(edisi juni tahun ke 2 corona dibulan dzulqa'dah menjelang ibadah haji yang belum jelas karena pandemi)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ أَبُو بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ الثَّوْرِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ قَرَظَةَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ :
*"«ابْتَعْنَا كَبْشًا نُضَحِّي بِهِ فَأَصَابَ الذِّئْبُ مِنْ أَلْيَتِهِ أَوْ أُذُنِهِ فَسَأَلْنَا النَّبِيَّ –ﷺ💞– فَأَمَرَنَا أَنْ نُضَحِّيَ بِهِ».*
[رواه ابن ماجه / (٢٦) - كتاب الأضاحي / (٩) - باب من اشترى أضحية صحيحة فأصابها عنده شيء / رقم الحديث : ٣١٤٦].
Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Abdul Malik Abu Bakr keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami : Abdurrazaq. Dari Ats Tsauriy. Dari Jabir bin Yazid. Dari Muhammad bin Qarazhah Al Anshari. Dari Abu Sa'id Al Khudriy, beliau berkata :
*"Kami membeli kambing untuk berkurban, lantas ada seekor serigala yang memakan ekor kambing tersebut atau telinganya, maka kami bertanya kepada Nabi –ﷺ💞–, beliau pun memerintahkan supaya kami menyembelihnya (berkurban dengannya)."*
[HR. Ibnu Majah / 26 - Kitabu Al Adhahiy / 9 - Babu Man Isytara Udlhiyyatan Shahihatan Faashaabaha 'Indahu Syai'un / No. Hadits : 3146].
*💾✍️• Hadits Atsar yang selanjutnya diriwayatkan oleh al Baihaqiy dalam kitabnya Sunan Al Kubra dari Sahabat Ibnu Zubair –radhiyyAllahu ‘anhu-:*
أَخْبَرَنَا أَبُو زَكَرِيَّا بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ , أنا أَبُو عَبْدِ اللهِ الشَّيْبَانِيُّ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ , أنا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ , أنا مِسْعَرٌ , عَنْ أَبِي حَصِينٍ أَنَّ ابْنَ الزُّبَيْرِ رَأَى هَدْيًا له فِيهَا نَاقَةٌ عَوْرَاءُ، فَقَالَ:
*" إِنْ كَانَ أَصَابَهَا بَعْدَ مَا اشْتَرَيْتُمُوهَا فَأَمْضُوهَا، وَإِنْ كَانَ أَصَابَهَا قَبْلَ أَنْ تَشْتَرُوهَا فَأَبْدِلُوهَا "*
[رواه البيهقي / ١٢ - كتاب الحج / جماع أبواب الهدي / باب ما لا يجزي من العيوب في الهدايا / رقم الحديث : ١٠٢٤٧].
Telah mengabarkan kepada kami : Abu Zakariyya Ibnu Abi Ishaq. Telah menceritakan kepada kami : Abu 'Abdullah Asy Syaibaniy. Telah menceritakan kepada kami : Muhammad bin 'Abdil Wahhab. Telah menceritakan kepada kami : Ja'far bin 'Aun. Telah menceritakan kepada kami : Mis'ar. Dari Abi Hushain : Sesungguhnya Ibnu Abi Zubair menyaksikan binatang sembelihan miliknya unta yang juling (kero : Jawa), kemudian beliau berkata:
*"Jika cacat tersebut terjadi setelah anda membelinya maka lanjutkan untuk menyembelihnya, dan jika cacat tersebut terjadi sebelum anda membelinya maka gantilah dengan hewan lain”.*
[HR. Baihaqiy Dalam Kitabnya Sunan Al Kubra / 12 - Kitabu Al Hajji / Juma'u Abwabi Al Hadyi / Babu Ma La Yujyi'u Min Al 'Uyubi Fi Al Hudaya / No. Hadits : 10247].
*📓📂• Dijelaskan kesahihan Atsar ini oleh Imam An Nawawiy Asy Syafi'iy rahimahumallAhu ta'ala dalam kitabnya " Al Majmu' Syarhu Al Muhadzdzab ":*
وَإِنْ أَصَابَهُ عَيْبٌ ذَبَحَهُ وَأَجْزَأَهُ لِأَنَّ ابْنَ الزُّبَيْرِ أَتَى فِي هَدَايَاهُ بِنَاقَةٍ عَوْرَاءَ, فَقَالَ : إنْ كَانَ أَصَابَهَا بَعْدَ مَا اشْتَرَيْتُمُوهَا فَأَمْضُوهَا وَإِنْ كَانَ أَصَابَهَا قَبْلَ أَنْ تَشْتَرُوهَا فَأَبْدِلُوهَا وَلِأَنَّهُ لَوْ هَلَكَ جَمِيعُهُ لَمْ يَضْمَنْهُ فَإِذَا نَقَصَ بَعْضُهُ لَمْ يَضْمَنْهُ كَالْوَدِيعَةِ ....
(وَأَمَّا) الْأَثَرُ عَنْ ابْنِ الزُّبَيْرِ فصحيح رواه البيهقي باسناد صحيح ...
[انظر كتاب "المجموع شرح المهذب : ج ٨ ص ٣٦٣ / باب صفة الحج / باب الهدي / إسناده صحيح / للإمام أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي الشافعي (المتوفى: ٦٧٦ هـ) / الناشر: دار الفكر - بدون السنة].
“Dan apabila terkena cacat maka sembelihkah ia dan mencukupinya (sah qurban dengannya) berdasarkan karena sesungguhnya Sahabat Ibnu Zubair radliyyAllahu 'anhu melaksanakan sembelihannya dengan binatang yang juling (kero : jawa), kemudian beliau berkata :
Jika cacat tersebut terjadi setelah anda membelinya maka lanjutkan untuk menyembelihnya, dan jika cacat tersebut terjadi sebelum anda membelinya maka gantilah dengan hewan lain”.
