الحديث الأول | Hadits Pertama
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ: حَدَّثَنَا كَثِيرُ بْنُ شِنْظِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
{رواه ابن ماجه : 1/ 81، برقم : 224. وأنظر كتاب مشكاة المصابح 1/ 218، 301. و صححه الألباني رائس الوهابيّة}
Translation: Rasulullah (Sallallahu Alayhi Wa Sallam) said:
“Seeking Knowledge is an obligation on every Muslim”.
{Sunan Ibn Majah, 1 / 81, no. 224. And Mishkaatul - Masaabeeh, Kitaabul – Ilm, 1/ 218, 301}
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammarin, beliau berkata :
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaimana, beliau berkata :
Telah menceritakan kepada kami Katsiru bin Syindzirin, dari Muhammad bin Siirin, dari Anas bin Malik radliyyallaahu 'anhu, beliau berkata : Rasulillah shalallaahu 'alaihi wasallama, beliau telah bersabda :
Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap orang muslim (laki-laki ataupun wanita).
{HR. Ibnu Majah no. 224. Lihat Kitab Misykah Al Mashaabih Kitab Al Ilmi : 1/ 218, 301. Dan telah dishahihkan oleh Al Bani Seorang Tokoh Harakah Wahhabiy}
وفيه قال السيوطي: سئل الشيخ النووي عنه فقال: إنه ضعيف سندا، وإن كان صحيحا معنى.
وقال المزي: روي من طرق تبلغ الحسن وهو كما قال: فإني رأيت له خمسين طريقا جمعتها. وللحديث شاهد عند ابن شاهين، وقد روى أيضا بسند رجاله ثقات عن أنس- رضي اللّه عنه-،
{وانظر مجمع الزوائد (1/ 119، 120، وكشف الخفا (2/ 43، 44 (1665)}.
Dalam hadits ini Imam Suyuthiy mengatakan : Syaikh Nawawi ditanya akan hadits ini, kemudian beliau mengatakan : Sesungguhnya hadits ini Sanadnya Dlo'if (lemah), dan walaupun shahih (benar) maknanya.
Al Maziy mengatakan : Hadits ini diriwayatkan dari banyak jalan yang bisa mengantarkannya pada derajat Hasan, seperti yang telah dia katakan : Sesungguhnya aku telah melihat hadits ini ada 50 jalan, seperti yang telah aku kumpulkan. Dan menurut Ibnu Syahiin hadits ini mempunyai Syahid (penguat). Dan hadits ini juga diriwayatkan dengan perawi-perawi yang tsiqat (dapat dipercaya) dari Sahabat Anas bin Malik radliyyallaahu 'anhu.
{Lihat Kitab Mu'jam Al Zawaid : 1 / 119-120. Dan Kitab Kasyfu Al Khofa' : 2 / 43-44, no hadits. 1665}
الحديث الثاني | Hadits Kedua
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ الْمُكْتِبُ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ ثَابِتٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ قَال سَمِعْتُ عَطَاءَ بْنَ قُرَّةَ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ ضَمْرَةَ قَال سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ .
{رواه الترمذي برقم : 2322 وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. وابن ماجة برقم : 4112. و حسنه ابن القيم في عدة الصابرين : 260. وحسنه الألباني في الصحيحة، برقم : 2797}.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim Al Muktib telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Tsabit telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban berkata: Aku telah mendengar 'Atho` bin Qurroh berkata: aku telah mendengar 'Abdullah bin Dlamrah berkata: aku telah mendengar Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang alim atau orang yang belajar."
{HR. Al-Tirmidzi (209-279H) no. 2322, Abu Isa berkata: Hadits ini Hasan Gharib. Ibnu Majah (207-275H), no. 4112. Dishahihkan oleh Imam Ibnu Al Qayyim Al Jauziy Dalam Kitab 'Uddatu Al Shaabirin : 260. Dan dihasankan oleh Al Baniy Tokoh Harakah WaHhabiy, dalam Kitabnya Al Shahihah no. 2797}
الأظهر ضعفه مطلقاً، وقد أشار إلى هذا الحافظ العقيلي رحمه الله. وأعلَّ كثيراً من طرقه جمعٌ من الحفاظ؛ كأبي حاتم والدارقطني وغيرهما.
Dan yang jelas derajat hadits ini adalah Dlo'if (lemah) secara mutlaq, dan sungguh telah dijelaskan dalam hal ini oleh Al Hafiz Al 'Aqiiliy rahimahullah. Dan banyak dari Jama'ah Ahli Hadits seperti : Imam Abu Hatim, Imam Daruquthniy, dan selain dari keduanya, menganggap cacat jalan-jalan periwayatannya.
وقال الشيخ سلمان العودة : والغريب لدي الترمذي بمعنى الضعيف.
Dan Syaikh Salman Al 'Audah mengatakan : Dan Hadits Gharib menurut Imam Tirmidzi, yang dimaksud adalah bermakna Dlo'if (lemah).
الحديث الثالث | Hadits Ketiga
قال الإمام أبو عبد الله محمد بن إسماعيل البخاري رحمه الله في الجامع الصحيح :
حدثنا محمدُ بن العَلاَء، قال: حدثنا حَمَّادُ بنُ أسامةَ، عن بُرَيْدِ بن عبد الله، عن أبي بُرْدَة، عن أبي موسى رضي الله عنه، عن النبي صلي الله عليه وسلم قال : « مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِِ كَمَثَلِ الغَيْثِ الكَثيِرِ أَصَابَ أَرْضاً، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَت الماءَ، فَأَنْبَتَت الكَلَأَ والعُشْبَ الكَثِيرَ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَت الماءَ، فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ، لاَ تُمْسِكُ مَاءً، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً.
فذلك مَثَلُ منْ فَقُه في دينِ الِله ونفعه ما بعثني الله به، فعَلِمَ وعلَّم، ومَثَلُ مَنْ لَمْ يرفعْ بذلك رأساً، ولَمْ يقبلْ هدى اللهِ الذي أُرْسِلْتُ به».
{رواه البخاري، واللفظ له ومسلم برقم : 2282}.
Telah berkata Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Isma'il Al Bukhariy rahimahullaah, dalam Al Jami'u Al Shahihu :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Alaa, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammadu bin Usamata, dari Buraidin bin Abdillah, dari Abi Buraidata, dari Abi Musa radliyyallaahu 'anhu, dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, beliau telah bersabda :
“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan yang banyak. Di antaranya juga ada tanah yang ajadib (tanah yang bisa menampung air, namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), maka dengan genangan air tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia dapat mengambil air minum dari tanah ini. Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah tanah qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan menyerap air). Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain. Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk membawanya.”
(HR. Bukhari dalam shahihnya dan Muslim no. 2282)
الحديت الرابع | Hadits Keempat
حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، سَمِعْتُ عَاصِمَ بْنَ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ، يُحَدِّثُ عَنْ دَاوُدَ بْنِ جَمِيلٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: " كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِى الدَّرْدَاءِ فِى مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنِّى جِئْتُكَ مِنْ مَدِينَةِ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم لِحَدِيثٍ بَلَغَنِى أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا جِئْتُ لِحَاجَةٍ. قَالَ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِى الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِى جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ » ".
{رواه احمد : 2/ 252، 325، من حديث أبي هريرة. وأبو داود واللفظ له برقم : 3641. والترمذي برقم : 2682. والدارمي : 3/ 381. وذكره الألباني في صحيح أبي داود: (2/ 694) برقم (096- 3) وقال: صحيح. وقال محقق «جامع الأصول» (8/ 6): إسناده حسن}.
Kathir ibn Qays said: I was sitting with AbudDarda' in the mosque of Damascus.
A man came to him and said: AbudDarda, I have come to you from the town of the Messenger of Allah (ﷺ) for a tradition that I have heard you relate from the Messenger of Allah (ﷺ). I have come for no other purpose.
He said: I heard the Messenger of Allah (ﷺ) say: If anyone travels on a road in search of knowledge, Allah will cause him to travel on one of the roads of Paradise. The angels will lower their wings in their great pleasure with one who seeks knowledge, the inhabitants of the heavens and the Earth and the fish in the deep waters will ask forgiveness for the learned man. The superiority of the learned man over the devout is like that of the moon, on the night when it is full, over the rest of the stars. The learned are the heirs of the Prophets, and the Prophets leave neither dinar nor dirham, leaving only knowledge, and he who takes it takes an abundant portion.
{Reference Sunan Abi Dawud no hadith 3641}
Telah menceritakan kepada kami Musaddad bin Musarhadin. Telah menceritakan kepada kami Abdillaah bin Dawuda : Aku mendengar 'Ashim bin Rajaa'i bin Haiwata, menceritakan dari Dawud bin Jamiilin, dari Katsir bin Qois, ia berkata : Aku pernah duduk bersama Abu Darda’ di Masjid Damasqus, lalu datang seorang pria yang lantas berkata, “Wahai Abu Ad Darda’, aku sungguh mendatangi dari kota Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- (Madinah Nabawiyah) karena ada suatu hadits yang telah sampai padaku di mana engkau yang meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku datang untuk maksud mendapatkan hadits tersebut. Abu Darda’ lantas berkata, sesungguhnya aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga. Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridho pada penuntut ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit dan bumi, sampai pun ikan yang berada dalam air. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan di malam badar dari bintang-bintang lainnya. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar dan tidak pula dirham. Barangsiapa yang mewariskan ilmu, maka sungguh ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.”
(HR. Ahmad : 2/ 252, 325. Teks Hadits Riwayat Abu Daud no. 3641. Tirmidzi no. 2682. Darimi 3/ 381. Al Albani Tokoh Wahhabiy mengatakan bahwa hadits ini shahih. Dan Penahqiq Kitab Jami'u Al Ushul mengatakan : Sanadnya Hasan).
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyyah. Mengatakan :
ولو لم يكن في العلم الا القرب من رب العالمين والالتحاق بعالم الملائكة وصحبة الملأ الاعلى لكفى به فضلا وشرفا فكيف وعز الدنيا والآخرة منوط به ومشروط بحصوله
“Seandainya keutamaan ilmu hanyalah kedekatan pada Rabbul ‘alamin (Rabb semesta alam), dikaitkan dengan para malaikat, berteman dengan penduduk langit, maka itu sudah mencukupi untuk menerangkan akan keutamaan ilmu. Apalagi kemuliaan dunia dan akhirat senantiasa meliputi orang yang berilmu dan dengan ilmulah syarat untuk mencapainya”
(Lihat Kitab Miftah Daaris Sa’adah, 1: 104).
الحديث الخامس | Hadits Kelima
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَارِثِ بْنِ رَاشِدٍ الْمِصْرِيُّ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ عَبْدَةَ عَنْ أَبِي هَارُونَ الْعَبْدِيِّ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَيَأْتِيكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُونَ الْعِلْمَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمْ فَقُولُوا لَهُمْ مَرْحَبًا مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاقْنُوهُمْ قُلْتُ لِلْحَكَمِ مَا اقْنُوهُمْ قَالَ عَلِّمُوهُمْ.
{رواه ابن ماجه برقم : 243. وحسنه الألباني في الصحيحة برقم : 280}.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Harits bin Rasyid Al Mishri berkata, telah menceritakan kepada kami Al Hakam bin 'Abdah dari Abu Harun Al 'Abdi dari Abu Sa'id Al Khudlri dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Akan datang kepada kalian orang-orang yang menuntut ilmu. Jika kalian melihat mereka maka ucapkanlah; 'selamat datang, selamat datang dengan wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam' dan cukupilah mereka." Aku bertanya kepada Al Hakam; "Apa yang dimaksud dengan cukupilah?" ia menjawab; "Ajarilah."
{HR. Ibnu Majah no. 243. Dan dihasankan oleh Al Baniy Tokoh Wahhabiy dalam Al Shahihah no. 280}
الحديث السادس | Hadits Keenam
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ هُوَ ابْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُسَامَةَ بْنِ الْهَادِ عَنْ عَبْدِ الْوَهَّابِ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
{رواه الدارمي برقم : 226}
Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Shalih telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yazid bin Abdullah bin Usamah bin Al Had dari Abdul Wahab dari Ibnu Syihab dari Humaid bin Abdur Rahman dari Mu'awiyah radliallahu 'anhu ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Barangsiapa yang Allah inginkan menjadi orang baik, Allah jadikan dirinya paham agama".
{HR. Darimi no. 226}
Dikuatkan oleh Hadits Riwayat Bukhariy dan Muslim :
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ: قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: « مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ ))
{رواه البخاري واللفظ له برقم : 71. و مسلم برقم : 2439}.
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Mu'awiyyah memberi khutbah untuk kami, dia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah".
{HR. Bukhariy Teks Hadist Riwayatnya no. 71. Dan Muslim no. 2439}
الحديث السابع | Hadits Ketujuh
عَنْ ابنِ مَسْعودِ رضيَ الله ُ عنهُ قال قالَ رسول اللهِ صلى اللهُ عليْهِ وسلَمَ: « لا حَسَدَ إلاَّ في اثنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاه اللهُ مَالاً فسَلَّطَهُ عَلى هَلَكتِهِ في الحَقَّ ورَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الحِكْمَةَ فَهُوَ يَقضِي بِها وَ يُعَلِمُّها »
{رواه البخاري برقم : 1409. و مسلم برقم : 1933}.
Dari Ibnu Mas'ud, ia berkata : Rasulullah Shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda : Tidak pantas berkeinginan melainkan pada dua macam, yaitu orang yang dikaruniai harta oleh Allah lalu dipergunakannya dalam kebenaran, dan orang yang dikaruniai hikmah (ilmu) lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya.
{HR. Bukhari no. 1409. Dan Muslim : 1/ 559 no. 1933}
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا حَسَدَ إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman: telah mengabarkan kepada kami Syu`aib: dari Az-Zuhri; ia berkata: telah menceritakan kepadaku Salim bin `Abdullah; bahwasanya `Abdullah bin `Umar radhiallahu `anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak diperbolehkan hasad kecuali pada dua hal, yaitu: Seorang yang diberi karunia Al-Qur’an oleh Allah sehingga ia membacanya (shalat dengannya) di pertengahan malam; Dan seseorang yang diberi karunia harta oleh, sehingga ia menginfakkannya pada malam dan siang hari.’”
{HR. Ahmad no. 4322, 4688, 5361, 6115, 9824. Bukhari no. 4637, 4638, 6691, 6974, 6975. Tirmidzi no. 1859. Ibnu Majah no. 4199}.
الحديث الثامن | Hadits Kedelapan
عن أبي هريرة- رضي اللّه عنه- قال: قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم: «إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلّا من ثلاثة: إلّا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له»
{رواه مسلم برقم : 1631}.
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْمُؤَذِّنُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ سُلَيْمَانَ يَعْنِي ابْنَ بِلَالٍ عَنْ الْعَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أُرَاهُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ.
{رواه أبو داود برقم : 2494}
Telah menceritakan kepada kami Al Rabi' bin Sulaimana Al Mu'adzinu, Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahbin, dari Suilaimana (yakni Ibnu Bilalin), dari Al 'Alaa bin Abdirrahman, aku berpandangan kepadanya dia dari bapaknya, dari Abi Hurairata : Sesungguhnya Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Apabila seorang muslim meninggal, maka amalannya terputus kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yg bermanfaat, atau anak shalih yg mendoakannya.
{HR. Abu Dawud No.2494}.
الحديث التاسع | Hadits Kesembilan
حَدَّثنا مُحَمد بن عَبدِ المَلِك، قال: أَخبرنا ابن مَسعَدَةَ، قال: أَخبرنا حَمزَةُ بن يُوسُفَ، قال: حَدَّثنا ابن عَدِيٍّ، قال: حَدَّثنا مُحَمد بن الحُسَينِ البُخاريّ، قال: حَدَّثنا عَبادُ بن يَعقُوب، قال: حَدَّثنا عَبد الله بن عَبدِ القُدُّوسِ، عَن الأَعمش، عَن مُطَرِّفٍ، عَن حُذَيفَةَ، قال: قال رَسول الله صلى الله عليه وسلم: «فَضلُ العِلمِ خَيرٌ مِن فَضلِ العِبادَةِ، وخَيرُ دِينِكُمُ الوَرَعُ».
{أخرجه الحاكم (1/ 93) واللفظ له وقال الذهبي: (1/ 93) على شرطهما. وذكره المنذري في الترغيب والترهيب وقال: رواه الطبراني في الأوسط والبزار بإسناد حسن}.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdi Al Maliki, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Mas'adata, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Hamzata bin Yusufa, dia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Adiyyin, dia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Husain Al Bukhariy, dia berkata :
Telah menceritakan kepada kami 'Ubad bin Ya'quba, dia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Abdillah bin Abdil Qudus, dari Al A'masyi, dari Muththorifin, dari Hudzaifah Al Yamaan radliyyallaahu ta'ala 'anhuma sesungguhnya beliau telah berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
Sesungguhnya keutamaan ilmu itu lebih utama daripada keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah Al Wara' (menjauhkan diri dari dosa, maksiat, dan memakan barang yang syubhat tidak jelas halal haramnya).
{HR. Hakim : 1/ 93. Imam Dzahabi mengatakan : Atas syarat Bukhari muslim. Ibnu Al Mundziri menuturkan dalam Al Targhib Wa Al Tarhib dan beliau mengatakan : Telah meriwayatkannya Thabaraniy dalam Al Ausath, dan Al Bazaar dengan Sanad Hasan}
قال المُصَنِّفُ: هَذا حديث لا يَصِحُّ عَن رَسُولِ الله صَلى الله عَليه وسَلمَ، فَفِي حديث حُذَيفَةَ، عَبد الله بن عَبدِ القُدُّوسِ.
قال يَحيَى: لَيسَ بِشيءٍ.
Al Mushonnif mengatakan : Hadits ini tidak shahih dari Rasulillaah shalallaahu 'alaihi wasallama. Didalam Hadits Hudzaifah ada Abdillah bin Abdil Quddus. Yahya mengatakan : (Dia Abdillah bin Abdil Quddus) Tidak menjadi soal.
وأَخبرنا أَبُو مَنصُور القَزازُ، قال: أَخبرنا أَبُو بَكر بن ثابتٍ، قال: أَخبَرَ أَبُو طاهِرٍ أَحمد بن مُحَمد بنِ الخَفافِ، قال: أَخبرنا عَبد الله بن القاسِمِ بنِ سَهلٍ الفَقِيهُ، قال: حَدَّثنا عَبد الله بن زِيادٍ، قال: حَدَّثنا مُعَلَّى بن مَهدِيٍّ، وحَدَّثَنا أَبُو مَنصُور ابن خَيرُونَ، قال: حَدَّثنا إِسماعِيلُ بن مَسعَدَةَ، قال: أَخبرنا حَمزَةُ بن يُوسُفَ، قال: أَخبرنا ابن عَدِيٍّ، قال: حَدَّثنا أَحمد بن عَبدِ الله بنِ سالِمٍ، قال: حَدَّثنا أَبِي، قال: حَدَّثنا أَبُو عَبدِ الرَّحمَن المُقرِئُ، قالاَ: حَدَّثنا سَوارُ بن مُصعَبٍ، عَن لَيثٍ، عَن طاوُوسٍ، عَن ابنِ عَباسٍ، قال: قال رَسول الله صلى الله عليه وسلم: «العِلمُ أَفضَلُ العِبادَةِ، ومَلاكُ الدِّينِ الوَرَعُ.
