan tetapi Rasulullah memerintahkan agar mencukupi (mengajari), dan memberikan washiyat yang baik kepada mereka dengan ilmu. Hal ini sesuai dengan riwayat hadits :
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ: حَدَّثَنَا نُوحُ بْنُ قَيْسٍ، عَنْ أَبِي هَارُونَ العَبْدِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «يَأْتِيكُمْ رِجَالٌ مِنْ قِبَلِ المَشْرِقِ يَتَعَلَّمُونَ، فَإِذَا جَاءُوكُمْ فَاسْتَوْصُوا بِهِمْ خَيْرًا» قَالَ: فَكَانَ أَبُو سَعِيدٍ، إِذَا رَآنَا قَالَ: «مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ» هَذَا حَدِيثٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ أَبِي هَارُونَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ ".
{رواه الترمذي / 39 - أبواب العلم / باب ما جاء في الاستيصاء بمن يطلب العلم / حديث رقم : ٢٦٥١}.
Telah menceritakan kepada kami : Qutaibah. Telah menceritakan kepada kami : Nuh bin Qais. Dari Abu Harun al 'Abdi. Dari Abu Sa'id al Khudriy. Dari Nabi shallAllahu 'alaihi wasallama, beliau bersabda:
"AKAN DATANG KEPADA KALIAN DARI ARAH TIMUR (BERTUJUAN UNTUK) BELAJAR, MAKA APABILA MEREKA MENDATANGI KALIAN, MAKA BERWASHIYATLAH KEPADA MEREKA DENGAN KEBAIKKAN."
Perawi berkata; Abu Sa'id apabila melihat kami, maka dia berkata;
" SELAMAT DATANG DENGAN WASHIYAT RASULILLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAMA."
Dia berkata : 'Hadits ini kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Abu Harun dari Abu Sa'id.
{HR. Tirmidziy / 39 - Abwabul 'Ilmi / Babu Ma Ja'a Fil Istiishaai Biman Yathlubul 'Ilma / No. 2651}.
قال العلامة المباركفوري رحمه الله تعالى في كتابه تحفة الاحوذي شرح سنن الترمذي :
قَوْلُهُ (يَأْتِيكُمْ رِجَالٌ من قبل المشرق) ورواه بن مَاجَهْ مِنْ طَرِيقِ الْحَكَمِ عَنْ أَبِي هَارُونَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِلَفْظِ سَيَأْتِيكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُونَ الْعِلْمَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ فَقُولُوا لَهُمْ مَرْحَبًا مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاقْنُوهُمْ قُلْتُ لِلْحَكَمِ مَا اقْنُوهُمْ قَالَ: عَلِّمُوهُمْ
قَوْلُهُ (وَهَذَا حَدِيثٌ ... إِلَخْ) وَهُوَ ضَعِيفٌ لِضَعْفِ أَبِي هَارُونَ وَأَخْرَجَهُ أَيْضًا بن مَاجَهْ (بَاب مَا جَاءَ فِي ذَهَابِ الْعِلْمِ) .
{انظر كتاب تحفة الاحوذي شرح سنن الترمذي للمباركفوري / 39 - أبواب العلم / باب ما جاء في الاستيصاء بمن يطلب العلم / حديث رقم : ٢٦٥١}.
🎭🌾• Al Alamah Al Mubarakfuriy rahimahullahu ta'ala berkata didalam kitabnya Tuhfatu Al Ahwadziy Syarhu Sunana At Tirmidziy :
Sabda Nabi (Akan datang kepada kalian dari arah timur (bertujuan untuk) belajar), dan Ibnu Majah meriwayatkannya dari jalan Al Hakam. Dari Abi Harun. Dari Abi Sa'id radliyyallahu 'anhu. Dengan teks :
"Akan datang kepada kalian orang-orang yang menuntut ilmu. Jika kalian melihat mereka maka ucapkanlah; 'selamat datang, selamat datang dengan wasiat Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama dan cukupilah mereka." Aku bertanya kepada Al Hakam; "Apa yang dimaksud dengan cukupilah?" ia menjawab; "Ajarilah."