Dan karena sesungguhnya jika rusak (cacat) semuanya, dia tidak akan mencacatkannya, maka ketika rusak sebagiannya, maka ia juga tidak bisa mencacatkannya ...
Dan adapun Hadits Atsar (bersumber dari Sahabat bukan dari Rasulullaah) dari Ibnu Zubair ADALAH SHAHIH , imam Al Baihaqiy telah meriwayatkannya dengan SANAD SHAHIH ...
[Lihat Kitab Al Majmu’ Syarhu Al Muhadzdzab : juz 8 hal 363 / Babu Shifati Al Hajji / Babu Al Hadyi / Karya Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya An Nawawiy Asy Syafi'iy / Dar Al Fikri - Tnp. Tahun].
*📚✍️• Hadits Yang Senada :*
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ النُّعْمَانِ الصَّائِدِيِّ وَهُوَ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ :
*"أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ –ﷺ💞– أَنْ نَسْتَشْرِفَ الْعَيْنَ وَالْأُذُنَ وَأَنْ لَا نُضَحِّيَ بِمُقَابَلَةٍ وَلَا مُدَابَرَةٍ وَلَا شَرْقَاءَ وَلَا خَرْقَاءَ".*
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ شُرَيْحِ بْنِ النُّعْمَانِ عَنْ عَلِيٍّ عَنْ النَّبِيِّ –ﷺ💞– مِثْلَهُ وَزَادَ قَالَ : الْمُقَابَلَةُ مَا قُطِعَ طَرَفُ أُذُنِهَا وَالْمُدَابَرَةُ مَا قُطِعَ مِنْ جَانِبِ الْأُذُنِ وَالشَّرْقَاءُ الْمَشْقُوقَةُ وَالْخَرْقَاءُ الْمَثْقُوبَةُ ،
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ قَالَ أَبُو عِيسَى وَشُرَيْحُ بْنُ النُّعْمَانِ الصَّائِدِيُّ هُوَ كُوفِيٌّ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ وَشُرَيْحُ بْنُ هَانِيءٍ كُوفِيٌّ وَلِوَالِدِهِ صُحْبَةٌ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ وَشُرَيْحُ بْنُ الْحَارِثِ الْكِنْدِيُّ أَبُو أُمَيَّةَ الْقَاضِي قَدْ رَوَى عَنْ عَلِيٍّ وَكُلُّهُمْ مِنْ أَصْحَابِ عَلِيٍّ فِي عَصْرٍ وَاحِدٍ قَوْلُهُ أَنْ نَسْتَشْرِفَ أَيْ أَنْ نَنْظُرَ صَحِيحًا
[رواه الترمذي / ١٧ - أبواب الأضاحي / باب ما يكره من الأضاحي / رقم الحديث : ١٤٩٨].
Telah menceritakan kepada kami : Al hasan bin Ali Al Hulwani, ia berkata, Telah menceritakan kepada kami : Yazid bin Harun, ia berkata, Telah mengabarkan kepada kami : Syarik bin Abdullah. Dari Abu Ishaq. Dari Syuraih bin An Nu'man Ash Sha`idi dan dia adalah orang keluarga [Hamdan]. Dari Ali bin Abu Thalib radhiyyAllahu 'anhu, beliau berkata;
*"Rasulullah –ﷺ💞– memerintahkan kami untuk memperhatikan baiknya mata dan telinga (hewan kurban). Beliau juga melarang kami untuk berkurban dengan hewan yang cacat telinga bagian depannya, dan tidak pula cacat telinga bagian belakangnya, tidak yang terbelah daun telinganya dan tidak pula yang terdapat lubang bundar pada daun telinganya."*
Telah menceritakan kepada kami : Al Hasan bin Ali, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami : 'Ubaidullah bin Musa, ia berkata : Telah mengabarkan kepada kami : Isra'il. Dari Abu Ishaq. Dari Syuraih bin Nu'man. Dari Aliy. Dari Nabi –ﷺ💞–, seperti hadits tersebut.
Ia menambahkan, Ali berkata;
*"Muqabalah adalah hewan yang terpotong pada sisi ujungnya, Mudabarah hewan yang terpotong pada sisi telinganya, Syarqa` hewan yang telinganya terbelah; dan Kharqa hewan yang telinganya berlubang."*
Abu Isa (At Tirmidziy) berkata, :
"HADITS INI DERAJATNYA HASAN SHAHIH.
Dan Syuraih bin An Nu'man Ash Sha`idi berasal dari Kufah, dan termasuk dari sahabat Ali. Syuraih bin Hani juga dari Kufah, bapaknya termasuk sahabat Ali. Syuraih Ibnul Harits Al Kindi Abu Umayyah Al Qadhi telah meriwayatkan dari Ali,
mereka semua masih sahabat Ali yang hidup dalam satu masa. Perkataan Ali 'memperhatikan baiknya' maksudnya adalah memperhatikan kesehatan hewan kurban."
[HR. Tirmidziy / 17 - Abwabu Al Adlohiy / Babu Ma Yukrohu Min Al Adlohiy / No. Hadits : 1498].