Telah mengabarkan kepada kami Abu Manshur Al Qazaaru, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakrin bin Tsabit, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Abu Thahir Ahmad bin Muhammad Al Khafaafi, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Abdillah bin Al Qasim bin Sahl Al Faqih, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdillah bin Ziyad, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Mahdiy, dan Telah menceritakan kepada kami Abu Manshur bin Khairuuna, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Mas'adata, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Hamzah bin Yusuf, dia berkata : Telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Adiy, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdillah bin Salim, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Bapakku, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Abdirrahman Al Muqri'u, keduanya mengatakan : Telah menceritakan kepada kami Siwaar bin Muish'ab, dari Laits, dari Thawwus, dari Ibnu Abbas, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Ilmu itu adalah lebih utamanya Ibadah, dan Rajanya agama adalah Wara' (tidak berbuat dosa, meninggalkan maksiat, dan tidak memakan harta syubhat yang tidak jelas akan halal haramnya)
وَأَما حديث ابنِ عَباسٍ: فَإِنَّ لَيثَ بنَ أَبِي سليمٍ، ضَعيفٌ، تَرَكَهُ يَحيَى القَطانُ، ويَحيَى بن مَعِينٍ، وابن مَهدِيٍّ، وأَحمد.
Adapun hadits Ibnu Abbas : Sesungguhnya Laits bin Abi Salim adalah dlo'if (lemah), Yahya Al Qathan, Yahya bin Ma'in, Ibnu Mahdi, dan Imam Ahmad meninggalkannya.
وأَما سَوارُ بن مُصعَبٍ:
فَقال أَحمد، ويَحيَى، والنَّسائِي: مَترُوكٌ.
Adapun Siwar bin Mush'ab, Imam Ahmad, Yahya, dan Nasa'i mengatakan : Dia Matruk (ditinggalkan haditsnya).
فَأَنبَأَنا مُحَمد بن ناصِرٍ، قال: أَنبأنا أَبُو غالِبٍ مُحَمد بن الحَسَنَ، قال: حَدَّثنا البَرقانِيُّ، قال: حَدَّثنا الدارقُطني، قال: حَدَّثنا عَبد الباقِي بن قانِعٍ، قال: حَدَّثنا عَبد الرَّحمَن بن قُرَيشٍ، قال: حَدَّثنا مالِكُ بن وابِضٍ، قال: حَدَّثنا أَبُو مُطِيعٍ، عَن الأَعمش، عَن أَبِي صالِحٍ، عَن أَبِي هُرَيرَةَ، عَن النَّبِيِّ صَلى الله عَليه وسَلمَ، أَنَّهُ قال: «فَضلُ العِلمِ خَيرٌ مِن فَضلِ العِبادَةِ ووَجهُ الدِّينِ الوَرَعُ».
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Nashir, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abu Ghalib Muhammad bin Al Hasan, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al Barqaniyyu, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al Daruquthniy, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdul Baqiy bin Qaani', dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Quraisy, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Malik bin Wabidl, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Abu Muthi', dari Al A'masy, dari Abi Shalih, dari Abi Hurairata radliyyallaahu 'anhu, dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, sesungguhnya Nabi telah bersabda :
Keutamaan ilmu itu lebih baik dibandingkan dengan keutamaan ibadah, dan wajahnya agama adalah wara'.
وَأَما حديث أَبِي هُرَيرَةَ : فَقال أَحمد: لا يَنبَغِي أَن يُروَى عَن أَبِي مُطِيعٍ شَيءٌ.
وقال يَحيَى: لَيسَ بِشيءٍ.
وَقال أَبُو داوُدَ: تَرَكُوا حديثه.
Adapun Hadits Abi Hurairah, Imam Ahmad mengatakan : Tidak seyogyanya menceritakan suatu hadits yang dari Abi Muthi'.
Yahya mengatakan : Tidak apa-apa.
Abu Dawud mengatakan : Kalian tinggalkanlah Hadits darinya (Abi Muthi').
وَقَد رُوِيَ مِن حديث سَعدِ بنِ أَبِي وقاصٍ، ومِن حديث ثَوبانَ.
قال الدارقُطني: ولا يَصِحُّ مِنها شَيءٌ، والصَّحِيحُ أَنَّهُ مِن قَولِ مُطَرِّفِ بنِ الشِّخِّيرِ.
Dan telah diriwayatkan dari hadits Sa'id bin Abi Waqqash, dan dari Hadits Tsauban. Imam Al Daruquthniy mengatakan : Tidak benar sama sekali, dan yang benar sesungguhnya itu adalah perkataan Mutharrif bin Al Syikhiir.
الحديث العاشر | Hadits Kesepuluh
وَكَتَبَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ إِلَى أَبِي بَكْرِ بْنِ حَزْمٍ انْظُرْ مَا كَانَ مِنْ حَدِيثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاكْتُبْهُ، فَإِنِّي خِفْتُ دُرُوسَ الْعِلْمِ وَذَهَابَ الْعُلَمَاءِ، وَلاَ تَقْبَلْ إِلاَّ حَدِيثَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلْتُفْشُوا الْعِلْمَ، وَلْتَجْلِسُوا حَتَّى يُعَلَّمَ مَنْ لاَ يَعْلَمُ، فَإِنَّ الْعِلْمَ لاَ يَهْلِكُ حَتَّى يَكُونَ سِرًّا. حَدَّثَنَا الْعَلاَءُ بْنُ عَبْدِ الْجَبَّارِ قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ بِذَلِكَ،
And 'Umar bin 'Abdul 'Aziz wrote to Abu Bakr bin Hazm, "Look for the knowledge of Hadith and get it written, as I am afraid that religious knowledge will vanish and the religious learned men will pass away (die). Do not accept anything save the Hadiths of the Prophet. Circulate knowledge and teach the ignorant, for knowledge does not vanish except when it is kept secretly (to oneself)."
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ، قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ " إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا ".
{رواه البخاري واللفظ له. ومسلم برقم : 2673}.
I heard Allah's Messenger (ﷺ) saying, "Allah does not take away the knowledge, by taking it away from (the hearts of) the people, but takes it away by the death of the religious learned men till when none of the (religious learned men) remains, people will take as their leaders ignorant persons who when consulted will give their verdict without knowledge. So they will go astray and will lead the people astray."
Telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Abi Uwaisin, dia berkata : Telah menceritakan kepada ku Malik, dari Hisyam bin 'Urwata, dari bapaknya, dari Abdillah bin 'Amrin bin 'Ash, beliau berkata : Aku mendengar Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil (bodoh). Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain)”
{HR. Bukhariy dan Muslim}
الحديث الحادي عشر | Hadits Kesebelas
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا عُبَادَةُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ خَبَّابٍ عَنْ سَعِيدٍ الطَّائِيِّ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ أَنَّهُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو كَبْشَةَ الْأَنَّمَارِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ وَلَا ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ.
{الترمذي برقم : 2325، 3021. وقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. وأصله في مسلم}.

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami 'Ubadah bin Muslim telah menceritakan kepada kami Yunus bin Khabbab dari Sa'id Ath Tho'i Abu Al Bakhtari berkata: telah menceritakan kepadaku Abu Kabsyah Al Anmari ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tiga hal, aku bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:
"Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah seseorang diperlakukan secara lalim lalu ia bersabar melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya dan tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya -atau kalimat sepertinya- dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kaian menjaganya." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik, Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama, Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk, Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama." Berkata Abu Isa: hadits ini hasan shahih.
{HR. Tirmidzi no. 2325, 3021, Dan Abu Isa Al Tirmidzi mengatakan : Ini Hadits Hasan Shahih. Dan Asalnya dalam Riwayat Muslim}
الحديث الثاني عشر | Hadits Keduabelas
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ الْمَلِيحِيُّ، أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ النُّعَيْمِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، عَنْ خَالِدٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: ضَمَّنِي النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِلَى صَدْرِهِ، وَقَالَ: "اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْحِكْمَةَ"
قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ: أَخْبَرَنَا أَبُو مَعْمَرٍ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، وَقَالَ: "اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ". وَهُوَ حَدِيثٌ صَحِيحٌ.
وَرُوِيَ أَنَّ الْمُهَاجِرِينَ قَالُوا لِعُمَرَ: أَلا تَدْعُوا أَبْنَاءَنَا كَمَا تَدْعُو ابْنَ عَبَّاسٍ؟ قَالَ: ذَاكُمْ فَتَى الْكُهُولِ إِنَّ لَهُ لِسَانًا سَؤُولا، وَقَلْبًا عَقُولا.
{انظر كتاب شرح السنة للإمام البغوي برقم : 3943}
Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid Al Malihiy. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdillaah Al Nu'aimiy. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il (Al Bukhariy). Telah menceritakan kepada kami Musaddad. Telah mengabarkan kepada kami Abdul Warits, dari Khalid, dari 'Ikrimah, dari Ibni Abbas, beliau berkata :
Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama menempelkan diriku pada dada beliau, dan beliau bersabda : Ya Allah berilah kefahaman kepadanya akan kitabullah dan hikmah.
Muhammad bin Isma'il (Al Bukhariy) mengatakan : Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar. Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits, dan beliau mengatakan :
Ya Allah berilah kefahaman kepadanya akan kitabullah. Dan itu adalah Hadits Shahih.
Diriwayatkan sesungguhnya kaum Muhajirin bertanya kepada Umar : Apakah kalian tidak mendoakan anak-anak kami seperti kalian mendoakan Ibnu Abbas? Umar menjawab : Disisi kalian ada Pemuda Tua, yang sesungguhnya dia memiliki (rasa tidak malu) untuk banyak bertanya, dan memiliki hati yang cerdas.
{Lihat Kitab Syarhu Al Sunnah Imam Al Baghawiy no. 3943}
(1) روى البخاريُّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:ضَمَّنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى صَدْرِهِ وَقَالَ: اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْحِكْمَةَ.
(البخاري برقم : 3756)
Imam Bukhariy meriwayatkan dari Ibni Abbas, beliau berkata :
Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama menempelkan diriku pada dada beliau, dan beliau bersabda : Ya Allah berilah kefahaman kepadanya akan kitabullah dan hikmah.
{HR. Bukhariy no. 3756}
(2) روى البخاريُّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْخَلَاءَ فَوَضَعْتُ لَهُ وَضُوءًا. قَالَ: مَنْ وَضَعَ هَذَا؟ فَأُخْبِرَ. فَقَالَ: اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ.
(البخاري برقم : 143)
Imam Bukhariy meriwayatkan dari Ibni Abbas. Sesungguhnya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama suatu ketika memasuki jamban, dan aku menyediakan untuk beliau air wudlu. Nabi bersabda : Siapakah yang telah menyiapkan ini? Maka beliaupun diberitahu (bahwa Abdullah Ibnu Abbaslah yang telah menyediakannya). Maka Nabipun (merasa suka dengan pelayanan Abdullah Ibnu Abbas) dan beliau bersabda : Ya Allah semoga Engakau beri kefahaman kepadanya dalam ilmu agama.
{HR. Bukhariy no. 143}
(3) روى أحمدٌ عَنْ عبدِ الله بن عَبَّاسٍ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَصَلَّيْتُ خَلْفَهُ فَأَخَذَ بِيَدِي فَجَرَّنِي فَجَعَلَنِي حِذَاءَهُ فَلَمَّا أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى صَلَاتِهِ خَنَسْتُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ لِي مَا شَأْنِي أَجْعَلُكَ حِذَائِي فَتَخْنِسُ ؟ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَيَنْبَغِي لِأَحَدٍ أَنْ يُصَلِّيَ حِذَاءَكَ وَأَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ الَّذِي أَعْطَاكَ اللَّهُ ؟قَالَ:فَأَعْجَبْتُهُ فَدَعَا اللَّهَ لِي أَنْ يَزِيدَنِي عِلْمًا وَفَهْمًا .(حديث صحيح. مسند أحمد جـ 5 ص}ـ
Pada suatu ketika Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama sedang mendirikan shalat sunnah dan Sahabat Ibnu Abbas radliyyallaahu 'anhuma mengikutinya di belakang beliau. Lalu, Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama menarik tangannya sehingga ia berdiri tepat di samping kanan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama Sebagaimana tata cara shalat berjemaah dengan satu makmum: posisi makmum tepat berada sejajar disamping kanan imam. Akan tetapi, Ibnu Abbas radliyyallaahu 'anhuma malah kembali mundur ke belakang dan shalat di belakang beliau.
Seusai shalat, Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama bertanya kepada Ibnu Abbas radliyyallaahu 'anhuma : "Mengapa kamu mundur ke belakang?"
Ibnu Abbas radliyyallaahu 'anhuma menjawab : "Wahai Rasulullah, engkau adalah pesuruh Allah, bagaimana saya dapat berdiri sejajar denganmu?"
Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah mendoakannya agar ditambahkan ilmu dan kepahaman agama kepadanya.
{Hadits Shahih Riwayat Ahmad}
(4) حَدَّثَنَا عَفَّانُ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ ، فَوَضَعْتُ لَهُ وَضُوءًا مِنَ اللَّيْلِ ، قَالَ : فَقَالَتْ مَيْمُونَةُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَضَعَ لَكَ هَذَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ . فَقَالَ : " اللَّهُمَّ فَقِّهُّ فِي الدِّينِ ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ " .
{رواه احمد واللفظ له برقم : 1770, 2303, 2325, 2764, 2903, 2913. والحاكم برقم : 6296 6305. والبزار في البحر إليجار بمسند البزار برقم : 879. والطبراني في الصغير برقم :
543, وفي الأوسط برقم : 1445. وابن أبي شيبة في مسنده برقم : 31542. واسحاق بن راهويه في مسنده برقم : 1833. والهيثمي في كشف الأستار برقم : 2513. وضياء المقدسي في الأحاديث المختارة برقم : 3518, 3574, 3575. وفي مسند بني هاشم}
Telah menceritakan kepada kami 'Affan. Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Utsman bin Khusyaim. Dari Sa'id bin Jubair. Dari Ibni Abbas : Sesungguhnya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama berada dirumah Sayyidatna Maimunah maka aku menyiapkan air wudlu untuk beliau malam itu. Perawi (Sa'id bin Jubair) mengatakan : Kemudian Sayyidatna Maimunah melaporkannya kepada Rasulilllah : Ya Rasulallah Abdullah bin Abbas telah menyiapkan ini untukmu. Kemudian Rasulullah bersabda : Ya Allah berilah kefahaman kepadanya dalam ilmu agama, dan ajarilah kepadanya ilmu takwil (makna Al Qur'an Al Karim yang sesungguhnya).
{HR. Ahmad no. 1770, 2303, 2325, 2764, 2903, 2913. Hakim no. 6296, 6305. Bazzar Fi Al Bahru Al Zujar Bimusnad Al Bazzar no. 879. Thabaraniy Fi Shaghir no. 543, Fi Al Ausath no. 1445. Ibnu Abi Syaibah no. 31542. Ishaq Bin Rahuyah Fi Musnadihi no. 1833. Al Haitsami Fi Kasyfu Al Astar no. 2513. Dliya' Al Maqditsiy Fi Al Ahaaditsu Al Mukhtaarah no. 3518, 3574, 3575. Dan dari Musnad Bani Hasyim}
الحديث الثالث عشر | Hadits Ketigabelas
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْحَسَنِ الْحِيرِيُّ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الأُمَوِيُّ، أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ، أَخْبَرَنَا الشَّافِعِيُّ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، قَالَ : قُلْتُ لابْنِ عَبَّاسٍ : إِنَّ نَوْفًا الْبَكَّالِيَّ يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى صَاحِبَ الْخَضِرِ لَيْسَ بِمُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ : كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ ،
أَخْبَرَنِي أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ ، قَالَ : خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : إِنَّ مُوسَى قَامَ خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ ، فَسُئِلَ : أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ ؟ فَقَالَ : أَنَا ، فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ ، إِذْ لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ ، فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنَّ لِي عَبْدًا بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ ، قَالَ مُوسَى : يَا رَبِّ ، فَكَيْفَ لِي بِهِ ؟ قَالَ : تَأْخُذُ مَعَكَ حُوتًا ، فَتَجْعَلُهُ فِي مِكْتَلٍ ، فَحَيْثُمَا فَقَدْتَ الْحُوتَ ، فَهُوَ ثَمَّ ، فَأَخَذَ حُوتًا ، فَجَعَلَهُ فِي مِكْتَلٍ ثُمَّ انْطَلَقَ ، وَانْطَلَقَ مَعَهُ فَتَاهُ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ ، حَتَّى إِذَا أَتَيَا الصَّخْرَةَ ، وَضَعَا رُءُوسَهُمَا فَنَامَا وَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فِي الْمِكْتَلِ فَخَرَجَ مِنْهُ ، فَسَقَطَ فِي الْبَحْرِ ، فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا وَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنِ الْحُوتِ جِرْيَةَ الْمَاءِ ، فَصَارَ عَلَيْهِ مِثْلُ الطَّاقِ ، فَلَمَّا اسْتَيْقَظَ نَسِيَ صَاحِبَهُ أَنْ يُخْبِرَهُ بِالْحُوتِ فَانْطَلَقَا بَقِيَّةَ يَوْمِهِمَا وَلَيْلَتِهِمَا ، حَتَّى إِذَا كَانَ مِنَ الْغَدِ ، قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ : آتِنَا غَدَاءَنَا لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا ، قَالَ : وَلَمْ يَجِدْ مُوسَى النَّصَبَ ، حَتَّى جَاوَزَ الْمَكَانَ الَّذِي أَمَرَهُ اللَّهُ بِهِ ، فَقَالَ فَتَاهُ : أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهُ إِلا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ سَبِيلَهُ فِي الْبَحَرِ عَجَبًا ، قَالَ : فَكَانَ لِلْحُوتِ سَرِبًا ، وَلِمُوسَى وَلِفَتَاهُ عَجَبًا ، فَقَالَ مُوسَى : ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا ، قَالَ : رَجَعَا يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا ، حَتَّى انْتَهَيَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِذَا رَجُلٌ مُسَجًّى بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ مُوسَى ، فَقَالَ الْخَضِرُ : وَأَنِّي بِأَرْضِكَ السَّلامُ ؟ قَالَ : أَنَا مُوسَى ، قَالَ : مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ ؟ قَالَ : نَعَمْ ، أَتَيْتُكَ لِتُعَلِّمَنِي مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا ، قَالَ : إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا يَا مُوسَى ، إِنِّي عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ ، تَعَالَى ، لا تَعْلَمُه ، عَلَّمَنِيهِ ، وَأَنْتَ عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَ لا أَعْلَمُهُ ، فَقَالَ مُوسَى : سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا ، فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ : فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلا تَسْأَلْنِي عَن شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا ، فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ فَمَرَّتْ سَفِينَةٌ ، فَكَلَّمُوهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمْ ، فَعَرَفُوا الْخَضِرَ فَحَمَلُوهُ بِغَيْرِ قَوْلٍ ، فَلَمَّا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ ، لَمْ يُفَاجَأْ إِلا وَالْخَضِرُ قَدْ قَلَعَ لَوْحًا مِنْ أَلْوَاحِ السَّفِينَةِ بِالْقَدُومِ ، فَقَالَ لَهُ مُوسَى : قَوْمٌ قَدْ حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ ، عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ ، فَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا ، قَالَ : أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا ؟ قَالَ : لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيت وَلا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا قَالَ : وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَكَانَتِ الأُولَى مِنْ مُوسَى نِسْيَانًا ، قَالَ : وَجَاءَ عُصْفُورٌ ، فَوَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ فَنَقَرَ فِي الْبَحْرِ نُقْرَةً ، فَقَالَ لَهُ الْخَضِرُ : مَا عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلا مِثْلُ مَا نَقَرَ هَذَا الْعُصْفُورِ مِنْ هَذَا الْبَحْرِ ، ثُمَّ خَرَجَا مِنَ السَّفِينَةِ ، فَبَيْنَمَا هُمَا يَمْشِيَانِ عَلَى السَّاحِلِ إِذْ أَبْصَرَ الْخَضِرُ غُلامًا يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ ، فَأَخَذَ الْخَضِرُ رَأْسَهُ بِيَدِهِ فَاقْتَلَعَهُ فَقَتَلَهُ ، فَقَالَ لَهُ مُوسَى : أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ : وَهَذِهِ أَشَدُّ مِنَ الأُولَى ، قَالَ : إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ فَلا إِلَى قَوْلِهِ : يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ ، قَالَ : مَائِلا ، فَقَامَ الْخَضِرُ فَأَقَامَهُ بِيَدِهِ ، فَقَالَ مُوسَى : قَوْمٌ أَتَيْنَاهُمْ فَلَمْ يُطْعِمُونَا ، وَلَمْ يُضَيِّفُونَا ، لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ الآيَةَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَدِدْنَا أَنَّ مُوسَى كَانَ صَبَرَ ، حَتَّى يَقُصَّ عَلَيْنَا مِنْ خَبَرِهِمَا ، قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ : كَانَ ابْنُ عَبَّاسٍ يَقْرَأُ : وَكَانَ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا ، وَكَانَ يَقْرَأُ : وَأَمَّا الْغُلامُ فَكَانَ كَافِرًا وَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ ،
{الحديث كما ذكر في كتاب الوسيط في تفسير القرآن المجيد، سورة الكهف. ورَوَاهُ احمد برقم : 20635، 20641. والْبُخَارِيُّ برقم : 4356، عَنِ الْحُمَيْدِيِّ ، وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ برقم : 2380، عَنِ ابْنِ أَبِي عُمَرَ كِلاهُمَا ، عَنْ سُفْيَانَ. وأبو داود برقم : 3472. والترمذي برقم : 3093. والنسائي في الكبرى برقم : 5641. وابن حبان برقم : 100، 1000، 6355. والحاكم برقم : 4026}.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Al Hasan Al Hiiriyyu. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ya'qub Al Umawiyyu.