Perkataan rawi (hadits ini .... dst), itu adalah dla'if (lemah) karena lemahnya Abi Harun. Dan Ibnu Majah meriwyatkan/mengeluarkannya lagi dalam (bab ma ja'a fi dzahaabil 'ilmi).
{Lihat Kitab Tuhfatu Al Ahwadziy Syarhu Sunan Tirmidziy Karya Al Alamah Al Mubarakfuriy / 39 - Abwabul 'Ilmi / Babu Ma Ja'a Fil Istiishaai Biman Yathlubul 'Ilma / No. 2651}.
(حديث مرفوع) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ رَاشِدٍ الْمِصْرِيُّ ، حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ عَبْدَةَ ، عَنْ أَبِي هَارُونَ الْعَبْدِيِّ ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :
" سَيَأْتِيكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُونَ الْعِلْمَ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ ، فَقُولُوا لَهُمْ : مَرْحَبًا مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَاقْنُوهُمْ " ، قُلْتُ لِلْحَكَمِ : " مَا اقْنُوهُمْ " ؟ قَالَ : " عَلِّمُوهُمْ " .
{رواه ابن ماجه / أَبْوَابُ فِي فَضَائِلِ أَصَحَابِ رَسُولِ اللَّهِ ... / بَاب الْوَصَاةِ بِطَلَبَةِ الْعِلْمِ / رقم الحديث: 243}.
Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Al Harits bin Rasyid Al Mishri, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami : Al Hakam bin 'Abdah. Dari Abu Harun Al 'Abdi Dari Abu Sa'id Al Khudlri Dari Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama, beliau bersabda:
"Akan datang kepada kalian orang-orang yang menuntut ilmu. Jika kalian melihat mereka maka ucapkanlah; 'selamat datang, selamat datang dengan wasiat Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama dan cukupilah mereka."
Aku bertanya kepada Al Hakam; "Apa yang dimaksud dengan cukupilah?" ia menjawab; "Ajarilah."
{HR. Ibnu Majah / Abwabu Fi Fadlaili Ashabi Rasulillah / Babul Washati Bithalabatil Ilmi / No. 243}.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ، قَالَ : سَمِعْتُ لَيْثًا ، قَالَ : سَمِعْتُ طَاوُسًا ، يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ :
" عَلِّمُوا ، وَيَسِّرُوا ، وَلا تُعَسِّرُوا ، " .وَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
{رواه احمد / مسند بني هاشم / رقم الحديث : ٢٠٨٥. وقال الشيخ نور الدين علي بن ابو بكر الهيثمي في كتابه معجم الزواؤد ومنبع الفواؤد : رواه أحمد والطبراني ، ورجال أحمد ثقات ؛ لأن ليثا صرح بالسماع من طاوس. وقال الالباني الوهابي : صحيح}.
Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Ja'far. Telah menceritakan kepada kami : Syu'bah, ia berkata : Aku mendengar Laits berkata : Aku mendengar Thawwus menceritakan : Dari Ibnu Abbas. Dari Nabi shallAllahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
“Ajarilah, mudahkanlah dan jangan mempersulit, dan apabila seorang dari kalian marah hendaklah ia diam.”
{HR. Ahmad / Musnad Bani Hasyim / No. 2085. Dan Syaikh Nurruddin Aliy Bin Abi Bakr Al Haitsamiy berkata : Meriwayatkannya Ahmad dan Thabaraniy, dan perawi-perawi Ahmad adalah tsiqat (dapat dipercaya), karena Laits jelas mendengar dari Thawwus. Dal Al Albani Tokoh Wahhabi berkata : Shahih}.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلامٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلِ بْنِ غَزْوَانَ، عَنْ لَيْثٍ، عَنْ طَاوُسٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :
" عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا، وَإِذَا " .غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
{رواه البخاري في " الأدب المفرد " / ابواب الادب المفرد / باب العفو والصفح عن الناس / رقم الحديث : ١٢٣٠. وابن عدي : ٢/ ٢٢٧. والقضاعي في مسند الشهاب : ١/ ٦٦}.
Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Salam, ia berkata : Telah mengabarkan kepada kami : Muhammad bin Fudlail bin Ghuzwan. Dari Laits. Dari Thawwus. Dari Ibnu Abbas, beliau berkata : Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama beliau pernah bersabda :
“Ajarilah, mudahkanlah dan jangan mempersulit, dan apabila seorang dari kalian marah hendaklah ia diam.”
{HR. Bukhariy Didalam Kitabnya Al Adabu Al Mufrad / Abwabu Al Adabu Al Mufrad / Babul 'Afwi Wash Shafhi 'Anin Naasi / No. 1230. Dan Ibnu 'Adiy : 2/ 227. Dan Al Qadlo'iy Didalam Musnad Asy Syihab : 1/ 66}.
B¶ 🌻🌹 SIKAP SANTRI KEPADA PEMBERI ILMU
🎭🌾• Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama membiarkan para sahabat beliau ketika berbaiat mencium tangannya, begitu pula tradisi ini diikuti oleh para sahabatnya hingga terjadi diantara mereka saling mencium tangan satu diantara yang lain karena masih terhitung keluarga Nabi, karena status antara anak dan orangtuanya, karena keilmuannnya, ataupun karena keshalihannya. Bahkan Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama telah memberi sinyalir bahwasannya akan datang kaum yang ketika mereka bertemu mereka memulainnya dengan bersalam salaman, sejarah ini dilakukan oleh kaum dari Penduduk Yaman.
Ulama' Jumhur (kalangan pengikut Imam Hanafi, Imam Syafi'iy, dan Imam Ahmad) memperbolehkan melakukan tradisi tersebut kecuali pengikut madzhab Imam Malik mereka memakruhkannya، jika salaman tersebut bertujuan sombong. Jika bersalaman ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah karena agamanya, ilmunya atau kemuliaannya, maka hal itu boleh”. Hujjah atau riwayat yang berkaitan dengan sejarah tentang salam salaman dan tradisi mencium tangan Nabi, Dzurriyyah Nabi, Para Sahabat, Ulama', dan orang-orang shalih lainnya, diantaranya adalah :
1)• Riwayat Tentang Sejarah Salam Bersalaman Ketika Saling Bersua.
حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ الْمُثَنَّى ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عُثْمَانَ اللَّاحَقَيُّ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ ، عَنْ حُمَيْدٍ ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
" أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ ، هُمْ أَرَقُّ النَّاسِ قُلُوبًا ، وَهُمْ أَوَّلُ مَنْ حَيَّا بِالْمُصَافَحَةٍ ".
{رواه الطبراني في الأوائل : ١/ ٣١ / باب اول من صافح / رقم الحديث : ١٥}.
Telah menceritakan kepada kami : Mu'adz bin Al Mutsanna. Telah menceritakan kepada kami : 'Utsman Al Laahaqayyu. Telah menceritakan kepada kami : Hammad bin Salamah. Dari Humaid. Dari Anas, beliau berkata : Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
" AKAN DATANG KEPADA KALIAN PENDUDUK YAMAN. MEREKA PALING HALUS HATINYA DAN MEREKA ADALAH ORANG YANG PERTAMA KALI MEMBERI HORMAT DENGAN BERSALAMAN."
{HR. Thabarani Didalam Kitabnya Al Awail / Babu Awwali Man Shafaha / No. 15}.
2)• Riwayat Tentang Mencium Tangan Orang Orang Yang Shalih.
🎭🌾• Sementara mencium tangan, dalam hal ini ulama berbeda pendapat. Para ulama yang memperbolehkan berdasarkan banyak riwayat.