*A]• 🌴📘 MENURUT MADZHAB IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS ASY SYAFI'IY*
*🌴📂• Imam Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya An Nawawiy Asy Syafi'iy rahimahumallAhu ta'ala dalam kitabnya " Majmu' Al Muhadzdzab " mengatakan :*
(الثَّانِيَةَ عَشْرَةَ) تُجْزِئُ الَّتِي لَا قَرْنَ لَهَا وَمَكْسُورَةُ الْقَرْنِ سَوَاءٌ دُمِّيَ قَرْنُهَا أَمْ لَا قَالَ الْقَفَّالُ : إلَّا أَنْ يُؤَثِّرَ أَلَمُ الِانْكِسَارِ فِي اللَّحْمِ فَيَكُونُ كَالْجَرَبِ وَغَيْرُهُ ، وَذَاتُ الْقَرْنِ أَفْضَلُ لِلْحَدِيثِ الصَّحِيحِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –ﷺ💞– (ضَحَّى بِكَبْشَيْنِ أَقَرَنَيْنِ) وَلِقَوْلِ ابْنِ عَبَّاسٍ : تَعْظِيمُهَا اسْتِحْسَانُهَا
(الثَّالِثَةَ عَشْرَةَ) تُجْزِئُ ذَاهِبَةُ بَعْضِ الْأَسْنَانِ فَإِنْ انْكَسَرَتْ جَمِيعُ أَسْنَانِهَا أَوْ تَنَاثَرَتْ, فَقَدْ أَطْلَقَ الْبَغَوِيّ وَآخَرُونَ : أَنَّهَا لَا تُجْزِئُ , وَقَالَ امام الحرمين : قال المحققون تجزئ , وقيل لَا تُجْزِئُ , وَقَالَ بَعْضُهُمْ : إنْ كَانَ ذَلِكَ لِمَرَضٍ أَوْ كَانَ يُؤَثِّرُ فِي الِاعْتِلَافِ وَيَنْقُصُ اللَّحْمَ مَنَعَ وَإِلَّا فَلَا
[انظر كتاب المجموع شرح المهذب : ج ٢ ص ٤٠٢ / باب صفة الحج / باب الاضحية / للإمام أبو زكريا محيي الدين يحيى بن شرف النووي الشافعي (المتوفى: ٦٧٦ هـ) / الناشر: دار الفكر - بدون السنة].
(Ke 12) mencukupi (sah berkurban dengan) ternak yang tidak bertanduk dan yang pecah tanduknya baik berdarah tanduknya maupun tidak, Imam Al Qaffal berkata : kecuali jika cacat pecahnya tanduk mempengaruhi (perkembangan banyak sedikit produksi) dagingnya, maka hal itu seperti kudisan dan yang lainnya, dan (berkurban dengan ternak) yang mempunyai tanduk itu lebih utama berdasarkan hadits Shahih bahwasannya Rasulullah –ﷺ💞– pernah menyembelih dua kambing Gibas yang bertanduk keduanya, dan berdasarkan ucapan Sahabat Ibnu 'Abbas radliyyAllahu 'anhuma : mengagungkannya adalah berusaha menyembelihnya dengan ternak yang terbaik.
(Ke 13) mencukupi (sah menyembelih) dengan ternak yang rontok sebagian giginya, walaupun pecah semua giginya atau rontok,
Imam Al Baghawiy dan ulama' - ulama' lainnya memutlakkannya : bahwa hal tersebut tidak mencukupi (tidak sah),
Imam Al Haramain (Abdul Mulk Al Juwainiy) berkata : para ulama' muhaqqiqun (peneliti) mengatakan mencukupi (sah), dikatakan : tidak mencukupi (tidak sah),
Dan sebagian 'ulama' berkata : jikalau semua hal tersebut dikarenakan sakit atau mempengaruhi nafsu makan ternak memakan makanan kering untuk ternak dan bisa mengurangi (produksi) daging, maka dicegah, jika tidak sampai demikian maka tidak dicegah.
[Lihat Kitab Al Majmu' Syarhu Al Muhadzdzab : juz 2 hal 402 / Babu Shifati Al Hajji / Babu Al Udlhiyyati / Karya Abu Zakariyya Muhyiddin Yahya An Nawawiy Asy Syafi'iy / Dar Al Fikri - Tnp. Tahun].
*B]• 🌴📓 MENURUT MADZHAB IMAM ABU HANIFAH*
Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy rahimahullAhu ta'ala mengatakan dalam kitabnya Al Mughniy bahwasannya Hukum Berkurban adalah wajib menurut Madzhab Imam Abu Hanifah Rahimahullahu Ta'ala, maka ketika hewan yang akan dijadikan kurban cacat, harus diganti dengan ternak lain yang tidak cacat.
*📂✒️• Tersebut dalam kitab " Al Muhith Al Burhaniy Fi Fiqhi An Nu'maniy " karya Imam Ibnu Mazah Al Bukhariy Al Hanafiy rahimahullAhu ta'ala :*
قال القدووي في (شرحه): الأضحية واجبة عند أصحابنا إلا في إحدى الروايتين عن أبي يوسف فإنها سنة.
وشرط وجوبها اليسار عند أصحابنا رحمهم الله، والموسر في ظاهر الرواية من له مائتا درهم، أو عشرون دينارًا، أو شيء يبلغ ذلك سوى مسكنه ومتاع مسكنه ومتاعه ومركوبه وخادمه في حاجته التي لا يستغني عنها، فأما ما عدا ذلك من متاعه أو رقيقه أو... أو متاع..... أو لغيرها فإنها.... في داره
[انظر كتاب المحيط البرهاني في الفقه النعماني : ج ٦ ص ٨٥ / كتاب الأضحية / الفصل الأول في بيان وجوب الأضحية ومن لا تجب (عليه) / للإمام أبو المعالي برهان الدين محمود بن أحمد بن عبد العزيز بن عمر بن مَازَةَ البخاري الحنفي (المتوفى: ٦١٦ هـ) / الناشر: دار الكتب العلمية، بيروت - لبنان الطبعة: الأولى، ١٤٢٤ هـ = ٢٠٠٤ مـ].
Imam Al Quduwiy Al Hanafiy (dalam kitab Syarahnya) berkata : Al Udlhiyyyah (ibadah kurban) menurut madzhab kami (madzhab Imam Abu Hanifah) adalah WAJIB kecuali dalam salah satu 2 riwayat dari Imam Abu Yusuf (sahabat Imam Abu Hanifah) udlhiyyah hukumnya adalah SUNNAH.