Telah menceritakan kepada kami Al Rabii'u.
Telah menceritakan kepada kami Al Syafi'iyyu.
Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyyainah. Dari ‘Amru bin Dinar dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Jubair dia berkata; “Saya berkata kepada Ibnu Abbas bahwasanya Nauf Al Bikali menganggap bahwa Musa ‘Alaihis Salam yang berada di tengah kaum Bani Israil bukanlah Musa yang menyertai Nabi Khidhir.” Ibnu Abbas berkata; ‘Berdustalah musuh Allah. Telah menceritakan kepadaku Ubay bin Ka’ab bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Suatu ketika Nabi Musa ‘Alaihis Salaam berdiri untuk berpidato di hadapan kaum Bani israil. Setelah itu, seseorang bertanya kepadanya, “Hai Musa, siapakah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini?”
Nabi Musa menjawab, “Akulah orang yang paling banyak ilmunya di muka bumi ini.”
Oleh karena itu, Allah sangat mencela Musa ‘Alaihis Salaam. Karena ia tidak menyadari bahwa ilmu yang diperolehnya itu adalah pemberian Allah.
Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, “Hai Musa, sesungguhnya ada seorang hamba-Ku yang lebih banyak ilmunya dan lebih pandai darimu dan ia sekarang berada di pertemuan dua lautan.”
Nabi Musa ‘Alaihis Salam bertanya, “Ya Tuhan, bagaimana caranya saya dapat bertemu dengan hamba Mu itu?”
Dijawab, “Bawalah seekor ikan di dalam keranjang dari daun kurma. Manakala ikan tersebut lompat, maka di situlah hambaKu berada.”
Kemudian Musa pun berangkat ke tempat itu dengan ditemani seorang muridnya yang bernama Yusya’ bin Nun. Nabi Musa sendiri membawa seekor ikan di dalam keranjang yang terbuat dari daun kurma. Keduanya berjalan kaki menuju tempat tersebut.
Ketika keduanya sampai di sebuah batu besar, maka keduanya pun tertidur lelap. Tiba-tiba ikan yang berada di dalam keranjang tersebut berguncang keluar, lalu masuk ke dalam air laut
Allah telah menahan air yang dilalui ikan tersebut, hingga menjadi terowongan. Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanannya siang dan malam.
Hingga pada pagi harinya, Nabi Musa berkata kepada muridnya, “Bawalah makanan kita kemari! Sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan kita ini.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Belum berapa jauh Musa melewati tempat yang diperintahkan untuk mencarinya, muridnya berkata, “Tahukah Anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu besar tadi? Maka sesungguhnya saya lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yang membuat saya lupa untuk menceritakannya kecuali syetan. Sedangkan ikan tersebut mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.
Musa berkata, “Itulah tempat yang sedang kita cari.”
Lalu keduanya kembali mengikuti jalan mereka semula. Kemudian keduanya menelusuri jejak mereka semula.
Setelah keduanya tiba di batu besar tadi, maka mereka melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur berselimutkan kain. Lalu Nabi Musa berkata, “Saya adalah Musa.”
Nabi Khidhir bertanya : “Musa Bani Israil.”
Nabi Musa menjawab : “Ya.”
Musa berkata kepada Khidhir : “Aku mendatangimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu.”
Nabi Khidhir menjawab : “Sesungguhnya sekali-kali kamu tidak akan sanggup dan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” Aku mempunyai ilmu dari ilmu Allah ta'ala yang kamu tidak mengetahuinya, dan Allah mengajarkannya kepadaku, begitu sebaliknya kamu juga mempunyai ilmu dari ilmu Allah Ta'ala yang aku juga tidak mengetahuinya, dan Allah juga mengajarkannya kepadamu.
Musa berkata : “Insya Allah aku akan patuh kepadamu dengan sabar, dan aku tidak akan membangkang terhadapmu sedikitpun.
Lalu Hidzir berkata lagi kepada Musa : Dan ketika kamu mengikutiku, jangan sekali-sekali bertanya apapun kepadaku, sampai nanti aku menjelaskannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Kemudian Musa dan Khidhir berjalan menyusuri pantai. Tak lama kemudian ada sebuah perahu yang lewat. Lalu keduanya meminta tumpangan perahu. Ternyata orang-orang perahu itu mengenal baik Nabi Khidhir, hingga akhirnya mereka mengangkut keduanya tanpa meminta upah.”
Lalu Nabi Khidhir mendekat ke salah satu papan di bagian perahu itu dan setelah itu mencabutnya.
Melihat hal itu, Musa menegur dan memarahinya, “Mereka ini adalah orang-orang yang mengangkut kita tanpa meminta upah, tetapi mengapa kamu malah melubangi perahu mereka untuk kamu tenggelamkan penumpangnya?”
Khidhir menjawab, “Bukankah telah aku katakan kepadamu bahwasanya kamu sekali-kali tidak akan sabar ikut bersamaku.”
Musa berkata sambil merayu, “Janganlah kamu menghukumku karena kealpaanku dan janganlah kamu membebaniku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.”
Tak lama kemudian, keduanya pun turun dari perahu tersebut. Ketika keduanya sedang berjalan-jalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan teman-temannya yang lain. Kemudian, Nabi Khidhir segera memegang dan membekuk kepala anak kecil itu dengan tangannya hingga menemui ajalnya.
Dengan gusarnya Nabi Musa berupaya menghardik Nabi Khidhir, “Mengapa kamu bunuh jiwa yang tak berdosa, sedangkan anak kecil itu belum pernah membunuh? Sungguh kamu telah melakukan perbuatan yang munkar?”
Khidhir berkata, “Bukankah sudah aku katakan bahwasanya kamu tidak akan mampu untuk bersabar ketika mengikutiku?
Musa berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka janganlah kamu perbolehkan aku untuk menyertaimu. Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur (maaf) kepadaku.”
Selanjutnya Nabi Musa dan Khidhir melanjutkan perjalanannya. Ketika kami berdua tiba di suatu negeri, maka keduanya pun meminta jamuan dari penduduk negeri tersebut, tapi sayangnya mereka enggan menjamu keduanya.
Lalu keduanya mendapatkan sebuah dinding rumah yang hampir roboh dan Nabi Khidhir pun langsung menegakkannya (memperbaikinya). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dinding itu miring (sambil memberi isyarat dengan tangannya) lalu ditegakkan oleh Khidhir.”
Musa berkata kepada Khidhir, “Kamu telah mengetahui bahwa para penduduk negeri yang kita datangi ini enggan menyambut dan menjamu kita. Kalau kamu mau, sebaiknya kamu minta upah dari hasil perbaikan dinding rumah tersebut.”
Akhirnya Khidhir berkata, “Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan beritahukan kepadamu tentang rahasia segala perbuatan yang kamu tidak sabar padanya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Sebenarnya aku lebih senang jika Musa dapat sedikit bersabar, hingga kisah Musa dan Khidhir bisa diceritakan kepadaku.
Sa’id bin Zubair berkata, “Ibnu Abbas membacakan ayat Al Qur’an yang artinya, ‘Di depan mereka ada seorang penguasa yang merampas setiap perahu yang bagus.’ Ibnu Abbas juga membacakan ayat Al Qur’an yang artinya, ‘Anak kecil yang dibunuh Nabi Khidhir itu adalah kafir sedangkan kedua orang tuanya mukmin.
{Teks Riwayat Hadits ini seperti disebutkan dalam Kitab Al Wasith Fi Tafsiiri Qur'anu Al Majid Surah Al Kahfi. HR. Ahmad no. 20635, 20641. Bukhariy no. 4356. Muslim no. 2380. Abu Dawud no. 3472. Tirmidzi no. 3093. Nasa'i Fi Al Kubra no. 5641. Ibnu Hibban no. 100, 1000, 6355. Dan Hakim no. 4026}
الحديث الثالث عشر | Hadits Ketiga belas
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا لَيْثُ بْنُ أَبِي سُلَيْمٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ عَبَّادٍ أَبِي هُبَيْرَةَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَبَلَّغَهَا فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ غَيْرِ فَقِيهٍ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ زَادَ فِيهِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ وَالنُّصْحُ لِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ ، (وفي رواية : فإنّ دعوتهم تحيط من ورائهم)»
{رواه أحمد برقم : 4157. والترمذي برقم : 2657، وقال الترمذي في "الجامع" : " حَدِيثُ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ. وابن ماجه واللفظ له برقم : 232. وابن حِبَّان برقم : 69، والبيهقي في "المعرفة" (1/ 3). وابن أبي حاتم (1/ 1/9)، وأبو يعلى برقم : 5126، 5296، والرامَهُرْمُزي في "المحدث الفاصل" (6، 7)، والخليلي في "الإرشاد" (2/ 699)، وابن عبدالبر في "جامع بيان العلم" (1/ 40)، والخطيب في "الموضح" (2/ 294) من رواية سماك وعبدالرحمن بن عابس، كلاهما عن عبدالرحمن بن عبدالله عن أبيه، وإسناده حَسَنٌ. وقال ابن حجر العسقلاني في كتاب "موافقة الخُبر الخَبر في تخريج أحاديث المختصر : 1/ 368 هذا حديث صحيح}.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdulloh bin Numair dan Ali bin Muhammad keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail berkata, telah menceritakan kepada kami Laits bin Abu Sulaim dari Yahya bin Abbad Abu Hubairah Al Anshari dari Bapaknya dari Zaid bin Tsabit ia berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
Semoga Allah memberi cahaya kepada orang yang mendengar hadits dariku kemudian menghafalnya dan menyampaikan kepada orang lain. Karena sesungguhnya banyak sekali ahli fifih yang tidak mengamalkannya dan banyak sekali ahli fiqih yang membutuhkan kepada orang yang lebih ahli dari padanya. Terdapat tiga perkara dimana hati seorang muslim tidak terbelenggu selamanya : amal ikhlas karna allah, member nasihat kepada para penguasa dan selalu menepati ahlis sunnah wal jamaah, (dalam riwayat lain : Karena doa mereka meliputi dari belakang).
{HR. Ahmad no. 4157. Tirmidzi no. 2657, dan beliau mengatakan : Hadits Zaid bin Tsabit Hadits Hasan. Teks Hadits ini Riwayat Ibnu Majah no. 232. Ibnu Hibban no. 69. Baihaqiy. Abu Hatim no. 5126، 5296. Raamahurmuziy Fi Al Muhaddits Al Fashil : 6-7. Khaliliy Fi Al Irsyaad : 2/ 699. Ibnu Abdil Baar Fi Jami'u Bayani Al Ilmi : 1/ 40. Khathib Fi Al Mudlu' : 2/ 294, dari riwayat Samak dan Abdirrahman bin 'Aabis, keduanya dari Abdirrahman bin Abdillah dari bapaknya, dan sanadnya adalah Hasan. Dan Ibnu Hajar Al Asqalaniy mengatakan dalam Kitab Muwafaqatul Khubri Al Khabra Fi Takhriiji Ahaaditsi Al Mukhtashar : 1/ 368, ini adalah Hadits Shahih}
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ ابْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَبَلَّغَهُ فَرُبَّ مُبَلَّغٍ أَحْفَظُ مِنْ سَامِع.
{رواه ابن ماجه برقم : 234}
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar dan Muhammad bin Al Walid keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far berkata, telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Simak dari Abdurrahman bin Abdulloh dari Bapaknya dari Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Alloh akan memperindah seseorang yang mendengar satu hadits dari kami kemudian menyampaikannya. Berapa banyak orang yang di sampaikan hadits kepadanya lebih hafal dari orang yang mendengarnya.”
{HR. Ibnu Majah no. 234}
الحديث الرابع عشر | Hadits Keempat
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ لَيْلَةً فَظَنَّ أَنَّا اشْتَقْنَا أَهْلَنَا وَسَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِي أَهْلِنَا فَأَخْبَرْنَاهُ وَكَانَ رَفِيقًا رَحِيمًا فَقَالَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوهُمْ وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي وَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ.
{رواه البخاري برقم : 5549، واللفظ له. ومسلم برقم : 674}
Telah menceritakan kepada kami Musaddad. Telah menceritakan kepada kami Isma'il. Telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abi Qilabah, dari Sulaimana Malik bin Al Huwairits, beliau berkata : “Kami pernah datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Saat itu, kami semua pemuda sebaya. Kami pun bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selama 20 hari 20 malam. Setelah memandang bahwa kami telah merindukan keluarga, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Kami pun menceritakannya kepada beliau. Ternyata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Setelah itu beliau bersabda, ‘Pulanglah ke keluarga kalian. Tinggallah di antara mereka, ajari dan perintahkan mereka (untuk melaksanakan Islam). Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku melaksanakan shalat. Jika waktu shalat telah tiba, salah seorang di antara kalian hendaknya mengumandangkan azan untuk kalian dan yang paling tua di antara kalian menjadi imam’.”
{HR. Bukhari No.5549. Dan Muslim no. 674}.
الحديث الخامس عشر | Hadits Kelimabelas
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابِ يَهُودَ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي قَالَ فَمَا مَرَّ بِي نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَوَاهُ الْأَعْمَشُ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ.
{رواه أبو داود برقم : 3645. والترمذي برقم : 2715، وقال : حديث حسن صحيح. وقال الألباني في صحيح أبي داود (2/ 695): حسن صحيح}.
Telah menceritakan kepada kami Aliy bin Hujrin. Telah mengabarkan kepada kami Abdurrahman bin Abi Al Zinaadi. Dari bapaknya. Dari Kharijah bin Zaid bin Tsabit.
Dari bapaknya Zaid bin Tsabit, beliau berkata : Rasulullah memerintahkan agar aku mempelajari kalimat-kalimat dari surat orang Yahudi untuk beliau.
Zaid berkata : Demi Allah, aku tak percaya Yahudi atas suratku. Zaid berkata; Setengah bulan berlalu hingga aku dapat menguasainya untuk beliau. Saat aku mengusainya, apabila beliau hendak mengirim surat kepada orang-orang Yahudi, aku menulisnya kepada mereka & apabila mereka mengirim surat kepada beliau, maka aku membacakan surat mereka untuk beliau.
Abu Isa berkata; Hadits ini shahih. Diriwayatkan melalui sanad lain dari Zaid bin Tsabit.
Diriwayatkan oleh Al A'masy dari Tsabit bin Ubaid Al Anshari dari Zaid bin Tsabit ia berkata; Rasulullah memerintahkanku untuk mempelajari bahasa Suryani.
{HR. Abu Dawud no. 3645. Dan Teks Hadits Riwayat Tirmidzi No.2639, beliau berkata : Hadits Hasan Shahih. Al Baniy Tokoh Wahhabiy mengatakan dalam Shahih Abu Dawud 2/ 695 : Hasan Shahih].
الحديث السادس عشر | Hadits Keenambelas
و مما يدل على أن تعلم الأنساب أمر حسن، بل هو مطلوب. ما خرجه الترمذي في سننه ::: ما جاء في تعليم النسب:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنَ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنَ المُبَارَكِ عَنْ عَبْدِ المَلِكِ بْن عِيسَى الثَّقَفِيّ عَنْ يَزِيد مَوْلَى المُنْبَعِثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قاَلَ:" تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِي الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِي المَالِ مَنْسَأَةٌ فِي الأَثَرِ".