قال الامام الحافظ ان حجر العسقلاني رحمه الله تعالى في كتابه فتح الباري شرح صحيح البخاري :
قَالَ اِبْنُ بَطَّالٍ : الْأَخْذُ بِالْيَدِ هُوَ مُبَالَغَةُ الْمُصَافَحَةِ وَذَلِكَ مُسْتَحَبٌّ عِنْدَ الْعُلَمَاءِ، وَإِنَّمَا اِخْتَلَفُوْا فِي تَقْبِيْلِ الْيَدِ فَأَنْكَرَهُ مَالِكٌ وَأَنْكَرَ مَا رُوِيَ فِيهِ،
وَأَجَازَهُ آخَرُوْنَ وَاحْتَجُّوْا بِمَا رُوِيَ عَنْ عُمَرَ أَنَّهُمْ لَمَّا رَجَعُوا مِنْ الْغَزْوِ حَيْثُ فَرُّوْا قَالُوْا نَحْنُ الْفَرَّارُونَ فَقَالَ: بَلْ أَنْتُمْ الْعَكَّارُوْنَ أَنَا فِئَةُ الْمُؤْمِنِيْنَ، قَالَ فَقَبَّلْنَا يَدَهُ
قَالَ وَقَبَّلَ أَبُو لُبَابَةَ وَكَعْبُ بْنُ مَالِكٍ وَصَاحِبَاهُ يَدَ النَّبِيِ حِيْنَ
تَابَ اللهُ عَلَيْهِمْ ذَكَرَهُ الْأَبْهَرِيّ،
وَقَبَّلَ أَبُو عُبَيْدَةَ يَدَ عُمَرَ حِيْنَ قَدِمَ ،
وَقَبَّلَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ يَدَ ابْنِ عَبَّاسٍ حِيْنَ أَخَذَ اِبْنُ عَبَّاسٍ بِرِكَابِهِ،
قَالَ الْأَبْهَرِيّ: وَإِنَّمَا كَرِهَهَا مَالِكٌ إِذَا كَانَتْ عَلَى وَجْهِ التَّكَبُّرِ وَالتَّعَظُّمِ، وَأَمَّا إِذَا كَانَتْ عَلَى وَجْهِ الْقُرْبَةِ إِلَى اللهِ لِدِيْنِهِ أَوْ لِعِلْمِهِ أَوْ لِشَرَفِهِ فَإِنَّ ذَلِكَ جَائِزٌ.
{انظر كتاب فتح الباري للامام ابن حجر العسقلاني : ١٨/ ١، باب الاخذ باليدين}.
🎭🌾• Berkata lagi Hujjjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya Fathu Al Baari Syarhu Shahih Al Bukhariy :
Dijelaskan oleh Imam Ibn Batthal (Al Malikiy) bahwa Imam Tirmidziy menukil riwayat hadits shafwan bin Assal, bahwa orang orang Yahudiy datang dan menanyakan pada Nabi shollAllohu ‘alayhi wa alihi wa sallama akan 9 ayat, dan pada akhir hadits mereka mencium tangan Nabi shollAlohu ‘alayhi wa alihi wa sallama dan kaki beliau shallAllahu 'alaihi wasallama, dan berkata Imam Tirmidziy bahwa hadits ini hasan shahih.
Kukatakan (menanggapi hal ini) dengan hadits Ibn Umar radhiyyAllahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Al Adabul Mufrad dan Imam Abu Dawud, dan Hadits riwayat Abi Lubabah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam kitabnya Addalail, dan hadits Ka’ab dan kedua sahabatnya yang dikeluarkan oleh Ibn Al Muqriyy, dan hadist Abi Ubaidah yang diriwayatkan Sufyan dalam Jami’ nya, dan hadits Ibn Abbas radhiyyAllahu ‘anhu yang diriwaytkan Imam Attabariy dan Ibnul Muqriy, dan hadtist Shafwan yang diriwayatkan pula olehnya dan oleh Imam Nasa’iy dan Imam Ibn Majah dan dishahihkan oleh Imam Hakim, dan telah dilkumpulkan oleh Al Hafidh Abubakar Ibnul Muqriyy dalam sebuah bab khusus tentang “CIUM TANGAN” dan telah ia riwayatkan dalam hadits yang banyak dan perbuatan para sahabat.