Dan syarat wajibnya adalah bagi orang kaya menurut sahabat kami (pengikut Imam Abu Hanifah) rahimahumullah, dan orang kaya menurut teks riwayatnya adalah orang yang sudah memiliki harta 200 dirham (menurut madzhab hanafiyyah ± 3.125 gr emas, dan 2.975 menurut jumhur mayoritas ulama'), atau 20 Dinar, atau harta yang kalkulasinya sama dengan semua itu, selain tempat tinggalnya, isi rumahnya, properti (harta bendanya), kendaraannya, budak pelayan yang melayani kebutuhannya yang dia tidak bisa membutuhkan tanpa budaknya tersebut, adapun selain semua itu dari harta dan budak pelayannya atau .... atau properti .... atau selainnya ....maka hal itu terhitung harta dalam rumahnya.
[Lihat Kitab Al Muhith Al Burhaniy Fi Al Fiqhi An Nu'maniy : juz 6 hal 85 / Kitabu Al Udlhiyyati / Al Fashlu Al Awwalu Fi Bayani Wujubi Al Udlhiyyati Wa Man La Tajibu 'Alaihi / Karya Imam Ibnu Mazah Al Bukhariy Al Hanafiy / Dar Al Kutub Al 'Ilmiyyah - Beirut Libanon, Cet. Pertama, Th. 1424 H = 2004 M].
*💾📁• Imam Az Zaila'iy Al Hanafiy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya Tabyiinu Al Haqaiq Syarhu Kanzu Ad Daqaiq mengatakan :*
قَالَ - رَحِمَهُ اللَّهُ -: (تَجِبُ عَلَى حُرٍّ مُسْلِمٍ مُقِيمٍ مُوسِرٍ عَنْ نَفْسِهِ لَا عَنْ طِفْلِهِ، شَاةٌ أَوْ سُبُعُ بَدَنَةٍ يَوْمَ النَّحْرِ إلَى آخِرِ أَيَّامِهِ)، وَفِي الْجَوَامِعِ عَنْ أَبِي يُوسُفَ أَنَّهَا سُنَّةٌ، وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ، وَذَكَرَ الطَّحَاوِيُّ أَنَّهَا سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ عَلَى قَوْلِ أَبِي يُوسُفَ وَمُحَمَّدٍ رَحِمَهُمَا اللَّهُ، وَهَكَذَا ذَكَرَهُ بَعْضُهُمْ أَيْضًا...
[انظر كتاب تبيين الحقائق شرح كنز الدقائق و((حاشية الشلبي)) : ج ٦ ص ٢ / كتاب الأضحية / للإمام عثمان بن علي بن محجن البارعي، فخر الدين الزيلعي الحنفي (المتوفى: ٧٤٣ هـ) الحاشية: شهاب الدين أحمد بن محمد بن أحمد بن يونس بن إسماعيل بن يونس الشِّلْبِيُّ (المتوفى: ١٠٢١ هـ) / الناشر: المطبعة الكبرى الأميرية - بولاق، القاهرة الطبعة: الأولى، ١٣١٣ هـ | وانظر كتاب فتح القدير: ج ٩ ص ٥٠٦ / كتاب الأضحية / للإمام كمال الدين محمد بن عبد الواحد السيواسي المعروف بابن الهمام الحنفي (المتوفى: ٨٦١ هـ) / الناشر: دار الفكر - بدون السنة].
Berkata (pengaranga kitab) - rahimahullAhu - : WAJIB berkurban atas orang yang merdeka (bukan budak), muslim, menetap domisilinya, kaya atas diri pribadinya tidak wajib berkurban atas anaknya, seekor kambing atau 1/7 unta (satu bagian dari patungan 7 orang) pada hari nahr (idul adha) sampai habis hari - harinya. Dan disebutkan (satu riwayat) dalam kitab Al Jawami' dari Imam Abu Yusuf (sahabat Imam Abu Hanifah) bahwa hukum kurban hanya SUNNAH, dan itu juga merupakan pendapat Imam Asy Syafi'iy, dan Imam Ath Thahawiy menyebutkan bahwa menyembelih hewan qurban hukumnya SUNNAH MU'AKAD (sangat dianjurkan) atas pendapat Imam Abi Yusuf dan Imam Muhammad (ke 2nya sahabat Imam Abu Hanifah) rahimahumallah, dan menyebutkannya seperti ini juga sebagian dari mereka ...
[Lihat Kitab Tabyiinu Al Haqaiq Syarhu Kanzu Ad Daqaiq Dan Hasyiyyah Asy Syibliy : juz 6 hal 2 / Kitabu Al Udlhiyyati / Karya Imam Fakhruddin Az Zaila'iy Al Hanafiy / Al Maktabah Al Kubra Al Amiriyyah - Bulaq Kairo, Cet. Pertama, Th. 1313 H | Dan Lihat Kitab Fathu Al Qadir : juz 9 hal 506 / Kitabu Al Udlhiyyati / Karya Imam Ibnu Al Hummam Al Hanafiy / Dar Al Fikri - Tnp. Tahun].
*C]• 📓🌴 MENURUT MADZHAB IMAM MALIK BIN ANAS AL ASHBAHIY*
*💾✒️• Tersebut dalam kitab " Al Mudawwanah " kumpulan tanya jawab Imam Malik bin Anas yang disusun oleh Imam Sahnun Al Malikiy rahimahullAhu ta'ala dari riwayat Imam Ibnu Qasim murid Imam Malik rahimahullAhu ta'ala :*
🌴• قُلْتُ: أَرَأَيْتَ إنْ سُرِقَتْ أُضْحِيَّتَهُ أَوْ مَاتَتْ أَعَلَيْهِ الْبَدَلُ؟
قَالَ: قَالَ مَالِكٌ: إذَا ضَلَّتْ أَوْ مَاتَتْ أَوْ سُرِقَتْ فَعَلَيْهِ أَنْ يَشْتَرِيَ أُضْحِيَّةً أُخْرَى.