{اخرجه الترمذي في سننه ::: ما جاء في تعليم النسب، وقال أبو عيسى هذا حديث غريب من هذا الوجه. و هذا إسناده حسن، من أجل عبد الملك بن عيسى بن عبد الرحمن بن العلاء بن جارية. أخرجه الهيثمي في مجمع الزوائد (8/ 152) واللفظ له. وقال: رواه الطبراني ورجاله قد وثقوا .. وخرجه البخاري في الأدب المفرد موقوفا على عمر بن الخطاب- رضي اللّه عنه- انظر ملخص فضل اللّه الصمد (1/ 108، 109) برقمي (72، 73). وذكره المنذري في الترغيب والترهيب وقال: إسناده لا بأس به (3/ 335). وله شاهد من حديث أبي هريرة رضي اللّه عنه عند أحمد (2/ 374). والترمذي (1979) وقال: غريب. والحاكم (161) وصححه}
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
‘Pelajarilah silsilah nasab kalian agar kalian mengenali tali darah kalian, sebab menyambung tali darah dapat menambah kasih sayang dalam keluarga, menambah harta dan dapat menambah usia’.
وأَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ ، قَالَ : قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ : " تَعَلَّمُوا أَنْسَابَكُمْ ، ثُمَّ صِلُوا أَرْحَامَكُمْ ، وَاللَّهِ إِنَّهُ لَيَكُونُ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ أَخِيهِ الشَّيْءُ لَوْ كَانَ يَعْلَمُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ مِنْ دِخْلَةِ الرَّحِمِ ، لَرَدَعَهُ ذَلِكَ عَنِ انْتِهَاكِهِ " اهـ
{اخرجه المروزي في " البر و الصلة}
Jubayr ibn Mut'im said that he heard 'Umar ibn al-Khattab say on the minbar, "Learn your lineages so that you can maintain ties of kinship. By Allah, if there are some bad feelings between a man and his brother and he knows that there is kinship between him and that man, that will prevent him from breaking with him."
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Al Mubarak, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ma'mar. Dari Ibnu Syihab. Dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im, dia berkata : Umar bin Khatthab telah berkata :
“Pelajarilah nasab kalian dan bersilatur-rahimlah kalian. Demi Allah, antar seseorang dengan saudaranya pasti ada sesuatu. Jika saja ia tahu silatur-rahim yang berada di antara dirinya dan saudaranya, pasti ia akan menjaganya agar tidak rusak.
Sayyidina Umar bin Khattab berkata lagi :
‘Pelajarilah silsilah nasab kalian, janganlah seperti kaum Nabat hitam jika salah satu di antara mereka ditanya dari mana asalnya, maka ia berkata dari desa ini’.
Imam al-Halimi rahimahullah berkata :
‘Hadits-hadits tersebut menjelaskan tentang arti pertalian nasab seseorang sampai kepada leluhurnya, dan apa yang dikatakan nabi Muhammad shalallaahu 'alaihi wasallama tentang nasab tersebut bukanlah suatu kesombongan atau kecongkakan, sebaliknya hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan dan martabat mereka’.
حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرَةَ بَكَّارُ بْنُ قُتَيْبَةَ بْنِ بَكَّارٍ الْقَاضِي، بِمِصْرَ، حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ، فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَمَتَّ إِلَيْهِ بِرَحِمٍ بَعِيدَةٍ، فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اعْرِفُوا أَنْسَابَكُمْ تَصِلُوا أَرْحَامَكُمْ، فَإِنَّهُ لَا قُرْبَ لِرَحِمٍ إِذَا قُطِعَتْ، وَإِنْ كَانَتْ قَرِيبَةً، وَلَا بُعْدَ لَهَا إِذَا وُصِلَتْ وَإِنْ كَانَتْ بَعِيدَةً ".
{رواه أبو داود الطيالسي في مسنده والحاكم برقم : 308، 7365. والألباني في سلسلة الحديث الصحيحة برقم : 277}
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Abbas Muhammad bin Ya'qub. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakrah Bakkaar bin Qutaibata bin Bakkaar Al Qadliy (dimesir). Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud Al Thoyalisiyu. Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Sa'id. Dari bapaknya dia berkata : Aku sedang bersama dengan Ibnu Abbas, datanglah seseorang kepadanya, lalu orang itu meninggal dengan sanak saudara yang jauh. Kemudian Ibnu Abbas radliyallahu anhuma berkata : Telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallama :
“Kenalilah nasab kalian yang kalian dapat menyambung silaturrahmi. Karena sesungguhnya tiada kedekatan terhadap kerabat apabila silaturrahmi itu telah diputus meskipun terhadap kerabat dekat. Dan juga tidak ada jarak yang jauh terhadap kerabat apabila silaturrahmi telah disambung kendatipun terhadap kerabat jauh.
{HR. Abu Dawud ath-Thoyalisiy di dalam kitab musnadnya dan al-Hakim: 308, 7365. Berkata Albaniy, lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 277 dan Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 1051].
هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ الْبُخَارِيِّ، وَلَمْ يُخَرِّجْهُ وَاحِدٌ مِنْهُمَا، وَإِسْحَاقُ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ عَمْرِو بْنِ سَعِيدِ بْنِ الْعَاصِ قَدِ احْتَجَّ الْبُخَارِيُّ بِأَكْثَرِ رِوَايَاتِهِ عَنْ أَبِيهِ.
Hadits ini shahih atas syarat bukhariy tidak seorangpun mengeluarkan dari keduanmya. Dan Ishaq bin Sa'id dia adalah Ibnu 'Amrin bin Sa'id bin Al 'ash yang Imam Bukhariy banyak menggunakan hujjah (dalil) dari banyak riwayatnya dari bapaknya.
وَلِهَذَا الْحَدِيثِ شَاهِدٌ مُخَرَّجٌ مِثْلُهُ فِي الشَّوَاهِدِ ".
Dan hadits ini merupakan syahid (penguat) yang dikeluarkan semisalnya dalam beberapa syahid.
الحديث السابع عشر | Hadits Ketujuhbelas
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ حَيٍّ أَبُو حَسَنٍ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ يَقُولُ حَدَّثَنِي أَبُو بُرْدَةَ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ الرَّجُلُ تَكُونُ لَهُ الْأَمَةُ فَيُعَلِّمُهَا فَيُحْسِنُ تَعْلِيمَهَا وَيُؤَدِّبُهَا فَيُحْسِنُ أَدَبَهَا ثُمَّ يُعْتِقُهَا فَيَتَزَوَّجُهَا فَلَهُ أَجْرَانِ وَمُؤْمِنُ أَهْلِ الْكِتَابِ الَّذِي كَانَ مُؤْمِنًا ثُمَّ آمَنَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَهُ أَجْرَانِ وَالْعَبْدُ الَّذِي يُؤَدِّي حَقَّ اللَّهِ وَيَنْصَحُ لِسَيِّدِهِ ثُمَّ قَالَ الشَّعْبِيُّ وَأَعْطَيْتُكَهَا بِغَيْرِ شَيْءٍ وَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يَرْحَلُ فِي أَهْوَنَ مِنْهَا إِلَى الْمَدِينَةِ.
{رواه البخاري برقم : 3011، واللفظ له. ومسلم برقم : 154}.
Telah menceritakan kepada kami Aliy bin Abdillaah. Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainata. Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Hayyin Abu Hasan, dia berkata : Aku mendengar Al Sya'biy berkata :
Telah menceritakan kepada ku Abu Burdata, sesungguhnya dia mendengar dari bapaknya, dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama. Bahwasannya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Ada tiga kelompok manusia yg akan diberi pahala dua kali. (Yang pertama) seorang laki-laki yg memiliki seorang budak wanita dimana dia mengajarinya dgn pengajaran yg baik kemudian mendidik dgn pendidikan yg baik lalu dia membebaskannya kemudian menikahinya. Maka bagi orang ini mendapat dua pahala. (Yang kedua) mu'min dari kalangan Ahlul Kitab dimana sebelumnya dia adl orang yg beriman kemudian dia beriman kepada Nabi , maka baginya dua pahala. Dan (yang ketiga) seorang budak yg menunaikan hak-hak Allah & juga setia kepada tuannya. Kemudian Asy-Sya'biy berkata:
Aku berikan dia kepadamu tanpa imbalan sedikitpun. Orang yg diberikannya itu adl seorang yg sedang menempuh perjalanan menuju Madinah dalam keadaan sangat lemah.
{HR. Bukhari No.2789. Dan Muslim No. 154}.
الحديث الثامن عشر | Hadits Kedelapanbelas
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عُلَيٍّ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ فَقَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِيَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِي غَيْرِ إِثْمٍ وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ قَالَ أَفَلَا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلَاثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلَاثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنْ الْإِبِلِ.
{رواه وأحمد : 4/ 154، برقم : 17444. ومسلم 1/ 552 ، برقم
: 803. وأبو داود 2/ 71، برقم
: 1456. وابن حبان : 1/ 321، رقم 115. والبيهقي فى شعب الإيمان : 2/ 325، برقم : 1934. وابن أبى شيبة 6/ 133، برقم : 30074. وأبو نعيم فى الحلية : 1/ 341. والطبرانى 17/ 290، برقم
: 799، وفى الأوسط
3/ 291 ، رقم 3186}.
قال الإمام النووي في "شرح صحيح مسلم":
قَوْله صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(بُطْحَان) مَوْضِع بِقُرْبِ الْمَدِينَة.
وَالْكَوْمَا مِنْ الْإِبِل: الْعَظِيمَة السَّنَام.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah. Telah menceritakan kepada kami Al Fadlu bin Dukain. Dari Musa bin Aliy, dia berkata : Aku mendengar bapakku telah menceritakan, Dari Uqbah bin Amir radliyyallaahu 'anhu berkata : “Saat kami sedang duduk-duduk di Shuffah (beranda masjid), Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama keluar menemui kami. Beliau bertanya, “Siapakah di antara kalian yang senang apabila ia setiap pagi berangkat ke daerah Buthan atau ke Aqiq, lalu ia kembali darinya dengan menuntun dua ekor unta besar yang berpunuk tinggi, tanpa ia melalukan dosa atau memutuskan kekerabatan?”
Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, kami semua senang akan hal itu.” Beliau shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
“Jika begitu, kenapa salah seorang di antara kalian tidak berangkat ke masjid lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat di masjid niscaya dua ayat itu lebih baik dari dua ekor unta, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, dan seterusnya?”
{HR. Ahmad no. 17408. Muslim no. 803, Abu Daud no. 1456, Ahmad no. 17408, Ibnu Hibban no. 115. Baihaqiy Fi Syu'ab no. 1934. Ibnu Abi Syaibah no. 30074. Abu Nu'aim Fi Hulyah. Dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 799, dan Dalam Al Mu'jam Al Ausath no . 3186)
Imam Nawawi dalam Syarhu Shahih Muslim mengatakan :
Buthan (بُطْحَان) adalah nama sebuah tempat di dekat kota Madinah. (Dalam sebuah riwayat disebutkan ‘Aqiq (الْعَقِيقِ) adalah nama sebuah lembah dekat kota Madinah. Menurut riwayat, kedua tempat itu merupakan pasar hewan masyarakat Arab di kota Madinah dan sekitarnya).
Al Kaumaa Minal Ibili (وَالْكَوْمَا مِنْ الْإِبِل) adalah Unta yang besar Punuknya.
{Lihat Kitab Syarhu Shahih Muslim Karya Imam Nawawi}
الحديث التاسع عشر | Hadits Kesembilanbelas
حدّثني حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَىَ. أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ. أَخْبَرَنِي يُونسُ. ح وَحَدّثَنِي أَبُو الطّاهِرِ وَ مُحَمّدُ بْنُ سَلَمَةَ الْمُرَادِيّ. قَالاَ: حَدّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ. قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم. قَالَتْ: خَسَفَتِ الشّمْسُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللّهِ صلى الله عليه وسلم. فَخَرَجَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَىَ الْمَسْجِدِ. فَقَامَ وَكَبّرَ وَصَفّ النّاسُ وَرَاءَهُ. فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم قِرَاءةً طَوِيلَةً. ثُمّ كَبّرَ فَرَكَعَ رُكُوعاً طَوِيلاً. ثُمّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ: "سَمِعَ اللّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. رَبّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ". ثُمّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً. هِيَ أَدْنَىَ مِنَ الْقِرَاءَةِ الأُولَىَ. ثُمّ كَبّرَ فَرَكَعَ رُكُوعاً طَوِيلاً. هُوَ أَدْنَىَ مِنَ الرّكُوعِ الأَوّلِ. ثُمّ قَالَ: "سَمِعَ اللّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. رَبّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ" ثُمّ سَجَدَ (وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو الطّاهِرِ: ثُمّ سَجَدَ) ثُمّ فَعَلَ فِي الرّكْعَةِ الأُخْرَىَ مِثْلَ ذَلِكَ. حَتّىَ اسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ. وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ. وَانْجَلَتِ الشّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ. ثُمّ قَامَ فَخَطَبَ النّاسَ. فَأَثْنَىَ عَلَىَ اللّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ. ثُمّ قَالَ: "إِنّ الشّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللّهِ. لا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلا لِحَيَاتِهِ. فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا لِلصّلاَةِ".
{رواه مسلم برقم : 901}
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya. Maka jika kamu melihatnya bersegeralah melakukan shalat."
{HR. Muslim no. 901}
Dikuatkan oleh hadits riwayat Imam Bukhariy :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الْأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا.
{رواه البخاري برقم : 1044، واللفظ له. ومسلم برقم : 901}.
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah bahwasanya dia berkata, "Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu mendirikan shalat bersama orang banyak. Beliau berdiri dalam shalatnya dengan memanjangkan lama berdirinya, kemudian rukuk dengan memanjangkan rukuknya, kemudian berdiri dengan memanjangkan lama berdirinya, namun tidak selama yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan memanjangkan rukuknya namun tidak selama rukuk yang pertama. Kemudian beliau sujud dan memanjangkan sujudnya, namun tidak selama sujud yang pertama. Kemudian beliau mengerjakan rakaat yang kedua sama seperti rakaat yang pertama. Kemudian beliau berpaling sementara matahari telah menjadi terang (normal). Maka beliau berkhutbah di hadapan orang-orang. Beliau memuji Allah dan menyanjungnya kemudian berkata; Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat di antara ayat-ayat Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau hidupnya. Jika kalian melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, Shalatlah dan bershodaqohlah. Kemudian beliau bersabda; Wahai ummat Muhammad. Tidak ada seseorang yang lebih pencemburu daripada Allah ketika (melihat) hamba laki-lakinya berzina atau hamba perempuannya berzina. Wahai ummat muhammad, demi Allah seandainya kalian mengetahui apa yang kuketahui pastilah kalian sedikit tertawa dan banyak menangis”
{HR. Bukhari no. 1044}.
الحديث العشرون | Hadits Keduapuluh
حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ قَال سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ فَذَاكَ الَّذِي أَقْعَدَنِي مَقْعَدِي هَذَا وَعَلَّمَ الْقُرْآنَ فِي زَمَنِ عُثْمَانَ حَتَّى بَلَغَ الْحَجَّاجَ بْنَ يُوسُفَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
{رواه البخاري برقم : 5027. والترمذي برقم : 2832، واللفظ له، وقال : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ}.
Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan.
Telah menceritakan kepada kami Abu Dawud.
Telah menceritakan kepada kami Syu'bah.
Telah menceritakan kepadaku 'Alqamah bin Martsadin, dia berkata : Aku mendengar Sa'ad bin 'Ubaidata menceritakan dari Abi Abdirrahman. Dari 'Utsman bin 'Affan : Sesungguhnya Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an & mengajarkannya. Abu Abdurrahman berkata; Itulah yg membuatku duduk ditempat dudukku ini. Abu Abdurrahman masih tetap mengajar al-Qur'an dimasa Utsman hingga masa Al Hajjaj bin Yusuf. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.
{HR. Bukhari no. 5027. Teks Hadits Riwayat Tirmidzi no. 2832, dan beliau berkata : Hadits Ini Hasan Shahih}.
الحديث الواحد والعشرون | Hadits Keduapuluhsatu
وَمِنْ حَدِيثِ وَكِيعٍ ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ ، عَنْ جَابِرٍ ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " سَلُوا اللَّهَ عِلْمًا نَافِعًا ، وَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عِلْمٍ لا يَنْفَعُ " ، حَدَّثَنَاهُ سَعِيدُ بْنُ نَصْرٍ ، حَدَّثَنَا قَاسِمُ بْنُ أَصْبَغَ ، حَدَّثَنَا ابْنُ وَضَّاحٍ ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، فَذَكَرَهُ بِإِسْنَادِهِ سَوَاءً .
{رواه ابن ماجة برقم : 3843، وقال في الزوائد: إسناده صحيح ورجاله ثقات, أنظر مجمع الزوائد : 10/ 182. وعزاه للطبراني في الأوسط. وعزاه لمصنف ابن أبي شيبة والمنتخب لعبد بن حميد والفاكهي وقال: إسناده حسن. ولفط هذا الحديث في كتاب : جامع بيان العلم وفضله لابن عبد البر، برقم : 702، بَابُ : اسْتِعَاذَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم. وذكره الألباني في الصحيحة 4/ 16، برقم : 1151}
Dan dari hadits Waki'. Dari Usamah bin Zaid. Dari Muhammad bin Al Munkadir. Dari Jabir : Sesungguhnya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Mintalah kalian kepada Allah Ilmu yang bermanfaat, dan mohon perlindunganlah kalian dengan Allah dari Ilmu yang tidak bermanfaat.
{HR. Ibnu Majah no. 3843. Dan mengatakan dalam Kitab Al Zawaid : Sanadnya Shahih, dan perawinya tsiqat. Dan menguatkan riwayat Thabaraniy dalam Al Ausath, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushonnaf, Abd bin Humaid dalam Al Muntakhab, dan riwayat Al Faakihiy , dan mengatakan : Sanadnya Hasan. Teks hadits ini ada dalam Kitab Jaami'u Bayani Al Ilmi Wa Fadlihi Karya Ibnu Abdi
l Bar Al Qurthubiy no hadits. 702. Dan Al Baniy Tokoh Wahhabiy menyebutkannya dalam Al Shahihah no. 1151}
الحديث الثاني والعشرون | Hadits Keduapuluhdua
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ وَهُوَ ابْنُ الْقَعْقَاعِ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَلُونِي فَهَابُوهُ أَنْ يَسْأَلُوهُ فَجَاءَ رَجُلٌ فَجَلَسَ عِنْدَ رُكْبَتَيْهِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ لَا تُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِيمَانُ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكِتَابِهِ وَلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ كُلِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَخْشَى اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّكَ إِنْ لَا تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَسَأُحَدِّثُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا رَأَيْتَ الْمَرْأَةَ تَلِدُ رَبَّهَا فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا رَأَيْتَ الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الصُّمَّ الْبُكْمَ مُلُوكَ الْأَرْضِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا وَإِذَا رَأَيْتَ رِعَاءَ الْبَهْمِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا فِي خَمْسٍ مِنْ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَرَأَ { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ } قَالَ ثُمَّ قَامَ الرَّجُلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُدُّوهُ عَلَيَّ فَالْتُمِسَ فَلَمْ يَجِدُوهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذَا جِبْرِيلُ أَرَادَ أَنْ تَعَلَّمُوا إِذْ لَمْ تَسْأَلُوا.