Dan dari hadits yang Jayyid (bagus sanadnya) adalah riwayat Azzari’ Al’abdiy, ketika pertemuan abdulqeis berkata :
Kami berebutan turun dari tunggangan kami, dan kami mencium tangan Nabi shollAllohu ‘alayhi wa alihi wa sallama dan kaki beliau shallAllahu 'alaihi wasallama.
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, dan dari hadits riwayat Mazidah Al Ashriy dengan riwayat yang sama, dan dari hadits usamah bin Syariik, berkata kami berdiri untuk mencium tangan Nabi shallAllahu 'alaihi wasllama dan sanadnya kuat.
Dan dari hadis Ibn Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Umar radhiyyAlahu ‘anhu berdiri kepada Nabi shollAllohu ‘alayhi wa alihi wa sallama dan mencium tangan beliau shallAllahu 'alaihi wasallama.
Dan dari hadits buraidah dalam kisah seorang dusun dan pohon, seraya berkata : Wahai Rasulullah (shallAllahu 'alaihi wasllama), izinkan aku untuk mencium dahimu dan kedua kakimu!, maka Rasul shollAlohu ‘alayhi wa alihi wa sallama mengizinkannya.
Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya Al Aadabul Mufrad dari riwayat Abdurrahman bin Waziin, berkata : diriwayatkan pada kami oleh Salmah bin Al Uku’ radhiyyAllahu ‘anhu bahwa ia mengeluarkan telapak tangannya yang kasar dan besar seperti telapak tangan unta, (tanganku ini membai’at tangan Nabi shallAllahu 'alaihi wasallama), maka kami berdiri dan menciumnya.
Dan dari tsabit radhiyyAllahu ‘anhu bahwa ia sungguh mencium tangan Anas radliyyAllahu 'anhu.
Dan dikeluarkan pula bahwa Sungguh Ali karramAllahu wajhahu mencium tangan Abbas radhiyyAlahu ‘anhu dan kedua kakinya.
Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnul Muqriyy, dan diriwayatkan dari Abi Malik Al Asyja’iyy berkata : kukatakan pada Ibn Abi Awfa : ulurkan tanganmu yang kau berbai’at dengannya pada Nabi shallAllahu 'alaihi wasallama, maka ia mengulurkannya dan aku menciumnya.
Berkata Hujjatul Islam Al Imam Nawawi : Mencium tangan orang karena zuhudnya (sederhana dalam hidup karena keshalihannya), atau karena shalihnya, atau karena ilmunya, atau karena kemuliaannya, atau kebaikannya, atau yang semisalnya dari kemuliaan pada agama bukanlah hal makruh bahkan hal yang baik, namun jika karena kekayaannya atau kejahatannya atau karena kedudukannya pada ahli dunia maka sangat makruh.
Dan berkata Abu Sa’id Al Mutawalli hal itu dilarang.
{Lihat Kitab Fathul Baari Bisyarah Shohih Bukhori oleh Hujjatul Islam Al-Imam Ibn Hajar Al-Asqalaniy Bab Al-Akhdz Bilyadayn : juz. 8 hal. 1}.
قال الشيخ عبد الرؤوف المناوي رحمه الله تعالى في كتابه فيض القدير شرح الجامع الصغير :
ﺃﻻﺳﻼﻡ ﻳﺼﻠﺢ ﺑﺎﻟﺠﻮﺩ ﻭ ﺍﻟﺴﻤﺎﺣﺔ ﻭ ﺍﻟﻠﻴﻦ ﻭ ﺍﻟﻤﻮﺩﺓ ﻭ ﺍﻟﺮﻓﻖ ﻭ ﺗﺠﻨﺐ ﺍﻟﺒﺨﻞ ﻭ ﺍﻟﻀﻴﻖ ﻭ ﺍﻟﻌﺠﻠﺔ ﻭ ﺍﻟﺤﻘﺪ والحرص.