🌴• قُلْتُ: أَرَأَيْتَ إنْ أَرَادَ ذَبْحَ أُضْحِيَّتِهِ فَاضْطَرَبَتْ فَانْكَسَرَتْ رِجْلُهَا أَوْ اضْطَرَبَتْ فَأَصَابَ السِّكِّينُ عَيْنَهَا فَذَهَبَ عَيْنُهَا أَيُجْزِئُهُ أَنْ يَذْبَحَهَا وَإِنَّمَا أَصَابَهَا ذَلِكَ بِحَضْرَةِ الذَّبْحِ؟
قَالَ: لَمْ أَسْمَعْ مِنْ مَالِكٍ فِي هَذَا إلَّا مَا أَخْبَرْتُك وَأَرَى أَنْ لَا يُجْزِئَ عَنْهُ.
قَالَ: لَمْ أَسْمَعْ مِنْ مَالِكٍ فِي هَذَا إلَّا مَا أَخْبَرْتُك وَأَرَى أَنْ لَا يُجْزِئَ عَنْهُ.
🌴• قُلْتُ: أَرَأَيْتَ الشَّاةَ تُخْلَقُ خَلْقًا نَاقِصًا؟
قَالَ: قَالَ مَالِكٌ: لَا يُجْزِئُ إلَّا أَنْ تَكُونَ جَلْحَاءَ أَوْ سَكَّاءَ، وَالسَّكَّاءُ الَّتِي لَهَا أُذُنَانِ صَغِيرَانِ. قَالَ ابْنُ الْقَاسِمِ: وَنَحْنُ نُسَمِّيهَا الصَّمْعَاءُ، قَالَ: وَأَمَّا إنْ خُلِقَتْ بِغَيْرِ أُذُنَيْنِ خَلْقًا نَاقِصًا فَلَا خَيْرَ فِي ذَلِكَ
[انظر كتاب المدونة : ج ١ ص ٥٤٩ - ٥٥٠ / كتاب الضحايا / للإمام مالك بن أنس بن مالك بن عامر الأصبحي المدني (المتوفى: ١٧٩ هـ) / الناشر: دار الكتب العلمية الطبعة: الأولى، ١٤١٥ هـ - ١٩٩٤ مـ].
✍️Aku (Imam Sahnun) bertanya : Apakah pendapat anda jikalau ternak sembelihannya dicuri atau mati, apakah wajib baginya mengganti?
Imam Ibnu Qasim (murid langsung Imam Malik) menjawab : Imam Malik berkata : ketika hewan sembelihan hilang, atau mati, atau dicuri, maka wajib baginya agar membeli ternak sembelihan yang lain.
✍️• Aku (Imam Sahnun) bertanya : Apa pendapat anda bila orang ingin menyembelih hewan kurbannya, lalu hewannya bertingkah kemudian patah kakinya atau ia bertingkah kemudian pisau mengenai matanya sehingga hilang (buta) matanya apakah itu mencukupi (sah) baginya apabila menyembelihnya, dan semua itu mengenainya pada saat prosesi penyembelihan?
Imam Ibnu Qasim menjawab : Aku sama sekali tidak mendengar dari Imam Malik dalam kasus ini kecuali apa yang telah aku beritahukan kepadamu, dan Imam Malik berpendapat bahwa hal itu tidak mencukupi (tidak sah) darinya.
✍️• Aku (Imam Sahnun) bertanya : Apakah pendapat anda tentang kambing yang tercipta dengan bentuk yang kurang (cacat pada asalnya)?
Imam Ibnu Qasim menjawab : Imam Malik berkata : tidak mencukupi (tidak sah), kecuali apabila kondisinya sudah tidak bertanduk atau bertelinga kecil, As Saka' adalah ternak yang mempunyai telinga yang kecil keduanya. Imam Ibnu Qasim berkata : kami menamainya ternak Adl Dlof'aa`, dan beliau berkata : Dan adapun bila ternak yang diciptakan tanpa kedua telinga dengan bentuk yang cacat, maka tidak ada kebaikkan sama sekali pada semua itu.
[Lihat Kitab Al Mudawwanah : juz 1 hal 549 - 550 / Kitabu Adl Dlohaya / Karya Imam Malik Bin Anas Al Ashbahiy Al Madaniy / Dar Al Kutub Al 'Ilmiyyah, Cet. Pertama, Th. 1415 H = 1994 M].
*📚✍️• Dalam Sebuah Riwayat Hadits Diceritakan :*
Bahwasannya Sahabat
Al-Barra bin Azib radliyyAllahu anhuma menceritakan:
قَامَ فِينَا رَسُولُ اَللَّهِ –ﷺ💞– فَقَالَ: أَرْبَعٌ لَا تَجُوزُ فِي اَلضَّحَايَا: اَلْعَوْرَاءُ اَلْبَيِّنُ عَوَرُهَا , وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا ، وَالْعَرْجَاءُ اَلْبَيِّنُ ظَلْعُهَا ، وَالْكَسِيرَةُ اَلَّتِي لَا تُنْقِي.
"Rasulullah –ﷺ💞– pernah berdiri di tengah-tengah kami dan berkata: "Ada empat cacat yang tidak dibolehkan pada hewan qurban, buta sebelah dan jelas sekali kebutaannya, sakit dan tampak jelas sakitnya, pincang dan tampak jelas pincangnya, sangat kurus hingga tidak punya sumsum".
[HR. Abu Dawud no.2802, Nasa’i no.4369, Ibnu Majah no.3144, dan lain-lain. Kata At Thahawi rahimahullah dalam Syarah Ma’anil Atsar IV:168: Shahih, kata Syu'aib Al Arna'uh rahimahullah dalam Takhrij Shahih Ibni Hibban 592: Shahih, kata Al Albani Tokoh Wahhabiy dalam Irwa’ul Ghalil IV:36: Shahih]
*🌴📁• Imam Ibnu Abdil Barr Al Malikiy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya " At Tamhid " mengatatakan :*
قَالَ أَبُو عُمَرَ أَمَّا الْعُيُوبُ الْأَرْبَعَةُ الْمَذْكُورَةُ فِي هَذَا الْحَدِيثِ فَمُجْتَمَعٌ عَلَيْهَا لَا أَعْلَمُ خِلَافًا بَيْنَ الْعُلَمَاءِ فِيهَا وَمَعْلُومٌ أَنَّ مَا كَانَ فِي مَعْنَاهَا دَاخِلٌ فِيهَا وَلَا سِيَّمَا إِذَا كَانَتِ الْعِلَّةُ فِيهَا أَبَيْنَ ....