{رواه مسلم برقم : 11}
Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir dari Umarah -yaitu Ibnu al-Qa'qa'- dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian bertanyalah kepadaku'. Namun mereka takut dan segan untuk bertanya kepada beliau. Maka seorang laki-laki datang lalu duduk di hadapan kedua lutut beliau, laki-laki itu bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? ' Beliau menjawab, 'Islam adalah kamu tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, membayar zakat, dan berpuasa Ramadlan.' Dia berkata, 'Kamu benar.' Lalu dia bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah iman itu? ' Beliau menjawab, 'Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan serta beriman kepada takdir semuanya'. Dia berkata, 'Kamu benar'. Lalu dia bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ' Beliau menjawab, 'Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.' Dia berkata, 'Kamu benar'. Lalu dia bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? ' Beliau menjawab, 'Tidaklah orang yang ditanya tentangnya lebih mengetahui jawaban-Nya daripada orang yang bertanya, akan tetapi aku akan menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya; yaitu bila kamu melihat hamba wanita melahirkan tuan-Nya. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Kedua) bila kamu melihat orang yang tanpa alas kaki telanjang, tuli, bisu menjadi pemimpin (manusia) di bumi. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Ketiga) apabila kamu melihat penggembala kambing saling berlomba tinggi-tinggian dalam (mendirikan) bangunan. Itulah salah satu tanda-tandanya dalam lima tanda-tanda dari kegaiban, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah, " kemudian beliau membaca: '(Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakan-Nya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal) " (Qs. Luqman: 34). Kemudian laki-laki tersebut bangun (mengundurkan diri), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Panggillah dia menghadapku! ' Maka dia dicari, namun mereka tidak mendapatkan-Nya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Laki-laki ini adalah Jibril yang berkeinginan agar kalian mempelajari (agama) karena kalian tidak bertanya'."
{HR. Muslim no. 11}
الحديث الثالث والعشرون | Hadits Keduapuluhtiga
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا تَرَخَّصَ فِيهِ وَتَنَزَّهَ عَنْهُ قَوْمٌ فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنْ الشَّيْءِ أَصْنَعُهُ فَوَاللَّهِ إِنِّي أَعْلَمُهُمْ بِاللَّهِ وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَةً.
{رواه البخاري برقم : 6757، واللفظ له. ومسلم برقم : 2356}
Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafs telah menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepadaku Al A'masy telah menceritakan kepada kami Muslim dari Masruq, dia berkata : "Aisyah radliallahu 'anha berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membuat sesuatu yang diperbolehkan bagi beliau, namun ada beberapa sahabat yang mengingkarinya (tidak mau menyatapnya). Berita itu kemudian sampai kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau kemudian memuja dan memuji Allah, lantas berkata:
"Apa alasan mereka itu menyingkiri sesuatu yang aku buat, demi Allah, aku adalah manusia yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya."
{HR. Bukhari No.6757. Dan Muslim no. 2356}
الحديث الرابع والعشرون | Hadits Keduapuluh empat
أَخْبَرَنَا مَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ الْعِلْمُ عِلْمَانِ فَعِلْمٌ فِي الْقَلْبِ فَذَلِكَ الْعِلْمُ النَّافِعُ وَعِلْمٌ عَلَى اللِّسَانِ فَذَلِكَ حُجَّةُ اللَّهِ عَلَى ابْنِ آدَمَ أَخْبَرَنَا عَاصِمُ بْنُ يُوسُفَ عَنْ فُضَيْلِ بْنِ عِيَاضٍ عَنْ هِشَامٍ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَ ذَلِكَ.
{رواه الدارمي برقم : 367، واللفظ له. والمنذري في الترغيب والترهيب : 1/ 103، واللفظ مثله، ورواه الخطيب في تاريخه بإسناد حسن، ورواه ابن عبد البر النمري في كتاب العلم عن الحسن مرسلا بإسناد صحيح، وانظره فيه : 1/ 190، 191، وقد حسنه السيوطى في الجامع الصغير رقم : 5717. وقال المناوي: قال المنذري: إسناده صحيح، وقال العراقي: جيد، وإعلال ابن الجوزي له وهم، وقال السمهودي: إسناده حسن، ورواه أبو نعيم والديلمي عن أنس- رضي اللّه عنه- مرفوعا، فيض القدير : 4/ 39}.
Telah menceritakan kepada kami Makkiyyun bin Ibrahim. Telah menceritakan kepada kami Hisyam, dari Al Hasan, beliau berkata :
Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu dalam hati, itulah ilmu yg bermanfaat dan ilmu yg ada di lisan, itulah hujjah Allah atas Ibnu Adam (manusia).
'Ashim bin Yusuf mengabarkan kepada kami dari Fudhail bin Iyadh dari Hisyam dari Al Hasan dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam seperti itu.
{HR. Darimi No.367. Mundziriy Fi Tarhib Wa Targhib : 1/ 103. Al Khathib Fi Tarikhihi dengan Sanad Hasan. Ibnu Abdil Bar Al Numri Fi Kitab Al Ilmi dari Al Hasan secara Mursal dengan Sanad Shahih. Imam Suyuthiy menghasankannya dalam Kitabnya Al Jami'u Al Shaghir no hadits. 5717. Imam Al Munawiy berkata : Imam Al Mundziriy berkata : Sanadnya Shahih. Imam Al 'Iraqiy berkata : Jayyidun (bagus). Ibnu Al Jauziy menilainya ada Wahm (keraguan). Al Samhudiy berkata : Sanadnya Hasan. Abu Nu'aim dan Dailamiy meriwayatkan dari Anas secara Marfu'. Faidl Al Qadir : 4/ 39}
أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْقَزَّازُ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ ثَابِتٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ بْنِ بُكَيْرٍ النَّجَّارُ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ الْعَبَّاسِ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا أَبُو عَمْرٍو أَحْمَدُ بْنُ الْفَضْلِ بْنِ سَهْلٍ الْقَاضِي ، قَالَ : أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو سَعِيدٍ الأَشَجُّ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ يَمَانٍ ، عَنْ هِشَامٍ ، عَنِ الْحَسَنِ ، عَنْ جَابِرٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " الْعِلْمُ عِلْمَانِ : فَعِلْمٌ فِي الْقَلْبِ فَذَاكَ الْعِلْمُ النَّافِعُ ، وَعِلْمٌ اللِّسَانِ فَتِلْكَ حُجَّةُ اللَّهِ عَلَى ابْنِ آدَمَ ".
{انظر كتاب العلل المتناهية لابن الجوزي في كِتَابُ الْعِلْمِ. بَابُ الْعِلْمِ عِلْمَانِ، رقم الحديث : 86}
الحديث الخامس والعشرون | Hadits Keduapuluh lima
عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ الْمُجَاشِعِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذَاتَ يَوْمٍ فِي خُطْبَتِهِ أَلَا إِنَّ رَبِّي أَمَرَنِي أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِي يَوْمِي هَذَا كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلَالٌ وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا وَإِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَقَالَ إِنَّمَا بَعَثْتُكَ لِأَبْتَلِيَكَ وَأَبْتَلِيَ بِكَ وَأَنْزَلْتُ عَلَيْكَ كِتَابًا لَا يَغْسِلُهُ الْمَاءُ تَقْرَؤُهُ نَائِمًا وَيَقْظَانَ وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُحَرِّقَ قُرَيْشًا فَقُلْتُ رَبِّ إِذًا يَثْلَغُوا رَأْسِي فَيَدَعُوهُ خُبْزَةً قَالَ اسْتَخْرِجْهُمْ كَمَا اسْتَخْرَجُوكَ وَاغْزُهُمْ نُغْزِكَ وَأَنْفِقْ فَسَنُنْفِقَ عَلَيْكَ وَابْعَثْ جَيْشًا نَبْعَثْ خَمْسَةً مِثْلَهُ وَقَاتِلْ بِمَنْ أَطَاعَكَ مَنْ عَصَاكَ قَالَ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ قَالَ وَأَهْلُ النَّارِ خَمْسَةٌ الضَّعِيفُ الَّذِي لَا زَبْرَ لَهُ الَّذِينَ هُمْ فِيكُمْ تَبَعًا لَا يَبْتَغُونَ أَهْلًا وَلَا مَالًا وَالْخَائِنُ الَّذِي لَا يَخْفَى لَهُ طَمَعٌ وَإِنْ دَقَّ إِلَّا خَانَهُ وَرَجُلٌ لَا يُصْبِحُ وَلَا يُمْسِي إِلَّا وَهُوَ يُخَادِعُكَ عَنْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ وَذَكَرَ الْبُخْلَ أَوْ الْكَذِبَ وَالشِّنْظِيرُ الْفَحَّاشُ.
{رواه مسلم برقم : 2865}
Dari Iyadh bin Himar Al Mujasyi’i radliyyallaahu 'anhu, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama berpidato:
“Ketahuilah, sesungguhnya Tuhanku telah memerintahkanku untuk mengajarkan kepada kalian apa yang telah diajarkan kepadaku pada hari ini yang belum Kalian ketahui. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, ‘Setiap harta yang Aku berikan kepada seseorang itu adalah halal. Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semuanya berada pada jalan yang lurus. Setelah itu, syetan-syetan mendekati mereka untuk menyimpangkan mereka dari agamanya dan untuk mengharamkan apa yang telah Aku halalkan untuk mereka serta memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak aku beri kekuasaan.’ Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melihat para penghuni bumi. Setelah itu, Dia membenci mereka, orang Arab maupun selain Arab, kecuali sebagian Ahli Kitab.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Aku telah mengutusmu ya Muhammad hanya untuk mengujimu dan menguji umat manusia dengan diutusnya dirimu. Aku telah menurunkan untukmu sebuah kitab yang tidak terbasahi oleh air {terjaga} yang senantiasa kamu baca ketika waktu tidur dan waktu terjaga.” Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk membakar {memperingatkan} orang-orang kafir Quraisy. Lalu saya pun berkata, “Ya Allah, apabila aku membakar mereka, maka mereka akan memecah kepalaku dan meninggalkan kepalaku begitu saja seperti sekerat roti.’
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjawab : “Usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu; perangilah mereka, niscaya Kami akan membelamu; berinfaklah, niscaya Kami akan memberimu; kerahkanlah pasukan, niscaya Kami akan mengerahkannya lima kali lipat dari itu; dan perangilah orang yang mendurhakaimu dengan bantuan orang-orang yang setia denganmu!”
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama bersabda : “Penghuni surga itu ada tiga golongan:
1}. Penguasa yang adil, bersedekah, dan berlaku jujur.
2}. Orang muslim yang menaruh belas kasihan dan lemah lembut kepada setiap kerabat dekat.
3}. Orang yang hidup dalam kekurangan harta benda dan banyak anaknya, akan tetapi ia selalu menjaga kesucian diri dari dosa.
Sementara penghuni neraka itu ada lima golongan:
1}. Orang lemah yang tidak mempunyai amal kebajikan.
2}. Orang yang ikut-ikutan, tidak mau mencari nafkah, dan tidak peduli kepada keluarganya.
3}. Pengkhianat yang tidak ada hal-hal sekecil apapun melainkan ia akan berkhianat terhadapnya.
4}. Orang yang senantiasa berbuat makar untuk mengganggu keluarga dan harta orang lain. {Selain itu beliau juga menuturkan kekikiran dan kedustaan sebagai penyebab seseorang masuk neraka}.
5}. Orang yang bermulut kotor dan selalu berbuat keji.
{HR. Muslim : 8/159 no. 2865}
حَدَّثَنِي أَبُو غَسَّانَ الْمِسْمَعِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارِ بْنِ عُثْمَانَ وَاللَّفْظُ لِأَبِي غَسَّانَ وَابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ الْمُجَاشِعِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ذَاتَ يَوْمٍ فِي خُطْبَتِهِ أَلَا إِنَّ رَبِّي أَمَرَنِي أَنْ أُعَلِّمَكُمْ مَا جَهِلْتُمْ مِمَّا عَلَّمَنِي يَوْمِي هَذَا كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلَالٌ وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ وَأَمَرَتْهُمْ أَنْ يُشْرِكُوا بِي مَا لَمْ أُنْزِلْ بِهِ سُلْطَانًا وَإِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَقَالَ إِنَّمَا بَعَثْتُكَ لِأَبْتَلِيَكَ وَأَبْتَلِيَ بِكَ وَأَنْزَلْتُ عَلَيْكَ كِتَابًا لَا يَغْسِلُهُ الْمَاءُ تَقْرَؤُهُ نَائِمًا وَيَقْظَانَ وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أُحَرِّقَ قُرَيْشًا فَقُلْتُ رَبِّ إِذًا يَثْلَغُوا رَأْسِي فَيَدَعُوهُ خُبْزَةً قَالَ اسْتَخْرِجْهُمْ كَمَا اسْتَخْرَجُوكَ وَاغْزُهُمْ نُغْزِكَ وَأَنْفِقْ فَسَنُنْفِقَ عَلَيْكَ وَابْعَثْ جَيْشًا نَبْعَثْ خَمْسَةً مِثْلَهُ وَقَاتِلْ بِمَنْ أَطَاعَكَ مَنْ عَصَاكَ قَالَ وَأَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلَاثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ قَالَ وَأَهْلُ النَّارِ خَمْسَةٌ الضَّعِيفُ الَّذِي لَا زَبْرَ لَهُ الَّذِينَ هُمْ فِيكُمْ تَبَعًا لَا يَبْتَغُونَ أَهْلًا وَلَا مَالًا وَالْخَائِنُ الَّذِي لَا يَخْفَى لَهُ طَمَعٌ وَإِنْ دَقَّ إِلَّا خَانَهُ وَرَجُلٌ لَا يُصْبِحُ وَلَا يُمْسِي إِلَّا وَهُوَ يُخَادِعُكَ عَنْ أَهْلِكَ وَمَالِكَ وَذَكَرَ الْبُخْلَ أَوْ الْكَذِبَ وَالشِّنْظِيرُ الْفَحَّاشُ وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو غَسَّانَ فِي حَدِيثِهِ وَأَنْفِقْ فَسَنُنْفِقَ عَلَيْكَ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِي حَدِيثِهِ كُلُّ مَالٍ نَحَلْتُهُ عَبْدًا حَلَالٌ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرٍ الْعَبْدِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ هِشَامٍ صَاحِبِ الدَّسْتَوَائِيِّ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ ذَاتَ يَوْمٍ وَسَاقَ الْحَدِيثَ وَقَالَ فِي آخِرِهِ قَالَ يَحْيَى قَالَ شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ مُطَرِّفًا فِي هَذَا الْحَدِيثِ و حَدَّثَنِي أَبُو عَمَّارٍ حُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ الْحُسَيْنِ عَنْ مَطَرٍ حَدَّثَنِي قَتَادَةُ عَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ عَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ أَخِي بَنِي مُجَاشِعٍ قَالَ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ خَطِيبًا فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي وَسَاقَ الْحَدِيثَ بِمِثْلِ حَدِيثِ هِشَامٍ عَنْ قَتَادَةَ وَزَادَ فِيهِ وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَقَالَ فِي حَدِيثِهِ وَهُمْ فِيكُمْ تَبَعًا لَا يَبْغُونَ أَهْلًا وَلَا مَالًا فَقُلْتُ فَيَكُونُ ذَلِكَ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَاللَّهِ لَقَدْ أَدْرَكْتُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَرْعَى عَلَى الْحَيِّ مَا بِهِ إِلَّا وَلِيدَتُهُمْ يَطَؤُهَا.
{رواه مسلم برقم : 5019}
Sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan yg tak kalian ketahui yg Ia ajarkan padaku pada hari ini: 'Semua harta yg Aku berikan pada hamba itu halal, sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus semuanya, mereka didatangi oleh setan lalu dijauhkan dari agama mereka, setan mengharamkan yg Aku halalkan pada mereka & memerintahkan mereka agar menyekutukanKu yg tak Aku turunkan kuasanya.' Sesungguhnya Allah memandang penduduk bumi lalu Allah membenci mereka, arab maupun ajam, kecuali sisa-sisa dari ahli kitab, Ia berfirman: 'Sesungguhnya aku mengutusmu untuk mengujiMu & denganMu Aku menguji, Aku menurunkan kitab padamu yg tak basah oleh air, kau membacanya dalam keadaan tidur & terjaga.' Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk membakar kaum Quraisy lalu aku berkata:
'Wahai Rabb, kalau begitu mereka akan memecahkan kepalaku lalu mereka membiarkannya menjamur.' Ia berfirman: 'Usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu, perangilah mereka niscaya Kami akan membantumu, berinfaklah niscaya Kami akan menggantinya, utuslah bala tentara niscaya Kami akan mengirim lima kali sepertinya, perangilah orang yg mendurhakaimu bersama orang yg menaatimu. Beliau meneruskan: Penghuni surga itu ada tiga; pemilik kekuasaan yg sederhana, derma & penolong, seorang yg berbelas kasih, berhati lunak kepada setiap kerabat & orang muslim yg sangat menjaga diri & memiliki tanggungan. Beliau meneruskan: Penghuni neraka ada lima; orang lemah yg tak memiliki kekuatan, yaitu para pengikut ditengah-tengah kalian, mereka tak mencari keluarga & juga harta, pengkhianat yg tak samar baginya ketamakan meski tak jelas kecuali ia pasti mengkhianatinya, orang yg dipagi & disore harinya selalu menipumu pada keluarga & hartamu. Beliau menyebut kebakhilan, kedustaan & akhlak yg buruk. Abu Ghassan dalam haditsnya tak menyebut: Berinfaklah niscaya Aku ganti. Telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna Al Anazi telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Adi dari Sa'id dari Qatadah dgn sanad ini, dalam haditsnya ia tak menyebut: Semua harta yg Aku berikan pada hamba itu halal. Telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Bisyr Al Abdi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari Hisyam, teman Ad Dastuwa'I, telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Mutharrif dari Iyadh bin Himar para suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berkhutbah, ia menyebutkan hadits & diakhirnya ia menyebutkan: Yahya berkata:
Syu'bah berkata:
Dari Qatadah berkata:
Aku mendengar Mutharrif dalam hadits ini. telah menceritakan kepadaku Abu Ammar Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Al Husain dari Mathar telah menceritakan kepadaku Qatadah dari Mutharrif bin Abdullah bin Asy Syakhir dari Iyadh bin Himar dari bani Mujasyi', ia berkata:
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri berkhutbah pada suatu hari ditengah-tengah kami lalu beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah memerintahkanku ia menyebut hadits seperti hadits Hisyam dari Qadatah, dalam haditsnya ia menambah: Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tak ada seorang pun yg berbangga diri pada yg lain & agar tak seorang pun berlalu lalim pada yg lain. Ia (Iyadh) menyebutkan dalam haditsnya: Dan mereka adalah para pengikut ditengah-tengah kalian, mereka tak mencari keluarga atau harta. aku bertanya: Seperti itukah wahai Abu Abdullah?