{انظر كتاب فيض ﺍﻟﻘﺪﻳﺮ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﺼﻐﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺒﺸﻴﺮ ﺍﻟﻨﺬﻳﺮ ﻟﻠﻌﻼﻣﺔ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺅﻭﻑ ﺍﻟمناوﻯ : ﺍﻟﺠﺰﺀ ﺍﻷﻭﻝ
ﺻﺤﻴﻔﺔ 348 }.
🎭🌾• Asy Syaikh Abdurrauf Al Munawiy berkata didalam kitabnya Faidl Al Qadir Syarhu Al Jami'u Ash Shghir :
Islam itu akan menjadi baik (mashlahat) jika ummat Islamnya mempunyai sifat-sifat: baik hati,
toleransi, lembut-lembut, kasih sayang dan ramah-tamah, dan menjauhi dari segala sifat-sifat: kikir,
sempit, tergesa-gesa (dalam berbuat sesuatu), dengki dan ambisi.
{Lihat Kitab Faidhul Qodir Syarah Al-Jami'us Shoghir min Ahaditsil Basyiiri An Nadziri Karya Imam
Muhammad Abdurra'uf Al Munawiy : juz. 1 hal. 348}.
🎭🌾• Masa Hidup atau Wafatnya Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam, tetap keberkahnya tercurah buat
UmmatNya.
حَدَّثَنَا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى ، ثنا عَبْدُ الْمَجِيدِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ ، عَنْ سُفْيَانَ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ ، عَنْ زَاذَانَ ، :قَالَ : وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم :
" حَيَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ تُحَدِّثُونَ وَيُحَدَّثُ لَكُمْ ، وَوَفَاتِي خَيْرٌ لَكُمْ يُعْرَضُ عَلَيَّ أَعْمَالُكُمْ ، فَمَا رَأَيْتُ مِنْ خَيْرٍ حَمِدْتُ اللَّهَ عَلَيْهِ ، وَمَا "رَأَيْتُ مِنْ شَرٍّ اسْتَغْفَرْتُ اللَّهَ لَكُمْ
قَالَ الْبَزَّارُ : لا نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ إِلا بهذا الاسناد.
{رواه البزار، في مسنده رقم الحديث : ١٧٠٢، وقال : وَهَذَا الْحَدِيثُ آخِرُهُ لَا نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ}.
Telah menceritakan kepada kami ; Yusuf bin Musa. Telah menceritakan kepada kami ; Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abi Rawwad. Dari Sufyan. Dari Abdillah bin As Saaib. Dari Zaadan, ia berkata : Rasulullah shallAllahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
“Hidupku lebih baik dan matiku juga lebih baik bagi kalian. Jika aku wafat maka kematianku lebih baik bagi kalian. Amal-amal kalian diperlihatkan kepadaku. Jika aku melihat amal baik, maka aku memuji kepada Allah. Dan jika aku melihat aml buruk, maka aku mintakan ampunan bagimu kepada Allah”.
{HR. Al Bazzar didalam Musnad Bazzar, No. 1072. Dan Ibnu Sa’d didalam Thabaqat Al Kubra, dari Bakar bin Abdullah secara mursal}.
🎭🌾• Menilai hadits ini Syaikh Abdurrauf Al Munawi berkata:
وَرَوَاهُ الْبَزَّارُ مِنْ حَدِيْثِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ الْهَيْثَمِي وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ
{انظر كتاب فيض القدير شرح الجامع الصغير : ۳/۵۳۲}.
“Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Ibnu Mas’ud. Al-Haitsami berkata: “Perawinya adalah perawi-perawi yang sahih”.
{Lihat Faidl al-Qadir Syarah al-Jami’ al-Shaghir : III/532. Karya Imam Abdurrauf Al Munawiy}.
جمعها ورتبها اخوكم المحبوب محمد عبد الحكيم الماجلاعي جاوي الوسطى
Magelang, jum'at pon :
09 Maulid 1438 H
09 November 2016 M — di Kradenan Srumbung Magelang | استماع الاغاني المتنوعة