وَاخْتَلَفُوا فِي السكاء وهو الَّتِي خُلِقَتْ بِلَا أُذُنٍ فَمَذْهَبُ مَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ أَنَّهَا إِذَا لَمْ تَكُنْ لَهَا أُذُنٌ خِلْقَةً لَمْ تَجُزْ وَإِنْ كَانَتْ صَغِيرَةَ الْأُذُنِ أَجْزَأَتْ، وَرَوَى بِشْرُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ أَبِي يُوسُفَ عَنْ أَبِي حَنِيفَةَ مِثْلَ ذَلِكَ وَذَكَرَ مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ عَنْهُ وَعَنْ أَصْحَابِهِ أَنَّهَا إِذَا لم تكن لها أذن خلقة أجأزت فِي الضَّحِيَّةِ قَالَ وَالْعَمْيَاءُ خِلْقَةً لَا تَجُوزُ في الضحية
[انظر كتاب التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد : ج ٢٠ ص ١٦٨ / تابع لحرف العين / عمرو بن الحرث المصري / وله حديث واحد / للإمام أبو عمر يوسف بن عبد الله بن محمد بن عبد البر بن عاصم النمري القرطبي المالكي (المتوفى: ٤٦٣ هـ) / الناشر: وزارة عموم الأوقاف والشؤون الإسلامية - المغرب عام النشر: ١٣٨٧ هـ].
Berkata Abu 'Umar : Adapun 4 cacat tersebut dalam hadits ini, maka Ulama telah bersepakat tentangnya dan aku tidak mengetahui seorang Ulama pun yang berselisih pendapat dalam masalah ini. Tentu telah maklum diketahui, bahwa apapun yang maknanya menunjukkan cacat, maka masuklah pengertiannya pada hadits ini, terlebih jika cacatnya itu lebih parah dari yang disebutkan pada hadits ini lebih jelas lagi kecacatannya...
Dan ulama' berselisih pendapat dalam masalah ternak as Saka' yaitu ternak yang tercipta tanpa telinga, maka madzhab Imam Malik dan Imam Syafi'iy : ternak tersebut ketika tercipta tidak ada telinga sama sekali padanya, maka ia tidak cukup (tidak sah) untuk disembelih, dan ketika tercipta dengan telinga yang hanya kecil, maka ia mencukupi (sah) untuk disembelih,
Bisyir bin Al Walid telah meriwayatkan dari Imam Abi Yusuf (sahabat Imam Abu Hanifah) dari Abi Hanifah seperti ungkapan semua itu,
Muhammad bin Al Hasan telah menyebutkan sebuah riwayat dari Imam Abi Yusuf dan sahabat - sahabatnya : bahwa ketika adanya ternak sudah tercipta tanpa memiliki telinga, maka ia cukup (sah) untuk disembelih dalam masalah sembelihan, ia berkata : begitu juga ternak yang tercipta sudah dalam keadaan buta ('amyaa`), maka ia tidak cukup/ tidak sah dalam masalah sembelihan.
[Lihat Kitab At Tamhid Lima Fi Al Muwatho' Min Al Ma'aniy Wa Al Asanid : juz 20 hal 168 / Tabi'un Liharfi Al 'Ain / 'Amr Bin Al Harits Al Mishriy / Walahu Haditsun Wahidun / Karya Imam Ibnu 'Abdil Barr Al Malikiy / Wuzaratu 'Umumi Al 'Auqaf Wa Asy Syu'un Al Islamiyyah - Al Maghrib, Th. 1387 H].
*📘✒️• Imam Ibnu Rusyd Al Malikiy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya " Bidayatu Al Mujtahid Wa Nihayatu Al Muqtashid " mengatakan :*
أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى اجْتِنَابِ الْعَرْجَاءِ الْبَيِّنِ عَرَجُهَا فِي الضَّحَايَا، وَالْمَرِيضَةِ الْبَيِّنِ مَرَضُهَا، وَالْعَجْفَاءِ الَّتِي لَا تَنْقَى، مَصِيرًا لِحَدِيثِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ:
«أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ –ﷺ💞– سُئِلَ مَاذَا يُتَّقَى مِنَ الضَّحَايَا؟ فَأَشَارَ بِيَدِهِ، وَقَالَ: أَرْبَعٌ. وَكَانَ الْبَرَاءُ يُشِيرُ بِيَدِهِ وَيَقُولُ: يَدِي أَقْصَرُ مِنْ يَدِ رَسُولِ اللَّهِ –ﷺ💞-: الْعَرْجَاءُ الْبَيِّنُ عَرَجُهَا، وَالْعَوْرَاءُ الْبَيِّنُ عَوَرُهَا، وَالْمَرِيضَةُ الْبَيِّنُ مَرَضُهَا، وَالْعَجْفَاءُ الَّتِي لَا تُنَقَّى» .
[انظر كتاب بداية المجتهد ونهاية المقتصد : ج ٢ ص ١٩٣ / كتاب الضحايا / الباب الثاني في أنواع الضحايا وصفاتها وأسنانها وعددها / للإمام أبو الوليد محمد بن أحمد بن محمد بن أحمد بن رشد القرطبي الشهير بابن رشد الحفيد المالكي (المتوفى: ٥٩٥ هـ) الناشر: دار الحديث - القاهرة - تاريخ النشر: ١٤٢٥ هـ = ٢٠٠٤ مـ].
Para ulama' bersepakat untuk menjauhi (untuk dijadikan sembelihan) hewan yang jelas-jelas pincang kakinya, dalam masalah sembelihan, hewan yang jelas sakit dan hewan yang kurus dan lemah yang tidak ada dagingnya.