Ia menjawab: Ya, demi Allah, aku menjumpai mereka dimasa jahiliyah, seseorang menggembala di suatu perkampungan, disana tak ada seorang pun selain budak wanitanya, ia menggaulinya.
{HR. Muslim No.5109}.
الحديث السادس والعشرون | Hadits Keduapuluh enam
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.
{رواه الترمذي برقم : 3599، وقال: حسن غريب من هذا الوجه، وابن ماجه برقم : 247، 3833، واللفظ له. الدعاء وله شاهد من حديث أنس- رضي اللّه عنه- في المستدرك للإمام الحاكم : 1/ 510، برقم : 1879، وقال: صحيح على شرط مسلم وأقره الذهبي، وهو كما قالا. وله طريق أخرى رواها الطبراني في الأوسط من رواية سهيل بن عياش عن المدنيين وهي ضعيفه، كذا قال الهيثمي في مجمع الزوائد : 10/ 181}.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair. Dari Musa bin 'Ubaidata. Dari Muhammad bin Tsabit. Dari Abi Hurairata, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama bersabda :
Ya Allah, berilah aku manfa'at dgn ilmu yg Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku sesuatu yg bermanfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu kepadaku, segala puji bagi Allah atas setiap kondisi.
{HR. Tirmidzi no. 3599, beliau berkata : Hadits Hasan Gharib dari jalan ini. Teks Hadits Riwayat Ibnu Majah No.247, 3833. Doa ini mempunyai Syahid (penguat) dari riwayat Anas seperti dalam Al Mustadrak Imam Hakim : 1/ 510, no. 1879, beliau berkata : Hadits Shahih atas syarat muslim, dan Imam Dzahabiy menguatinya}.
الحديث السابع والعشرون | Hadits Keduapuluh Tujuh
أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَخِيهِ عَبَّادِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْأَرْبَعِ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ.
{رواه أبو داود برقم : 1548. والنسائي : 8/ 248، برقم : 5470، 5536، 5537، واللفظ له. وابن ماجة برقم : 250. وقال الألباني في صحيحه: صحيح. : 3 / 1113, برقم : 5053}.
O Allah I seek refuge with You from knowledge that does not benefit, and from a heart that is not subdued and humble, and from a supplication that is not heard, and from a self that is not satisfied.
{Reported by Abu Dawud no. 1548, and it is sahih. And an-Nasa’i no. 5470, 5536، 5537. And Ibnu Majah no. 250}
Telah menceritakan kepada kami Qutaibatu, dia berkata : Telah menceritakan kepada kami Al Laitsu. Dari Sa'id bin Abi Sa'id. Dari saudaranya 'Abaad bin Abi Sa'id, sesungguhnya dia mendengar Abi Hurairah berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama bersabda :
ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL ARBA'; MIN 'ILMIN LAA YANFA' WA MIN QALBIN LAA YAKHSYA' WA MIN NAFSIN LAA TASYBA' WA MIN DU'AA`IN LAA YUSMA'
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari empat hal; ilmu yg tak bermanfaat, hati yg tak khusyu', jiwa yg tak merasa puas dan dari doa yg tak didengar).
[HR. Abu Dawud no. Teks Hadits Riwayat Nasai No.5372, 5536, 5537. Ibnu Majah no. 240. Dan dishahihkan oleh Al Bani Fi Shahihihi no. 5053].
الحديث الثامن والعشرون | Hadits Kedelapan Belas
حَدَّثَنَا أَبُو حَامِدِ بْنُ جَبَلَةَ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ ، حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ خِدَاشٍ ، حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ ، عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ ، قَالَ : قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ : لَوِ اسْتَخْلَفْتُ مُعَاذَ بْنَ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ فَسَأَلَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ : مَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ ؟ لَقُلْتُ سَمِعْتُ نَبِيَّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : " إِنَّ الْعُلَمَاءَ إِذَا حَضَرُوا رَبَّهُمْ عَزَّ وَجَلَّ كَانَ مُعَاذُ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ رَتْوَةً بِحَجَرٍ " .
{أخرجه أبو نعيم في حلية الأولياء : 1/ 228, برقم : 806، واللفظ له. وابن سعد في الطبقات : 2/ 248 و 3/ 590. وذكره الألباني في الصحيحة : 3/ 82، رقم الحديث : 1091}.
الحديث التاسع والعشرون | Hadits Keduapuluh Sembilan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : »مَا أَصَابَ أَحَدًا قَطُّ هَمٌّ وَلَا حَزَنٌ ، فَقَالَ : اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي، وَجِلَاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي، إِلَّا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ، وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجًا« ، قَالَ : فَقِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَلَا نَتَعَلَّمُهَا ؟ فَقَالَ : »بَلَى ، يَنْبَغِي لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا«
{رواه أحمد في المسند بتحقيق الشيخ أحمد شاكر. : 5/ 3712 و 6/ 4318، واللفظ له، وقال: إسناده صحيح. ورواه ابن حبان رقم : 972. وذكره الألباني في صحيح الكلم الطيب (74) حديث (123) وقال: صحيح}.
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu Ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang ditimpa kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, berlaku terhadapku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai penyejuk hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar.” Abdullah berkata, “Ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, tidakkah kami mempelajarinya? Rasulullah menjawab: “Iya, siapa saja yang mendengarnya hendaknya mempelajarinya.”
{HR. Ahmad Fi Musnadihi bitahqiq (footnote) Syaikh Ahmad Syakir : 5/ 3712 dan 6/ 4318, Teks Hadits Riwyat Ahmad, dan. Beliau Syaikh Ahmad Syakir mengatakan : Sanadnya Shahih. Ibnu Hibban no. 972. Dan Albaniy Tokoh Wahhabiy Fi Shahih Al Kalim Al Thayyib : 74 no. 123, dan mengatakan : Shahih}.
الحديث الثلاثون | Hadits Ketigapuluh
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا سُرَيْجُ بْنُ النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ عَنْ أَبِي طُوَالَةَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مَعْمَرٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا.
{ رواه أبو داود برقم : 3664، واللفظ له. والترمذي برقم : 2655، وقال: حسن غريب. وذكر المنذري، المختصر : 5/ 255, يعني لأبي داود. وأحمد : 2/ 338, رقم : 8238, وقال الشيخ أحمد شاكر: 16/ 193, إسناده صحيح. والحاكم : 1/ 85, وقال: صحيح سنده، ثقات رواته، على شرطهما ووافقه الذهبي. واقتضاء العلم العمل للخطيب البغدادي وقال الألباني: صحيح رقم (102)}.
Mentahditskan (telah menceritakan) Abu Bakar bin Abi Syaibah kepada kami, mentahditskan Syuraij bin Nu’man kepada kami, mentahditskan Fulaih dari Abi Thuwalah Abdullah bin Abdur Rahman bin Ma’mar al-Anshari dari Sa’id bin Yasar dari Abu Hurairah ia berkata, bersabda Rasullallah shalallaahu 'alaihi wasallama :
”Siapa pun yang mempelajari suatu ilmu yang difokuskan mengharap pada ridho Allah subhanahu wata'ala, tetapi ia mempelajari ilmu hanya untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata, maka ia tidak akan mencium wangi surga di akhirat nanti”.
{HR. Teks Hadits Riwayat Abu Dauwud no. 3664. Tirmidzi no. 2655, dan beliau berkata : Hasan Gharib. Ibnu Mundzir dalam Al Mukhtashar Abu Dawud dan Ahmad. Syaikh Ahmad Syakir berkata : Sanadnya Shahih. Al Hakim berkata : Shahih Sanadnya dan Tsiqat Perawinya atas syarat Bukhari Muslim, dan Imam Dzahabi Menguatinya. Al Khathib Al Baghdadiy. Dan dishahihkan oleh Al Baniy Tokoh Wahhabiy}
الحديث الواحد والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Satu
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَعِيلَ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ صَخْرٍ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ جَاءَ مَسْجِدِي هَذَا لَمْ يَأْتِهِ إِلَّا لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَنْ جَاءَ لِغَيْرِ ذَلِكَ فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الرَّجُلِ يَنْظُرُ إِلَى مَتَاعِ غَيْرِهِ.
{أخرجه ابن ماجة برقم : 227، واللفظ له وقال في الزوائد: إسناده صحيح على شرط مسلم. وذكره الألباني في صحيح الجامع : 3/ 278, رقم : 6060, وقال: صحيح}.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Humaid bin Shakhr dari Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa mendatangi masjidku ini, ia tidak datang kecuali karena sesuatu yang ia pelajari atau ia ajarkan, maka ia seperti seorang mujahid fi sabillilah. Dan barangsiapa mendatanginya untuk selain itu, maka ia seperti seseorang yang melihat barang milik orang lain."
{HR. Ibnu Majah no. 227, teks hadits riwayatnya, dan beliau mengatakan dalam Al Zawaid : Sanadnya Shahih atas syarat muslim. Dan Al Baniy Tokoh Wahhabiy menyebutkan dalam Al Jami'u Al Shahih : 3/ 278, dan dia berkata : Shahih}
الحديث الثاني والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Tiga
وروي عَن عَبدِ الله بنِ مَسعُودٍ، قال: قال رَسول الله صلى الله عليه وسلم: «مَن كَتَمَ عِلمًا يُنتَفَعُ به، جاءَ يَومَ القِيامَةَ مُلَجَّمًا بِلِجامٍ مِن نارٍ».
عن أبي هريرة- رضي اللّه عنه- قال: قال رسول اللّه صلّى اللّه عليه وسلّم: «من سئل عن علم ثمّ كتمه ألجم يوم القيامة بلجام من نار».
{رواه أبو داود برقم : 3658. والترمذي برقم : 2649، واللفظ له، وقال: حديث حسن. وابن ماجة برقم : 261. وقال في التحفة: أخرجه أحمد 1/ 101، وأبو داود، والنسائي، والحاكم : 2/ 344، 353، وقال: صحيح وذكره في المشكاة وقال الألباني: صحيح : 1/ 71}.
Dari Abi Hurairata radliyyallaahu 'anhu, beliau berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama pernah bersabda :
Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu lalu disembunyikannya (tidak mau memberi keterangan), maka orang itu di hari Kiamat kelak akan dikekang dengan kekang api neraka."
(HR. Abu Dawud no. 3658. Teks Hadits Riwayat Tirmidzi no.2649, beliau berkata : Hadits Hasan. Ibnu Majah no. 261. Berkata dalam Al Tuhfah : Hadits diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Hakim. Dan berkata : Hadits Shahih. Dan menuturkannya dalam Al Misykah. Al Baniy Tokoh Wahhabiy berkata : Hadits Shahih)
الحديث الثالث والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Tiga
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ كِلَاهُمَا عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ حُمْرَانَ عَنْ عُثْمَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
{رواه مسلم برقم : 26}
Telah menceritakan kepada kami Abi Bakr bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb. Keduanya dari Isma'il bin Ibrahim. Abu Bakr berkata :
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Ulayyata. Dari Khalid, beliau berkata :
Telah menceritakan kepadaku Al Walid bin Muslim. Dari Humrana. Dari 'Utsmanu, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
"Barangsiapa yang meninggal sedangkan dia mengetahui makna La Ilaha Illallah pasti masuk surga."
{HR. Muslim no. 26}
Dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لَا يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ.
{رواه مسلم}
"Saya bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku adalah utusan Allah, tiada-lah seorang hamba bertemu Allah (meninggal dunia) dengan membawa keduanya tanpa ada keraguan sedikitpun pasti ia akan masuk surga."
{HR. Muslim}
الحديث الرابع والثلاثون | Hadits Ketigapiuluh Empat
حَدَّثَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْوَاسِطِيُّ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ غَالِبٍ الْعَبَّادَانِيُّ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ الْبَحْرَانِيِّ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ ، قَالَ : قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " يَا أَبَا ذَرٍّ لَأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ آيَةً مِنْ كِتَابِ اللَّهِ ، خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ ، وَلَأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ عُمِلَ بِهِ أَوْ لَمْ يُعْمَلْ ، خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ " .
{رواه ابن ماجة برقم : 219. واللفظ له، وذكره المنذري في الترغيب والترهيب برقم : 981، وقال: إسناده حسن}.
Telah menceritakan kepada kami Al Abbas bin Abdillah Al Wasithiy. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ghalib Al 'Abaadaaniy. Dari Abdillah bin Ziyaad Al Bahraniy. Dari Aliy bin Zaid. Dari Sa'id bin Al Musayyib. Dari Abi Dzar, beliau berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama pernah bersabda kepadaku :
“Wahai Abu Dzarr, sungguh kamu pergi untuk mempelajari satu ayat dari kitab Allah, itu lebih baik bagimu daripada kamu shalat (sunnah) seratus reka’at, dan sungguh kamu pergi untuk mempelajari satu bab ilmu, baik diamalkan atau tidak, itu lebih baik bagimu daripada kamu shalat (sunnah) seribu rakaat”.
{HR. Ibnu Majah : 1/ 79, no. 219. Hadits ini oleh Al-Mundziri di dalam Targhib wat Tarhib dinyatakan sanadnya hasan, tetapi di dalam kitab Majma’uz Zawaaid didla’ifkan oleh Al-Haitsami, karena di dalam sanadnya ada dua perawi yang dla’if, yaitu ‘Abdullah bin Ziyad dan ‘Ali bin Zaid bin Jud’aan}.
الحديث الخامس والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Lima
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.
{رواه احمد}
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ،
{رواه مسلم برقم : 2699، واللفظ له. وأبو داود. والترمذي. وابن ماجه}.
Abu Huraira reported: The Messenger of Allah, peace and blessings be upon him, said:
He who relieves the hardship of a believer in this world, Allah will relieve his hardship on the Day of Judgment. He who makes easy what is difficult, Allah will make it easy for him in the world and the Hereafter. He who conceals the faults of a Muslim, Allah will conceal his faults in the world and the Hereafter. Allah helps the servant so long as he helps his brother. He who travels a path in search of knowledge, Allah will make easy a path to Paradise. A people do not gather together in the houses of Allah, reciting the Book of Allah and studying together, except that tranquility will descend upon them, mercy will cover them, angels will surround them, and Allah will mention them to those with Him. And he who is slow to good deeds will not be hastened by his lineage.
{Sahih Muslim, Book 35, Number. 2699}
Dari Abi Hurairata, beliau berkata : Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Barangsiapa yang melepaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu rumah (masjid) dari rumah-rumah Allah untuk membaca Al Qur’an dan saling mengajari di antara mereka, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, mereka akan diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barang siapa yang ketinggalan amalnya (untuk masuk surga), maka nasabnya (keturunannya) tidak akan bisa mempersegera dia (untuk masuk ke surga).”
{HR. Ahmad. Teks Hadits Riwayat Muslim no. 2699. Abu Dawud. Tirmidzi. Dan Ibnu Majah}
الحديث السادس والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Enam
عَن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنهُ عَنِ النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَال : (( مَنهُومَانِ لاَ يَشْبَعَان : مَنْهُومٌ في عِلْمٍ لاَ يَشْبَع ، وَمَنْهُومٌ في دُنْيَا لاَ يَشْبَع )).
{رواه الحاكم : 1/ 92، واللفظ له، وقال: صحيح على شرط الشيخين ولم أجد له علة ووافقه الذهبي. وقَالَ الذَّهَبيُّ في التَّلْخِيص : صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِهِمَا وَلَمْ أَجِدْ لَهُ عِلَّة ، وَصَحَّحَهُ الأَلْبَانيُّ في الجَامِعِ وَالمِشْكَاةِ بِرَقْمَيْ : 11570 ، 260, وهو عند ابن عدي وابن عساكر وهو صحيح}
Dari Anas bin Malik radliyyallaahu 'anhu. Dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama sesungguhnya beliau telah bersabda :
Ada dua golongan orang rakus yg tak pernah merasa kenyang, Pertama orang yg rakus terhadap ilmu, Kedua orang yg rakus terhadap dunia.
{HR. Hakim, dia berkata : Shahih atas syarat bukhariy Muslim dan aku tidak menemukan kecacatan. Imam Dzahabiy mensepakatinya, dan beliau berkata dalam Kitab Al Talkhish : Dan aku tidak menemukan kecacatan. Dan Al Baniy Tokoh Wahhabiy menshahihkannya seperti dalam Kitabnya Al Jami' dan Al Misykah, dan itu merupakan pendapat Ibnu 'Adiy dan Ibnu 'Asakir, merupakan hadits yang berderajat shahih}
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّقِّيُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَيْدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ : مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ مَنْهُومٌ فِي الْعِلْمِ لَا يَشْبَعُ مِنْهُ وَمَنْهُومٌ فِي الدُّنْيَا لَا يَشْبَعُ مِنْهَا فَمَنْ تَكُنِ الْآخِرَةُ هَمَّهُ وَبَثَّهُ وَسَدَمَهُ يَكْفِي اللَّهُ ضَيْعَتَهُ وَيَجْعَلُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَمَنْ تَكُنِ الدُّنْيَا هَمَّهُ وَبَثَّهُ وَسَدَمَهُ يُفْشِي اللَّهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَيَجْعَلُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ثُمَّ لَا يُصْبِحُ إِلَّا فَقِيرًا وَلَا يُمْسِي إِلَّا فَقِيرًا.
{رواه الدارمي برقم : 335}
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Ja'far Al Raqiyyu. Dari 'Ubaidillah bin 'Amrin. Dari Zaid (dia adalah) Ibnu Abi Syaibah. Dari Sayyarin. Dari Al Hasan, beliau berkata :
Ada dua golongan orang rakus yg tak pernah merasa kenyang, Pertama orang yg rakus terhadap ilmu, Kedua orang yg rakus terhadap dunia. Barang siapa yg menjadikan akhirat sebagai tujuan, semboyan, & kesukaannya, Allah mencukupkan kekurangannya (amal perbuatannya) & Allah menjadikan kekayaannya di hatinya. Dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan, semboyan & kesukaannya, maka Allah menjadikan hartanya berlimpah & menjadikan kefakiran di depan matanya, kemudian dia tak menjadi selain sebagai orang fakir di pagi & sore harinya.
{HR. Darimi No.335}.
أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ أَخْبَرَنَا أَبُو عُمَيْسٍ عَنْ عَوْنٍ قَالَ : قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ صَاحِبُ الْعِلْمِ وَصَاحِبُ الدُّنْيَا وَلَا يَسْتَوِيَانِ أَمَّا صَاحِبُ الْعِلْمِ فَيَزْدَادُ رِضًا لِلرَّحْمَنِ وَأَمَّا صَاحِبُ الدُّنْيَا فَيَتَمَادَى فِي الطُّغْيَانِ ثُمَّ قَرَأَ عَبْدُ اللَّهِ { كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى } قَالَ وَقَالَ الْآخَرُ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}.