Kembali berdasarkan hadits Sahabat Al Baraa' bin 'Azib radliyyAllahu 'anhu: (Telah menceritakan kepadaku Yazid dari Malik dari 'Amru bin Al Harits dari 'Ubaid bin Fairuz dari Barra bin 'Azib), beliau berkata :
"Bahwa Rasulullah –ﷺ💞– ditanya, 'Apa yang harus dijauhi untuk hewan kurban? ' Beliau memberikan isyarat dengan tangannya lantas bersabda: "Ada empat." Barra' lalu memberikan isyarat juga dengan tangannya dan berkata; "Tanganku lebih pendek daripada tangan Rasulullah –ﷺ💞–: (4 perkara tersebut adalah) hewan yang jelas-jelas pincang kakinya, hewan yang jelas butanya, hewan yang sakit dan hewan yang kurus dan lemah yang tidak ada dagingnya." (HR. Malik. No. Hadits : 912. Ahmad. Dan Darimi).
[Lihat Kitab Bidayatu Al Mujtahid Wa Nihayatu Al Muqtashid : juz 2 hal 193 / Kitabu Adl Dlohaya / Al Babu Ats Tsaniy Fi Anwa'i Adl Dlihaya Wa Shifatiha Wa Asnaniha Wa 'Adadiha / Karya Imam Ibnu Rusyd Al Malikiy / Dar Al Hadits - Kairo, Th. 1425 H = 2004 M].
*📓🌴• Syaikh Ahmad bin Ghanim Al Qairawaniy Al Malikiy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya " Al Fawakih Ad Daawaniy 'Ala Risaalati Ibni Zaid Al Qairawaniy " mengatakan :*
لِأَنَّ ذَهَابَ الْقَرْنِ لَيْسَ نَقْصًا فِي الْخِلْقَةِ، وَلَا فِي اللَّحْمِ، إذْ لَا خِلَافَ فِي إجْزَاءِ الْجَمَّاءِ الَّتِي لَا قَرْنَ لَهَا بِالْأَصَالَةِ
[انظر كتاب الفواكه الدواني على رسالة ابن أبي زيد القيرواني : ج ١ ص ٣٧٩ / باب في الضحايا والذبائح والعقيقة والصيد والختان / للشيخ أحمد بن غانم (أو غنيم) بن سالم ابن مهنا، شهاب الدين النفراوي الأزهري المالكي (المتوفى: ١١٢٦ هـ) / الناشر: دار الفكر - تاريخ النشر: ١٤١٥ هـ = ١٩٩٥ مـ].
Karena sesungguhnya hilangnya tanduk bukanlah kekurangan dalam penciptaan, dan tidak berpengaruh dalam produksi daging, karena tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah kebolehan menyembelih dengan ternak gemuk yang tercipta tidak ada tanduknya sama sekali pada asalnya.
[Lihat Kitab Al Fawakih Ad Daawaniy 'Ala Risaalati Ibni Zaid Al Qairawaniy : juz 1 hal 379 / Babu Fi Adl Dlohaya Wa Adz Dzaba'ihi Wa Al 'Aqiqati Wa Ash Shoidi Wa Al Khutani / Karya Syaikh Ahmad Bin Ghanim Al Qairawaniy Al Malikiy / Dar Al Fikri , Th. 1415 H = 1995 M].
*📘✒️• Imam Ibnu Abdil Barr Al Malikiy rahimahullAhu ta'ala berkata :*
ومعلوم أن ما كان في معناها داخل فيها ولا سيما إذا كانت العلة فيها أبين … وهذا كله واضح لا خلاف فيه
[انظر كتاب: فتح المالك بتويب التمهيد : ج ٧ ص ٦. للإمام ابن عبد البر المالكي].
"Tentu telah maklum diketahui, bahwa apapun yang maknanya menunjukkan cacat, maka masuklah pengertiannya pada hadits ini, terlebih jika cacatnya itu lebih parah dari yang disebutkan pada hadits ini lebih jelas lagi kecacatannya... Dan semua ini amat gamblang tidak lagi diperselisihkan (oleh Ulama)".
[Lihat Kitab Fathul Maalik : juz VII hal 6. Karya Imam Ibnu Abdil Barr Al Malikiy].
*D]• 📓🌴 MENURUT MADZHAB IMAM AHMAD BIN HANBAL
*🌴📓• Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya " Al Mughniy " mengatakan :*
وَلَوْ أَوْجَبَهَا سَلِيمَةً، فَعَابَتْ عِنْدَهُ، ذَبَحَهَا، وَكَانَتْ أُضْحِيَّةً وَجُمْلَتُهُ أَنَّهُ إذَا أَوْجَبَ أُضْحِيَّةً صَحِيحَةً سَلِيمَةً مِنْ الْعُيُوبِ، ثُمَّ حَدَثَ بِهَا عَيْبٌ يَمْنَعُ الْإِجْزَاءَ، ذَبَحَهَا، وَأَجْزَأَتْهُ. رُوِيَ هَذَا عَنْ عَطَاءٍ، وَالْحَسَنِ، وَالنَّخَعِيِّ، وَالزُّهْرِيِّ، وَالثَّوْرِيِّ، وَمَالِكٍ، وَالشَّافِعِيِّ، وَإِسْحَاقَ.
وَقَالَ أَصْحَابُ الرَّأْيِ: لَا تُجْزِئْهُ؛ لِأَنَّ الْأُضْحِيَّةَ عِنْدَهُمْ وَاجِبَةٌ، فَلَا يَبْرَأُ مِنْهَا إلَّا بِإِرَاقَةِ دَمِهَا سَلِيمَةً، كَمَا لَوْ أَوْجَبَهَا فِي ذِمَّتِهِ، ثُمَّ عَيَّنَهَا، فَعَابَتْ
[انظر كتاب المغني : ج ٩ ص ٤٤٣ / كتاب الأضاحي / مسألة يجتنب في الضحايا العوراء البين عورها / فصل وتكره المشقوقة الأذن والمثقوبة وما قطع شيء منها الأضحية /للإمام أبو محمد موفق الدين عبد الله بن أحمد بن محمد بن قدامة الجماعيلي المقدسي ثم الدمشقي الحنبلي، الشهير بابن قدامة المقدسي (المتوفى: ٦٢٠ هـ) / الناشر: مكتبة القاهرة , تاريخ النشر: ١٣٨٨ هـ - ١٩٦٨ مـ].