{رواه الدارمي برقم : 336}
Telah menceritakan kepada kami Ja'far bin 'Aun. Dari 'Umaisin. Dari 'Aun, beliau berkata : Abdullah telah berkata :
Ada dua golongan yg tak pernah merasa kenyang, yaitu pemilik ilmu & pemilik dunia, & keduanya tak sama. Adapun pemilik ilmu semakin menambah kerelaan terhadap Ar Rahman, & pemilik dunia selalu melampaui batas (menambah kelaliman), kemudian Abdullah membaca: KALLA INNAL INSAANA LAYATHGHAA AN RA`AHUS TAGHNAA (Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena ia melihat dirinya serba cukup), dia berkata juga, yg lain juga berkata:
'Yang takut kepada Allah diantara hambaNya, hanyalah ulama.
{HR. Darimi No.336}.
الحديث السابع والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Tujuh
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، وَإِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ ، وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ نُمَيْرٍ ، قَالَ إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا ، وقَالَ لآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ ، عَنْ عَاصِمٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ ، وَعَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ ، قَالَ : لَا أَقُولُ لَكُمْ إِلَّا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ، كَانَ يَقُولُ :
" اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ ، وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ ، وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ ، اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا ، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا " .
{رواه احمد برقم : 19308. ومسلم في كِتَاب الذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَالتَّوْبَةِ وَالِاسْتِغْفَار، بَاب التَّعَوُّذِ مِنْ شَرِّ مَا عُمِلَ وَمِنْ شَرِّ... ، برقم : 4905، واللفظ له}
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Ishaq bin Ibrohim, dan Muhammad bin Abdillaah bin Numair. Dan lafadznya riwayat Ibnu Numair. Ishaq berkata : Telah menceritakan kepada kami. Dia berkata lagi kepada kedua perawi yang lain : Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awwiyata. Dari 'Ashim. Dari Abdillah bin Al Harits. Dari Abi 'Utsmana Al Nahdli. Dari Zaid bin Arqom, beliau berkata : Aku tidak akan mengatakan sesuatu kepada kalian semua kecuali seperti yang Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallama sabdakan, beliau berdoa :
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, kepengecutan dan kekikiran, usia pikun dan azab kubur.
Ya Allah, berilah jiwaku ketakwaan, sucikanlah jiwaku karena Engkau adalah sebaik-baik yang mensucikan jiwa. Engkaulah Yang mengurus dan mendidik jiwa.
Ya Allah berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, hawa nafsu yang tak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan.”
{HR. Ahmad no. 19308. Dan Teks Hadits Riwayat Muslim no. 4905)
أَخْبَرَنَا وَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى عَنْ ابْنِ فُضَيْلٍ عَنْ عَاصِمِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ قَالَ كَانَ إِذَا قِيلَ لِزَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ حَدِّثْنَا مَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا أُحَدِّثُكُمْ إِلَّا مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّثَنَا بِهِ وَيَأْمُرُنَا أَنْ نَقُولَ :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَدَعْوَةٍ لَا تُسْتَجَابُ.
{رواه النسائي برقم : 5443}
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat kikir, pengecut, pikun & siksa kubur. Ya Allah, berilah ketakwaan kepada jiwaku, bersihkanlah ia karena Engkau adl sebaik-baik yg membersihkannya. Engkau Pengatur & Pemiliknya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jiwa yg tak pernah merasa puas, hati yg tak khusyu', ilmu yg tak bermanfaat & doa yg tak didengar).
{HR. Nasai No.5443}.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ قَالَ :
بِسْمِ اللَّهِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَزِلَّ أَوْ أَضِلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ.
{رواه النسائي برقم : 5444}
Dari Umi Salamah radliyyallaahu 'anha, sesunggunya Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam ketika akan keluar rumah berdoa :
Dengan menyebut nama Allah, ya Tuhanku! Aku berlindung kepada-Mu dari keterpelesetan, tersesat, berlaku zhalim atau terzhalimi, berlaku bodoh atau dibodohi).
{HR. Nasai No.5444}.
الحديث الثامن والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Delapan
حَدَّثَنَا حُمَيْدُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا حُصَيْنُ بْنُ نُمَيْرٍ أَبُو مِحْصَنٍ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ قَيْسٍ الرَّحَبِيُّ حَدَّثَنَا عَطَاءُ بْنُ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَزُولُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْحُسَيْنِ بْنِ قَيْسٍ وَحُسَيْنُ بْنُ قَيْسٍ يُضَعَّفُ فِي الْحَدِيثِ مِنْ قِبَلِ حِفْظِهِ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي بَرْزَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ.
{رواه الترمذي برقم : 2340}
Telah menceritakan kepada kami Humaid bin Mas'adata. Telah menceritakan kepada kami Hushoin bin Numair Abi Mihshon. Telah menceritakan kepada kami Husain bin Qais Al Rohbiyyu. Telah menceritakan kepada kami 'Atho bin Abi Robbah. Dari Ibnu 'Umar. Dari Ibnu Mas'ud. Dari Nabi shalallaahu 'alaihi wasallama, beliau telah bersabda :
Kaki Anak Adam tidaklah bergeser pada hari Kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal; tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia pergunakan, tentang hartanya dari mana dia peroleh & kemana dia infakkan & tentang apa yg telah dia lakukan dengan ilmunya.
Abu Isa berkata:
Hadits ini gharib, kami tak mengetahuinya dari hadits Ibnu Mas'ud dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam kecuali dari Hadits Al Husain bin Qais, sementara Husain bin Qais dilemahkan dalam masalah hadits karena sisi hafalannya, & dalam bab ini ada hadits dari Abu Barzah & Abu Sa'id.
{HR. Tirmidzi No.2340}.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا الْأَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَسَعِيدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جُرَيْجٍ هُوَ بَصْرِيٌّ وَهُوَ مَوْلَى أَبِي بَرْزَةَ وَأَبُو بَرْزَةَ اسْمُهُ نَضْلَةُ بْنُ عُبَيْدٍ.
{رواه الترمذي برقم : 2341}
Kedua telapak kaki seorang hamba tak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh & kemana dia infakkan & tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan. Dia berkata:
Hadits ini hasan shahih, adapun Sa'id bin Abdullah bin Juraij dia adl orang Bashrah & dia adl budak Abu Barzah, sedangkan Abu Barzah namanya adl Nadlah bin 'Ubaid.
{HR. Tirmidzi No. 2341}.
الحديث التاسع والثلاثون | Hadits Ketigapuluh Sembilan
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعِيدٍ الْمَرْوَزِيُّ بِالْبَصْرَةِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ عَسْكَرٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوبَ ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ ، عَنْ جَابِرٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الِلَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ ، وَلا تُمَارُوا بِهِ السُّفهَاءَ ، وَلا تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ ، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارَ النَّارَ ».
{رواه ابن ماجة برقم : 254. وابن حبان برقم : 77، في كِتَابُ الْعِلْمِ، بَابُ الزَّجْرِ عَنْ كِتْبَةِ الْمَرْءِ السُّنَنَ ... » ذِكْرُ وَصْفِ الْعِلْمِ الَّذِي يُتَوَقَّعُ دُخُولُ ... واللفظ له، ومرفوعا وموقوفا. وهو عند الحاكم (1/ 86) وقال الحاكم والذهبي والرفع أصح}.
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Sa'id Al Marwaziyyu di Bashrah, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sahl bin 'Askar, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Maryam. Dari Yahya bin Ayyub. Dari Ibnu Juraijin. Dari Abi Al Zubair. Dari Jabir, beliau berkata : Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
Janganlah kalian mencari ilmu untuk menandingi para ulama atau untuk mendebat orang-orang bodoh atau agar bisa menguasai pertemuan dan majlis-majlis. Barangsiapa yang berbuat seperti itu, maka neraka baginya, neraka baginya.”
{HR. Ibnu Majah no. 254. Teks Hadits Riwayat Ibnu Hibban no. 77 Fi Kitabul Ilmi. Dan Al Hakim, beliau menyatakan bahwa hadits ini Shahih dengan para periwayat yang terpercaya sesuai dengan syarat-syarat Imam Muslim. Menurut Imam Hakim hadist ini diriwyatkan secara Marfu' dan mauquf, Imam Hakim dan Imam Dzahabiy mengatakan : Secara Marfu' yang lebih Shahih}
الحديث الأربعون | Hadits Keempatpuluh
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ الْجَارُودِيُّ الْحَافِظُ ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ حَامِدِ بْنِ جَعْفَرٍ ، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ ، حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ سُلَيْمَانَ ، قَالَ : كَتَبَ إِلَيَّ وَهْبُ بْنُ وَهْبٍ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ ، يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ ، وَانْتِحَالِ الْمُبْطِلِينَ ، وَتَأْوِيلِ الْجَاهِلِينَ " ،
وَهْبُ بْنُ وَهْبٍ : هُوَ أَبُو الْبَخْتَرِيِّ الْقُرَشِيِّ الْقَاضِي . حدَّثَ عَنْهُ الشَّافِعِيُّ ، وَرَوَاهُ أَبُو النَّضْرِ الطُّوسِيُّ ، عَنْ مَالِكٍ .
{رواه البزار : 1/ 86، رقم حديث : 143. وهو في المشكاة (1/ 82) حديث (248) وقال: رواه البيهقي. وأنظر كتاب ذم الكلام وأهله للإمام عبد الله الأنصاري، الْبَابُ التَّاسِعُ : بَابُ إِنْكَارِ أَئِمَّةِ الْإِسْلَامِ مَا أَحْدَثَهُ ...، واللفظ هذا الحديث فيه. وقال الاباني في تخريجه: رواه الحاكم في المستدرك وصححه ووافقه الذهبي ونقل هناك تصحيح الإمام أحمد للحديث}
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al Jaarudiyyu Al Hafidz.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Aliy bin Hamid bin Ja'far.
Telah menceritakan kepada kami Al Fadl bin Abdillah bin Mas'ud.
Telah menceritakan kepada kami Malik bin Sulaiman, beliau berkata : Wahb bin Wahb menulis surat kepadaku :
Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Abdil Aziz. Dari 'Atho bin Abi Rabbah. Dari Abdillah bin Abbas rsdliyyallaahu 'anhuma : Sesungguhnya Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wasallama telah bersabda :
“Ilmu agama ini akan terus dibawa oleh orang-orang adil (terpercaya) dari tiap-tiap generasi, yang selalu berjuang membersihkan agama ini dari:
(1). Tahriful Ghalin (pemutarbalikan pengertian agama yang dilakukan oleh para ekstrimis).
(2). Intihalul Mubthilin (Kedustaan orang-orang sesat yang mengatasnamakan agama).
(3). Ta`wilul Jahilin (Pena`wilan agama yang salah yang dilakukan oleh orang-orang yang jahil)
Wahb bin Wahb adalah Abu Al Bahtari Al Qurasyiy Al Qdliy. Imam Syafi'i menceritakan darinya. Abu Al Nadlru Al Thusiy menceritakannya dari Imam Malik.
{HR. Al Bazzar no. 143. Dalam Kitab Al Misykah : 1/ 82 no. 248، mengatakan : Baihaqi meriwayatkannya. Dan lihat Kitab Dzam Al Kalam Al Thayyib Karya Imam Abdullah Al Anshariy Bab. 9 (Babu Inkari Aimmati Al Islaami Maa Ahdatsahu), dan lafadz hadits ini ada didalamnya. Al Bani Tokoh Wahhabiy mengatakan dalam Kitab Takhrijnya : Hadits Riwayat Hakim dalam Al Mustadrak, beliau menshahihkannya, dan Imam Dzahabi mensepakatinya, dan Albaniy menukil akan penshahihan Imam Ahmad pada hadits ini}
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ شَرَاحِيلَ بْنِ يَزِيدَ الْمَعَافِرِيِّ، عَنْ أَبِي عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فِيمَا أَعْلَمُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : " إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا ".
قَالَ أَبُو دَاوُدَ : رَوَاهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ شُرَيْحٍ الإِسْكَنْدَرَانِيُّ لَمْ يَجُزْ بِهِ شَرَاحِيلَ .
{رواه أبو داود برقم : 4278. وصححه السخاوي في المقاصد الحسنة : 149، وإلالباني في سلسلة الصحيحة : 599}
Narrated Abu Hurayrah: The Prophet said: Allah will raise for this community at the end of every hundred years the one who will renovate its religion for it. Abu Dawud said: 'Abd al-Rahman bin Shuriah al-Iskandarani has also transmitted this tradition, but he did not exceed Shrahil.
{Reference Sunan Abu Dawud Book 38, Hadith 4278}
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud Al Mahriyu. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahbin. Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abi Ayyub. Dari Syarahil bin Yazid Al Ma'aafiriy. Dari Abi 'Alqamah. Dari Abi Hurairata, pada hadits yang aku ketahui dari Rasulillah shalallaah 'alaihi wasallama, beliau telah bersabda :
Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini, pada setiap akhir / penghujung seratus tahun (1 abad), orang yang memperbaharui untuk umat agama mereka.
{HR. Abu Dawud no. 4278, Dishahihkan oleh as-Sakhawi di al-Maqâshid al-Hasanah : 149. Dan Al-Albani Tokoh Wahhabiy juga menshahihkannya dalam di as-Silsilah ash-Shahîhah no. 599)
Tampilkan postingan dengan label HADITS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HADITS. Tampilkan semua postingan
Langganan:
Postingan (Atom)
PALING DIMINATI
-
(edisi revisi ditahun kedua pandemi covid 19 pertengahan ramadhan 1442 H awwal mei 2021 M) 𝓐𝓵 𝓠𝓾𝓻'𝓪𝓷 𝓜𝓮𝓷𝓳𝓮𝓵𝓪𝓼𝓴𝓪𝓷 𝓣𝓮...
-
بربي عرفت ربي و لولا المربي ما عرفت ربي Dengan bimbingan guru yang hanya menunjukkan kejalan Allah, aku mengenal Tuhanku. Jikalau tidak ad...
-
(edisi revisi akhir bulan sya'ban menjelang ramadhan tahun pandemi 1442 H / 2021 M) *A]• 🌴✍️ DEFINISI DURHAKA KEPADA ORANGTUA* *a1)• 👌...
-
• (edisi revisi tahun kedua pandemi covid 19 sepuluh terakhir bulan ramadhan 1442 H 4 mei 2021 M) *1️⃣﹏✍︵✰• SƱŔΛŦ ΛĿ ĪИSΛИ* إِنَّا خَلَقْ...
-
ألا يا الله بنظرة من العين الرحيمة للإمام الحبيب عبد الله علوي ألحــــــداد ألا يا الله بنظرة من العين الرحيمة *** تداوي كل ما ...
-
حكمة اليوم : ٢٤ ابريل ٢٠١٧ م 👑 edisi khusus ibadah sufi : senin wage, 27 Rojab 1437 H *🌹♻Ajaran Sufi Dan Untaian Syair Indah Rabi...
-
A).NASAB BELIAU 01. Dari ayahndnya: Muhammad bin Abdullh bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah ...
-
A• Faidah Makan Sahur Dan Tidur Siang حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ ، حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ ، حَدَّثَنَا زَمْعَةُ بْنُ صَالِحٍ ، ع...
-
(edisi revisi tahun corona 2021 M/sya'ban 1442 H) *💾✍️• Hadits Riwayat Dari Sahabat Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu :* أَخْبَرَنَا أَبُو...
-
“Bahlul” kata yang bisa kita gunakan untuk mensifati orang yang bodoh, tapi dr mana asal kata itu.. Diksahkan.. Sesungguhnya (BAHLUL) nama...
Kategori
SHALAT
(8)
HADITS
(5)
WANITA
(5)
ADAB DAN HADITS
(3)
FIQIH HADIST
(3)
WASHIYYAT DAN FAWAID
(3)
5 PERKARA SEBELUM 5 PERKARA
(2)
AQIDAH DAN HADITS
(2)
CINTA
(2)
PERAWATAN JENAZAH BAG VII
(2)
SIRAH DAN HADITS
(2)
TAUSHIYYAH DAN FAIDAH
(2)
TAWAJUHAT NURUL HARAMAIN
(2)
(BERBHAKTI
(1)
11 BAYI YANG BISA BICARA
(1)
12 BINATANG YANG MASUK SURGA
(1)
25 NAMA ARAB
(1)
7 KILOGRAM UNTUK RAME RAME
(1)
ADAB DAN AKHLAQ BAGI GURU DAN MURID
(1)
ADAB DAN HADITS (SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI BAPAK DAN IBU)
(1)
ADAT JAWA SISA ORANG ISLAM ADALAH OBAT
(1)
AIR KENCING DAN MUNTAHAN ANAK KECIL ANTARA NAJIS DAN TIDAKNYA ANTARA CUKUP DIPERCIKKI AIR ATAU DICUCI
(1)
AJARAN SUFI SUNNI
(1)
AKIBAT SU'UDZON PADA GURU
(1)
AL QUR'AN
(1)
AMALAN KHUSUS JUMAT TERAKHIR BULAN ROJAB DAN HUKUM BERBICARA DZIKIR SAAT KHUTBAH
(1)
AMALAN NISFHU SYA'BAN HISTORY
(1)
AMALAN SUNNAH DAN FADHILAH AMAL DIBULAN MUHARRAM
(1)
AMALAN TANPA BIAYA DAN VISA SETARA HAJI DAN UMRAH
(1)
APAKAH HALAL DAN SAH HEWAN YANG DISEMBELIH ULANG?
(1)
AQIDAH
(1)
ASAL MULA KAUM KHAWARIJ (MUNAFIQ) DAN CIRI CIRINYA
(1)
ASAL USUL KALAM YANG DISANGKA HADITS NABI
(1)
AYAT PAMUNGKAS
(1)
BAGAIMANAPUN BENTUKNYA VAGINA RASANYA TUNGGAL
(1)
BAHASA ALAM AKHIRAT
(1)
BELAJAR DAKWAH YANG BIJAK MELALUI BINATANG
(1)
BERITA HOAX SEJARAH DAN AKIBATNYA
(1)
BERSENGGAMA ITU SEHAT
(1)
BERSIKAP LEMAH LEMBUT KEPADA SIAPA SAJA KETIKA BERDAKWAH
(1)
BIRRUL WALIDAIN PAHALA DAN MANFAATNYA
(1)
BOLEH MEMINTA BANTUAN ATAU PERTOLONGAN JIN MALAIKAT DAN RUH PARA NABI WALI DAN SHOLIHIN
(1)
BOLEH SHALAT SUNNAH SETELAH WITIR
(1)
BOLEHNYA MENDEKTE IMAM DAN MEMBAWA MUSHAF DALAM SHALAT
(1)
BOLEHNYA MENGGABUNG DUA SURAT SEKALIGUS
(1)
BOLEHNYA PATUNGAN DAN MEWAKILKAN PENYEMBELIHAN KEPADA KAFIR DZIMMI ATAU KAFIR KITABI
(1)
BULAN ROJAB DAN KEUTAMAANNYA
(1)
Boleh Memuji Atau Menyebut Keahlian Diri Sendiri Untuk Promosi Bukan Untuk Kesombongan Atau Pamer
(1)
DAGING KURBAN AQIQAH UNTUK KAFIR NON MUSLIM
(1)
DAN FAKHR
(1)
DAN YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA)
(1)
DARIMANA SEHARUSNYA UPAH JAGAL DAN BOLEHKAH MENJUAL DAGING KURBAN
(1)
DASAR PERAYAAN MAULID NABI
(1)
DEFINISI DAN BATASAN YATIM MENURUT ULAMA' MADZHAB
(1)
DEFINISI TINGKATAN DAN PERAWATAN SYUHADA'
(1)
DO'A MUSTAJAB
(1)
DO'A TIDAK MUSTAJAB
(1)
DOA ASMAUL HUSNA PAHALA DAN FAIDAHNYA
(1)
DOA DIDALAM SHALAT DAN SHALAT DENGAN SELAIN BAHASA ARAB
(1)
DOA KHUSUS
(1)
DOA ORANG MUSLIM DAN KAFIR YANG DIDZALIMI MUSTAJAB
(1)
DOA SHALAT DLUHA MA'TSUR
(1)
DONGO JOWO MUSTAJAB
(1)
DSB)
(1)
DURHAKA
(1)
Diantara Pro Dan Kontra Mensholati Jenazah Yang Berada Didalam Keranda Atau Peti Mati Yang Dipaku Atau Digembok
(1)
FADHILAH RAMADHAN DAN DOA LAILATUL QADAR
(1)
FAIDAH MINUM SUSU DIAWWAL TAHUN BARU HIJRIYYAH
(1)
FENOMENA QURBAN/AQIQAH SUSULAN BAGI ORANG LAIN DAN ORANG MATI
(1)
FIKIH SHALAT DENGAN PENGHALANG
(1)
FIQIH MADZAHIB
(1)
FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN SERANGGA
(1)
FIQIH MADZAHIB HUKUM MEMAKAN TERNAK YANG DIBERI MAKAN NAJIS
(1)
FIQIH QURBAN SUNNI
(1)
FUNGSI ZAKAT FITRAH DAN CARA IJAB QABULNYA
(1)
GAHARU
(1)
GAYA BERDZIKIRNYA KAUM CERDAS KAUM SUPER ELIT PAPAN ATAS
(1)
HADITS DAN ATSAR BANYAK BICARA
(1)
HADITS DLO'IF LEBIH UTAMA DIBANDINGKAN DENGAN PENDAPAT ULAMA DAN QIYAS
(1)
HALAL BI HALAL
(1)
HUKUM BERBUKA PUASA SUNNAH KETIKA MENGHADIRI UNDANGAN MAKAN
(1)
HUKUM BERKURBAN DENGAN HEWAN YANG CACAT
(1)
HUKUM BERSENGGAMA DIMALAM HARI RAYA
(1)
HUKUM DAN HIKMAH MENGACUNGKAN JARI TELUNJUK KETIKA TASYAHUD
(1)
HUKUM FAQIR MISKIN BERSEDEKAH
(1)
HUKUM MEMASAK DAN MENELAN IKAN HIDUP HIDUP
(1)
HUKUM MEMELIHARA MENJUALBELIKAN DAN MEMBUNUH ANJING
(1)
HUKUM MEMUKUL DAN MEMBAYAR ONGKOS UNTUK PENDIDIKAN ANAK
(1)
HUKUM MENCIUM MENGHIAS DAN MENGHARUMKAN MUSHAF AL QUR'AN
(1)
HUKUM MENGGABUNG NIAT QODLO' ROMADLAN DENGAN NIAT PUASA SUNNAH
(1)
HUKUM MENINGGALKAN PUASA RAMADLAN MENURUT 4 MADZHAB
(1)
HUKUM MENYINGKAT SHALAWAT
(1)
HUKUM PUASA SYA'BAN (NISHFU SYA'BAN
(1)
HUKUM PUASA SYAWWAL DAN HAL HAL YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA
(1)
HUKUM PUASA TARWIYYAH DAN 'ARAFAH BESERTA KEUTAMAAN - KEUTAMAANNYA
(1)
HUKUM SHALAT IED DIMASJID DAN DIMUSHALLA
(1)
HUKUM SHALAT JUM'AT BERTEPATAN DENGAN SHALAT IED
(1)
Hukum Bermakmum Dibelakang Imam Yang Tidak Semadzhab
(1)
IBADAH JIMA' (BERSETUBUH) DAN MANFAAT MANFATNYA
(1)
IBADAH TERTINGGI PARA PERINDU ALLAH
(1)
IBRANI
(1)
ILMU MUKASYAFAH (WERUH SAK DURUNGE WINARAH)
(1)
IMAM ABU DAWUD MASUK SURGA GARA GARA MENJAWAB ORANG BERSIN DAN IMAM GHOZALI GARA GARA SEEKOR LALAT
(1)
IMAM YANG CERDAS YANG FAHAM MEMAHAMI POSISINYA
(1)
INDONESIA
(1)
INGAT SETELAH SALAM MENINGGALKAN 1 ATAU 2 RAKAAT APA YANG HARUS DILAKUKAN?
(1)
INOVASI BID'AH OLEH ULAMA' YANG DITUDUH MEMBID'AH BID'AHKAN
(1)
ISLAM
(1)
ISTRI GALAK ADALAH GURU MENJADI WALI ALLAH
(1)
JANGAN GAMPANG MELAKNAT
(1)
JUMAT DIGANDAKAN 70 KALI BERKAH
(1)
KAIFA TUSHLLI (XX) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (III) - MENEPUK MENARIK MENGGESER DALAM SHALAT SETELAH TAKBIRATUL IHRAM
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XV) - SOLUSI KETIKA LUPA DALAM SHALAT JAMAAH FARDU JUM'AH SENDIRIAN MASBUQ KETINGGALAN
(1)
KAIFA TUSHOLLI (I) - SAHKAH TAKBIRATUL IHROM DENGAN JEDA ANTARA KIMAH ALLAH DAN AKBAR
(1)
KAIFA TUSHOLLI (II) - MENEMUKAN SATU RAKAAT ATAU KURANG TERHITUNG MENEMUKAN SHALAT ADA' DAN SHALAT JUM'AT
(1)
KAIFA TUSHOLLI (IV) - SOLUSI KETIKA LUPA MELAKUKAN SUNNAH AB'ADH DAN SAHWI BAGI IMAM MA'MUM MUNFARID DAN MA'MUM MASBUQ
(1)
KAIFA TUSHOLLI (IX) - BASMALAH TERMASUK FATIHAH SHALAT TIDAK SAH TANPA MEMBACANYA
(1)
KAIFA TUSHOLLI (V) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (VI) - TAKBIR DALAM SHALAT
(1)
KAIFA TUSHOLLI (VII) - MENARUH TANGAN BERSEDEKAP MELEPASKANNYA ATAU BERKACAK PINGGANG SETELAH TAKBIR
(1)
KAIFA TUSHOLLI (VIII) - BACAAN FATIHAH DALAM SHOLAT
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XI) - LOGAT BACAAN AMIN SELESAI FATIHAH
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XIV) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XIX) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XVI) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XVII) - BACAAN TASBIH BAGI IMAM MA'MUM DAN MUNFARID KETIKA RUKU'
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XVIII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XX1V) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXI) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXIII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXIX) - BACAAN SALAM SETELAH TASYAHUD MENURUT PENDAPAT ULAMA' MADZHAB MENGUSAP DAHI ATAU WAJAH DAN BERSALAM SALAMAN SETELAH SHALAT DIANTARA PRO DAN KONTRA
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXV) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXVI) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXVII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXVIII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXX) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXXI) - DZIKIR JAHRI (KERAS) MENURUT ULAMA' MADZHAB
(1)
KAIFA TUSHOLLI (XXXII) -
(1)
KAIFA TUSHOLLI (x) -
(1)
KAJIAN TINGKEPAN NGAPATI MITONI KEHAMILAN
(1)
KAPAN ISTRI DAPAT MENGGUNAKAN HARTA DALAM RUMAH SUAMI?
(1)
KEBERKAHAN KEBERKAHAN MERAYAKAN MAULID NABI
(1)
KEBERSIHAN DERAJAT TINGGI DALAM SHALAT
(1)
KEMATIAN ULAMA' DAN AKIBATNYA
(1)
KEPADA ORANGTUA
(1)
KESUNNAHAN TABKHIR EMBAKAR DUPA
(1)
KESUNNAHAN TAHNIK/NYETAKKI ANAK KECIL
(1)
KETIKA HAJAT TERCAPAI SEMBELIHLAH SYAHWAT DAN MENDEKATLAH KEPADA ALLAH
(1)
KETIKA ORANG ALIM SAMA DENGAN ANJING
(1)
KEUTAMAAN ILMU DAN ADAB
(1)
KEWAJIBAN SABAR DAN SYUKUR BERSAMAAN
(1)
KHUTBAH JUM'AT DAN YANG BERHUBUNGAN
(1)
KIFARAT SUAMI YANG MENYERUBUHI ISTRI DISIANG BULAN RAMADHAN
(1)
KIFAROT
(1)
KISAH INSPIRATIF AHLU BAIT (SAYYIDINA IBNU ABBAS) DAN ULAMA' BESAR (SAYYIDINA ZAID BIN TSABIT)
(1)
KISAH PEMABUK PINTAR YANG MEMBUAT SYAIKH ABDUL QADIR AL JAILANIY MENANGIS
(1)
KRETERIA UCAPAN SUNNAH MENJAWAB KIRIMAN SALAM
(1)
KUFUR AKIBAT MENCELA NASAB KETURUNAN
(1)
KULLUHU MIN SYA'BAN
(1)
KURBAN DAN AQIQAH UNTUK MAYYIT
(1)
Kapan Istri Boleh Mengalokasikan Harta Gono Gini Atau Harta Pribadi Suami
(1)
Kasih Sayang Dan Menyejukkan Hati Dalam Sholat
(1)
Keirian Nabi -ﷺ-Yang Beliau Tidak Mengharapkan Ditanyakan Kepada Allah
(1)
LARANGAN MENYINGKAT SHALAWAT NABI
(1)
LEBIH UTAMA MANA GURU DAN ORANGTUA
(1)
MA'MUM BOLEH MEMBENARKAN BACAAN IMAM DAN WAJIB MEMBENARKAN BACAAN FATIHAHNYA
(1)
MA'MUM MEMBACA FATIHAH APA HUKUMNYA DAN KAPAN WAKTUNYA?
(1)
MACAM DIALEK AAMIIN SETELAH FATIHAH
(1)
MACAM MACAM NIAT ZAKAT FITRAH
(1)
MAKAN MINUM MEMBUNUH BINATANG BERBISA MEMAKAI PAKAIAN BERGAMBAR DAN MENJAWAB PANGGILAN ORANGTUA DALAM SHALAT
(1)
MALAIKAT SETAN JIN DAPAT DILIHAT SETELAH MENJELMA SELAIN ASLINYA
(1)
MELAFADZKAN NIAT NAWAITU ASHUMU NAWAITU USHALLI
(1)
MELEPAS TALI POCONG DAN MENEMPELKAN PIPI KANAN MAYYIT KETANAH
(1)
MEMBAYAR FIDYAH BAGI ORANG ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA
(1)
MEMBELI KITAB ULAMA' MENARIK RIZQI DAN KEKAYAAN
(1)
MEMPERBANYAK DZIKIR SAMPAI DIKATAKAN GILA/PAMER
(1)
MENDIRIKAN SHALAT JUM'AT DALAM SATU DESA KARENA KAWATIR TERSULUT FITNAH DAN PERMUSUHAN
(1)
MENGAMBIL UPAH DALAM IBADAH
(1)
MENGHADIAHKAN MITSIL PAHALA AMAL SHALIH KEPADA NABI ﷺ
(1)
MENGIRIM MITSIL PAHALA KEPADA YANG MASIH HIDUP
(1)
MENUTUPI AIB ORANG LAIN DAN MEMANDANG KASIH SAYANG KEPADA PELAKU MAKSIAT DAN DOSA
(1)
MERAWAT JENAZAH MENURUT QUR'AN HADITS MADZAHIB DAN ADAT JAWS
(1)
MUHASABATUN NAFSI INTEROPEKSI DIRI
(1)
MUTIARA HIKMAH DAN FAIDAH
(1)
Manfaat Ucapan Al Hamdulillah
(1)
Membungkuk Rukuk Mencium Lantai Sujud Kepada Makhluk
(1)
Mencaci Mayyit Dapat Menyakiti Kerabatnya Yang Masih Hidup Dan Dapat Menimbulkan Keburukan Keburukan
(1)
NABI DAN RASUL
(1)
NIAT PUASA SEKALI UNTUK SEBULAN
(1)
NISHFU AKHIR SYA'BAN
(1)
ORANG GILA HUKUMNYA MASUK SURGA
(1)
ORANG SHALIHPUN IKUT TERKENA KESULITAN HUJAN DAN GEMPA BUMI
(1)
PAHALA KHOTMIL QUR'AN
(1)
PENGHUNI KUBUR SURGA ATAUPUN NERAKA
(1)
PENIS DAN PAYUDARA BERGERAK GERAK KETIKA SHALAT
(1)
PENYELEWENGAN AL QUR'AN
(1)
PERAWATAN JENAZAH BAG I & II & III
(1)
PERAWATAN JENAZAH BAG IV
(1)
PERAWATAN JENAZAH BAG V
(1)
PERAWATAN JENAZAH BAG VI
(1)
PESAN MBAH HAMID PASURUAN TENTANG KEHIDUPAN
(1)
PREDIKSI LAILATUL QADAR
(1)
PUASA QODLO'
(1)
PUASA SUNNAH 6 HARI BULAN SYAWAL DISELAIN BULAN SYAWWAL
(1)
PUASA SYAWWAL DAN PUASA QADLO'
(1)
Paparan Syuyukh Guru Guru Murobbi Abuya Prof. DR. Sayyid Muhammad 'Alawiy Al Malikiy Al Hasaniy)
(1)
QISHOH ISLAMI
(1)
RAHASIA BAPAK PARA NABI DAN PILIHAN PARA NABI DALAM TASYAHUD SHALAT
(1)
RAHASIA HURUF DHOD PADA LAMBANG NU
(1)
RESEP MENJADI WALI
(1)
SAHABAT QULHU RADLIYYALLAHU 'ANHUM
(1)
SANAD SILSILAH ASWAJA
(1)
SANG GURU ASLI
(1)
SAYYID MUHAMMAD ALAWIY AL MALIKIY AL HASANIY KAYA RAYA NAMUN TETAP ZUHUD
(1)
SEDEKAH SHALAT
(1)
SEDEKAH TAK SENGAJA
(1)
SEJARAH TAHNI'AH (UCAPAN SELAMAT) IED
(1)
SEMBELIHAN
(1)
SERBA SERBI PENGGUNAAN INVENTARIS MASJID
(1)
SETIAP ABAD PEMBAHARU ISLAM MUNCUL
(1)
SHADAQAH SHALAT
(1)
SHALAT DAN FAIDAHNYA
(1)
SHALAT IED DIRUMAH KARENA SAKIT ATAU WABAH
(1)
SHALAT JUM'AT DISELAIN MASJID
(1)
SHOLAT REBO WEKASAN DIANTARA PRO DAN KONTRA
(1)
SILATURRAHMI SESAMA ARWAH
(1)
SILSILAH SYAIKH JUMADIL KUBRA TURGO JOGJA
(1)
SIRAH BABI DAN ANJING
(1)
SIRAH DAN FAIDAH
(1)
SIRAH DZIKIR BA'DA MAKTUBAH
(1)
SIRAH NABAWIYYAH
(1)
SIRAH NIKAH MUT'AH DAN NIKAH MISYWAR
(1)
SIRAH PERPINDAHAN QIBLAT
(1)
SIRAH THAHARAH
(1)
SIRAH TOPI TAHUN BARU MASEHI
(1)
SUHBAH HAQIQAH
(1)
SUM'AH
(1)
SUNNAH MENCERITAKAN NIKMAT YANG DIDAPAT KEPADA YANG DIPERCAYA TANPA UNSUR RIYA'
(1)
SURGA IMBALAN YANG SAMA BAGI PENGEMBAN ILMU PENOLONG ILMU DAN PENYEBAR ILMU HALAL
(1)
SUSUNAN MURAQIY/BILAL SHALAT TARAWIH WITIR DAN DOA KAMILIN
(1)
SYAIR/DO'A BAGI GURU MUROBBI
(1)
SYAIR/DO'A SETELAH BERKUMPUL DALAM KEBAIKKAN
(1)
SYARI'AT DARI BID'AH
(1)
Sedekah Boleh Dibelanjakan Sesuai Keinginan Selama Pemberi Tidak Menentukan Gunanya
(1)
Semua Yang Diperbolehkan Oleh Allah Adalan Sunnah Rasulullah -ﷺ-
(1)
Silsilah Nasab Abuya Prof. DR. Sayyid Muhammad 'Alawiy Al Malikiy Al Hasaniy
(1)
TA'JIL UNIK LANGSUNG BERSETUBUH TANPA MAKAN MINUM DAHULU
(1)
TAAT PADA IMAM ATAU PEMERINTAH
(1)
TAHALLUL CUKUR GUNDUL ATAU POTONG RAMBUT SELESAI HAJI DAN UMROH
(1)
TAKBIR IED MENURUT RASULULLAH DAN ULAMA' SUNNI
(1)
TALI ALLAH BERSATU DAN TAAT
(1)
TATACARA SHALAT ORANG BUTA ATAU BISU DAN HUKUM BERMAKMUM KEPADA KEDUANYA
(1)
TEMPAT SHALAT IED YANG PALING UTAMA AKIBAT PANDEMI (WABAH) CORONA
(1)
TIDAK BOLEH KURBAN DENGAN KUDA NAMUN HALAL DIMAKAN
(1)
TIDAK PERLU TEST DNA SEBAGAI BUKTI DZURRIYYAH NABI -ﷺ-
(1)
TREND SHALAT MEMAKAI SARUNG TANGAN DAN KAOS KAKI DAN HUKUMNYA
(1)
T̳I̳P̳ ̳C̳E̳P̳E̳T̳ ̳J̳A̳D̳I̳ ̳W̳A̳L̳I̳ ̳A̳L̳L̳O̳H̳
(1)
UCAPAN HARI RAYA MENURUT SUNNAH
(1)
UCAPAN NATAL ANTARA YANG PRO DAN KONTRA
(1)
ULANG TAHUN RASULILLAH
(1)
URUTAN SILSILAH KETURUNAN ORANG JAWA
(1)
Ulama' Syafi'iyyah Menurut Lintas Abadnya
(1)
WAJIB BERMADZHAB UNTUK MENGETAHUI MATHLA' TEMPAT MUNCULNYA HILAL
(1)
WAJIB NIAT MASUK WAKTU MAGHRIB HINGGA SEBELUM SUBUH
(1)
YAUMU SYAK)
(1)
ZAKAT DIBERIKAN SEBAGAI SEMACAM MODAL USAHA
(1)
ZAKAT FITRAH 2
(1)
ZAKAT FITRAH BISA UNTUK SEMUA KEBAIKKAN DENGAN BERBAGAI ALASAN
(1)