“Jika hewan kurban sudah siap untuk disembelih dan bebas dari cacat, lalu terjadi cacat di kemudian hari yang sebenarnya tidak boleh dijadikan hewan kurban, namun ia tetap menyembelihnya, maka hal itu masih tetap menjadi hewan kurban. Pendapat ini diriwayatkan dari ‘Atha’, Hasan, Nakho’iy, Zuhriy, ats Tsauriy, Malik, Syafi’iy, dan Ishaq”.
Dan berkata para pengikut Imam Abu Hanifah (Ashabu Ra'yi) : Tidak mencukupinya (tidak sah) karena qurban (udlhiyyah) menurut mereka hukumnya wajib, maka tidak akan terlepas dari kewajibannya, sebelum mengalirkan darah (menyembelih) hewan ternak yang tidak cacat (Salimah), seperti apabila mewajibkan hewan kurbannya dalam tanggungannya, lalu menetapkannya kemudian ternaknya ternyata cacat.
[Lihat Kitab Al Mughniy : juz 9 hal 443 / Kitabu Al Adloohi / Mas'alatun : Yujtanabu Fi Dlohaya Al 'Aurau Al Bayyinu 'Aurauha / Fashlun : Wa Tukrahu Al Masyquqatu Al Udzunu Wa Al Matsqubatu Wa Ma Qitho'a Syai'un Minha Al Udlhiyyata / Karya Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisiy Al Hanbaliy / Maktabah Al Qahirah, Th. 1388 H = 1968 M].
*💾✒️• Syaikhul Islam Imam Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah Al Hanbaliy rahimahullAhu ta'ala berkata dalam kitab “Majmu Al Fatawa Al Kubra”:*
وَأَمَّا إذَا اشْتَرَى أُضْحِيَّةً فَتَعَيَّبَتْ قَبْلَ الذَّبْحِ ذَبَحَهَا فِي أَحَدِ قَوْلَيْ الْعُلَمَاءِ
[انظر كتاب مجموع الفتاوى الكبرى : ج ٢٦ ص ٣٠٤ / الفقه ٦: الحج / باب الهدي والأضحية والعقيقة / للإمام تقي الدين أبو العباس أحمد بن عبد الحليم بن تيمية الحراني الحنبلي (المتوفى: ٧٢٨ هـ) / الناشر: مجمع الملك فهد لطباعة المصحف الشريف، المدينة النبوية، المملكة العربية السعودية عام النشر: ١٤١٦ هـ / ١٩٩٥ مـ].
“Dan jika seseorang membeli hewan kurban dan menjadi cacat sebelum disembelihnya, maka hendaknya tetap ia menyembelihnya menurut salah satu pendapat para ulama”.
[Lihat Kitab Majmu' Al Fatawa Al Kubro : juz 26 hal 304 / Al Fiqhu 6 : Al Hajj / Babu Al Hadlyi Wa Al Udlhiyyati Wa Al 'Aqiqati / Karya Imam Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah Al Hanbaliy / Majma' Al Mulk Fahd Lithaba'ati Al Mushhafi Asy Syarifi Al Madinah An Nabawiyyah Al Mamlakah Al 'Arabiyyah As Su'udiyyah, Th. 1416 H = 1995 M].
*E]• 💾🌴 MENURUT MADZHAB IMAM DAWUD ADZ DZOHIRIY*
*📒✒️• Imam Ibnu Hazm Adz Dzohiriy rahimahullAhu ta'ala dalam kitabnya " Maratibu Al Ijma' Fi Al 'Ibadat Wa Al Mu'amalat Wa Al I'tiqadat " mengatatakan :*
وَاتَّفَقُوا أَن العوراء الْبَين عورها والعمياء الْبَيِّنَة الْعَمى والعرجاء الْبَيِّنَة العرج الَّتِي لَا تدْرك السَّرْح والمريضة الْبَيِّنَة الْمَرَض والعجفاء الَّتِي لَا مخ لَهَا أَنَّهَا لَا تُجزئ فِي الاضاحي
[انظر كتاب مراتب الإجماع في العبادات والمعاملات والاعتقادات : ص ١٥٣ / الصيد والضحايا والذبائح والعقيقة / للإمام أبو محمد علي بن أحمد بن سعيد بن حزم الأندلسي القرطبي الظاهري (المتوفى : ٤٥٦ هـ) ) الناشر : دار الكتب العلمية - بيروت - بدون السنة].
Para ulama' bersepakat bahwa ternak juling yang jelas kejulingannya, dan buta yang jelas kebutaannya, dan pincang yang jelas kepincangannya yang tidak ditemukan kesembuhannya, dan sakit yang jelas sakitnya, dan kurus yang sama sekali tidak ada kegemukan padanya, maka sesungguhnya ia tidak cukup (tidak sah) untuk ternak sembelihan.
[Lihat Kitab Maratibu Al Ijma' Fi Al 'Ibadat Wa Al Mu'amalat Wa Al I'tiqadat : hal 153 / Ash Shaidu Wa Adl Dlohaya Wa Adz Dzaba'ihi Wa Al 'Aqiqati / Karya Imam Ibnu Hazm Adz Dzohiriy / Dar Al Kutub Al 'Ilmiyyah - Beirut, Tnp. Tahun].
Selesai Senin pon, MTsN 1 Magelang
جمعها ورتبها " طالب العلم " عبد الحكيم الجاوي
٢٠ يوني ٢٠٢١ مـ | 10 Dzulqa'dah 1442 H